Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : D1D120026
Kelas : A
Tugas 1 Faktor-Faktor Pembantukan Tanah
Secara umum, faktor pembentuk tanah dibedakan menjadi 5, yaitu iklim,
organisme, bahan induk batuan, topografi dan waktu. Berikut adalah penjabaran
dari masing-masing faktor tersebut :
1. Iklim
Suhu – Disini suhu udara akan mempengaruhi pada kecepatan proses pelapukan
batuan fisik dimana apabila suhu semakin tinggi maka pelapukan akan semakin
cepat, begitu juga sebaliknya apabila suhu semakin rendah, maka pelapukan akan
melambat.
Curah Hujan – Dalam hal ini curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi asam
tanah (pH tanah), dimana pH tanah akan semakin meningkat sehingga akan terjadi
korosi tanah secara kimia.
2. Organisme
Organisme akan membantu proses pelapukan, baik itu pelapukan secara organik
maupun secara kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang terjadi
disebabkan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan). Sedangkan pelapukan
kimiawi adalah pelapukan yang terjadi karena proses kimia seperti batu kapur
yang terlarut oleh air.
Organisme akan membantu dalam proses pembentukan humus. Contohnya disini
adalah pada tumbuhan yang menghasilkan dan menyisakan daun serta ranting
yang berguguran di atas tanah, kemudian menumpuk dan akan membusuk dengan
bantuan mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
Organisme dapat mempengaruhi terhadap jenis vegetasi yang berpengaruh
terhadap sifat-sifat tanah seperti vegetasi hutan yang dapat membentuk tanah
berwarna agak kemerahan.
Unsur kimia yang terdapat pada tanaman akan mempengaruhi sifat fisik tanah.
Contohnya disini adalah jenis pohon cemara akan memberikan unsur kimia seperti
Ca, K dan Mg yang rendah, sehingga tanah yang berada di bawah pohon cemaran
akan memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi daripada tingkat keasaman
tanah yang berada di bawa pohon jati.
3. Bahan Induk
4. Topografi
Topografi atau relief ini juga merupakan faktor erat dalam pembentukan
tanah. Dimana tingkat kemiringan dan sistem drainase dari suatu daerah batuan
yang telah mengalami pelapukan.
5. Waktu
Waktu dapat mempengaruhi sifat fisika, biologi serta kimia dari tanah
yang akan terbentuk, dimana setiap tanah memiliki unsur tersendiri. Semakin tua
tanah tersebut maka kandungan yang ada didalamnya juga akan berkurang.
Mineral dalam tanah yang banyak mengandung unsur hara perlahan akan hilang,
sehingga tinggal kadar mineral yang sulit lapuk seperti kuarsa. Dikarenakan
proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah juga ikut
berubah dan kemudian menjadi beberapa bagian seperti tanah muda, tanah dewasa
dan tanah tua.
Tanah Muda – Tanah muda adalah tanah yang memiliki perbedaan bahan
mineral dan bahan organik yang masih tampak jelas, sehingga bahan induknya
masih terlihat. Biasanya tanah ini terbentuk dalam kurun waktu kurang lebih 100
tahun. Beberapa jenis tanah yang masuk dalam kategori tanah muda antara lain
adalah tanah aluvial, tanah litosol dan tanah regosol.
Tanah Dewasa – Tanah dewasa adalah merupakan hasil dari perkembangan tanah
muda di tingkat yang lebih lanjut yang membentuk horizon B dalam susunan
dekomposisi tanah. Biasanya tanah ini terbentuk dalam kurun waktu sekitar
10.000 tahun. Beberapa jenis tanah yang masuk dalam kategori tanah dewasa
antara lain adalah tanah andosol, tanah grumusol dan tanah latosol.
Tanah Tua – Tanah tua adalah tanah yang sudah mengalami perubahan yaitu
dalam jangka waktu yang panjang sehingga horizon A dan B dapat
dikalsifikasikan menjadi beberapa bagian (A1,A2,A3,B1,B2,B3) yang didasari
dari ciri fisik yang nampak. Beberapa jenis tanah yang masuk dalam kategori
tanah tua antara lain adalah tanah podsol dan tanah laterit.
Proses pembentukan tanah terbagi atas 2 proses yakni pelapukan dan dan
perkembangan profil tanah
C. Horizon Diagnostik
Horizon diagnositik atau horizon penciri dibedakan atas 2 yakni epipedon
dan endopedon.
Epipedon adalah horizon permukan bukan horizon A tetapi dapat
mencakup seluruh horizon A maksudnya epipedon ini merupakan horizon
pembatas anatara horizon O dan horizon A pada tanah namun Epipedon
termasuk bagian atas tanah yang berwarna gelap oleh bahan organik dan /
atau horison eluvial.Hal ini juga dapat mencakup horison B jika horison
eluvial cukup berwarna gelap oleh bahan organik tanah.Semua jenis tanah
biasanya memiliki salah satu dari epipedon., beberapa epipedon yang
umum ditemukan diindonesia adalah molik, umbrik dan ochric.
Horizon endopedon adalah horizon penciri yang berada di tanah bagian
bawah, Horizon diagnostik bawah permukaan digunakan untuk
mengkarakterisasi tanah yang berbeda dalam Taksonomi Tanah . Setiap
horizon diagnostik menyediakan karakteristik yang membantu
menempatkan tanah dalam kelas yang tepat. Tanah A mungkin tidak
memiliki horison diagnostik bawah permukaan . Ada sekitar 20 horison
diagnostik bawah-permukaan , yang meliputi horison argilik , horison
natric , horison kandic , horison oxic, horison spodic , dan horison albic.
D. Sub-sub fase horizon
Mohr dan Baren, dua ahli tanah telah banyak menyumbangkan ilmu
pengetahuannya untuk kepentingan pengembangan pertanian. Penelitan mereka
berdua menghasilkan adanya lima perkembangan horizon tanah. Tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Fase Awal (Initial Stage)
Pada fase ini, tanah belum terbentuk dan masih dalam bentuk batuan yang belum
melapuk.
2. Fase Muda (Juvenile Stage)
Pada fase ini batuan induk sudah mulai melapuk namun partikelnya masih kasar
dan belum halus seperti tanah.
3. Fase Remaja (Virile Stage)
Pada fase ini mineral tanah berasal dari batuan induk yang sudah melapuk sudah
mulai halus. Proses dekomposisi menghasilkan banyak fraksi tanah liat.
4. Fase Tengah Tua (Senile Stage)
Pada fase ini dekomposisi memasuki tahap air dan hanya beberapa jenis mineral
pelikan yang masih utuh atau resisten.
5. Fase Tua (Final Stage)
Fase ini merupakan bagian akhir dari sebuah perkembangan tanah dimana butir
tanah sudah halus dan bisa dibedakan satu sama lain.