Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN BERBAHAN FLEXYBEL PADA


KASUS FREE END

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

EFRAIM ALFA PANIMBA B1G119030


MUH.RIFALDO B1G119042
LUTVIA NURAWALIYAH FAMA B1G119021
DEA SANTI RAMADANI B1G119035
DWI REZKY AMALIYAH B1G119039
AYU LESTARI PUTRI B1G119005

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK GIGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek Laboratorium Lapangan Di


WAWAN DENTAL LABORATORIUM
Disusun Oleh kelompok 6 :

EFRAIM ALFA PANIMBA B1G119030


MUH.RIFALDO B1G119042
LUTVIA NURAWALIYAH FAMA B1G119021
DEA SANTI RAMADANI B1G119035
DWI REZKY AMALIYAH B1G119039
AYU LESTARI PUTRI B1G119005

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing lapangan dan pembimbing institusi
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku Surabaya, 20 Februari 2022

Pembimbing Lapangan /CI Pembimbing Institusi 1 Pembimbing Institusi 2

(Iwan Nirwanto) (Isma Suprapti, M.Kes ) (drg.Magfirah,S.KG)

Mengetahui,
Ketua Prodi D-3 Teknik Gigi Universitas Megarezky Makassar

(Dr. UMAR DG PALALLO, SKM, M.KES)

1
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN........................................................................0


LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................................1
WAWAN DENTAL LABORATORIUM................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................5
1.2 Tujuan......................................................................................................................6
1.3 Manfaat....................................................................................................................6
1.4 Tempat & Waktu Pelaksanaan.................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................7
2.1 Sejarah Flexy Denture..............................................................................................7
2.2 Pengertian Flexy Denture.........................................................................................8
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Flexy Denture..............................................................9
2.4 Komponen flexy denture........................................................................................10
BAB III.................................................................................................................................14
PEMBAHASAN...................................................................................................................14
3.1 Alat yang digunakan pada pembuatan flexy denture..............................................14
3.2 Bahan yang digunakan pada pembuatan flexy denture...........................................19
3.3 Prosedur pembuatan flexy denture.........................................................................22

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT.


Atas segala karunia yang Dia berikan kepada hamba-Nya dan kepada kami
khususnya, sehingga kami bisa menyusun laporang PKL yang dilaksanakan di
Waawan Dental Lab ini. Juga kepada RasulNya, Nabi Muhammad SAW. Kami
ucapkan terima kasih atas segala perjuangan Beliau yang didedikasikan untuk
umatnya.

Laporan ini disusun atas dasar memenuhi persyaratan mengikuti mata kuliah
PKL pada semester genap. Laporan kegiatan ini bertujuan untuk melaporkan
kegiatan-kegiatan PKL yang telah kami lakukan selama 4 minggu. Tentu saja laporan
PKL ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan baik dalam tata cara
penulisan maupun dalam tata bahasanya. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun akan sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki kekurangan
dan kesalahan tersebut kedepannya.

Dengan selesainya laporan PKL ini tidak terlepas dari banyak bantuan dan
dukungan baik ketika melaksanakan kegiatan PKL dan ketika menyusun laporan ini.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan dan bantuan
positif baik secara moril maupun materil dalam kegiatan PKL ini.
2. Ketua Prodi DIII Teknik Gigi Fakultas Kesehatan Universitas MegaRezky
Makassar Umar Dg Palallo, SKM, M.Kes.
3. Bapak ibu dosen serta staff akademi studi DIII Teknik Gigi Fakultas
Kesehatan Universitas MegaRezky Makassar

3
4. Bapak Iwan nirwanto dan para jajaran staff Wawan Dental Lab atas semua
tempat, waktu dan kesempatan untuk menimba ilmu.
5. Teman – teman mahasiswa khususnya Prodi DIII Teknik Gigi yang telah
memberikan semangat serta masukan kepada kami dalam menyelesaikan
laporan ini.
6. Serta banyak pihak lain yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis
sebutkan namanya satu per satu.

Hanya ucapan terima kasih yang bisa kami berikan. Tidak banyak memang,
tetapi semoga Allah memberikan berkah yang banyak bagi kalian di Dunia dan di
Akhirat kelak.

Makassar 07 Maret 2022

Penulis

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan


berbagai upaya kesehatan yang harus di dukung antara lain oleh tenaga
kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Tenaga
kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika yang sesuai dengan
apa yang diperlukan di pelayanan. Untuk mendapatkan tenaga kesehatan
seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan mutu
serta profesionalisme tenaga kesehatan.

Proses pembelajaran DIII Teknik Gigi meliputi pembelajaran teori


dan praktik.Dimana pendidikan Diploma III Teknik Gigi menghasilkan
tenaga pokasional bahwa beban studi pendidikan diploma terdiri dari 40%
teori dan 60 %praktik. Sehubungan dengan hal tersebut ,untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan
pembelajaran baik teori maupun praktik yang efektif dan efisien.

Kegiatan praktik kerja lapangan ini mengacu kepada standard lahan


praktik DIII Teknik Gigi yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan Tahun
2012 .Pembelajaran praktik terdiri dari pembelajaran praktik laboratorium
dan pembelajaran praktik kerja lapangan .pembelajaran praktik kerja
lapangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program
pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang (kognitif), sikap(afektif) dan keterampilan (psikomotor).

5
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktek mahasiswa diharapkan dapat memiliki
pengetahuan dan kemampuan praktik sesuai kompetensi yang ditetapkan.

Tujuan khusus

1. Melaksanakan pengembangan kepribadian, keilmuan dan keterampilan


yang mendasar dalam pekerjaan di laboratorium teknik gigi.
2. Menerapkan konsep dan prinsip pengembangan kepribadian keilmuan
dan keterampilan keahlian bekerja yang mendasari ilmu keteknisian gigi
yang diaplikasikan di laboratorium teknik gigi
3. Mampu mengembangkan sikap profesional dalam praktek di
laboratorium teknik gigi dan menjalin kerjasama yang baik dengan tim
kesehatan.

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan ke dalam dunia kerja di
Dental Laboratorium, menjadi pribadi yang mandiri, dan mengambil
keputusan dalam bekerja.

1.4 Tempat & Waktu Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan setelah mahasiswa menduduki
semester V selama 4 minggu yaitu pada tanggal 4 Februari – 7 Maret 2021.
Kegiatan dilaksanakan dengan ketentuan masuk jam 08.00 – 16.30.00 WIB.

Adapun mahasiswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Wawan


Dental Lab Surabaya.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Flexy Denture2
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau
rahang bawah dan dapat dibuka pasang oleh pasien. Tujuan utama pemakaian
GTSL adalah untuk memulihkan fungsi pengunyahan, bicara dan estetika,
serta mempertahankan kesehatan jaringan mulut yang masih ada . Gigi tiruan
sebagian lepasan dapat dibuat dari aloi metal, resin akrilik dan resin
termoplastik. Gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam merupakan
protesa definitif, terdiri dari aloi Co-Cr sebagai basisnya dan anasir gigi
akrilik yang menempel pada basis tersebut .Dari sudut pandang biomekanika,
GTSL harus mempunyai dukungan, stabilisasi dan retensi. Retensi
didapatkan dari penahan yang ditempatkan pada undercut gigi pegangan.
Penahan merupakan komponen dari GTSL yang mencegah perpindahan
GTSL tersebut menjauhi jaringan. Disebut penahan langsung, ketika
diaplikasikan pada gigi pegangan yang mencegah pergerakan gigi tiruan
sepanjang arah insersinya. Penahan langsung diklasifikasikan menjadi
penahan ekstrakoronal dan intrakoronal. Salah satu contoh penahan langsung
ekstrakoronal adalah cengkeram.
Termoplastik nilon (poliamida) diperkenalkan pertama kali di bidang
kedokteran gigi di era 1950-an. Termoplastik nilon mempunyai sifat fisik
yang tinggi, tahan terhadap panas dan bahan kimia, sehingga nilon
merupakan calon kuat pengganti bahan berbasis logam. Termoplastik nilon
ini tidak mudah patah, berwarna seperti gingiva, dapat dibuat tipis dan dapat
dibentuk sebagai cengkeram.

Cengkeram termoplastik nilon ditempatkan di bagian leher gigi,


dengan mengelilingi gigi dan gingiva. Menurut Ito dkk., penggunaan
termoplastik nilon dapat dikombinasikan dengan GTSL konvensional. Dalam

7
laporan kasusnya, Ito dkk, mengunakan GTSL dengan konstruksi kerangka
berbahan aloi logam, sedangkan cengkeramnya berbahan termoplastik nilon.
Termoplastik nilon merupakan polimer kristalin, karena rantai-rantai
polimernya dapat tersusun teratur dalam tingkatan tertentu yang menyerupai
struktur kristal dalam logam.

2.2 Pengertian Flexy Denture1


GTSL fleksibel merupakan gigi tiruan dengan basis yang
biokompatibel, yaitu nilon termoplastis memiliki sifat fisik bebas monomer
sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi, serta tanpa adanya unsur logam
yang dapat mempengaruhi estetika. Gigi tiruan ini memiliki derajat
fleksibilitas dan stabilitas yang sangat baik, dan dapat dibuat lebih tipis
dengan ketebalan tertentu yang telah direkomendasikan sehingga sangat
fleksibel, ringan dan tidak mudah patah. Desain gigi tiruan fleksibel sangat
simpel, tanpa menggunakan retainer berupa cengkeram kawat atau logam
sebagai retensinya.
Resin nilon bersifat higroskopis yang menyebabkan air mudah
berdifusi dan penetrasi ke dalam rantai polimer. Observasi klinis
penggunaaan nilon sebagai bahan basis gigi tiruan menunjukkan bahwa
penyerapan air yang berlebihan akan melarutkan beberapa komponen
polimer, menyebabkan porositas serta diskolorisasi. OH pasien pemakai gigi
tiruan fleksibel harus tetap terjaga, karea gugus amida (-NH2) pada nilon
termoplastis bersifat hidrofilik, sehingga mudah menyerap air serta rentan
terhadap perubahan pH. Hal tersebut dapat menyebabkan terputusnya rantai
polimer yang berdampak pada kekasaran permukaan. Kondisi tersebut
potensial untuk perlekatan mikroorganisme oportunistik seperti Candida
albicans. OH yang jelek menyebabkan ketidak seimbangan sekresi protein-
protein saliva.

8
Gambar 2.2.1 Flexy denture
( sumber : dokumentasi pribadi )

free-end saddle atau yang biasa disebut dengan gigi tiruan lepasan
bebas (distal extension) Merupakan gigi tiruan yang didukung oleh gigi
penyangga pada bagian anterior dan mukosa pada bagian posterior, yang
terdapat pada klasifikasi Kennedy kelas I dan II, memiliki banyak masalah
jika pembuatannya tidak sesuai.

2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Flexy Denture4


 Indikasi
Gigi tiruan fleksibel pada umumnya diindikasikan untuk kasus –
kasus partial edentulous, dimana masih adanya gigi asli yang tersisa. Hal
tersebut dikarenakan retensi dan stabilisasinya memanfaatkan daerah
undercut pada gigi penyangga dan jaringan disekitarnya. Pada kasus
dimana pasien alergi terhadap akrilik dan logam, maka basis ini
merupakan pilihan utama, karena resin tersebut tidak mengandung residu
monomer. Selain itu, tidak adanya elemen logam yang dapat
menghasilkan produk korosi yang toksik, juga merupakan keuntungan
dari resin tersebut. Keberadaan cengkeram kawat / logam pada protesa
konvensional, umumnya menjadi masalah estetika bagi pasien, sehingga
nilon termoplastis merupakan alternatif utama untuk mengatasi masalah
estetika tersebut.
GTSL fleksibel juga diindikasikan pada pasien – pasien dengan
eksostosis dan memiliki tuberositas ekstrim yang tidak memungkinkan
untuk dilakukan tindakan bedah, maka basis termoplastis dapat
menempati daerah tersebut untuk meningkatkan retensinya. Pada pasien

9
yang memiliki kebiasaan bruxisem, maka desain protesa fleksibel dapat
berperan sebagai stress beaker dan tissue conditioner.
 Kontraindikasi
Kontraindikasi gigi tiruan termoplastis tergantung pada tipe daerah
yang tidak bergigi pada lengkung rahang serta hubungan oklusal ; faktor
anatomis yang dapat mempengaruhi desain dan konstruksi protesa : atau
status kebersihan mulut yang menyulitkan perawatan gigi tiruan fleksibel.
Pada pasien yang tidak toleran terhadap basis yang luas pada daerah
palatum, pasien dengan mukosa diatas tulang alveolar yang bersifat
resilian, pasien yang tidak dapat bekerjasama dengan dokter gigi atau
pasien dengan kebersihan mulut jelek, serta jika terdapat kasus free – end
rahang bawah dengan ekstensi basis ke arah distal disertai kontur ridge
yang tajam.
2.4 Komponen flexy denture
Komponen – komponen yang terdapat pada flexy denture :
a. Basis gigi tiruan
Basis atau sadel adalah bagian gigi tiruan yang menghadap jaringan lunak
untuk memperbaiki kontur jaringan, tempat menempelnya elemen gigi
tiruan, dan menerima dukungan. Basis rahang atas flexi denture terdiri dari
dua jenis yaitu tapal kuda dan palatal plate sedangkan basis rahang bawah
menggunakan lingual plate.
b. Elemen gigi tiruan
Elemen gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan untuk menggantikan
elemen gigi asli yang hilang. Perekatan elemen gigi tiruan ke basis
dilakukan secara mekanik dengan pembuatan lubang diatoric pada elemen
gigi tiruan.
c. Cengkram
Cengkram pada flexi denture tidak menggunakan cengkram tuang atau
klamer tetapi menggunakan bahan flexi denture itu sendiri. Macam –
macam cengkram yaitu :

10
 Cengkram Utama ( Main clasp )
Cengkram ini menutupi beberapa milimeter kontak gigi dan gingiva
untuk retensi dan stabilisasi. Desain cengkram sering terlalu tebal
sehingga kurang nyaman saat gigi tiruan digunakan.

Gambar 2.4.1 Cengkram Utama


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

 Cengkram Circumferential
Cengkram Circumferential digunakan untuk gigi yang berdiri sendiri /
tidak berkontak dengan gigi tetangga dan menempel pada seluruh
permukaan gigi.

Gambar 2.4.2 Cengkram circumferential


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

 Cengkram Continuous Circumferential


Cengkram ini merupakan cengkram yang melibatkan lebih dari satu
gigi yang masih ada.

Gambar 2.4.3 Cengkram continuous circumferential


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

11
 Cengkram Kombinasi
Cengkram ini adalah kombinasi dari cengkram circumferential dan
cengkram utama yang komponennya melalui occlusal table dan
bertindak sebagai rest-seat. Cengkram kombinasi memberikan
stabilisasi dan kekuatan dengan cara menghubungkan komponen
palatal / lingual ke bukal

Gambar 2.4.4 Cengkram kombinasi


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

 Cengkram Spur
cengkram yang berbentuk segitiga mengikuti papilla interdental dan
bertumpu pada undercut abutment.

Gambar 2.4.5 Cengkram Spur


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

 Cengkram Anchor atau Finger


Cengkram Anchor digunakan untuk rahang atas dengan undercut yang
besar pada jaringan lunak

Gambar 2.4.6 Cengkram anchor


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

 Cengkram Splint Wrap – Around

12
Cengkram Splint Wrap - Around diindikasikan pada undercut
abutment yang besar.

Gambar 2.4.7 Cengkram Splint Wrap – Around


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

 Cengkram Reach Around


Cengkram ini harus dibuat tebal sehingga tidak nyaman saat
digunakan.

Gambar 2.4.8 Cengkram reach around


( sumber : repository poltekkes tanjungkarang )

13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Alat yang digunakan pada pembuatan flexy denture
1. Lecron
Alat yang digunakan untuk melakukan modeler malam

Gambar 3.1.1 Lecron


( sumber : dokumentasi pribadi )
2. Pisau gips
Alat laboratorium yang digunakan untuk menghilangkan nodul –
nodul pada model kerja

Gambar 3.1.2 Pisau gips


( sumber : dokumentasi pribadi )
3. Rubber bowl dan spatula
Alat yang digunakan sebagai wadah dan sebagai alat mengaduk
baik bahan cetak maupun bahan tanam

14
Gambar 3.1.3 Rubber bowl
( sumber : dokumentasi pribadi )

4. Kunci L
Alat yang digunakan untuk membuka cuvet pada saat setelah
boiling out dan pada saat deflasking

Gambar 3.1.4 Kunci L


( sumber : dokumentasi pribadi )
5. Cuvet flexi
Alat yang digunakan untuk menanam model kerja untuk
menghasilkan mould space

Gambar 3.1.5 Cuvet flexi


( sumber : dokumentasi pribadi )
6. Sendok cetak
Alat yang digunakan untuk mencetak model kerja maupun model studi

15
Gambar 3.1.6 Sendok cetak
( sumber : dokumentasi pribadi )

7. Bunsen
Alat yang digunakan untuk memanaskan malam pada saat
melakukan waxing up

Gambar 3.1.10 Bunsen


( sumber : dokumentasi pribadi )
8. Kompor dan panci
Merupakan alat yang digunakan sebagai tempat air untuk proses
boiling out, (menghilangkan wax untuk mendapatkan mould space)
Kompor merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pemanasan
daalam proses boiling out atau buang malam

16
9. Micromotor
Alat yang dioperasikan untuk memoles gigi tiruan menggunakan
bantuan mata bur

Gambar 3.1.15 Micromotor


( sumber : dokumentasi pribadi )
10. Mata bur
Merupakan alat yang digunakan untuk memoles gigi tiruan.Mata bur
yang digunakan yaitu
a) Bur Freezer digunakan untuk menghilngkan bagian-bagian yang kasar
dan tajam.

Gambar 2.6 Mata bur


( sumber : dokumentasi pribadi )

b) fissure digunakan untuk memperjelas tep-tepi ggi tiruan flexy

Gambar 2.7 Mata bur


( sumber : dokumentasi pribadi )

17
11. Catridge
Alat laboratorium flexy yang digunakan sebagai wadah bahan
untuk jalan masuk kedalam mould chamber

Gambar 3.1.17 Catride


( sumber : dokumentasi pribadi )

12. Kuas
Alat yang digunakan untuk mengoleskan bahan separator CMS
pada saat setelah boiling out

Gambar 3.1.19 Kuas


( sumber : dokumentasi pribadi )
13. Alat inject
Alat yang digunakan untuk memasukkan bahan kedalam mould space

18
Gambar 3.1.21 Alat inject
( sumber : dokumentasi pribadi )
14. Heating machine
Alat yang digunakan untuk peleburan bahan

Gambar 3.1.22 Heating machine


( sumber : dokumentasi pribadi )
15. Mesin poles
Alat yang digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan protesa

Gambar 3.1.23 Mesin poles


( sumber : dokumentasi pribadi )

19
3.2 Bahan yang digunakan pada pembuatan flexy denture
1. Gips keras
Merupakan bahan yang digunakan untuk mengecor model kerja dan
menanam model didalam cuvet

Gambar 3.2.1 Gips keras


( sumber : dokumentasi pribadi )
2. Wax merah
Merupakan bahan yang digunakan untuk modeler malam dan membuat
sprue

Gambar 3.2.2 Wax merah


Sumber : dokumentasi pribadi
3. Alginat
Bahan yang digunakan sebagai bahan cetak dari model studi maupun
model kerja

20
Gambar 3.2.3 Alginat
( sumber : dokumentasi pribadi )

4. Bahan separator CMS

Bahan pemisah antara gips dan gips maupun gips dan bahan

Gambar 3.2.5 CMS


( sumber : dokumentasi pribadi )

5. Valplast
Bahan termoplastik yang digunakan sebagai basis gigi tiruan

Gambar 3.2.7 Valplast


( sumber : dokumentasi pribadi )

21
6. Gigi artificial
Digunakan untuk menggantikan gigi asli yang hilang

Gambar 3.2.8 Gigi artifisial


( sumber : dokumentasi pribadi )

7. Edel
Digunakan untuk mengkilapkan basis gigi tiruan flexy

Gambar 3.2.10 Edel


( sumber : dokumentasi pribadi )

3.3 Prosedur pembuatan flexy denture


1. Persiapan model kerja

22
Gambar 3.3.1 Persiapan modelkerja
( sumber : dokumentasi pribadi )

2. Duplikasi model
Duplikat model kerja dilakukan menggunakan bahan cetak alginat
kemudian dicor menggunakan bahan tanam gips, setelah model di cor
maka sendok cetak di ketuk untuk menghindari porositas. Setelah model
kerja selesai maka model kerja dihilangkan nodul – nodul menggunakan
pisau gips.

Gambar 3.3.3 Duplikasi model


( sumber : dokumentasi pribadi )

3. Membuat base plate / bite rim


Malam lembaran diletakkan diatas model kemudian di tempelkan
menggunakan pisau malam yang telah di panaskan diatas bunsen. Setelah
malam merah terpasang pada model selanjtnya diberi tambahan malam
berbentuk balok untuk bite rim kemudian dirapikan menggunakan chip
blower

4. Penyusunan gigi artificial

23
Penyusunan elemen gigi tiruan merupakan salah satu yang paling
penting, karena hubungan antara gigi-gigi tersebut dengan gigi yang
masih ada. Setelah gigi artifisial dipasang, model dipotong menggunakan
tang potong sebelum masuk kedalam tahap flashking.

Gambar 3.3.6 Penyusunan gigi artificial


( sumber : dokumentasi pribadi )
5. Flasking
Penanaman dalam cuvet dilakukan dengan mencampurkan bahan
tanam gips keras dengan air kedalam bowl kemudian diaduk. Disamping
itu cuvet diolesi vaseline.

Gambar 3.3.7 Flasking


( sumber : dokumentasi pribadi )
6. Pembuatan sprue

24
Sebelum cuvet antagonisnya dipasang, kita harus terlebih dahulu
membuat sprue dengan menggunakan wax merah yang dipilin kemudian
ditempelkan ke cuvet yang telah ditanami model kerja. Setelah sprue
dipasang, cuvet disatukan dengan antagonisnya kemudian ditutup
menggunakan kunci L sebelum di boiling out.

Gambar 3.3.8 Pembuatan Sprue


( sumber : dokumentasi pribadi )
7. Boiling out
Boiling out dilakukan dengan memasak cuvet selama 15 menit
diatas kompor, terlebih dahulu kita memasak air hingga mendidih lalu
cuvet dimasukkan kedalam. Setelah diangkat, cuvet dibuka kembali
menggunakan kunci L kemudian sisa malam yang ada pada cuvet disiram
menggunakan air bekas pemasakan sebelumnya

8. Pembuatan retensi
Retensi diberikan pada gigi artificial dengan memberi lubang pada
gigi menggunakan mata bur kemudian dilekatkan kembali menggunakan
lem korea. Kemudian pemberian bahan separator CMS untuk
memisahkan gips dengan gips pada saat deflasking

25
Gambar 3.3.10 Pembuatan retensi
( sumber : dokumentasi pribadi )

9. Inject
Inject dilakukan dengan memasukkan bahan valplast kedalam
catridge kemudian ditutup, lalu catridge dimasukkan kedalam heating
meachine untuk peleburan bahan selama 30 menit dengan suhu 290C,
kemudian tabung diangkat dan dimasukkan ke alat inject untuk
melakukan pengepressaan agar bahan masuk kedalam cuvet dan
mencapai mould space

Gambar 3.3.11 Inject


( sumber : dokumentasi pribadi )
10. Deflasking

26
Pengeluaran model dari dalam cuvet yang telah dilakukan inject.
Dikeluarkan menggunakan palu.

Gambar 3.3.12 Deflasking


( sumber : dokumentasi pribadi )

11. Pemotongan sprue


Bur disk digunakan untuk memotong sprue pada protesa

Gambar 3.3.14 Pemotongan sprue


( sumber : dokumentasi pribadi )

12. Finishing

Menghilangkan pinggiran atau kelebihan yang ada pada protesa

27
Gambar 3.3.14 Finishing
( sumber : dokumentasi pribadi )
13. Polishing
Proses mengkilatkn protesa dengan menggunakan mesin poles

14. Hasil akhir

Gambar 3.3.16 Hasil akhir


( sumber : dokumentasi pribadi )

28
29

Anda mungkin juga menyukai