Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGGUNAAN AIR CONDITIONING (AC) GEDUNG


KANTOR PT. CATUR ADITYA SENTOSA

Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


program Stara satu (S1) pada Fakultas Teknik Elektro
Universitas Darma Persada

Oleh :
Haris Adhiyanto
2015210011

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

6.9. Latar Belakang


Penggunaan listrik secara bijak merupakan solusi untuk menghemat
pengeluaran biaya tagihan listrik. Selain itu juga dapat mengurangi pembakaran 2
energi fosil yang menyebabkan pemanasan global bagi bumi, hal ini dikarenakan
energi listrik banyak berasal dari bahan bakar fosil atau batu bara yang bila
digunakan secara terus menerus mengakibatkan semakin tinggi emisi karbon yang
dihasilkan pembangkit listrik.

Penggunaan sistem pendingin semakin meningkat seiring dengan


kebutuhan hidup manusia, dengan pengaplikasian yang sudah melingkupi
berbagai segi aspek kehidupan, mulai dari industri makanan, industri kimia, hotel,
rumah sakit, penerbangan, perlayaran dan lain sebagainya. Salah satu jenis sistem
pendingin yang sering kita temukan adalah pengkondisian udara ruangan yang
disebut juga dengan Air Conditioning (AC).

Air Conditioning (AC) diperlukan untuk meningkatkan aktivitas kerja dan


belajar dengan memberikan kualitas udara dalam ruangan kantor, kuliah,
praktikum, agar nyaman saat berkegiatan. Faktor kenyamanan dalam ruangan
tertutup adalah temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan gerak udara,
tingkat pencahayaan dan bahan dinding yang digunakan pada suatu ruangan
menurut (Lippsmeier, 1980). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kenyamanan termal suatu ruangan yang sudah dijelaskan
sebelumnya ialah dengan penggunaan AC.

Kelembaban udara dalam ruang kelas dan laboratorium adalah salah satu
faktor penyebab ruangan menjadi tidak nyaman apabila ruangan tersebut belum
memenuhi standar, terlebih lagi dengan menggunakan AC.
Berdasarkan surat edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi Nomor SE-01/Men/1978 tentang Nilai ambang batas (NAB) yang
berlaku untuk lingkungan kerja panas di industry adalah kelembaban 65% - 95%
dengan kisaran suhu 26° C - 30° C. Sedangkan menurut ASHRAE (1981) zona
kenyamanan 55% - 74% berada pada kisaran suhu 22° C-26° C dan kelembaban
20% - 70%.

Akhirnya dengan berlandaskan penjelasan dari latar belakang masalah di


atas kemudian muncul ide untuk membuat pengukuran beban pendingin dengan
standar Relative Humidity (RH).

6.9. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, masalah yang
akan di teliti adalah bagaimana cara menentukan pemanfaatan daya ruangan di
Gedung Kantor PT. Catur Aditya Sentosa?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui dan mampu
menganalisis beban pendingin ruangan melalui hasil pengukuran daya
pendinginan dan kelembaban menggunakan alat ukur Thermo Hygrometer dan
Digital Clamp Meter.

4. Manfaat Penelitian

4.1. Manfaat Akademis


Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan kajian studi
teknik elektro dan memberikan sudut pandang baru.

4.2. Manfaat Praktis


Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan, serta
sebagai referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan
tema maupun metode yang sama.
5. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang penulis berikan dalam penulisan tugas akhir
ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur Thermo
Hygrometer dan Digital Clamp Meter.
2. Melakukan pengukuran berdasarkan luas dan kelembaban ruangan.
3. Melakukan pengukuran audit energi mengenai beban pendingin ruangan
pada AC Indoor Unit.
4. Objek ruangan yang digunakan ialah ruang collection, ruang sales, ruang
HRD manajemen, ruang telemarketing, PT. catur aditya sentosa.
5. Pengukuran kelembaban dan arus dilakukan pada jam kerja pada pagi hari
jam 09.00 sampai dengan jam 15.00 dalam keadaan ruangan kosong.

6. Kerangka Teori
6.1. Pengertian Sistem Tata Udara

Sistem tata udara atau penyegaran udara adalah suatu proses untuk
mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang
sesuai dengan ketentuan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu (A.
Wiranto, 1995).

Pengkondisian udara nyaman adalah proses perlakuan terhadap udara


untuk mengatur suhu,kelembaban, kebersihan, dan pendistribusiannya secara
serentak guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh penghuni yang ada
di dalamnya (Jones, W Jerold and Stoecker, F Wilbert, Terj. Supratman Hara,
1994, hal 1).
Sistem penyegaran udara pada umumnya dibagi menjadi dua golongan
utama yaitu :
a. Penyegaran udara untuk kenyamanan Menyegarkan udara ruangan untuk
memberikan kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan
tertentu.
b. Penyegaran udara untuk industri Menyegarkan udara ruangan karena
diperlukan oleh proses, bahan, peralatan atau barang yang ada di
dalamnya.

6.2. Fungsi Sistem Tata Udara


Fungsi sistem tata udara adalah sebagai berikut:

a. Mengatur suhu udara


b. Mengatur sirkulasi udara
c. Mengatur Kelembaban udara
d. Mengatur Kebersihan Udara

6.3. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Sistem Tata Udara

Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu


mempertimbangkan beberapa hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi
maksimal dan efisien :

6.3.1. Penggunaan atau Fungsi Ruang


Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada
dasarnya manusia yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup
tinggi. Kamar tidur yang hanya diisi dua orang berbeda dengan ruang keluarga
yang frekuensi keluar masuk penghuninya cukup tinggi. Semakin banyak
pengguna maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan.

6.3.2. Ukuran Ruangan


Ukuran ruangan menentukan berapa banyak Btu/h (british thermal unit per
hour) atau kecepatan pendinginan. Btu/h adalah kecepatan pendinginan untuk
ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin
besar satu ruangan tentunya akan semakin besar pula Btu/h yang dibutuhkan.
6.3.3. Beban Pendinginan
Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain).
Misalnya dari jumlah penghuni, dan penggunaan penerangan, seperti lampu.
Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus
memilih AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan
juga berasal dari luar. Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas
melalui dinding, atap atau jendela.

6.3.4. Banyaknya Jendela Kaca


Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan
blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70%
14 atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet
untuk mengurangi beban pendinginan.

6.4. Pengertian AC (Air Conditioning)


Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi
pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk
memberikan udara yang sejuk dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi
tubuh. Untuk negara beriklim tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim
panas, pada saat musim panas suhu ruangan tinggi sehingga penghuni tidak
nyaman.
Di lingkungan tempat kerja, AC juga dimanfaatkan sebagai salah satu cara
dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Karena dalam beberapa hal manusia
membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk dapat bekerja secara optimal.
Tingkat kenyamanan suatu ruang juga ditentukan oleh temperatur, kelembapan,
sirkulasi dan tingkat kebersihan udara.
Untuk dapat menghasilkan udara dengan kondisi yang diinginkan, maka
peralatan yang dipasang harus mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban
pendinginan yang dimiliki ruangan tersebut.

6.5. Jenis-Jenis AC (Air Conditioning)


Berdasaran jenis dan nama peralatan yang terpasang, AC dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu:
6.5.1. AC Split
Mesin tata udara jenis ini, terbagi atas dua unit, satu di bagian luar ruangan
(Outdoor Unit) yang berisi kondensor dan kompresor, dan satu di dalam ruangan
(Indoor Unit) berisi evaporator dan kipas udara.

6.5.2. AC Window
AC jenis ini merupakan pendingin yang relatif murah untuk kapasitas kecil
mudah digunakan dan mudah pemasangannya. Kelemahan dari AC ini adalah
penggunaannya yang cenderung menimbulkan kebisingan di dalam ruangan,
karena letak kompresor AC dari ruangan berdekatan.

6.5.3. AC Sentral
Pada AC jenis ini udara dari ruangan didinginkan pada cooling plant di
luar ruangan tersebut, kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali
kedalam ruangan tersebut. AC central ini biasa digunakan di hotel, mall atau
gedunggedung dengan ruangan yang banyak.

6.5.4. Standing AC
Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk kegiatan- kegiatan situasional dan
mobil karena fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti seminar, pengajian
outdoor dsb.

6.6. Komponen Utama Sistem Pendingin


Komponen utama dalam sebuah AC adalah komponen yang berfungsi
untuk mengatur suhu udara, terdiri dari kondensator, kompresor, evaporator, dan
pipa kapiler. Berikut ini penjelasan mengenai pengertian dan fungsi keempat
komponen utama sebagai berikut:
6.6.1. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mengedarkan dan memompakan refrigeran ke
seluruh bagian AC yang cara kerjanya mirip dengan jantung pada manusia.
Kompresor dilengkapi dua buah pipa, yaitu pipa hisap dan pipa tekan serta
memiliki dua tekanan, yaitu tekanan rendah dan tinggi. 

Gambar 2.1. Kompresor

6.6.2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menukar kalor, mengubah wujud refrigeran
dari gas menjadi cair, dan menurunkan suhu refrigeran. Pipa kondensator dibuat
berliku-liku dan dilengkapi sirip. Kondensator diletakkan di luar ruangan agar
dapat melepaskan panas pada refrigeran ke udara bebas.

Gambar 2.2. Kondensor


6.6.3. Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke
refrigeran sehingga refrigeran berubah dari cair menjadi gas setelah melalui pipa
kapiler. Evaporator mengambil udara panas dari ruangan yang kemudian melewati
sirip-sirip pipa sehingga suhunya turun.

Gambar 2.3. Evaporator

6.6.4. Pipa Kapiler


Pipa kapiler juga merupakan komponen yang sangat penting di dalam AC
karena berfungsi menurunkan tekanan dan mengatur aliran refrigeran ke
evaporator. Penurunan tekanan refrigeran menyebabkan suhunya juga ikut turun
dan inilah yang menyebabkan udara yang keluar dari AC bersuhu rendah.

Gambar 2.4. Pipa Kapiler

6.11. Prinsip Kerja Air Conditioning (AC)


Kompresor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat
untuk memampatkan fluida kerja (refrigerant), jadi refrigerant yang masuk ke
dalam kompresor AC dialirkan ke kondensor yang kemudian dimampatkan di
kondensor. Di bagian kondensor ini refrigerant yang dimampatkan akan berubah
fase dari refrigeran fase uap menjadi refrigeran fase cair, maka refrigerant
mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigeran.
Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondensor adalah jumlah dari energi
kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaporator dari
substansi yang akan didinginkan. Pada kondensor tekanan refrigerant yang berada
dalam pipa-pipa kondensor relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
refrigeran yang berada pada pipa-pipa evaporator.

Prinsip pendinginan udara pada AC melibatkan siklus refrigerasi, yakni


udara didinginkan oleh refrigerant / pendingin (freon), lalu freon ditekan
menggunakan kompresor sampai tekanan tertentu dan suhunya naik, kemudian
didinginkan oleh udara lingkungan sehingga mencair. Proses tersebut diatas
berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu siklus yang disebut siklus
pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor dari udara dan
membebaskan kalor ini ke luar ruangan.

6.8. Digital Clamp Meter


Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel
konduktor yang dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang penjepitnya
(Clamp) tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal listriknya.
Dengan demikian, kita tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan
diukur, cukup dengan ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang akan
diukur.Pada umumnya, Tang Ampere (Clamp Meter) yang terdapat di pasaran
memiliki fungsi sebagai Multimeter juga. Jadi selain terdapat dua rahang penjepit,
Clamp Meter juga memiliki dua probe yang dapat digunakan untuk mengukur
Resistansi, Tegangan AC, Tegangan DC dan bahkan ada model tertentu yang
dapat mengukur Frekuensi, Arus Listrik DC, Kapasitansi dan Suhu.

6.9. Pengertian Suhu dan Kelembaban


6.9.1. Pengertian Suhu
Suhu adalah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan panas kebenda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda
lain.

6.9.2. Pengertian Kelembaban


Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini
dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif.Alat untuk mengukur kelembapan disebut
higrometer.Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).

Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung p


ada beberapa factor sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan
molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan
kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke
benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer. 8
Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas disebut
thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan thermometer bola
kering dan thermometer bola basah. Suhu dan kelembaban udara sangat
erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga
akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi,
memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi
bergelombang karena naik turunnya suhu udara.
b. Kuantitas dan kualitas penyinaran Kualitas intensitas
Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi
pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme.
c. Pergerakan angin
Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat
pegangkatan uap air menggempul diudara.
d. Tekanan udara
Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakaan angin.
e. Vegetasi
Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi tingkat
kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu
penghasil uap air melaui proses transpirasi.
f. Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah)
6.10. Alat Pendeteksi Suhu dan Kelembaban
6.10.1. Thermo Hygrometer

Measuring temperature range: -50C~70C


(-58F~158F)

Measuring humidity range: 10%RH~99%RH

Accuracy: 1° C

Humidity display resolution of 1%

Temperature measurement accuracy of 5%

Selectable temperature unit: C or F

Recording MAX/MIN temperature and


humidity value automatically

Dimensions: 10 X 11 cm

Power Supply: 1.5V

Battery Type: AAA Battery

Thermo hygro adalah sebuah alat yang menggabungkan antara fungsi


termometer dengan hygrometer yaitu alat untuk mengukur suhu udara dan
kelembaban, baik di ruang tertutup ataupun di luar ruangan..Ukurannya beragam,
ada yang sedikit lebih besar dari korek gas, ada pula yang seukuran telepon
genggam.Pada umumnya kita lebih mengenal termometer daripada hygrometer,
karena fungsinya sebagai pengukur suhu sering dipakai dalam dalam kehidupan
sehari-hari.

Sedangkan hygrometer relatif jarang terdengar bagi orang awam karena ia


hanya berguna untuk mengukur kelembaban udara baik di dalam maupun di luar
ruangan. Alat thermohygrometer ini dapat dipakai untuk mengukur suhu udara
dan kelembaban baik di ruang tertutup maupun diluar ruangan.

6.11. Standar Relative Humidity


Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah perbandingan antara
jumlah uap air yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah
kandungan uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut.
Kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50%, tetapi untuk
ruangan yang jumlah orangnya padat seperti ruang pertemuan, ruang kelas, dan
laboratorium kelembaban udara relatif masih diperbolehkan berkisar antara 55% ~
60% (SNI 03-6572-2001).
7. Metode Penelitian
7.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengukuran beban pendingin ruang dilaksanakan di Gedung Teknik


Universitas Darma Persada. Waktu pengukuran dilaksanakan pada bulan Mei
2021 s/d Juni 2021.

7.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran beban pendingin ruang
antara lain :

Data dan spesifikasi Air Conditioning (AC) yang digunakan dalam penelitian.
1. Merk AC : Panasonic
2. Type AC : Split
3. Power Source : 1-Phase 220-240 Volt ; 50 Hz
4. Cooling capacity : 9000 Btu/h, 12000 Btu/h, …

Alat : Bahan :
1. Cutter 1. Air Conditioning (AC) split
2. Insulate Tape Sharp dan Panasonic
3. Digital Clamp Meter
4. Thermo Hygrometer
5. Smart phone
7.3. Metodologi Pengumpulan Data

Metode penelitian studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian


yang penelahaannya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam,
mendetail, dan komprehensif. Penelitian studi kasus ini biasa dilakukan pada
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Langkah-langkah dalam pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah:

7.4. Pengukuran

Pengumpulan data dan pengukuran beban pendingin ruang dilakukan di


Gedung Fakultas Teknik Universitas Darma Persada dengan menggunakan alat
ukur Thermo Hygrometer dan Digital Clamp Meter.

7.5. Studi Literatur

Langkah-langkah pengumpulan data dengan menelusuri teori-teori yang


berhubungan dengan permasalahan penelitian yang bersumber dari studi pada
penelitian-penelitian sebelumnya, diskusi, buku, jurnal, dan artikel internet serta
jurnal-jurnal yang terkait yang dapat mendukung pemecahan masalah dalam
penelitian ini.

7.6. Metodologi Analisis

Analisis data dalam suatu penelitian sangat penting, karena dengan analisis
data nantinya dapat diambil kesimpulan akhir. Analisis adalah suatu penyelidikan
terhadap suatu peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan
terhadap objek penelitian.

8. Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir terbagi dalam lima bab yang diuraikan secara
terperinci. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang
latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, metodelogi penulisan, dan
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan pustaka ini mencakup teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian, termasuk cara pengukuran dan
perhitungan. Adapun teori-teori tersebut meliputi
penjelasan mengenai Sistem Tata Udara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi penelitian ini menguraikan langkah-langkah
penelitian yang hendak di tempuh, meliputi penetapan
tempat dan waktu penelitian, metode penulisan, dan
penyusunan laporan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Bagian ini berisi tentang analisa hasil penelitian dan
pembahasan mengenai penelitian yang telah dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bagian penutup ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas
hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wiranto. H.Saito. 1991. Penyegaran Udara. Edisi keempat.


PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2001. SNI 03-6572-2001 Tata Cara


Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan
Gedung. Jakarta

Stoecker, Wilbert F. & J.W. Jones, 1996, Refrigerasi dan Pengkondisian


Udara, Cetakan ke-5. Penerbit Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai