NIM : 042201402
Mata Kuliah : Administrasi Pertanahan
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Soal
1. apa yang dimaksud tentang Catur Tertib Pertanahan!
Dasar hukum Catur Tertib Petanahan adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
7 tahun 1979 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) 1978/80-
1983/84. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1979 tentang Rencana
Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) 1978/80-1983/84 pada Pasal 1
menyebutkan bahwa rencana pembangunan selama tahun 1978/80-1983/84 yang termuat
dalam lampiran merupakan bagian dari pola dasar pembganunan nasional yang di dalamnya
tercantum Catur Tertib Pertanahan. Catur Tertib Pertanahan yang menjadi landasan dalam
melaksanakan penatataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemeliharaan
tanah ini berisi kebijaksanaan untuk :
- Tertib hukum
Yaitu tiap-tiap bidang tanah diberikan jaminan kepastian hukum tentang kepemilikan hak
atas tanah yang memiliki hubungan hukum yangsah dengan tanah yang bersangkutan
menggunakan dokumen yang dibuat menurut peraturan perundangan yang berlaku.
- Tertib administrasi
Berupa upaya memperlancar usaha masyarakat terkait pelayanan di bidang agraria agar
pelayanan dapat lancar, tertib, murah, cepat, dan tidak berbelit-belit dengan berdasarkan
pelayanan umum yang adil dan merata.
- Tertib Penggunaan Tanah
Tertib penggunaan tanah adalah memastikan bahwa tanah harus benar-benar digunakan
sesuai dengan kemampuannya untuk sebesar-besarnya kemamkuran rakyat, dalam hal ini
terkait peruntukannya yang tidak terlepas dengan memperhatikan kondisi kesuburan dan
potensi pengembangan kemampuan tanah. Dengan fokus penggunaan secara optimal
serasi dan seimbang, pemanfaatan di daerah perkotaan yang menciptakan suasana aman,
tertib, lancar, dan sehat serta tidak terdapat konflik kepentingan antar sektor terkait
peruntukannya.
- Tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup
Mengupayakan keterkaitan tanah dalam kelangsungan lingkungan hidup, memastikan
pemberian hak pemanfaatan/penggunaannya melaksanakan kewajiban terkait
pemeliharaan dan lingkungan hidup.
Pada dasarnya catur tertib pertanahan mengatur agar upaya pembangunan dan kebijakan
pemerintahan yang bersinggungan dengan urusan pertanahan memperhatikan 4 aspek catur
pertanahan tersebut, sehingga program pemerintah selanjutnya melaksanakan prinsip-prinsip
tersebut.
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam pengadilan landreform dan
kewenangannya ?
Pengadilan Landreform Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang timbul dalam
melaksanakan peraturan-peraturan Landreform, yang dianggap perlu dilakukan secara
cepat agar tidak menghambat program diperlukan badan pengadilan tersendiri dengan
susunan, kekuatan dan acara yang khusus. Dengan UU No. 21 tahun 1964, dibentuklah
pengadilan Landreform. Pengadilan landreform terdiri atas pengadilan landreform pusat
dan pengadilan-pengadilan landreform daerah yang tempat kedudukannya dan daerah
hukumnya ditetapkan oleh menteri kehakiman atas usul menteri agraria. Kewenangan
landreform, pengadilan landreform berwenang mengadili perkara-perkara landreform
yaitu perkara-perkara perdata, pidana, ataupun administratif yang timbul dalam
melaksanakan peraturan landreform 9 pasal 2 ayat
3. Tata Cara Pengadaan Tanah Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006
Adapun mekanisme pengadaan tanah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2012 jo Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 ini sebagai berikut :
a. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh
pemerintah/pemerintah daerah dilaksanakan dengan cara pelepasan/ penyerahan hak
atas tanah dan dilakukan berdasarkan prinsip penghormatan hak atas tanah dan juga
pengadaan tanah melalui pencabutan hak atas tanah.
b. Pengadaan tanah selain bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum
oleh pemerintah/pemerintah daerah dilakukan dengan cara jual beli, tukar-menukar,
atau cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
c. Pembanguan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan oleh
pemerintah/pemerintah daerah meliputi berikut ini:
- Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, ataupun di ruang bawah
tanah), saluran air minum/air bersih, serta saluran pembuangan dan sanitasi.
- Waduk, bendungan, bendungan irigasi, dan bangunan pengairan lainnya.
- Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal.
- Fasilitas keselamatan umum, seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir,
lahar, dan lain-lain bencana.
- Tempat pembuangan sampah
- Cagar alam dan cagar budaya.
- Pembangkit, transmisi, dan distribusi tenaga listrik.
d. Pengadaan tanah yang terletak di 2 wilayah kabupaten/kota atau lebih dilakukan
dengan bantuan panitia pengadaan tanah provinsi yang dibentuk oleh gubernur.
e. Pengadaan tanah yang terletak di 2 wilayah provinsi/lebih dilakukan dengan
bantuan panitia pengadaan tanah yang dibentuk oleh menteri dalam negeri yang
terdiri atas unsur pemerintah dan unsur pemerintah daerah terkait.
f. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum
dilakukan melalui musyawarah dalam rangka memperoleh kesepakatan.
g. Dalam hal kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum tidak dapat
dialihkan/dipindahkan secara teknis tata ruang ke tempat/lokasi lain, musyawarah
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 120 hari kalender terhitung sejak
tanggal undangan pertama.
h. Apabila terjdi sengketa kepemilikan setelah penetapan ganti rugi, panitia
menitipkan ganti rugi kepada pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi
lokasi tanah yang bersangkutan.
i. Dasar penghitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas berikut ini :
- Nilai jual objek pajak (NJOP) atauu nilai nyata/sebenarnya dengan
memperhatikan nilai jual objek pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian
lembaga/tim penilai harga tanah yang ditunjuk oleh panitia.
- Nilal jual bangunan yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung
jawab di bidang bangunan.
- Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab
di bidang pertanian.
D. TATA CARA PENGADAAN TANAH BERDASARKAN PERATURAN KEPALA BPN
NO. 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KEPALA BPN TENTANG KETENTUAN
PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN NO.36 TAHUN 2005 TENTANG
PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN
PRESIDEN NO.65 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PRESIDEN NO. 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI
PELAKSANAAN PEMBANGUNAAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM, UU NO. 2
TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM, SERTA PERATURAN PRESIDEN NO.71 TAHUN 2012
PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN
NO.36 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Sumber :
https://christiangamas.net/catur-tertib-pertanahan/Diakses 25 Mei 2022 Pukul 13.40 WIB
ADPU 4335/ Administrasi Pertanahan/Edisi 3