Disusun Oleh:
41203200004
BREBES
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
ABSTRAKSI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
PENGEMASAN……………………………………………………...6
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
2
ABSTRAKSI
Hasil pertanian baik bahan baku maupun bahan setengah jadi, memiliki batas
ketahanan sebelum akhirnya mengalami pembusukkan. Hal ini berkaitan dengan karakter
fisiknya yang berbeda dengan karakter fisik produk industri. Salah satu alternatif yang bisa
dilakukan agar produk tetap segar ketika diberikan kepada konsumen yakni dengan
pengepakan. Jenis bahan pengemasan yang digunakan bisa berupa plastik, kaca, kertas, dan
sterofoam. Dalam hal ini, terdapat beberapa teknik pengemasan umum seperti vakum dan
tekan. Dari hasil uji permeabilitas, diketahui bahwa permeabilitas plastik polipropien lebih
baik dari plastik polietilen. Untuk membuktikannya, dilakukan uji terhadap kangkung dimana
hasil menunjukkan bahwa yang berbeda dari permeabilitas pada kemasan polipropilen dan
polietilen berdampak pada berat, warna, dan tekstur daun kangkung. Sedangkan pada suhu
dingin, plastik polipropilen lebih relevan digunakan daripada plastik polietilen sebagai bahan
kemasan.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sayur dan buah baiknya disimpan pada suhu dingin ataupun suhu rendah yang
berkisar antara 10-15 derajat celcius. Cara ini memang tergolong efektif untuk menghambat
kerusakan, terutama dalam pertumbuhan mikroba. Namun paa hakekatnya, apabila buah dan
sayur disimpan dalam keadaan dingin terutama pada jenis buah dan sayur tertentu seperti;
nanas, pisang, papaya, apel, dan jenis sayuran asparagus, tomat, dan lainnya akan menalami
perubahan secara fisik karena kerusakan akibat suhu rendah yang terjadi karena jaringan buah
dan sayur tersebut berubah melemah dimana metabolisme yang berjalan tidak normal.
Proses fisik dan biokimia dalam sel buah dan sayur yang mengalami gangguan fungsi,
dapat mengakibatkan permukaan buah dan sayur mengalami luka yang dikenal juga dengan
istilah chilling injury symtomps. Oleh karena itu, penyimpanan sayur dan buah baiknya juga
diimbangi dengan teknik pengemasan yang tepat agar buah dan sayur yang disimpan dapat
tetap segar.
Packing atau pengemasan merupakan salah satu cara pengawetan suatu bahan, karena
pengemasan dapat memperpanjang daya simpan bahan tersebut dimana pengemasan dapat
membantu mencegah atau mengurangi resiko terjadinya kerusakan-kerusakan atau
kontaminasi lain terhadap bahan yang dikemas atau dibungkusnya.
Memasuki jaman yang semakin maju atau dapat dikatakan dengan generasi 4.0 ini,
masalah kemasan menjadi salah satu bagian dalam keseharian bermasyarakat terutama dalam
hubungannya dengan produk pangan. Pengemasan juga berkembang dengan pesat menjadi
bidang ilmu dan teknologi yang semakin canggih.
Ruang lingkup pengemasan juga sudah sangat luas bahkan bahan yang digunakanpun
bervariasi seperti dari bahan kertas, plastik, logam, gelas, fiber, hingga bahan-bahan
dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi mulai dari kemasan botol, kaleng,
box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung, hingga kemasan
4
aktif dan pintar yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan didalam kemasan sesuai
dengan kebutuhan produk.
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk
dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara
umum, fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah:
Adanya kemasan juga dapat memunculkan peluang penyalahgunaan oleh produsen untuk
menutupi kekurangan mutu atau kerusakan produk, melakukan propaganda terhadap produk
yang menjurus kepada pemalsuan / cara yang tidak professional.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengemasan berfungsi untuk menempatkan hasil pasca panen atau produksi industri
dengan tujuan memuudahkan proses penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi. Desain
pengemasan perlu diperhatikan agar memiliki daya tarik konsumen. Namun disamping itu,
penentuan dalam fungsi perlindungan dari pengemasan dengan tetap memerhatikan aspek-
aspek berikut:
b. berdasarkan struktur system kemas, klasifikasi kemasan dibagi menjadi; kemasan primer
(pewadahan langsung terhadap produk), kemasan sekunder (kemasan pelindung yang
6
membungkus kemasan utama), kemasan tersier (kemasan pelindung dalam proses
pengangkutan, biasanya lebih besar dan lebih kuat dari kemasan yang terdapat didalamnya).
e. berdasarkan kesiapan pakai, klasifikaasi kemasan dibagi menjadi; kemasan siap pakai
(sudah siap isi/tidak perlu dirakit), kemasan lipatan (perlu perakitan, mudah dibentuk).
Dalam penentuan penggunaan bahan kemas, pemilihan jenis kemasan yang sesuai
dengan produk pangan juga memiliki berbagai karakteristik jenis bahan yang tentunya
dengan kualitas ketahanan yang berbeda, seperti;
1. Kemasan kertas
2. Kemasan gelas
3. Kemasan logam (kaleng)
4. Kemasan plastik
5. Kemasan komposit (kertas/plastik)
Kemasan plastik merupakan salah satu jenis kemasan yang paling sering digunakan.
Selain untuk mengemas langsung bahan pangan, plastik juga seringkali digunakan sebagai
pelapis kertas. Jenis kemasan plastik yang termasuk untuk kemasan bahan pangan yakni; PET
(Poly Ethylene Theraphalate), Nylon (gabungan dari PET dan OPP), OPP (Oriented Poly
Propylane), PVC (Poly Vinyl Citrid), PO (Poly Olyvin), PE (Poly Ethylene), PP (Poly
Propylene). Untuk bahan pangan seperti buah dan sayur sendiri, jenis plastik yang sering
digunakan adalah plastik wrapping dengan jenis bahan poly ethylene dimana plastik wrapping
biasanya dikombinasi dengan Styrofoam sebagai wadah dari buah dan sayur segar di era
modern ini.
Dari jenis bahan plastik untuk produk pangan yang sudah disebutkan diatas, terdapat
beragam jenis bahan plastik begitu pula dengan teknik pengemasan produknya, seperti;
7
teknik pengemasan dengan heat sealer/hand sealer, pengemasan dengan vacuum packaging,
dan pengemasan dengan alat bertekanan.
8
BAB III
PENUTUP
Dalam proses pengemasan, terdapat berbagai macam jenis bahan pengemasan dengan
kelompoknya yang memiliki kriteria masing-masing disetiap bahannya. Tentukan kualitas
bahan yang sesuai dengan produk yang akan dikemas. Pada jaman modern ini, khususnya
untuk sayur dan buah penulis memilih kemasan Styrofoam dibalut plastik wrapping sebagai
bahan pengemas dalam penyimpanan suhu ruang maupun suhu dingin.
9
DAFTAR PUSTAKA
Mareta Tio Dea, A Nur Shofia. 2013. http://media.neliti.com. Pengemasan produk sayuran.
Diakses pada tanggal 11 Juni 2022 pukul 16.00 WIB
10