Anda di halaman 1dari 7

Contoh Makalah Teater -SeniBudaya-

MAKALAH

Disusun oleh :

Faiye Hendri Pamungkas

Guru Pembimbing       : Sutardi, S.Pd


SMK NEGERI JUMANTONO

Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
karya ilmiah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Teater” yang dimana tugas ini ditujukan untuk menyelesaikan tugas
Sekolah Menengah Kejuruan kami dengan mata pelajaran kami tentang Seni Budaya. Meskipun banyak hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami telah berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang juga sudah memberikan bantuan kepada kami baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami berharap
semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yan berguna bagi kita bersama.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat
bagi pembaca pada umummnya.

Jumantono,     Agustus 2016

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi           …………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….. 1

1.3 Tujuan         …………………………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

1.4 Pengertian Teater……………………………………………………………………………… 2

1.5 Sejarah Perkembangan Teater di Dunia……………………………………………….. 3

1.6 Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara…………………………………………..


BAB III PENUTUP

1.7 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………..

1.8 Saran           ……………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan), melainkan berfungsi pula sebagai
kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang mensyaratkan kebersamaan, waktu, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan
utama kehadiran teater sejak ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun selalu hadir dengan
persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut teater jika ada
keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan komunitas (penonton). Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan
melahirkan “peristiwa teater”.

 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teater?


2. Bagaimana sejarah perkembangan teater di dunia?
3. Apa saja jenis-jenis Teater Tradisional di Nusantara?

 Tujuan

1. Menyelesaikan Tugas sekolah tentang Seni Budaya


2. Memberikan Informasi mengenai tentang Sejarah Perkembangan Teater.

BAB II
PEMBAHASAN

 Pengertian Teater

Kata “Teater” berasal dari kata yunani kuno yakni theatron, yang dalam bahasa inggris seeing place dan dalam bahasa
Indonesia “tempat untuk menonton” adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan
penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
Teater merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsure utama
yang menyatakan dirinya yang mewujudkan dalam suatu karya seni pertunjukan (pementasan) yang didukung dengan unsur
gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita (lakon).

Beberapa macam arti teater:

1. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.


2. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
3. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan
media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian,
dan sebagainya.

 Sejarah Perkembangan Teater di Dunia


1. Teater Yunani Klasik

Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 Tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa
atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang
disebutAmphiteater. Ribuan orang mengujungi amphiteater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater
terbaik. Naskah lakon teater  Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog diantara para
karakternya.
Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:

 Pertunjukan dilakukan di Amphiteater


 Sudah menggunakan naskah lakon
 seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan
lebih dari satu tokoh.
 Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut,dan kasihan serta cerita komedi yang lucu,
kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu
 Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator (pemain yang
menceritakan jalannya pertunjukan).

Pengarang teater Yunani Klasik Yaitu :

 Aeschylus(525-SM.) Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh prontagonis dan antagonis mampu menghidupkan
peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri dari Agamennon , The Libatian Beavers, dan The Furies.
 Shopocles (496-406 SM.) Karya yang terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus at Colonus, Antigone.
 Euripides (484-406 SM) Karya-karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops.
 Aristophanes (448-380 SM)Penulis naskah drama komedi, karyanya yang terkenal adalah Lysistrata, The Wasps, The
Clouds, The Frogs, The Birds.
 Manander (349-291 SM.) Manander menghilangkan Koor dan menggantinya dengan berbagai watak, misalnya watak
orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong dan sebagainya.
Karya Manander juga berpengaruh kuat pada jaman Romawi Klasik dan drama komedi jaman Renaisans dan

1. Teater Romawi Klasik

Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM. Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus,
seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya
terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun mengalami konversi  dalam penggarapan
dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat Romawi dengan ciri-ciri sebagi berikut :

 Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.
 Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
 Karekteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda
yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
 Seluruh adegan terjadi di rumah,  di jalan dan di halaman.

Bentuk – bentuk pertunjukan yang terkenal di Zaman Romawi Klasik adalah:

 Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca ( 4 SM-65 M).
 Farce Pendek. Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang
terkenal.
 Mime muncul di zaman Yunani sekitra abad 5 SM dan kemudian masuk Romawi sekitar tahun 212 SM.

Bentuk pertunjukan teater tertua pada zaman teater Romawi Klasik  ini ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
 Selalu menggunakan tokoh yang sama, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan
rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu.
 Plot cerita  berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut dimana musik dan tari menjadi unsur
penting dalam menjaga   jalannya cerita.
 Menggunakan Setting suasana  alam pedesaan.

Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti  dengan kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah
terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta  munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi
tahun 533.

1. Teater Zaman Elizabeth

Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung
ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk dihampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses
sehingga banyak gedung sejenis dibangun disekitarnya.salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung
3.000 penonton. Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama terkenal dari inggris yang
hidup dari tahun 1564 sampai tahun1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Beberapa ceritanya
melakukan monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ciri-ciri
teater zaman Elizabeth adalah:

 Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat.


 Tempat adegan ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
 Tokoh wanita dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
 Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
 Menggunakan naskah lakon.
 Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang keklasik-
klasikan.

1. Teater Abad 20

Seiring dengan perkembangan waktu. Kualitas pertunjukan teter dianggap semakin menurun dan membosankan. Hal ini
mendorong para pemikir teater untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah ada. Pada
awal abad 20 inilah istilah teater Eksperimental berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang,
sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada produksi pertama. Lepas dari hal
itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh seniman teater modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha
tersebut mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan. Gaya penampilan pertunjukan teater
secara mendasar dibagi ke dalam tiga (3) gaya besar yaitu; Presentasional, Representasional (Realisme), dan Post-Realistic.

 Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara

1. Teater Sumatra

 Bangsawan 

Teater Bangsawan Merupakan teater tradisional dari pulau Sumatra dengan latar belakang budaya Melayu. Teater ini banyak
menyerap teknik teater Bara.  Hal ini dapat dilihat pada pertunjukan nya yang selalu menggunakan panggung meskipun di saat
pementasan dilakukan di ruang terbuka.  
Teater Bangsawan untuk pertama kalinya diperkenalkan di Malaya pada tahun 1870 oleh perkumpulan teater India yang
dinamakan wayang persi. Kemudian menyebar dan masuk ke indonesia dan disebut bangsawan karena lakon semula
mengenai sebuahkeluara ningrat. Ciri khas Bangsawan adalah cara pementasannya. Penyajiannya dalam bentuk dialog
menggunakan pantun empat bait, syairnya dinyanyikan oleh pemain.

 Makyong 
Makyong merupakan teater yang berasal dari Riau. Lakon Makyong menggambarkan perjuangan seorang putra mahkota
dalam mencapai cita-citanya serta bertahan dari kerasnya kehidupan. Di dalam penyajiannya , Makyong menggunakan tari dan
lagu untuk menyampaikan maksud tertentu. Pementasanya biasanya dalam bentuk komedi atau melodrama. Makyong bisa
dipentaskan pada siang atau malam hari di ruang ruang terbuka. Iringan musiknya terdiri atas gendang,seruai,rebab,gong,dan
mong mong (gong kecil). Semua pemain menggunakan topeng dan hampir semuanya perempuan kecuali peran pelawak
(tokoh Awang dan temanya).

 Randai

Randai merupakan teater dari sumatra barat dan mendapat pengaruh dari basijobang, tonil Belanda, dan Komidi bangsawan.
Terbentuknya teater Randai dimulai dari sebuah kelompok Komidi bangsawan yang pada tahun 1932 memutuskan untuk
menyempurnakan basijobang dengan unsur tonil belanda serta seni pencak silat setempat.

 Bakaba

Bakaba merupakan teater yang berasal dari sumatra barat. Teater ini dituturkan oleh tukang kaba dalam bentuk prosa liris
yang didendangkan (dilagukan)  dengan diiringi alunan musik rebah atau kecapi, saluang (suling). Untuk menggelar kaba
sekurang kurangnya harus ada dua tukang kaba ,seorang penyanyi yang berserita,dan seorang lagi sebagai pengiring musik.
Kaba biasanya dipentaskan sebagai bagian dari upacara perkawinan, menempati rumah baru,panen , dan sebagainya. Waktu
pementasan terjadi interaksi dengan penonton.

1. Teater Jawa Barat

 Ubrug

Teater Ubrug berasal dari Banten. Dalam penyaiannya,teater ini menggunakan iringan gamelan slendro dan gong
gubyung. Lakon yang dimainkan bersumber dari kehidupan sehari hari . Lakon yang sering dimainkan,antara lain
Di Jampang, Si Pitung, Sakam,Dalam Bonceng, dan Jejaka Pancak.

2) Longer
Teater Longer Berasal dari sumedang. Teater inimuncul pada tahun 1939. Di dalam pementasanynya, teater Longer
menampilkan adegan humor (lawakan),Drama (sandiwara),dan tarian rakyat (tari silat).

1. Teater Jakarta

 Lenong

Teater Lenong merupakan teater populer dari Jakarta. Dalam Pertunjukan nya terdapat unsur cerita (drama), tari, nyanyi, dan
pencak silat. Panggung dalam tatanan modern sudah diterapkan seperti penggunaan properti kursi dan meja. Lakon atau
ceritanya bersumber dri kehidupan masyarakat setempat. Terdapat dua jenis Lenong, yaitu Lenong Dines dan Lenong
Preman.

 Topeng Betawi

Dalam pementasanya,Topeng betawi pada umumnya diawali dengan tarian yang dibawakan oleh penari perempuan.
Dilanjutkan dengan dialog dialog lucu (lawakan) oleh pelawak dan penari. Kemudian,lakon/ceritanya disajikan. Cerita dalam
topeng betawi bersumber dari  kehidupan masyarakat setempat

1. Teater Jawa Tengah

 Wayang Wong (wayang orang)


Di Jawa tengah, Wayang Wong sudah ada sejak abad ke -12. Akan tetapi, wayang wong yang ada sekarang ini merupakan
ciptaan dari hamengkubuwono 1 dari yogyakarta atau Mangkunegara 1 dari surakarta. Wayang wong panggung Surakarta
yang terkenal dibuat atas perintah Pakubuwono X untuk dipentaskan setiap malam di taman hiburan Sriwedari.

 Ketoprak

Pada mulanya, Ketoprak hanya merupakan permainan klotekan dan berkembang dengan memasukan adegan drama
sederhana. Ceritanya diambil dari lingkungan setempat dan disajikan dalam bentuk lawakan (humor) dan dikenal dengan
ketoprak Lesung. Sejak tahun 1927 , pementasan ketoprak menggunakan gamelan sebagai musik pengiringnya.

 Langendriyan

Langendriyan mengambil lakon Damarwulan. Langendriyan di dalam pementasanya diirngi oelh gamelan dan dialog dialognya
menggunakan tembangjawa. Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an penata tari koreografer Sardono W.Kusumo,Retno
Maruti,dan Sal Murgiyanto memadukan antara Bedaya,langendriyan,dan Wayang wong untuk menciptakan bentuk yang
disebutLangen Beksa.

1. Teater Jawa Timur

Teater dari Jawa timur yang paling populer adalah Ludruk. Ludruk merupakan perubahan dari teater tradisional Lerok Berutan.
Lakon dalam ludurk adalah kehidupan masyarakat sehari hari. Ludruk dalam pementasannya dibuka dengan tarian Remo.

1. Teater Bali

 Cak 

Cak sudah ada sejak  zaman para-Hindu tetapi mulai menjadi suatu pertunjukan sejak tahun 1935, di Desa Bendulu. Dengan
dukungan dari dua seniman asal Eropa, Cak berkembang menjadi pertunjukan hiburan. Lakon Ramayana dimasukan dalam
pertunjukan Cak. Sejak tahun 1969, lakon tunggal diperluas menjadi epos utuh.

 Drama Gong 

Drama Gong Adalah teater tradisional Bali yang merupakan drama lisan yang diiringi gamelan gong. Drama Gong menjadi
salah satu seni pertunjukan yang memadukan drama Bali tradisional dan drama modern (budaya barat). Drama gong ini
memiliki kemiripan dengan ketoprak jawa. Drama Gong,muncul pertama kali pada tahun 1966. Penciptanya adalah Anak
Agung Dede Raka Payadnya. Drama Gong menggabungkan unsur pertunjukan dan teknik berbagai bentuk seni pertunjukan
tradisional seperti gong kebyar,drama tari arja,sendratari Bali modern dengan unsur drama modern ( Barat ).

1. Teater Sulawesi

Teater yang berasal dari sulawesi contohnya Sinrilli. Teater ini berasal dari sulawesi selatan.  Sinrillimerupakan pertunjukan
cerita tutur oleh seorang pasinrilli dengan diiringi musik keso-keso (rebab). Penceritanya berupa nada lagu (kelong) yang
diiringi lengkingan Keso-Keso sehingga membangunkan berbagai suasana haru,indah,dan humor. Sinrilli bermula dari dalam
istana raja-raja Gowa. Setelah kejatuhan kerajaan Gowa ke tangan VOC, Sinrilli menyebar di kalngan rakyat. Pertunjukan
sinrilli dilakukan di sian ataudi malam hari sesudah sembahyang isya.Teater ini digelar di anjungan rumah atau tempat terbuka
(halaman) pada waktu waktu tertentu, seperti waktu syukuran, pesta kawin, membangun rumah, dan sebagainya.

1. Teater Nusa tenggara barat

Teater dari NTB contohnya Cepung. Teater ini berasal dari lombok. Cepung merupakan teater tutur. Penamaan Cepunf
berawal dari iringan suara gamelan dari mulut yang berbunyi “,cek,cek,cek,cek,pung”. Cepung adalah seni membaca kitab
lontar, khususnya cerita Monyeh,yang diiringi oleh iringan bunyi suling dan redeb serta peniruan suara suara  instrumen
gamelan yang lain. pemain pemain cepung ada 6 orang,terdiri atas pembca lontar ,seorang pemain redeb,seorang pemain
suling, dan tiga orang sebagai penembang.  Mereka duduk berjajar setengah lingkaran. Musik, tari, mimik, dan lawak
merupakan unsur unsur yang selalu ada. Memakai sesaji berupa ayam, tuak, kembang ,beras, benang, dan sirih pinang.
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk
menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi
dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional
di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater       
tradisional lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari yang namanya
sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di
lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga
memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti
dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media
penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

 Saran

Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya
( khususnya ilmu tentan seni teater ) dengan mendalami isi makalah ini.
Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus
bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.

Daftar Pustaka

http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-rambet.pdf

http://ogetgote.wordpress.com/documents/free-download-kumpulan-makalah/makalah-seni-teater/

http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-seni-teater.html

http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya

http://id.wikipedia.org/wiki/Teater

http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html

http://faiyehendri.blogspot.co.id/2016/08/contoh-makalah-teater-senibudaya.html

Anda mungkin juga menyukai