Anda di halaman 1dari 2

Nama dan nasabnya: Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin SyafiI dan

bertemu nasabnya dengan nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan Abdu Manaf. Gelar beliau adalah Imam Ahlul Bait. Kelahiran: Lahir pada tahun 150 H di Ghozah, suatu kota di tepi pantai Palestina Selatan, dan ibunya membawa beliau ke Mekkah setelah beliau berusia 2 tahun dan dari ibunya tersebut beliau belajar al Quran, dan beliau hapal Al Quran pada umur 7 tahun. Guru-gurunya: Di antara guru beliau adalah paman beliau sendiri Muhammad bin Ali, kemudian abdul Aziz bin Majisun, dan kepada Imam Malik beliau belajar Al Muwatho, Muslim bin Khalid, Ibnu Uyainah, Ibrahim bin Sad. Murid-muridnya: Di antara murid beliau adalah Imam Ahmad bin Hambal, Al Khumaidi, Abu Ubaid, Al Buthi, Abu Tsaur, dan masih banyak lagi. Penilaian Ulama (tentang beliau): Para ulama ahlul hadits di jaman ini apabila berkata mereka berkata menggunakan perkataan Imam Syafii. Imam Ahmad berkata, Tidaklah ada orang yang menyentuh pena dan tinta kecuali Syafii. Dan tidaklah kita mengetahui sesuatu yang global dari tafsir, dan nasikh mansukh dari hadits kecuali setelah duduk bersama Imam Syafii. Imam Ahmad pun pernah berkata kepada Rokhuyah, Kemarilah aku tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang engkau belum pernah melihat yang semisalnya, maka dia pun membawaku kepada Imam Syafii. Beliau memiliki kedudukan tersendiri yang membedakan di antara ahlul hadits yang lain. Beliaulah yang meletakkan kaidah-kaidah riwayat pembelaan terhadap sunnah dan memiliki beberapa pendapat yang berbeda dengan Imam Malik dan Abu Hanifah, yaitu bahwa jika sebuah hadits itu shahih maka wajib mengamalkannya, walaupun tidak dilakukan oleh ahlul Madinah (seperti yang disyaratkan oleh Imam Malik dan Abu Hanifah). Dengan ini beliau dijuluki orangorang Mekkah dengan nashirussunnah atau penolong sunnah. Dan tidaklah dapat diingkari oleh setiap oarng yang menulis mustholah hadits dan pembahasan sunnah serta kitab ushul bahwa mereka mengikuti apa yang ditulis oleh Imam Syafii. Imam Sufyan bin Uyainah bila didatangi oleh seorang yang meminta fatwa maka beliau memerintahkannya agar meminta fatwa kepada Imam SyafiI, beliau berkata, bertanyalah pada pemuda itu. Abdullah bin Ahmad (putra Imam Ahmad), pernah bertanya kepada ayahnya, apa sebabnya ayah selalu menyebut-nyebut dan mendoakan Imam Syafii? Maka Imam Ahmad pun menjelaskan, bahwa As SyafiI adalah bagaikan matahari untuk dunia dan bagaikan kesehatan untuk tubuh, dan unutk kedua hal itu tidak ada orang yang sanggup menggantikannya dan tidak ada gantinya. Perkataan-perkataan beliau antara lain: Tidaklah saya berdebat dengan seseorang kecuali agar ia tepat, benar dan tertolong, dan ia mendapatka penjagaan serta pengawasan Allah dan tidaklah saya berdebat dengan seseorang kecuali saya peduli apakah Allah akan menjelaskan kebenaran dari muluku ataukah mulutnya. Amalan yang paling hebat adalah dermawan pada kondisi sempit, menjaga diri ketika sendirian, dan mengucapkan kalimat yang benar dihadapan orang yang berharap dan yang takut.

Bantulah dalam berkata dengan diam, dan mengambil hukum dengan berfikir. Barang siapa yang belajar al Quran maka akan agung dalam pandangan manusia, barang sipaa yang belajar hadits maka akan kuat hujjahnya, barang siapa yang belajar nahwu maka dia akan dicari, barang siapa yang belajar bahasa arab maka ia akan lembut tabiatnya, barang sipa yang belajar ilmu hitung akan banyak fikirannya, barang siapa yang belajar fikih akan tinggi kedudukannya, barang siapa yang tidak mampu menahana dirinya maka tidak bermanfaat ilmunya, dan inti dari itu semua adalah taqwa. Karya beliau: Al Musnad, Mukhtaliful hadits, As Sunan, Al Umm, Ar Risalah (kitab pijakan ushul fiqh), dll. Wafat: Malam Jumat, akhir bulan Rajab (29 Rajab 204 H), dan dikebumikan setelah sholat ashar hari itu juga. Ditulis oleh Ummu Ibaadurrahmaan

Anda mungkin juga menyukai