Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN STRES DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA

MAHASISWI D3 KEBIDANAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Nama: Tresni Sekar Ayu Wulandari

NIM: 2010105026

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2021/2022


A. LATAR BELAKANG

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi. Periode menstruasi penting dalam reproduksi,
periode biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopaouse. Wanita mengalami
siklus menstrusi rata-rata terjadi sekita 28 hari. Siklus menstruasi idealnya teratur setiap bulan
dengan rentang waktu antara 21 – 35 hari setiap kali periode menstruasi. Siklus menstruasi normal
secara fisiologis menggambarkan organ reproduksi cenderung sehat dan tidak bermasalah. Sistem
hormonalnya baik, ditunjukkan dengan sel telur yang terus diproduksi dan siklus menstruasi teratur
sehingga dengan siklus menstruasi yang normal, seorang wanita akan lebih mudah mendapatkan
kehamilan, menata rutinitas, dan menghitung masa subur (Hutaphea, 2019).

Menurut World Health Organization (WHO) 2018 rata rata 80% perempuan di dunia mengalami
gangguan menstruasi atau menstruasi tidak teratur. Di Korea laporan ketidakteraturan siklus
menstruasi pada remaja sebesar 19,4% (Lim et al., 2018). Menurut Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 sebanyak 11,7% remaja di Indonesia mengalami menstruasi tidak teratur dan
sebanyak 14,9% di daerah perkotaan di Indonesia mengalami ketidakaturan menstruasi dan
presentasi sebanyak 15,8% remaja di wilayah DIY mengalami menstruasi tidak teratur.

Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan
sistemik, stres, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gangguan dari stres
menstruasi terdiri dari tiga, yaitu: siklus menstruasi pendek yang di sebut dengan polimenore, siklus
menstruasi panjang atau oligomenore dan amenore jika menstruasi tidak datang dalam 3 bulan
berturut – turut (Isnaeni, 2010).

Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap tuntutan beban yang merupakan
respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan
mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Stres yang berkelanjutan dapat
menyebabkan depresi yaitu apabila kemampuan untuk mengatasi stres pada seseorang kurang baik
(Suryono Darmono, 2010).

Berdasarkan kompetensi bidan yang ke-sembilan dijelaskan bahwa bidan melaksanakan asuhan
kebidanan pada wanita dengan gangguan reproduksi, bidan ikut berperan dalam memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi. Bidan dituntut untuk memberikan informasi yang benar dan
lengkap kepada masyarakat tentang kesehatan reproduksi khususnya bagi para wanita terlebih
remaja. Selain itu, bidan juga bisa memberikan konseling sesuai dengan wewenangnya kepada
wanita khususnya remaja yang mengalami gangguan terhadap kesehatan reproduksi dalam
menstruasi seperti gangguan siklus menstruasi (Permenkes, 2007).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi dalam pasal 11 dijelaskan bahwa pemerintah menerapkan Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Remaja yang bertujuan untuk mempersiapkan remaja agar menjalani kehidupan
reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, pemerintah berupaya untuk
meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), termasuk kualitas dalam
memberikan informasi kesehatan remaja dan pelayanan konseling di semua tempat pelayanan
kesehatan. Kemampuan petugas kesehatan khususnya dipuskesmas dan rumah sakit dalam
pelaksanaan konseling dan penyampaian informasi yang jelas, benar dan tepat, karena remaja yang
berkualitas memegang peranan penting dalam mencapai kelangsungan serta keberhasilan tujuan
pembangunan nasional sehingga perlu mendapat perhatian yang serius untuk meningkatkan
kualitasnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh faktor stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi D3 Kebidanan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui ada tidaknya hubungan antara stres dengan pola menstruasi pada
mahasiswi D3 Kebidanan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat stres yang dialami oleh mahasiswi D3 Kebidanan Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.
b. Mengetahui pola menstruasi mahasiswi D3 Kebidanan Universitas Aisyiyah
Yogyakarta.
c. Membuktikan hubungan antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswi D3
Kebidanan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi tambahan terkait pengaruh
tingkat stres terhadap siklus menstruasi dan dapat digunakan sebagai data dan bahan
perbandingan bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
2. Bagi Mahasiswi D3 Kebidanan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh tingkat stres terhadap gangguan siklus
menstruasi yang terjadi pada mahasiswi D3 Kebidanan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

E. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup Materi
Pengaruh stres terhadap gangguan siklus menstruasi
2. Ruang Lingkup Responden
Dalam penelitian ini mengambil responden mahasiswi D3 Kebidanan Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.
3. Ruang Lingkup Waktu
4. Ruang Lingkup Tempat

F. KEASLIAN PENELITIAN

No Nama peneliti Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan

Anda mungkin juga menyukai