Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya
sekadar mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus menjadi manajer belajar. Hal
tersebut mengandung arti, setiap guru diharpkan mampu menciptakan kondisi belajar yang
menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia,
multimetode, dan multisumber agar mencapai tujua pembelajaran yang diharapkan. Kalau
kita lihat sejenak kondisi real pendidikan yang ada di daerah, masih banyak ditemukan guru
berada di dalam situasi yang kurang menguntungkan untuk melaksanakan tugas yang
diamanahkan kepadanya. Banyak guru yang ditempatkan di dala ruang yang penuh sesak
dengan anak didik dengan perlengkapan yang kurang memadai, dengan dukungan manajerial
yang kurang mutakhir. Di tempat yang demikian itulah, guru-guru itu diharapkan mampu
melaksanakan tugas yang maha mulia untuk mendidik generasi penerus anak bangsa. Hal ini
akan bertambah lebih berat dan kompleks, bilamana dihadapkan lagi dengan luapan
perkembangan IPTEK, tetapi dengan dukungan fasilitas dan sarana yang minim serta dengan
iklim kerja yang kurang menyenangkan. Selain itu, beban guru ditambah lagi dengan
berbagai tugas di luar kegiatan akademik yang banyak menyita waktu dan tenaga para guru.
Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharpkan oleh masyarakat modern dewasa ini dan
sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya pendidik yang profesional. Hal ini
berarti bahwa di masyarakat diperlukan pemimpin yang baik, di rumah diperlukan orang tua
yang baik dan di sekolah dibutuhkan guru yang profesional. Akan tetapi, dengan ketiadaan
pegangan tentang persyaratan pendidikan profesioal, maka hal ini menyebabkan timbulnya
bermacam-macam tafsiran orang tentang arti guru yang baik, tegasnya guru yang profesional.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam mencari jawaban
tentang apa dan siapa itu guru yang profesional memerlukan suatu tinjauan yang luas serta
melingkupi berbagai segi. Sesudah itu barulah disimpulkan profil guru yang bagaimana yang
dikehendaki. Jawabannya adalah guru yang profesional memiliki kemampuan profesional,
personal, dan sosial. Hal ini jelas dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1973) bahwa
"sebuah profesi, dalam artinya yang umum, adalah bidang pekerjaan dan pengabdian tertentu.
Yang karena hakikat dan sifatnya membutuhkan persyaratan dasar, keterampilan teknis, dan
sikap kepribadian tertentu". Dalam bentuknya yang modern, profesi itu ditandai pula oleh
adanya pedoman-pedoman tingkah laku yang khusus mempersatukan mereka-mereka yang
tergolong di dalamnya sebagai satu korps, ditinjau dari pembinaan etik jabatan. Pelembagaan
profesi, serupa itu tidak saja dapat memperkuat pengaruh teknis, tetapi juga pengaruh-
pengaruh sosial dan politik, ke dalam maupun ke luar. Umumnya dengan mudah orang
menyetujui bahwa tugas sebagai seorang guru baikya dipandang sebagai tugas profesional.
Tetapi tidak semua menyadari bahwa profesionalisasi tenaga pelaksana itu bukan hanya
terletak dalam masa-masa persiapan (pendidikan pendahuluan), tetapi juga di dalam
pembinaan dan cara-cara pelaksanaan tugas sehari-hari. Dengan perkataan lain,
profesionalisasi guru tidak selesai dengan diberikannya lisensi mengajar kepada mereka yang
berhasil menamatkan pendidikannya. Untuk menjadi guru ini baru mencakup aspeknya yang
formal. Kualifikasi yang formal ini masih perlu dijiwai dengan kualifikasi riil dan hanya
mungkin diwujudkan dalam praktek.
Guru sebagai pendidik menjadi tokoh panutan bagi para peserta didik dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang
mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin. Berkenaan dengan wibawa, guru harus
memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual
dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Kedisiplin dimaksudkan bahwa guru harus
mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten atas kesadaran profesional
karena guru bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik di dalam sekolah, terurama pada
saat pembelajaran. Karena itu, menanamkan disiplin guru harus memulai dari diri sendiri,
dalam berbagai tindakan dan perilakunya.
A. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu jabatan
atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.Secara etimologi, istilah profesi berasal dari
bahasa Inggris, yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan
secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi
bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan
pengetahuan teoritis sebagi instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan
manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan,
keahlian, dan persiapan akademik.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya,
jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh sembarang orang yang tidak
terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut, melainkan
melalui proses pendidikan dan pelatihan yang disiapkan secara khusus untuk bidang yang
diembannya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehiduan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang
memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Menurut Djam'an Satori, "profesional menunjuk pada
dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya." Dalam pengertian kedua ini, istilah
profesional dikontraskan dengan "non-profesiona" atau "amatiran". Dalam kegiatan sehari-
hari seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang ilmu yang telah
dimilikinya, jadi tidak asal-asalan.
Profesionalisme Guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yag menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional
adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pembelajaran.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman
yang luas di bidangnya. Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta sebuah
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
B. Guru sebagai tenaga profesional mempunyai ciri-ciri :
Adapun Kriteria atau juga bisa dibilang ciri-ciri guru profesional adalah :
1. Memiliki akhlak & juga budi pekerti yang luhur sehingga bisa untuk memberikan
contoh yang baik kepada anak didiknya.
2. Memiliki kemampuan dalam mendidik juga mengajar anak didik dengan baik.
3. Menguasai materi pelajaran yang akan dijelaskan dan diajarkan dalam proses belajar
mengajar.
4. Mempunyai kualifikasi akademik serta juga latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
5. Menguasai dan memahami berbagai adminitrasi kependidikan, contohnya seperti
RPP, Silabus, Kurikulum, KKM, dan lain sebagai.
6. Memiliki semangat serta motivasi yang tinggi dalam mengabdikan ilmu yang
dimilikinya kepada semua anak didiknya.
7. Tidak pernah berhenti dalam belajar dan juga mengembangkan kemampuannya.
8. Mengikuti diklat serta juga pelatihan guna menambah wawasan dan juga pengalaman.
9. Aktif, kreatif, dan juga inovatif dalam mengembangkan pembelajaran
10. Selalu up to date terhadap suatu informasi atau masalah yang terjadi di
lingkungannya.
11. Menguasai IPTEK contohnya seperti komputer, internet.
12. Gemar dalam membaca sebagai alat dalam menambah wawasan.
13. Tidak pernah berhenti untuk terus berkarya (berkreasi dalam hal pendidikan),
misalnya membuat PTK, bahan ajar.
14. Dapat berinteraksi serta juga bersosialisasi dengan orang tua murid, teman sejawat
serta juga lingkungan sekitar dengan baik.
15. Aktif dalam kegiatan atau aktivitas organisasi kependidikan seperti KKG, PGRI,
Pramuka, dan sebagainya.
16. Memiliki sikap cinta kasih, tulus serta juga ikhlas dalam mengajar.
Selain dari hal tersebut, upaya dalam meningkatkan profesionalisme guru yang telah
ditempuh oleh pemerintah atau instansi pendidikan ialah sebagai berikut.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.