Anda di halaman 1dari 8

GURU PROFESIONAL

Pentingnya Profesionalisme Guru dalam Pendidikan Di dalam dunia pendidikan, guru


adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar
menyenangkan, menarik memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir
aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Guru
yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Untuk dapat
menjadi guru profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualisasikan
diri sesuai dengan kemampuan dan kaidah-kaidah guru yang profesional. Mengomentari
mengenai rendahnya kualitas pendidikan saat ini, merupakan indikasi perlunya keberadaan
guru profesional. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya,
tetapi guru harus memiliki interest yang kuat untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan
kaidah-kaidah profesionalisme guru yang dipersyaratkan.

Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya
sekadar mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus menjadi manajer belajar. Hal
tersebut mengandung arti, setiap guru diharpkan mampu menciptakan kondisi belajar yang
menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia,
multimetode, dan multisumber agar mencapai tujua pembelajaran yang diharapkan. Kalau
kita lihat sejenak kondisi real pendidikan yang ada di daerah, masih banyak ditemukan guru
berada di dalam situasi yang kurang menguntungkan untuk melaksanakan tugas yang
diamanahkan kepadanya. Banyak guru yang ditempatkan di dala ruang yang penuh sesak
dengan anak didik dengan perlengkapan yang kurang memadai, dengan dukungan manajerial
yang kurang mutakhir. Di tempat yang demikian itulah, guru-guru itu diharapkan mampu
melaksanakan tugas yang maha mulia untuk mendidik generasi penerus anak bangsa. Hal ini
akan bertambah lebih berat dan kompleks, bilamana dihadapkan lagi dengan luapan
perkembangan IPTEK, tetapi dengan dukungan fasilitas dan sarana yang minim serta dengan
iklim kerja yang kurang menyenangkan. Selain itu, beban guru ditambah lagi dengan
berbagai tugas di luar kegiatan akademik yang banyak menyita waktu dan tenaga para guru.
Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharpkan oleh masyarakat modern dewasa ini dan
sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya pendidik yang profesional. Hal ini
berarti bahwa di masyarakat diperlukan pemimpin yang baik, di rumah diperlukan orang tua
yang baik dan di sekolah dibutuhkan guru yang profesional. Akan tetapi, dengan ketiadaan
pegangan tentang persyaratan pendidikan profesioal, maka hal ini menyebabkan timbulnya
bermacam-macam tafsiran orang tentang arti guru yang baik, tegasnya guru yang profesional.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam mencari jawaban
tentang apa dan siapa itu guru yang profesional memerlukan suatu tinjauan yang luas serta
melingkupi berbagai segi. Sesudah itu barulah disimpulkan profil guru yang bagaimana yang
dikehendaki. Jawabannya adalah guru yang profesional memiliki kemampuan profesional,
personal, dan sosial. Hal ini jelas dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1973) bahwa
"sebuah profesi, dalam artinya yang umum, adalah bidang pekerjaan dan pengabdian tertentu.
Yang karena hakikat dan sifatnya membutuhkan persyaratan dasar, keterampilan teknis, dan
sikap kepribadian tertentu". Dalam bentuknya yang modern, profesi itu ditandai pula oleh
adanya pedoman-pedoman tingkah laku yang khusus mempersatukan mereka-mereka yang
tergolong di dalamnya sebagai satu korps, ditinjau dari pembinaan etik jabatan. Pelembagaan
profesi, serupa itu tidak saja dapat memperkuat pengaruh teknis, tetapi juga pengaruh-
pengaruh sosial dan politik, ke dalam maupun ke luar. Umumnya dengan mudah orang
menyetujui bahwa tugas sebagai seorang guru baikya dipandang sebagai tugas profesional.
Tetapi tidak semua menyadari bahwa profesionalisasi tenaga pelaksana itu bukan hanya
terletak dalam masa-masa persiapan (pendidikan pendahuluan), tetapi juga di dalam
pembinaan dan cara-cara pelaksanaan tugas sehari-hari. Dengan perkataan lain,
profesionalisasi guru tidak selesai dengan diberikannya lisensi mengajar kepada mereka yang
berhasil menamatkan pendidikannya. Untuk menjadi guru ini baru mencakup aspeknya yang
formal. Kualifikasi yang formal ini masih perlu dijiwai dengan kualifikasi riil dan hanya
mungkin diwujudkan dalam praktek.

Guru merupakan seorang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak jalur pendidikan formal. Profesi guru dihubungkan dengan kualitas manusia
yang dibentuknya. Dengan demikian, kepiawaian guru menjadi hal yang utama dalam
menentukan kualitasnya. Namun, dewasa ini guru hanyalah sebagai formalitas pekerjaan saja
karena ada banyak guru di Nusantara ini yang tidak profesional. Menjadi tantangan bagi saya
untuk bisa menjaga kualitas diri dalam mengajar dengan terus meningkatkan diri dalam
wawasan maupun teknonologi.

Guru sebagai pendidik menjadi tokoh panutan bagi para peserta didik dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang
mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin. Berkenaan dengan wibawa, guru harus
memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual
dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Kedisiplin dimaksudkan bahwa guru harus
mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten atas kesadaran profesional
karena guru bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik di dalam sekolah, terurama  pada
saat pembelajaran.  Karena itu, menanamkan disiplin guru harus memulai dari diri sendiri,
dalam berbagai tindakan dan perilakunya.

Peranan guru sebagai pengajar, setiap guru harus memberikan pengetahuan,


ketrampilan, dan pengalaman lain diluar fungsi sekolah seperti perkawinan dan kehidupan
keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi, spiritual, dan memilih pekerjaan
dimasyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial serta tingkah laku
sosial anak. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari
sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar
yang dipelajari.

Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari mengajar  yang bertugas


menyampaikan materi pelajaran, menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan
dalam belajar. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak
informasi tersedia dalam berbagai media. Karena itu dalam pembelajaran agar berlangsung
dengan baik terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, sebagai
berikut: membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis, mensintesis, bertanya, merespon,
mendengarkan, menciptakan kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi,
menyediakan media untuk mengkaji materi standar, menyesuaikan metode pembelajaran.

A. Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu jabatan
atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.Secara etimologi, istilah profesi berasal dari
bahasa Inggris, yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan
secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi
bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan
pengetahuan teoritis sebagi instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan
manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan,
keahlian, dan persiapan akademik.

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya,
jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh sembarang orang yang tidak
terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut, melainkan
melalui proses pendidikan dan pelatihan yang disiapkan secara khusus untuk bidang yang
diembannya.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehiduan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang
memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Menurut Djam'an Satori, "profesional menunjuk pada
dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya." Dalam pengertian kedua ini, istilah
profesional dikontraskan dengan "non-profesiona" atau "amatiran". Dalam kegiatan sehari-
hari seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang ilmu yang telah
dimilikinya, jadi tidak asal-asalan.

Profesionalisme Guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yag menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional
adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pembelajaran.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman
yang luas di bidangnya. Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta sebuah
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
B. Guru sebagai tenaga profesional mempunyai ciri-ciri :

1. Guru mempunyai komitmen pada peserat didik dan proses belajarnya


2. Guru menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkan serta cara
mengajarkannya kepada para siswa
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik
evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar
4. Guru mampu berpikir secara sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya
5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya.

C. Kriteria atau Ciri-Ciri Guru Profesional

Adapun Kriteria atau juga bisa dibilang ciri-ciri guru profesional adalah :

1. Memiliki akhlak & juga budi pekerti yang luhur sehingga bisa untuk memberikan
contoh yang baik kepada anak didiknya.
2. Memiliki kemampuan dalam mendidik juga mengajar anak didik dengan baik.
3. Menguasai  materi pelajaran yang akan dijelaskan dan diajarkan dalam proses belajar
mengajar.
4. Mempunyai kualifikasi akademik serta juga latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
5. Menguasai dan memahami berbagai adminitrasi kependidikan, contohnya seperti
RPP, Silabus, Kurikulum, KKM, dan lain sebagai.
6. Memiliki semangat serta motivasi yang tinggi dalam mengabdikan ilmu yang
dimilikinya kepada semua anak didiknya.
7. Tidak pernah berhenti dalam belajar dan juga mengembangkan kemampuannya.
8. Mengikuti diklat serta juga pelatihan guna menambah wawasan dan juga pengalaman.
9. Aktif, kreatif, dan juga inovatif dalam mengembangkan pembelajaran
10. Selalu up to date terhadap suatu informasi atau masalah yang terjadi di
lingkungannya.
11. Menguasai IPTEK contohnya seperti komputer, internet.
12. Gemar dalam membaca sebagai alat dalam menambah wawasan.
13. Tidak pernah berhenti untuk terus berkarya (berkreasi dalam hal pendidikan),
misalnya membuat PTK, bahan ajar.
14. Dapat berinteraksi serta juga bersosialisasi dengan orang tua murid, teman sejawat
serta juga  lingkungan sekitar dengan baik.
15. Aktif dalam kegiatan atau aktivitas organisasi kependidikan seperti KKG, PGRI,
Pramuka, dan sebagainya.
16. Memiliki sikap cinta kasih, tulus serta juga ikhlas dalam mengajar.

Selain dari hal tersebut, upaya dalam meningkatkan profesionalisme guru yang telah
ditempuh oleh pemerintah atau instansi pendidikan ialah sebagai berikut.

1. Menempuh Jenjang Pendidikan yang Lebih Tinggi Sesuai Dengan Kualifikasi


Akademik
Dengan berdasarkan Undang-Undang Guru maupun Dosen bahwa guru untuk
mendapatkan kompetensi profesional harus dengan melalui pendidikan profesi dan
guru juga dituntut untuk dapat memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau juga
D4. Sekarang ini, dunia pendidikan serta juga sistem pendidikan semakin meningkat.
Diharapkan dengan meningkatnya pendidikan guru akan dapat mampu menambah
pengetahuannya serta mendapatkan informasi-informasi baru dalam pendidikan serta
juga bisa  mengetahui perkembangan dari ilmu pendidikan.
2. Melalui Program Sertifikasi Guru upaya untuk dapat meningkatkan profesionalisme
guru ialah dengan melalui sertifikasi, dimana dalam sertifikasi tersebut akan tercermin
adanya suatu uji kelayakan serta juga kepatutan yang harus dijalani seseorang,
terhadap kriteria-kriteria yang dengan secara ideal itu telah ditetapkan. Program
sertifikasi ini dapat mampu untuk menumbuhkan semangat guru untuk dapat
memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ilmu, serta juga profesionalisme dalam hal
pendidikan.
3. Memberikan Diklat dan Pelatihan Bagi Guru Diklat dan pelatihan adalah salah satu
teknik pembinaan guna menambah wawasan atau pengetahuan guru. Kegiatan diklat
dan pelatihan perlu dilaksanakan oleh guru dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk
menerapkan hasil-hasil diklat dan pelatihan.
4. Gerakan Guru Membaca ( G2M ) Selain anak didik, guru tersebut juga harus rajin
dalam membaca dalam hal menambah wawasan. Sikap guru yang rajin membaca ini
akan dapat memberikan contoh baik para kepada anak didik.
5. Melalui organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) Kelompok kerja guru merupakan
sebuah wadah dalam kerja sama guru-guru dan juga sebagai tempat dalam
mendiskusikan masalah yang ada kaitanya dengan kemampuan profesional, yakni
dalam hal merencanakan, melaksanakan serta juga menilai kemajuan murid.
6. Senantiasa Produktif Dalam Menghasilkan Karya-Karya di Bidang Pendidikan.
Metode yang digunakan untuk bisa / dapat meningkatkan kemampuan guru didalam
menuangkan konsep-konsep serta juga gagasan ialah dengan banyak menulis. Apabila
seorang guru ingin menumbuhkan kreativitas dapat juga dilakukan dengan menulis.
Misalnya menulis PTK, bahan ajar, artikel seiring dengan perkembang zaman, dan
lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada. 2001.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme


Tenaga
Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2011), hlm. 80.

Anda mungkin juga menyukai