Anda di halaman 1dari 13

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sudah pasti aka nada beberapa perubahan yang akan dilakukan oleh pihak
terkait. Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan atau penurunan. Untuk guru, tentu akan
mempertimbangkan segala yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, seperti metode,
strategi, pendekatan, dan lain-lain. Begitu pun dengan pihak terkait lainnya.

Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan sekolah, atau pembelajaran tersebut
dapat tercapai adalah dengan cara evaluasi. Evaluasi merupakan satu hal yang sangat penting
untuk dilakukan, dengan adanya evaluasi ini lah suatu perubahan dapat terlihat, dan dapat
ditingkatkan lagi.

Salah satu yang menjadi pendorong dalam meningkatnya keberhasilan, adalah karena
penilaian. Peniliaian perlu dilakukan karena akan menjadi acuan dalam memajukan sekolah.
Makalah ini akan membahas mengenai Penilaian Kinerja atau Unjuk Kerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar latar belakang masalah di atas maka dapat diketahui rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Penilaian Kinerja?


2. Bagaimana Teknik Penilaian Kinerja?
3. Apa contoh Penilaian Kinerja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Penilaian Kinerja
2. Untuk mengetahui Teknik Penilaian Kinerja
3. Untuk mengetahui contoh Penilaian Kinerja

3
4

BAB II

PEMBAHASAN

PENILAIAN KINERJA (PENGERTIAN, TEKNIK

PENILAIAN, CONTOH)

A. PENGERTIAN PENILIAN KINERJA

Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif.

Contoh penilaian, seseorang yang suhu badannya 36° Celcius termasuk orang yang normal
kesehatannya, dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat badannya. Dari 100 butir
soal, 80 butir dijawab betul oleh Ahmad; dengan demikian dapat ditentukan bahwa Ahmad
termasuk anak yang pandai.1

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam evaluasi, setelah melakukan pengukuran maka
akan diketahui hal-hal yang dapat dinilai. Penilaian dilakukan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu (Arifin, 2009). Di dalam Permendikbud nomor 66 tahun 2013 disebutkan
mengenai standar penilaian peserta didik mencakup penilaian pengetahuan, kompetensi sikap, dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
suatu posisi relative setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.

Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian
kompetensi peserta didik. penilaian menjawab jawaban pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa kualitatif juga dapat berupa
kuantitatif.

Secara khusus di dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk


mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan
umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas melalui

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, 2011, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). Hal. 4-5
4
5

penyelenggaraan pembelajaran dan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu
sendiri.2

Salah satu penilaian yang dilakukan adalah Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja merupakan
bagian dari penilaian Autenthic, dalam American Library (1996) Association Asessmen Autentik
didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sika-sikap
peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran.

Assessmen Autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,


memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih
autentik. Oleh karena itu, Asessmen Autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu
dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. Kata
lain dari Asessmen Autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. 3 Penilaian
kinerja adalah penilaian yang menuntut siswa untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan kedalam
macam bentuk kriteria yang diharapkan.

Didalam Nanly menyebutkan bahwa Menurut Meutia dkk (2013), penilaian kinerja telah
banyak diyakini oleh guru dan dapat mencerminkan prestasi siswa dengan lebih akurat
dibandingkan penilaian tes tradisional berbentuk pilihan ganda. Menurut Depdiknas, penilaian
kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana
yang terjadi(Meutia, Johar, & Ahmad, 2013). Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah
laku, atau interaksi siswa. Dengan demikian, penilaian kinerja merupakan salah satu bentuk
penilaian alternatif yang menuntut siswa untuk aktif menunjukkan kinerjanya karena yang dinilai
tidak hanya hasil akhir tetapi juga proses atau keterampilan, sehingga dapat diketahui
pengetahuan dan kemampuan siswa.4

Instrumen penilaian kinerja/unjuk kerja adalah instrumen yang mampu mengukur


tindakan, kinerja ata tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk
kepentinganpengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan
yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

2
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, 2012, (Bandung: Alfabeta). Hal. 207
3
Elis Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran, 2015, (Bandung: CV Pustaka Setia). Hal. 285
4
Biantoro, Nanly Ollyvia Putri Hestu, Febriana Kristanti, and Himmatul Mursyidah. "Pengaruh penilaian kinerja dan
kecerdasan emosional berdasarkan project based learning (PjBL) terhadap hasil belajar matematika siswa." Square:
Journal of Mathematics and Mathematics Education 2.2 (2020): 89-102.
5
6

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk


mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan (Kunandar, 2014)Penilaian kinerja digunakan untuk menilai
kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk
menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan
penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono, 2005).5
Penilaian kinerja memiliki kekuatan apabila dibandingkan dengan penilaian tradisional.
Kekuatan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses;
2. Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung;
3. Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran,
kemampuan lisan, dan keterampilanketerampilan fisik;
4. Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas
yang akan dikerjakan;
5. Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang kompleks;
6. Memberi motivasi yang besar bagi siswa; serta
7. Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.
Selain memiliki kekuatan, penilaian kinerja memiliki juga beberapa keterbatasan yaitu:
1. Sangat menuntut waktu dan usaha;
2. Pertimbangan (judgement) dan penskoran sifatnya lebih subyektif;
3. Lebih membebani guru; dan
4. Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah.
Meskipun penilaian kinerja memiliki keterbatasan, penilaian kinerja tetap perlu
dilaksanakan pada pembelajaran biologi untuk mengatasi kelemahan dari tes dalam menilai siswa.6

B. TEKNIK PENILAIAN DAN CONTOH


5
Rahmi, Widia, and Ike Sylvia. "Efektivitas Instrumen Penilaian Kinerja Siswa Berbasis Masalah dalam Mata Pelajaran
Sosiologi." Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran 2.4 (2021): 345-354.
6
Wulan, Ana Ratna. "Penilaian Kinerja dan Portofolio Pada Pembelajaran Biologi." Artikel ilmiah. FPMIPA-
UPI (2008).
6
7

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja,
yaitu:

1. Daftar Cek
Daftar Cek digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator
atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan. Daftar Cek (Check-list). dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak, baik atau tidak baik). Penilaian Kinerja yang
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu
dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah,
dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek
lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Contoh:
Penilaian Praktik Sholat Mata Pelajaran Fiqh
(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik
.
1. Rukun Sholat

2. Sunnah Haiat

3. Sunnah Ab’adl

Skor yang dicapai

Skor maksimum

2. Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian Kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana
pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat
sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat
kompeten.

Contoh rating scales

7
8

Penilaian Praktik Sholat Mata Pelajaran Fiqh


(Menggunakan Skala Penilaian)
Nama Siswa: ________ Kelas: _____
No. Aspek Yang Dinilai Nilai

1 2 3 4
1. Rukun Sholat

2. Sunnah Haiat
3. Sunnah Abadl

Jumlah

Skor Maksimum
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
Adapun kriteria yang dapat digunakan sebagai berikut:
a. Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat dikatakan kompeten,
b. Jika siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten,
c. Jika siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten,
d. Jika siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten.7

3. Catatan Anekdot
Catatan Anekdot/Narasi (Anecdotal/Narative Reords). Digunakan dengan cara guru menulis
laporan narasi tentang hal-hal yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan
tindakan. Berdasarkan laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik
memenuhi standar.

Contoh format:

7
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, 2017, (Jakarta: Bumi Aksara). Hal. 47-51
8
9

4. Memori atau Ingatan


Memori atau Ingatan (Memory Aprroah). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati
peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru meggunakan
informasi dari memorinya untuk menentukan peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti
ini tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dan menjadi ke khususan dalam penilaian
kinerja, antara lain:
a. Langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja yang
nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu.
b. Ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk
menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.
d. Fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan
diamati.
e. Urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang akan diamati.

Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu, antara lain sebagai berikut:

a. Untuk menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara
misalnya, guru dapat mengobservasinya pada konteks seperti berpidato, berdiskusi,

9
10

bercerita, dan wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan
berbicara dimaksud.
b. Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrument, seperti
penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.8

BAB III

PENUTUP
8
Elis Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran, 2015, (Bandung: CV Pustaka Setia). Hal. 298-300
10
11

A. KESIMPULAN

Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian
kompetensi peserta didik. penilaian menjawab jawaban pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa kualitatif juga dapat berupa
kuantitatif.

Salah satu penilaian yang dilakukan adalah Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja merupakan
bagian dari penilaian Autenthic, dalam American Library (1996) Association Asessmen Autentik
didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sika-sikap
peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran.
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan (Kunandar, 2014). Penilaian kinerja digunakan untuk menilai
kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan
respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan.
Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
bermakna bagi siswa (Setyono, 2005).

Adapun teknik penilaian yang dapat dilakukan adalah:

1. Daftar Cek,
2. Skala Penilaian,
3. Catatan Anekdot,
4. Memori atau Ingatan.

B. SARAN

Dari paparan diatas kami berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan
kritikan, saran, masukkan bagi kami, tentunya untuk sempurnanya makalah ini sendiri.

LAMPIRAN

11
12

1.

2.

3.

12
13

4.

5.

13
14

6.

7.

14
15

8.

15

Anda mungkin juga menyukai