Anda di halaman 1dari 11

Materi lanjutan Audio untuk kelas XII MM

(2)
manusia tanpa mengerti bahasa. Namun musik sejauh ini (dan akan terus) selalu bisa menjadi
bahasa alternatif untuk mengutarakan sesuatu yang bahasa verbal sulit lakukan.

 MENGENAL AUDIO DIGITAL


Audio digital adalah teknologi yang dapat digunakan untuk merekam, menyimpan,
menghasilkan, memanipulasi, dan mereproduksi suara dengan menggunakan sinyal audio yang
dikodekan dalam bentuk digital. seiring dengan perkembangan yang signifikan selama kurun
waktu 1970an, audio digital dengan cepat menggantikan teknologi audio analog di banyak
rumah produksi musik, perekayasa suara dan telekomunikasi di seluruh dunia.

Sebuah mikrofon mengubah suara menjadi sinyal listrik analog, kemudian sebuah konverter
analog-ke-digital mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital, begitu juga dengan konverter
digital-ke-analog melakukan proses sebaliknya, mengubah sinyal digital kembali menjadi sinyal
analog, dimana sirkuit analog memperjelas sinyalnya dan mengirimnya ke pengeras suara.

Sistem audio digital dapat mencakup kompresi, penyimpanan, pengolahan dan komponen
komponen lain transmisi. Konversi ke format digital memungkinkan kenyamanan dalam hal
manipulasi, penyimpanan, transmisi dan pengambilan sinyal audio.

 PERKEMBANGAN ALAT PEMUTAR MUSIK


- Piringan Hitam.

Penyimpanan musik pertama yang diketahui secara umum adalah Piringan Hitam yang diputar
melalui alat bernama Gramophone. Namun sebelum gramophone ditemukan, pada tahun 1887,
Charles Cros dari Perancis menggunakan sebuah alat bernama paleophone yang memiliki pena
yang bergetar untuk menghasilkan bunyi dari sebuah piringan hitam. tetapi ide ini tidak pernah
berhasil diwujudkan secara luas.

Setelah disempurnakan dan diberi nama


Phonograph oleh Thomas Alva Edison, pada
tahun yang sama Phonograph
disempurnakan untuk keperluan pekerjaan.
Barulah pada tahun 1890 an, Emilie Berliner
- setelah dia menemukan piringan hitam
jenis baru - mematenkan Gramophone -
diambil dari nama label perusahaan miliknya,
Berliner Gramophone - sebagai pembaruan
dari phonograph. Secara spesifik,
Gramophone mempunyai fungsi jauh lebih
baik dibandingkan Phonograph yaitu untuk
memutar musik. Setelah masa pematenan berakhir pada tahun 1918, banyak label-label musik
lainnya yang memproduksi massal piringan hitam. Pada masanya Gramophone terbatas hanya
dimiliki oleh kalangan menengah keatas dikarenakan harganya yang mahal.

Piringan hitam sendiri memberikan kualitas suara yang cukup baik, namun dikarenakan
terbatasnya inovasi teknologi pada masa itu, tidak seperti sekarang - musisi biasa membuat 1
album yang berisi beberapa lagu dalam satu albumnya - selain besar dan beratnya bisa
mencapai 200 gram, piringan hitam tidaklah praktis. besarnya piringan hitam pun tidak dapat
menyimpan banyak lagu/musik didalamnya. Biasanya 1 piringan hitam hanya dapat menyimpan
4 buah rekaman penuh lagu, itupun untuk jenis Long Play (dengan plat berdiameter 30 cm
dengan kecepatan 33 1/3 rpm).

- Kaset.

Pada Tahun 1963, perusahaan teknologi


Philips memperkenalkan Compact Audio
Cassette di eropa, dan langsung menjadi
sarana baru dalam hal penyimpanan audio.
setelah diproduksi massal pada tahun 1965,
kaset yang diambil dari kata cassette yang
berarti 'Kotak Kecil' mengalami kemajuan
pesat, baik itu dalam hal peningkatan
kualitas kaset itu sendiri maupun perangkat pemutarnya yang lebih kita kenal sebagai Tape
Deck.

Kelemahan dari kaset adalah, kualitas suara


yang dihasilkan akan semakin menurun
seiring dengan semakin seringnya kaset
diputar yang menyebabkan pita penyimpan suara dalam kaset mengalami gangguan, juga bisa
dikarenakan oleh kotor dari debu hal lainnya.
Namun begitu kaset sangat populer antara dekade 1980 - 1990 an.
Ada banyak pemutar kaset yang diciptakan dan diproduksi massal demi memenuhi permintaan
pasar pada waktu itu, mulai dariTape Recorder, Tape Radio Player Portablehingga Walkman
Cassette.

- Digital Audio Tape (DAT) & Digital Compact Cassette (DCC)

Digital Audio Tape (DAT) & Digital Compact Cassette (DCC) adalah pembaruan dari Compact
Cassette. kelebihan dari DAT & DCC adalah memiliki pita magnetik yang terlindungi sehingga
menjadikannya perangkat penyimpanan suara digital dengan kualitas jauh lebih baik dari Kaset.

Dengan bentuk fisik yang mirip


dengan kaset, DAT dan DCC merupakan suksesor dari kaset.
Namun dalam perkembangannya DAT yang diperkenalkan pada
tahun 1987, tidak sempat dipasarkan secara luas, dan hanya sedikit dikoleksi oleh para
penikmat musik khususnya para musisi. Ini disebabkan karena harga DAT yang jauh lebih mahal
dibandingkan kaset. Dengan harga yang mahal, jelas DAT menawarkan kelebihan yang tentu
saja tidak dimiliki oleh kaset biasa, diantaranya pelindung pita yang secara khusus didesain
sehingga mampu membuat hasil rekaman suara dapat tahan debu dan kotoran yang membuat
kualitas suara menurun. pita magnetik digitalnya juga menghasilkan suara yang lebih jernih
(berada pada varian 48, 44.1 dan 32kHz sampling rate). Namun dengan kualitasnya, DAT
banyak dikritik kalangan musisi dan produser musik yang mengkhawatirkan salinan atau copy-an
kualitas tinggi yang tidak sah yang dapat saja dilakukan oleh konsumen, lebih lanjut disebutkan
dapat membunuh industri musik itu sendiri.
Sedangkan DCC merupakan versi "harga bersahabat" dari DAT,
dimana pada tahun 1992 saat pertama kali di perkenalkan pada
publik oleh Philips dan Matsushita, dijelaskan bahwa telah
dilakukan pembaruan dalam hal pengemasan yang berefek pada
penurunan sedikit kualitas dibanding DAT, tetapi tetap berada di
level yang berbeda dari Compact Cassette yang notabene masih
bersifat analog.

Kelebihan dari DCC terdapat pada alat pemutarnya yaitu DCC player yang juga kompatibel atau
bisa digunakan untuk memutar Compact Cassette atau kaset biasa, tidak seperti DAT Player
yang tidak bisa memutar kaset biasa.
Diramalkan sebagai primadona baru dalam industri penyimpanan suara digital, DCC yang
menjadi pesaing langsung dari MiniDisc (MD) Sony yang lebih dulu diperkenalkan pada tahun
1991, gagal memenuhi ekspektasi.
Hal tersebut disebabkan strategi pasar dari pihak Sony yang memperbaiki kualitas suara yang
dihasilkan oleh Compact Disc (CD) yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1982,serta
kompabilitasnya dengan pemutar musik yang sempat merajai pemutar musik portable di seluruh
dunia, Sony MiniDisc Walkman.

- Compact Disc (CD) & Digital Versatile Disc - Audio (DVD-A)


CD merupakan media penyimpanan data digital berbentuk piringan cakram optik yang populer
Indonesia pada akhir 1990 an - awal 2000 an.
DVD-A merupakan media yang sama fungsi dan bentuk fisiknya dengan CD namun dengan
kualitas yang jauh lebih baik dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar dibandingkan CD.

CD mempunyai kapasitas rata-rata antara 600 - 700 MB yang mana mampu menyimpan antara
10 - 20 (bisa lebih) lagu tergantung dari kualitas suara yang disimpan.
CD pada awalnya hanya bisa dipakai sebagai media penyimpanan audio saja, namun pada
perkembangannya mampu juga menyimpan data (CD-ROM). beberapa format lainnya juga
dikembangkan seperti cakram optik media sekali input (CD-R), media bisa tulis ulang (CD-RW),
Video Compact Disc (VCD) dan beberapa tipe lainnya.

Mulai diperkenalkan sejak oktober 1982 bersama alat


pemutarnyaDiscman, CD menjadi primadona baru dalam hal media penyimpanan suara, secara
pasti CD menghantam keberadaan DCC yang menjadi pesaing langsungnya dan perlahan lahan
mulai menenggelamkan pamor Compact Cassette. Beralihnya pergantian tampuk pimpinan dari
kaset ke CD sebagai media penyimpanan suara ini berimbas juga pada keberadaan alat
pemutarnya. Banyak varian dari alat pemutar yang disediakan para produsen kepada konsumen,
bahkan memberikan inovasi baru bagi produsen pemutar musik kaset baik itu portable maupun
tidak untuk menambahkan sarana pemutar CD pada perangkat buatan mereka.
Sony Walkman merupakan salah satu CD Player portable yang sangat populer pada jamannya,
bahkan menjadi simbol pergaulan sosial bagi kalangan anak muda pada waktu itu.
DVD-A merupakan bagian dari DVD yang biasa kita kenal dengan nama Digital Video
Disc atauDigital Versatile Disc, hanya saja kemampuan DVD-A hanya terbatas pada media
penyimpanan suara saja, Jadi pada dasarnya cara kerjanya sama dengan CD hanya saja DVD-
A memberikan akurasi tinggi pada keluaran suara dari media yang disimpan didalamnya dan
memberikan range kualitas suara yang panjang mulai dariMono (1.0), stereo (2.1), Stereo +
Mono Surround (3.0 atau 3.1), Quad (4.0 atau 4.1) hingga Full Surround (5.0 atau 5.1)

Kapasitas penyimpanan yang besar - hingga 8.5 GB - ternyata tidak membuat DVD-A menjadi
media penyimpanan musik yang populer. Di Indonesia sendiri sangat jarang ditemukan DVD-A
yang dipasarkan secara luas. Hanya segelintir orang saja mungkin yang pernah atau masih
memiliki, atau bahkan mengetahui DVD-A.
sejak pertama kali beredar tahun 2000 hingga sekarang, kepopuleran keluarga DVD memang
ada pada media penyimpanan visual audionya. Indonesia merupakan salah satu konsumen DVD
bajakan terbesar se Asia bahkan dunia.
Dan saya yakin anda juga memiliki satu atau lebih DVD bajakan di rumah anda. Betul?

- Digital Audio Format (Berdasarkan popularitasnya di Indonesia)

MPEG-1 or MPEG-2 Audio Layer III (MP3)

Seiring semakin majunya teknologi, inovasi semakin banyak dilakukan oleh para produsen
musik.
tak ketinggalan juga dengan format audionya.

Kita mengenal format MPEG-1 Audio layer 3 atau yang lebih


populer dengan sebutan MP3 sebagai raja diraja dalam format suara digital. MP3 dikenal
sebagai format audio yang ringan tapi berkualitas baik.Yang membuatnya populer adalah sistem
kompresinya yang menggunakan pengkodean Pulse Code Modulation
(PCM) guna menghilangkan jenis suara yg tidak dapat didengar manusia baik itu ultrasonik
(diatas 20.000 Hz) maupun infrasonik (dibawah 20Hz). Inilah salah satu kelebihan dari MP3
MP3 sendiri dirancang oleh Moving Picture Experts Group (MPEG) sebagai bagian dari MPEG-1
yang dikembangkan Fraunhofer Institute di Jerman.
Pada awalnya Karlheinz Brandenburg, seorang mahasiswa kedokteran di University of
Erlangen-Nuremberg Jerman mulai mengerjakan proyek kompresi audio digital pada 1980 an
awal, walau hanya pada fokus bagaimana orang-orang mempersepsikan musik.

Kemudian pada tahun 1989 setelah kelulusannya, Karl bekerja


sama dengan Fraunhofer Institut untuk mengembangkan MP3. Lagu Tom's Diner yang
dinyanyikan oleh Suzanne Vega adalah lagu pertama yang dimasukkan kedalam format MP3.
MP3 sangat cocok untuk perangkat mobile maupun gadget portable lain yang mendukung format
audio digital.
Salah satu kekurangan dari MP3 adalah ukuran bit ratenya yang hanya mencapai batas
maksimal 320kbps (kilo bit per second).

Waveform Audio File Format (WAVE/WAV)

Kalau anda pengguna OS Windows maka anda pasti familiar dengan format suara
berekstensi .wav ini.Ya, WAV adalah format suara standar yang digunakan oleh Windows dan
IBM untuk perangkat PC mereka yang punya kemiripan dengan format suara AIFF yang jadi
standar pada Macintosh buatan Apple Inc. WAV dirilis pertama kali pada tahun 1991 oleh
Windows  dan IBM.

WAV pada dasarnya hasil ripping langsung dari audio yang ada
pada standar CD, sehingga mempunyai standar kualitas suara yang baik karena menggunakan
sistem pengkodean Linear Pulse-Code Modulation (LPCM). Karena itu rata-rata WAV memiliki
ukuran file yang lebih besar dari MP3 untuk ukuran panjang suara yang sama.
Walaupun berbeda standarisasi, namun baik Windows maupun Macintosh juga OS Linuxsama-
sama kompatibel dalam hal penggunaan format suara WAV ataupun AIFF.
dalam hal popularitas penggunaannya, WAV lebih disukai oleh para profesional dalam hal
merekam suara format digital karena menggunakan 2 channel LPCM dengan sample 44.100
kHz perdetik dan 16 bits per sample. BBC Radio Inggris menggunakan format audio WAV
sebagai standarisasi untuk format suara siaran mereka.

Advanced Audio Coding (AAC/M4A)

Anda Pengguna Ipod? kalau iya, maka format inilah yang digunakan
produk keluaran Apple ini.
Ekslusif adalah satu kata yang mendeskripsikan Ipod ketika diluncurkan pertama kali tahun 2001
oleh mendiangSteve Jobs. Saya menyebutnya ekslusif karena Ipod hanya dapat memutar
format audio AAC/M4A dan AIFF saja pada saat pertama kali diperkenalkan, namun pada tahun
2002 Ipod mulai mendukung format MP3, WAV dan beberapa format lainnya.
AAC/M4A sendiri adalah format audio yang mirip dengan MP3 karena bersifat lossy (sifat dasar
kompresi tinggi) tetapi sedikit lebih tinggi standarnya dalam hal pengkodean. Dengan kata lain,
AAC/M4A yang dirilis pertama kali dirilis pada tahun 1997 oleh kerjasama antara Bell Labs,
Fraunhofer Institute, Dolby Labs, Sony dan Nokia ini adalah suksesor MP3 karena AAC/M4A
adalah juga bagian dari MPEG-2 dan MPEG-4.

Ekstensi AAC (.aac) dan M4A (.m4a) menjadi standar format suara
pada YouTube, iPhone, iPod, iPad, Nintendo DSi, Nintendo 3DS, iTunes, DivX Plus Web Player
and PlayStation 3.
Pada tahun 2006, MPEG-4 Scalable To Lossless (SLS) diluncurkan sebagai peningkatan pada
format suara AAC/M4A untuk memberikan opsi pengkodean lossless pada format AAC/M4A.
Windows Media Audio (WMA)

Penggagasnya adalah Henrique Malvar, seorang peneliti senior dan


Manager bagian Signal Processing Group di Microsoft Research. Saya gak dapet informasi
kapan pertama kali WMA rilis, tapi penggunaan pertama kalinya berdasarkan informasi yang
saya dapat dari Wikipedia tercatat pada tahun 1999. Yang pasti WMA itu dirilis oleh Microsoft
dan merupakan format audio berkualitas tinggi karena tanpa kompresi dan terdiri dari 4 kodek
yang berbeda. WMA versi terdahulu digagas untuk menjadi pesaing MP3 dan RealAudio
walaupun masih kurang pamornya jika dibandingkan MP3, ini terlihat dari masih banyaknya
perangkat elektronik pemutar suara yang setia menggunakan ekstensi .mp3 sebagai standar
format suara digitalnya.
WMA Pro generasi kedua dari WMA punya karakteristik kodek yang mirip dengan WMA standar
tetapi juga memiliki fitur peningkatan pengkodean entropi (istilah untuk penyimpangan suara)
dan strategi kuantisasi serta lebih efisien dalam pengkodean stereo.
Tidak banyak perangkat yang kompatibel dengan WMA Pro diluar dari perangkat pemutar suara
keluaran Microsoft sendiri. Hanya ada beberapa perangkat yang mampu menjalankan format
ekstensi .wma ini, diantaranya adalah Toshiba Gigabeat generasi terbaru dan perangkat
Motorola yang terbaru.

OGG

OGG bukan sebuah akronim, OGG diambil dari ogging, jargon dari sebuah game  Real-time
strategy/shooter; Netrek. ogging sendiri, berdasarkan penuturan dari pengembangnya Xiph.org
Foundation memiliki arti harfiah "datang untuk melakukan sesuatu secara paksa, mungkin tanpa
mempertimbangkan jika menguras sumber daya masa depan". -Entah apalah maksudnya..
hehehe-.
Sifat dari OGG adalah open container format yang berarti tidak memiliki hak cipta dan dapat
digunakan sebagai format suara dimana saja, oleh siapa saja tanpa harus khawatir melanggar
hak cipta.
OGG hanya populer di dunia streaming internet. Misalnya anda menonton siaran sepakbola atau
ajang penghargaan Oscar secara live streaming, maka untuk keluaran suara yang anda dengar
dari speaker PC maupun headphone anda adalah format suara digital yang melakukan
pengkodean OGG.

Karena bersifat open container format, maka ekstensi file suara


digital.ogg harus diputar menggunakan pengkodean OGG sendiri, akan tetapi tidak membuat
OGG bersifat eksklusif karena player media .ogg dapat memutar hampir semua jenis format
suara digital dengan pengkodean yang berbeda beda.
Salah satu media player umum yang bisa memutar file berekstensi .ogg adalah GOM Player.

RealAudio

RealAudio adalah format audio yang dikembangkan oleh RealNetworks


dan pertama kali dirilis pada bulan April 1995. Ekstensinya jarang diketahui secara umum
yaitu .ra atau .ram, saya sendiri lebih familiar dengan ekstensi .rmvb yang biasa digunakan
untuk pengkodean video ber-bit rate variabel.
Sekedar bernostalgia, anda pernah mempunyai ponsel Nokia berbasi OS Symbian? nah
symbian biasanya memakai RealOne Player sebagai aplikasi pemutar video untuk
perangkatnya. RealOne Player juga buatan RealNetworks yang juga mengembangkan
RealAudio ini.
Sama seperti OGG, RealAudio lebih ditujukan sebagai media streaming online.
Gak banyak yang bisa saya jelaskan mengenai RealAudio ini karena sumber informasi yang
terbatas, lagipula RealAudio memang tidak populer di Indonesia.

Musical Instrument Digital Interface (MIDI)


Distandarisasikan tahun 1983, penggunaan MIDI terbatas pada
perangkat musik elektronik dan komputer.
MIDI adalah bahasa yang digunakan sebagai komunikasi, memungkinkan transfer file dari
perangkat berbeda antara perangkat musik dan komputer.
Sebagai contoh, mungkin anda pernah menonton organ tunggal?
Pertunjukan musik dangdut yang hanya menggunakan 1 buah Electric Keyboard sebagai
pengiring musik ini menggunakan format MIDI didalamnya.
Dulu pada akhir 1970 an, perangkat musik elektronik mulai umum digunakan di Amerika Utara,
Eropa dan Jepang. secara garis besar MIDI adalah teknologi pembaruan yang memungkinkan
para musisi memproduksi musik digital dengan varian yang lebih banyak, karena pada saat itu
kebanyakan synthesizer (alat musik elektronik yang menghasilkan sinyal listrik yang diubah
menjadi suara melalui pengeras suara atau headphone) masih bersifat analog.

Bagi Pengguna gadget pemutar musik maupun ponsel sekarang, MIDI tidak populer.
Tapi belum ponsel sekarang mayoritas berbasis Smartphone, ada masanya MIDI dikenal oleh
para pengguna ponsel berbasisJava.
Ya, Nokia dulu adalah salah satu vendor yang menggunakan format suara MIDI. Bahkan pernah
dibuat aplikasi yang sudah tertanam dalam setiap ponselnya, komposer sederhana untuk
membuat nada MIDI bagi pengguna ponsel. Walaupun sederhana, tapi cukup menyenangkan
mencoba membuat nada MIDI menggunakan komposer bawaan ponsel tersebut.
Karena dikhususkan untuk perangkat musik elektronik, saya kurang tahu apa nama ekstensi
untuk file MIDI ini. informasi yang saya dapat hanyalah Standard MIDI File (SMF) yang
merupakan format file yang menyediakan cara terstandarisasi untuk rangkaian Nada atau suara
yang akan disimpan, dipindahkan, dan dibuka pada sistem lain, namun .rmi adalah ekstensi
yang digunakan oleh file MIDI versi lanjutan sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai