Anda di halaman 1dari 38

PELAKSANAAN PELATIHAN PENGELOLAAN DESA WISATA

1. Hari ke-1

Pendamping pelatihan mendampingi peserta pelapihan di hotel amantis

Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata dilaksanakan oleh Dinas Pariwisat


Kabupaten Demak pada hari Selasa-kamis, tanggal 08-10 Juni 2021 di Hotel Amantis yang
beralamatkan di Jl.Lingkar Demak-Kudus. Km. 24 Demak dibuka oleh Ibu Bupati Demak
Eistianah.

Gambar 1. Bupati Demak Eistianah didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak
Dilanjutkan dengan pemaparan seputar materi kebijakan program pembangunan
kepariwisataan daerah oleh Bapak Agus kriyanto,SE, MM. dan Materi pengembanagn dan
pengelolaan produk pariwisata berbasis masyarakat oleh Aris Widianto.
Gambar 2. Penyampaian materi oleh pemateri Aris Widianto

Dilanjutkan dengan pemaparan seputar materi Sadar Wisata dan Sapta Pesona oleh
Bapak Raden Pandhu satyabrata, ST
Gambar 3. Penyampaian materi oleh Bapak Raden Pandhu Satyabrata, ST

2. Hari ke-2
Dihari ke-2 Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata dilanjutkan dengan materi tentang
Desa Wisata dalam sistem kepariwisataan oleh Bapak Heri Nur Hadi, M.MPAR.

Gambar. 4 materi oleh Bapak Heri Nur Hadi, M.MPAR

Dilanjutkan dengan materi pengelolaan desa wisata pada masa pandemi Bapak Raden
Pandhu SatyaBrata, ST

Gambar. 5 penyampaian materi oleh Bapk Raden Pandhu Satyabrata, ST


Dilanjutkan dengan materi membangun kelembagaan pengelolaan desa wisat oleh
bapak Eko Supriyanto dilanjutkan evaluasi praktik pengelolaan desa wisata..

Gambar. 6 penyampaiaan materi oleh Bapak Eko Supriyanto.

Gambar. 7 evaluasi praktik oleh peserta pelatihan


Sebagai penutup dihari kedua, peserta pelatihan melakukan evaluasi praktik
penyusunan paket wisata yang di pimpin oleh Bapak Aris widianto.

Gambar. 8 peserta melakukan evaluasi praktik paket wisata


3. Hari ke-3

Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata melaksanakan Study Lapangan di Desa Wisata


Candi Rejo Magelang.

Gambar 9. Keberangkatan Peserta Pelatihan Ke Desa Wisata Candi Rejo Magelang.


Gambar 10. Penyampaian Materi oleh pengelola Desa Wisata Candi Rejo oleh Bapak Tatak.

Peserta melakukan gowes bersama dalam kunjungan di candirejo


Setelah Pasca Pelatihan, dikarenakan kondisi Pandemi dan berlangsungnya Program
PPKM dari pemerintah, maka dari itu dibulan pertama pendampingan ini, para pendamping
melakukan koordinasi bersama koordinator pendamping melalui Zoom Meeting dan
melaksanakan koordinasi bersama pengelola desa wisata di Demak secara online dengan
langkah awal pengiriman profil desa wisata masing masing.

Adapun jadwal kegiatan, profil Desa wisata dan rangkuman Materi Pra Pelatihan
akan kami lampirkan.
Gambar. 11 pendamping melakukan koordinasi bersama koordinator pendamping melalui
Zoom Meeting
Pendamping melaksanakan koordinasi bersama Kasi. Biang ODTW Ibu Dwi Marfiana
LAMPIRAN PROFIL DESA WISATA
LAMPIRAN RANGKUMAN MATERI
PELATIHAN
Konsep Desa Wisata

Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan
tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa Wisata didefinisikan sebagai sebagian atau
keseluruhan wilayah desa yang dimiliki potensi, produk dan aktivitas wisata yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata dan dikelola oleh kelompok masyarakat di
desa secara berkelanjutan (Ida Bagus Suryawan, 2015:9).

Komponen pembentuk desa wisata tediri atas:

1) Wilayah Desa.
Sebuah desa wisata haruslah menjadi bagian dari wilayah satu desa. Bilamana sebuah
kegiatan wisata mencakup lebih dari satu wilayah desa, kegiatan wisata tersebut dapat
digolongkan kedalam wisata perdesaan dan bukannya desa wisata.

2) Produk pariwisata.

Sebuah desa wisata haruslah memiliki produk wisata sebagai bentuk objek material dari
proses perdagangan barang dan jasa yang dilakukan kepada wisatawan. Produk pariwisata
yang ada dan ditawarkan oleh sebuah desa wisata dapat berupa atraksi wisata, jasa wisata
maupun usaha pariwisata yang ada di desa.

3) Organisasi pengelola.

Keberadaan organisasi pengelola merupakan hal yang wajib pada sebuah desa wisata.
Ketidaktersedianya organisasi pengelola menjadi sebuah jaminan bahwa tidak ada
legitimasi dari sebuah pihak yang memanfaatkan dan mengelola sumber daya pariwisata
dengan mengatasnamakan organisasi desa. Organisasi desa wisata yang dibentuk haruslah
memilki kewenangan dan mewakili keberadaan desa, dan diketahui serta disahkan oleh
stakeholder di desa baik itu peringkat pemerintahan desa, badan pengawas desa, kelompok
organisasi kemasyarakat di desa maupun perwakilan masyarakat desa.

4) Prasarana dan sarana kewilayahan.

Desa Wisata haruslah memiliki prasarana dan sarana kewilayahan sebagai


pengejawantahan prasyarat sebuah wilayah.

5) Wisatawan.
Sebuah desa bila menetapkan diri sebagai desa wisata haruslah memiliki wisatawan yang
berkunjung ke desa. Wisatawan di desa secara umum dapat dikategorikan menjadi
sejumlah macam yaitu wisatawan yang datang dan berkunjung ke desa untuk menikmati
produk wisata yang ditawarkan dan wisatawan yang datang dan menginap di desa untuk
menikmati produk wisata dan keseharian di desa.

6) Jejaring sosial.

Sebuah desa wisata haruslah memiliki jejaring dalam upaya proses pendampingan,
pengelolaan, dan pengembangan jasa wisata yang dilakukan.

Elemen Desa Wisata

1. Karakteristik Objek Wisata


Selain beberapa persyaratan diatas, adapula 3 karakteristik utama dari objek wisata yang
harus diperhatikan dalam upaya engembangan suatu objek wisata tertentu agar menarik
dan dikunjungi banyak wisatawan. Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Oka A. Yoeti,
1985, karakteristik tersebut antara lain :

a. Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”. Artinya di
tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa
yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata lain, daerah itu harus mempunyai daya
tarik yang khusus dan unik.

b. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to do”.
Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat disaksikan, harus disediakan pula
fasilitas rekreasi atau amusement yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih
lama di tempat itu.

c. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengna istilah “something to buy”.
Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitas untuk berbelanja, terutama barang-
barang souvenir dan kerajinan tangan rakyat sebagai oleh-oleh dibawa pulang.

Desa Wisata Candirejo Magelang

Candirejo berasal dari Candigrha. Namun seiring berjalannya waktu, penyebutan berubah
menjadi Candirga, lalu Candirja, dan akhirnya menjadi Candirejo hingga saat ini. Kata candi
sendiri berarti batu dan rejo artinya subur. Candirejo diartikan sebagai wilayah yang banyak
batu, tetapi subur.
lokasinya berada di jalan Candi Rejo Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Jaraknya kurang lebih 3 kilometer (km) dari arah tenggara Candi
Borobudur. Wisatawan akan disuguhi pemandangan persawahan yang masih hijau, suasana
asrinya desa, segarnya aliran sungai, udara sejuk bebas polusi, dan indahnya panorama
Perbukitan Menoreh. Beragam kegiatan wisata pun dapat ditemui di sana. Beberapa di
antaranya adalah jelajah desa naik dokar atau sepeda, rafting di sungai, offroad naik mobil jip
ke Bukit Manoreh, dan belajar memasak makanan tradisional di rumah warga desa tidak di
sangka di balik ramainya aktivitas wisata sekarang ini, Desa Candirejo dahulu masuk dalam
kategori desa miskin.

Mulai membangun Desa Wisata Candirejo

Kepala desa bersama dengan beberapa tokoh masyarakat, pemerintah desa, dan para
tokoh ulama di kawasan desa itu mulai membahas konsep pembentukan Desa Wisata
Candirejo. Kemudian kami bentuk tim kerja. Jadi ada poka (kelompok kerja) dusun, ada
pokja desa. Pokja dusun ini yang tugasnya menyampaikan atau menyosialisasikan terkait
dengan konsep desa wisata ke masyarakat. Setelah pembahasan konsep pembentukan Desa
Wisata Candirejo, serta pembentukan tim kerja dan sosialisasi kepada masyarakat, kepala
desa pun menyiapkan warga desa yang akan menjadi pelaku pariwisata di sana. Mereka juga
dilatih menjadi pemandu wisata.

Pihak desa lalu melakukan pemetaan lokasi Desa Wisata Candirejo yang terdiri dari 15 dusun
berdasarkan potensi wisata masing-masing untuk dijadikan paket wisata. Selanjutnya kepala
desa melakukan pembentukan kepengurusan pengelolaan pariwisata di Desa Wisata
Candirejo. Kepala desa bersama dengan para tokoh masyarakat dan Kelompok Kerja
Pemilihan berdiskusi sistem mana yang akan mereka pilih, apakah PT, CV, atau koperasi.

Setelah berdiskusi, dengan berbagai pertimbangan akhirnya mereka pun sepakat untuk
menggunakan sistem koperasi. Pihak desa candirejo memilih untuk menggunakan koperasi
karena memang prinsip dasar dari koperasi itu dari, oleh, dan untuk anggota. Di awal mula
pendirian, badan hukumnya harus ada minimal 20 anggota. Jadi kita cari dan data 20 orang
yang bersedia menjadi anggota koperasi.Akhirnya, Desa Candirejo resmi menjadi Desa
Wisata Candirejo pada tahun 2003. Peresmian secara badan hukum dilakukan pada tahun
2004.
Di desa candirejo selama ini telah menerapkan CEHS-E di Desa Candirejo

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lagi gencar-gencarnya


mendorong penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE pada usaha-usaha wisata dan
ekonomi kreatif, untuk membangkitkan lagi sektor ini dari keterpurukan akibat pandemi
Covid-19.
Lalu, apa itu CHSE?

“Kunci keberhasilan pariwisata agar dapat segera rebound adalah pelaksanaan protokol
kesehatan berbasis CHSE dengan baik dan disiplin di tiap destinasi tujuan dan pelaku sektor
pariwisata,” kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio beberapa waktu lalu.
Tanpa pelaksanaan protokol kesehatan dan disiplin tinggi, maka tidak mudah bagi sektor
pariwisata Indonesia untuk dapat bangkit kembali. Wishnutama Kusubandio
(Kemenparekraf)
Kemenparekraf telah menerbitkan buku panduan khusus, terkait protokol kesehatan berbasis
CHSE bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.“Kuncinya adalah
pelaksanaan protokol kesehatan,” kata Wishnutama.

CHSE itu sendiri adalah singkatan dari Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan),
Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan). CHSE mulai diterapkan di sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sejak September 2020.CHSE dibuat berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Protokol Kesehatan di Tempat dan Fasilitas Umum
dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

Tujuannya untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 bagi


masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka mencegah terjadinya episenter atau
kluster baru selama masa pandemi.

Adapun penerapan CHSE diterapkan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Desa
Candirejo magelang sebagai berikut.

Pariwisata terdiri dari :


• Pondok makan

• Homestay

• Usaha Perjalanan Wisata

• Pemandu
Ekonomi Kreatif terdiri dari :
• Seni Pertunjukan

• Musik

• Seni Rupa

• Fashion

• Kuliner

• Kriya

• Fotografi

• Wahan Permainan

Berikut ruang lingkup penerapan CHSE :


1. Kebersihan
• Mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer

• Ketersediaan sarana cuci tangan pakai sabun

• Pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan/cairan pembersih lain aman
dan sesuai

• Bebas vektor dan binatang pembawa penyakit

• Pembersihan dan kelengkapan toilet bersih

• Adanya tempat sampah bersih

Adapun Tentative Swot Analysis di Desa Wisata candirejo antaralain :


Indikator Desa wisata candirejo

Atraksi Variasi daya tarik utama dan alternatif, paket wisata,


pengembangan kerjasama atraksi lintas kampung,
penerapan konsep ALUI (asli, lokal, unik dan indah)
yang ada di desa tersebut.
SDM – Kelembagaan Dalam pengembangan SDM di desa candirejo
mengedepankan dalam segi Manajerial,
Enterprenuership, regenerasi, Kompetensi, leadership
Pasar Wisata.
Pasar Wisata Pasar Wisata Demografi, Frekuensi, LoS, Belanja
Wisatawan, serta Profil Wisatawan, pengembangan
ekraf, medsos / digital marketing
Sarana Pendukung Wisata Adanya kemudahan akses seperti papan petunjuk jalan
yang di pasang menuju wisata, adanya listrik, air
bersih, tersedianya tempat untuk mencuci tangan dan
sabun, adanya sinyal komunikasi yang lancar, terdapat
puskemas, polisi, transportasi, akomodasi, konsumsi di
desa tersebut. Adanya kemudahan tersebut juga dapat
menjadi pertimbangan bagi wisatawan agar mereka
mau berwisata ke desa wisata candirejo ,
Sarana Homestay Di desa candirejo sendiri telah menyediakan homestay
dengan kepemilikan, pelayanan atas tamu di homestay,
prokes, CHSE, dan sertifikasi, selain itu pengelolaan
homestay sendiri di kelola dan sebagai pemilik
langsung oleh masyarakat desa wisata candirejo.
Investasi Adanya pola pengaturan dan kerjasama antara CSR
dari bank Indonesia dalam penanganan dan
pengelolaan sampah, yang semula sampah hanya di
bakar dan menimbulkan polusi udara di desa wisata
dan polusi tersebut dapat mengganggu para wisatawan
yang datang, namun setelah bekerjasama degan bank
indonesia masyarakat di desa tersebut di eduksi terkait
penanganan sampah dan hasil dari pengolahan tersebut
dapat menjadi pemasukan tambahan bagi masyarakat
sekitar serta dapat menjadi cinderamata bagi wisatawan
yang datang.
Infrastruktur lainnya Tersedianya insfaktruktur yang Ramah lingkungan,
tidak adanya kebisingan yang berassal dari industri
pabrik, suara keras dari mesin- mesin yang dapat
mengganggu kenyamanan wisatawan (soft
technology).
Pemasaran Dalam pemasaran ke masyarakat lokal dan mancangara
pola yang di terapkan di desa wisata candirejo
menggunakan pemasaran melalui digitaldan medsos.

Kedekatan dengan obyek Kedekatan obyek wisata satu dengan wisata lainnya
lainnya yang dapat di tempuh melalui bersepeda maupun
dengan delman menjadikan daya tarik wisatawan di
mana wisatawan dapat menikmati beberapa lokasi
wisata dalam satu waktu.
Dukungan masyarakat Adanya kerjasama dan komunikasi yang cukup dengan
baik dalam Implementasi sapta pesona di masy desa /
pelaku wisata desa candirejo dalam pembagian hasil
maupun dalam mentaati peraturan yang telah di
sepakati sebagai peraturan bersama, hal ini tak lain
karena kompaknya kerjasama antar stakeholder di desa
tersebut.

Pengalaman yang bisa di terapkan di Desa Wisata yang ada di Kabupaten Demak

Di desa wisata candirejo masyarakatnya sudah siap akan adanya wisatawan yang datang,
hal tersebut dapat di lihat dari ramahnya dalam hal penyembutan serta masyarakat disana
sudah sadar betul akan keberhasihan lingkungan adanya sosialisasi dan edukasi dari tingkat
hulu (orangtua) sampai hilir (anak-anak) contoh saja dalam penanganan sampah, sebelum
masyarakat desa candirejo membersihkan sampah dengan cara di bakar dan asap dari
pembakaran sampah tersebut di rasa cukup mengganggu wisatawan yang datang di
karenakana pencemaran polusi, namun setelah adanya edukasi dari pemerintah desa yng
bekerjasama dengan pokdarwis serta peran serta masyarakat dengan cara memberikan iuran
bulanan sebesar 50 ribu rupiah per kk guna membayar biaya kebersihan yang di laksanakan
seminggu dua kali, tak hanya itu desa candirejo bekerjasama dengan bank Indonesia dalam
penangani urusan sampah. dan komunikasi yang baik antara masyarakat dengan stakeholder
mampu menghasilkan pengelolaan desa wisata candirejo berjalan baik

FORM PROFILE DESA WISATA

1. Nama Desa Wisata : DESA WISATA CANDISARI


2. Alamat Desa Wisata
a. Alamat Lengkap : JALAN CANDI RAYA NO 1 CANDISARI
MRAGGEN DEMAK
b. Alamat Web / Blog :-
c. Alamat Email/ FB :-
d. Peta Menuju Desa Wisata :

3. Nomor Contak Person


a. Telepon : 081328319741
b. Email : juniorkasun@gmai.com
4. Tema Desa :
a. Alam : Pohon siwalan , Watu Umpak
b. Budaya : Festifal Gebyur Dawet
c. Buatan : Candi, sumur tua
d. Lainya ( Sebutkan ) : Kampung ternak, kampung Inggris, Kampung
opak sili
5. Paket Wisata
a. Nama Paket : PAKET FULL CRIEM
b. Isi paket : 1. Welcome Drink
2. Walcome Dance
3. Dunia Dongeng Wisdom of children
4. Belajar Ternak Kelinci
5. Kampung Inggris
6. Jaran Kepang
c. Harga Paket : Rp. 90.000,00
d. Jumlah Minimun Pax/ paket : 30 Orang
6. Informasi Makanan Khas Desa Wisata
a. Nama Makanan Khas : Soto Sawah Karangboyo
b. Diskripsi Makanan Khas : Soto yang sudah melegenda di desa Candisari
c. Harga Makanan Khas : Rp. 20.000 sudah termasuk teh dan satu tusuk
sate
7. Informasi Kerajinan Khas Desa Wisata
a. Nama Kerajinan : Caping Kropak
b. Diskripsi Kerajinan : Caping yang terbuat dari daun siwalan
c. Harga Kerajinan : Rp. 6.000

8. Informasi Homestay
a. Jumlah Homestay di Desa Wisata: 2
b. Fasilitas Homestay : Tempat tidur
c. Harga Homestay : Rp. 90.000 / malam

NAMA
NO PEMILIK FASILITAS HARGA
HOMESTAY
1 SALFWA SAKDULLOH Kamar tidur Rp. 90.000
2 AL MA’RUF MASRUM Kamar tidur Rp. 90.000

9. Informasi Kesenian
a. Nama Kesenian : Jaran Kepang
b. Diskripsi Kesenian :Jaran kepang dan atraksi komplit
c. Jumlah Group Kesenian :1

 Sertakan Gambar atraksi kesenian

10. Informasi Guide Lokal


a. Jumlah Guide :2
b. Penguasaan Bahasa : Bahasa Indonesia

11. Informasi Pengelola Desa Wisata :


a. Nama Pokdarwis/ Pengelola Desa Wisata : POKDARWIS
DEWI CANDISARI
b. Profile Pokdarwis / Pengelola Desa Wisata :
KELOMPOK SADAR WISATA
( POKDARWIS)
“DEWI CANDISARI”
DESA CANDISARI KEC.MRANGGEN KAB. DEMAK
Sekretariat : Jln Candi Dalam Raya No. 32 Telp. 081328319741 Candisari Mranggen Demak 59567

DATA USAHA PARIWISATA DI DESA WISATA DEWI CANDISARI


TAHUN 2021
NO NAMA USAHA PARIWISATA PEMILIK KET
1 KAMPUNG INGGRIS YAYASAN AL MA’RUF
2 OMAH KAOS DJP INDUSTRIS
3 TAMAN KELINCI KUBE TANI TERNAK KASUN FAMILY
4 SOTO SAWAH KARANGBOYO SUPONO
5 KAMPUNG TERNAK KARANGBOYO KELOMPOK TANI
6 KAMPUNG OPAK SILI KUBE OPAK SILI
7 ANGKUTAN BIS PARIWISATA CV. CAHYA
8 WARUNG GENDAR PECEL ASYIYAH
9 ES DAWET PAK THOHA AHMAD TOHA
10 JARAN KEPANG TURONGGOSETO PAGUYUBAN SENI JARAN KEPANG
TURONGGO SETHO
11 OMAH JAMU IBU KAMI
12 OMAH CAPING KROPAK IBU SUDIRAH
13 RUMAH SIWALAN SUMARNO
14 RUMAH DONGEN WISDOM OFF YAYASAN KYAI GADING
CHILDREN
15 HOME STAY AL MA’RUF YAYASAN AL MA’RUF
16 HOME STAY SALFWA SAKDULLAH
17 PEMANDU WISATA SANALIKA SHIFONNIFA YULI TWENTY
c. Struktur Organisasi Pokdarwis / Pengelola Desa Wisata

Penanggungjawab :
SURATMAN KEPALA DESA
Ketua :
MUHAMAD SHOLEH KASUN
Sekretaris :
ROBAI
Bendahara :
MOH SUGIYONO

12. Informasi Kalender Event Tetap Desa Wisata


a. Nama Event : Festifal Gogoh Iwak
Festfal Gebyur dawet
Kirab Pusaka Kyai gading
b. Waktu Penyelenggaraan : satu tahun sekali
c. Diskripsi Event :
13. Informasi Potensi yang ada di Desa Wisata

Desa Wisata : Dewi Candisari


1. Potensi alam : pohon langka Siwalan, persawahan.
2. Budaya / kearifan lokal : Festival Gebyur Dawet, apitan, kirab budaya, nyadran.
3. Potensi buatan : Candi, sumur tua, Tamam Permainan.
4. Campuran : Kampung Ternak budidaya ternak kelinci, lele, sapi, kambing.
Kampung Opak Sili, Cara pembuatan dan goreng Opak Sili, Kampung Inggris, rumah
jati ( belajar mengenal nama-nama bagian rumah adat Jawa ). Cara pembuatan Caping
Kripak.
a. Budaya yg bisa dikembangkan : Ada
Festival gogoh iwak. Festival Tandur Pari, festival gebyur dawet.
Fasilitas : jalan besar, lustrik, Indihome. Fasilitas lain belum signifikan masih perlu
banyak persiapan.
Kunjungan Wisata : 210 orag pertahun.
Kesadaran masyarakat :
Pengetahuan : sudah tahu.
Pengertian : baru sebagian.
Pemahaman : masih kerja ekstra.
Usaha wisata yg bisa dikembangkan : paket full cream . Paket ambyar.
Kendala yg dihadapi masyarakat masih belum Memahami definisi desa wisata. Dan
potensi wisata.
POHON SIWALAN
CANDISARI

14. Statistik Jumlah Pengunjung


a. Wisatawan manca / pertahun ( data akhir per tahun ) : 0 oang
b. Wisatawan local / pertahun ( data akhir pertahun ) : 210 orang

 Bila belum ada, di kosongkan.


NB : Untuk file tersebut diatas , mohon segera di kirim via email ke :
1. eko4450saputro@yahoo.co.id
2. kamandaka4450@gmail.com
LAPORAN PENDAMPINGAN PELATIHAN
PENGELOLAAN DESA WISATA ANGGARAN NON DAK
TAHUN 2021

Disusun oleh :

1. Eko Supriyanto ( koordinator pendamping)


2. Muhammad Khoirul Huda ( pendamping )
3. Dewi shinta ( pendamping )

DINAS PARIWISATA KABUPATEN DEMAK

2021

Anda mungkin juga menyukai