1. Hari ke-1
Gambar 1. Bupati Demak Eistianah didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak
Dilanjutkan dengan pemaparan seputar materi kebijakan program pembangunan
kepariwisataan daerah oleh Bapak Agus kriyanto,SE, MM. dan Materi pengembanagn dan
pengelolaan produk pariwisata berbasis masyarakat oleh Aris Widianto.
Gambar 2. Penyampaian materi oleh pemateri Aris Widianto
Dilanjutkan dengan pemaparan seputar materi Sadar Wisata dan Sapta Pesona oleh
Bapak Raden Pandhu satyabrata, ST
Gambar 3. Penyampaian materi oleh Bapak Raden Pandhu Satyabrata, ST
2. Hari ke-2
Dihari ke-2 Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata dilanjutkan dengan materi tentang
Desa Wisata dalam sistem kepariwisataan oleh Bapak Heri Nur Hadi, M.MPAR.
Dilanjutkan dengan materi pengelolaan desa wisata pada masa pandemi Bapak Raden
Pandhu SatyaBrata, ST
Adapun jadwal kegiatan, profil Desa wisata dan rangkuman Materi Pra Pelatihan
akan kami lampirkan.
Gambar. 11 pendamping melakukan koordinasi bersama koordinator pendamping melalui
Zoom Meeting
Pendamping melaksanakan koordinasi bersama Kasi. Biang ODTW Ibu Dwi Marfiana
LAMPIRAN PROFIL DESA WISATA
LAMPIRAN RANGKUMAN MATERI
PELATIHAN
Konsep Desa Wisata
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan
tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa Wisata didefinisikan sebagai sebagian atau
keseluruhan wilayah desa yang dimiliki potensi, produk dan aktivitas wisata yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata dan dikelola oleh kelompok masyarakat di
desa secara berkelanjutan (Ida Bagus Suryawan, 2015:9).
1) Wilayah Desa.
Sebuah desa wisata haruslah menjadi bagian dari wilayah satu desa. Bilamana sebuah
kegiatan wisata mencakup lebih dari satu wilayah desa, kegiatan wisata tersebut dapat
digolongkan kedalam wisata perdesaan dan bukannya desa wisata.
2) Produk pariwisata.
Sebuah desa wisata haruslah memiliki produk wisata sebagai bentuk objek material dari
proses perdagangan barang dan jasa yang dilakukan kepada wisatawan. Produk pariwisata
yang ada dan ditawarkan oleh sebuah desa wisata dapat berupa atraksi wisata, jasa wisata
maupun usaha pariwisata yang ada di desa.
3) Organisasi pengelola.
Keberadaan organisasi pengelola merupakan hal yang wajib pada sebuah desa wisata.
Ketidaktersedianya organisasi pengelola menjadi sebuah jaminan bahwa tidak ada
legitimasi dari sebuah pihak yang memanfaatkan dan mengelola sumber daya pariwisata
dengan mengatasnamakan organisasi desa. Organisasi desa wisata yang dibentuk haruslah
memilki kewenangan dan mewakili keberadaan desa, dan diketahui serta disahkan oleh
stakeholder di desa baik itu peringkat pemerintahan desa, badan pengawas desa, kelompok
organisasi kemasyarakat di desa maupun perwakilan masyarakat desa.
5) Wisatawan.
Sebuah desa bila menetapkan diri sebagai desa wisata haruslah memiliki wisatawan yang
berkunjung ke desa. Wisatawan di desa secara umum dapat dikategorikan menjadi
sejumlah macam yaitu wisatawan yang datang dan berkunjung ke desa untuk menikmati
produk wisata yang ditawarkan dan wisatawan yang datang dan menginap di desa untuk
menikmati produk wisata dan keseharian di desa.
6) Jejaring sosial.
Sebuah desa wisata haruslah memiliki jejaring dalam upaya proses pendampingan,
pengelolaan, dan pengembangan jasa wisata yang dilakukan.
a. Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”. Artinya di
tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa
yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata lain, daerah itu harus mempunyai daya
tarik yang khusus dan unik.
b. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to do”.
Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat disaksikan, harus disediakan pula
fasilitas rekreasi atau amusement yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih
lama di tempat itu.
c. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengna istilah “something to buy”.
Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitas untuk berbelanja, terutama barang-
barang souvenir dan kerajinan tangan rakyat sebagai oleh-oleh dibawa pulang.
Candirejo berasal dari Candigrha. Namun seiring berjalannya waktu, penyebutan berubah
menjadi Candirga, lalu Candirja, dan akhirnya menjadi Candirejo hingga saat ini. Kata candi
sendiri berarti batu dan rejo artinya subur. Candirejo diartikan sebagai wilayah yang banyak
batu, tetapi subur.
lokasinya berada di jalan Candi Rejo Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Jaraknya kurang lebih 3 kilometer (km) dari arah tenggara Candi
Borobudur. Wisatawan akan disuguhi pemandangan persawahan yang masih hijau, suasana
asrinya desa, segarnya aliran sungai, udara sejuk bebas polusi, dan indahnya panorama
Perbukitan Menoreh. Beragam kegiatan wisata pun dapat ditemui di sana. Beberapa di
antaranya adalah jelajah desa naik dokar atau sepeda, rafting di sungai, offroad naik mobil jip
ke Bukit Manoreh, dan belajar memasak makanan tradisional di rumah warga desa tidak di
sangka di balik ramainya aktivitas wisata sekarang ini, Desa Candirejo dahulu masuk dalam
kategori desa miskin.
Kepala desa bersama dengan beberapa tokoh masyarakat, pemerintah desa, dan para
tokoh ulama di kawasan desa itu mulai membahas konsep pembentukan Desa Wisata
Candirejo. Kemudian kami bentuk tim kerja. Jadi ada poka (kelompok kerja) dusun, ada
pokja desa. Pokja dusun ini yang tugasnya menyampaikan atau menyosialisasikan terkait
dengan konsep desa wisata ke masyarakat. Setelah pembahasan konsep pembentukan Desa
Wisata Candirejo, serta pembentukan tim kerja dan sosialisasi kepada masyarakat, kepala
desa pun menyiapkan warga desa yang akan menjadi pelaku pariwisata di sana. Mereka juga
dilatih menjadi pemandu wisata.
Pihak desa lalu melakukan pemetaan lokasi Desa Wisata Candirejo yang terdiri dari 15 dusun
berdasarkan potensi wisata masing-masing untuk dijadikan paket wisata. Selanjutnya kepala
desa melakukan pembentukan kepengurusan pengelolaan pariwisata di Desa Wisata
Candirejo. Kepala desa bersama dengan para tokoh masyarakat dan Kelompok Kerja
Pemilihan berdiskusi sistem mana yang akan mereka pilih, apakah PT, CV, atau koperasi.
Setelah berdiskusi, dengan berbagai pertimbangan akhirnya mereka pun sepakat untuk
menggunakan sistem koperasi. Pihak desa candirejo memilih untuk menggunakan koperasi
karena memang prinsip dasar dari koperasi itu dari, oleh, dan untuk anggota. Di awal mula
pendirian, badan hukumnya harus ada minimal 20 anggota. Jadi kita cari dan data 20 orang
yang bersedia menjadi anggota koperasi.Akhirnya, Desa Candirejo resmi menjadi Desa
Wisata Candirejo pada tahun 2003. Peresmian secara badan hukum dilakukan pada tahun
2004.
Di desa candirejo selama ini telah menerapkan CEHS-E di Desa Candirejo
“Kunci keberhasilan pariwisata agar dapat segera rebound adalah pelaksanaan protokol
kesehatan berbasis CHSE dengan baik dan disiplin di tiap destinasi tujuan dan pelaku sektor
pariwisata,” kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio beberapa waktu lalu.
Tanpa pelaksanaan protokol kesehatan dan disiplin tinggi, maka tidak mudah bagi sektor
pariwisata Indonesia untuk dapat bangkit kembali. Wishnutama Kusubandio
(Kemenparekraf)
Kemenparekraf telah menerbitkan buku panduan khusus, terkait protokol kesehatan berbasis
CHSE bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.“Kuncinya adalah
pelaksanaan protokol kesehatan,” kata Wishnutama.
CHSE itu sendiri adalah singkatan dari Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan),
Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan). CHSE mulai diterapkan di sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sejak September 2020.CHSE dibuat berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Protokol Kesehatan di Tempat dan Fasilitas Umum
dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Adapun penerapan CHSE diterapkan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Desa
Candirejo magelang sebagai berikut.
• Homestay
• Pemandu
Ekonomi Kreatif terdiri dari :
• Seni Pertunjukan
• Musik
• Seni Rupa
• Fashion
• Kuliner
• Kriya
• Fotografi
• Wahan Permainan
• Pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan/cairan pembersih lain aman
dan sesuai
Kedekatan dengan obyek Kedekatan obyek wisata satu dengan wisata lainnya
lainnya yang dapat di tempuh melalui bersepeda maupun
dengan delman menjadikan daya tarik wisatawan di
mana wisatawan dapat menikmati beberapa lokasi
wisata dalam satu waktu.
Dukungan masyarakat Adanya kerjasama dan komunikasi yang cukup dengan
baik dalam Implementasi sapta pesona di masy desa /
pelaku wisata desa candirejo dalam pembagian hasil
maupun dalam mentaati peraturan yang telah di
sepakati sebagai peraturan bersama, hal ini tak lain
karena kompaknya kerjasama antar stakeholder di desa
tersebut.
Pengalaman yang bisa di terapkan di Desa Wisata yang ada di Kabupaten Demak
Di desa wisata candirejo masyarakatnya sudah siap akan adanya wisatawan yang datang,
hal tersebut dapat di lihat dari ramahnya dalam hal penyembutan serta masyarakat disana
sudah sadar betul akan keberhasihan lingkungan adanya sosialisasi dan edukasi dari tingkat
hulu (orangtua) sampai hilir (anak-anak) contoh saja dalam penanganan sampah, sebelum
masyarakat desa candirejo membersihkan sampah dengan cara di bakar dan asap dari
pembakaran sampah tersebut di rasa cukup mengganggu wisatawan yang datang di
karenakana pencemaran polusi, namun setelah adanya edukasi dari pemerintah desa yng
bekerjasama dengan pokdarwis serta peran serta masyarakat dengan cara memberikan iuran
bulanan sebesar 50 ribu rupiah per kk guna membayar biaya kebersihan yang di laksanakan
seminggu dua kali, tak hanya itu desa candirejo bekerjasama dengan bank Indonesia dalam
penangani urusan sampah. dan komunikasi yang baik antara masyarakat dengan stakeholder
mampu menghasilkan pengelolaan desa wisata candirejo berjalan baik
8. Informasi Homestay
a. Jumlah Homestay di Desa Wisata: 2
b. Fasilitas Homestay : Tempat tidur
c. Harga Homestay : Rp. 90.000 / malam
NAMA
NO PEMILIK FASILITAS HARGA
HOMESTAY
1 SALFWA SAKDULLOH Kamar tidur Rp. 90.000
2 AL MA’RUF MASRUM Kamar tidur Rp. 90.000
9. Informasi Kesenian
a. Nama Kesenian : Jaran Kepang
b. Diskripsi Kesenian :Jaran kepang dan atraksi komplit
c. Jumlah Group Kesenian :1
Penanggungjawab :
SURATMAN KEPALA DESA
Ketua :
MUHAMAD SHOLEH KASUN
Sekretaris :
ROBAI
Bendahara :
MOH SUGIYONO
Disusun oleh :
2021