DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 :
1. EVELINA BR GURNING
2. YEMIMA UTAMI HARIANJA
KELAS: C 2017
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
sebaik mungkin dan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini yakni untuk
memenuhi tugas semester genap.
Saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak, selaku dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Kewirausahaan yang telah membimbing saya untuk membuat tugas
ini agar semakin baik. Makalah ini disusun sebagai sarana mahasiswa untuk belajar Lebih
mampu menganalisa “Faktor-Faktor Industri Yang Menentukan Berkembang Tidaknya
Suatu Industri” . Makalah ini merupakan sarana untuk mengembangkan opini mahasiswa.
Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
senantiasa mengharapkan masukan atau kritik demi penyempurnaan makalah ini. semoga
makalah ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan pengetahuan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritikan maupun saran dari para pembaca
untuk membenahi pembuatan tugas saya yang berikutnya. Dan semoga makalah saya ini dapat
menjadi bacaan yang mampu menambah wawasan bagi para pembaca. Sekian dan terima
kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistik (2016), industri adalah sebuah kesatuan unit usaha
yang menjalankan kegiatan ekonomi dengan tujuan menghasilkan barang atau jasa yang
berdomisili pada sebuah tempat atau lokasi tertentu dan memiliki catatan administrasi
sendiri. Sektor industri memegang pernanan penting sebagai mesin pembangunan, karena
sektor industri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai
kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang
besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah ( value added creation) dari setiap input
atau bahan dasar yang diolah. Potensi industri yang ada di berbagai daerah dengan
masalah-masalah yang ada pada suatu daerah harus segera dibenahi sebagai suatu upaya
untuk mensejahterakan masyarakat yang berada di suatu daerah industri.
Usaha kecil adalah bagian dari dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan,
potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi.
Selain itu, keberadaan usaha kecil dapat memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan
pelayanan ekonomi, agar dapat dipercepat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi
masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penyusun uraikan maka rumusan masalah yang
adalah sebagai berikut :
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan penyususnan makalah iniadalah
sebagai berikut :
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan dan ilmu,
sebagai sumber referensi bagi pembaca dan untuk memenuhi tugas semester genap bagi
penyusun.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Industri
1. Bahan Mentah
Bahan mentah atau bahan baku, merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan
industri yang harus tersedia dalam jumlah besar demi kelancaran industri. Bahan mentah
dapat diperoleh sumber alam atau dibeli (diimpor) oleh perusahaan yang
menggunakannya. Hal-hal yang berkaitan dengan bahan mentah atau bahan baku adalah
jumlah kebutuhan bahan mentah selama satu periode, kelayakan harga barang,
kontiniutas persediaan barang, kualitas bahan mentah, sifat bahan mentah dan biaya
pengangkutannya.
2. Modal
Modal termasuk salah satu faktor utama dalam suatu kegiata industri, tanpa modal
kegiatan industri akan terhenti. Dengan tersedianya modal maka proses industri menjadi
lancar. Modal yang digunakan dapat berupa bangunan, mesin dan peralatan lainnya,
dapat pula berupa uang atau dana yang diperlukan sejak perusahaan dimulai dengan
membeli berbagai peralatan dan tanah sebagai lokasi perusahaan termasuk biaya
operasional usaha seperti pengadaan bahan mentah, upah kerja dan biaya industri lainnya.
Sumber atau asal modal dapat dibedakan : (a) modal yang bersumber dari dalam atau
modal pribadi yang berasal dari kekayaan sendiri, (b) modal yang bersumber dari luar
atau berasal dari hasil pinjaman baik dari bank maupun pihak lain. Bagi perusahaan besar
modal itu ada bersumber dari penanaman modal dari dalam negeri oleh pengusaha
nasional atau pemerintah, bersumber dari penanaman modal asing dan patungan (joint
venture) yang berasal dari kerjasama antara swasta nasional dengan perbandingan jumlah
modal yang telah disepakati.
3
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja tidak terlepas dari kegiatan industri, tersedianya tenaga kerja,
baik dalam jumlah kerja maupun keahliannya mejadi aset penting bagi industri dan
sekaligus memperlancar proses produksi. Tenaga kerja yang dimaksud adalah sejumlah
orang yang ikut serta atau dapat diikutsertakan dalam proses produksi.
4. Sumber Energi
Sumber energi, sumber ini sangat diperlukan dalam kegiatan industri, jika sumber
energi tidak tersedia, maka kegiatan industri akan berhenti. Oleh karena itu sumber energi
harus tersedia, sehingga proses perindustrian menjadi lancar. Sumber energi ini banyak
jeninya diantarnya batubara, listrik, bahan bakar minyak dan gas. Hal itu digunakan
perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
5. Transportasi
Transportasi, mencakup transportasi darat, laut, dan udara memegang peranan penting
dalam kegiatan industri terutama mengankat bahan mentah dan bahan baku dan hasil industri.
Berkaitan dengan itu lokasi industri harus dekat dengan prasarana (jalan) raya, kereta api dan
pelabuhan. Dengan tersedianya prasarana dan sarana (pengankutan) seperti truk, kereta api,
kapal laut dan pesawat terbang dapat mempermudah pengangkutan dan meminimalisasi biaya
angkutan pemasaran.
6. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegitan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha
(perusahaan) dalam mempertahankan kelangsungan industri untuk berkembang. Pemasaran
ini adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang serta jasa dari produsen ke
konsumen dalam waktu dan harga dan komunikasi yang tepat. Untuk menyampaikan barang
dari produsen ke konsumen dilakukan dengan dua cara : a) distribusi langsung yakni produsen
langsung memasarkan hasil industrinya kepada konsumen, b) distribusi tidak langsung yakni
produsen memasarkan hasil industrinya ke konsumen melalui agen atau pranata-pranata sosial
lainnya.setiap pengusaha mengharapkan hail industtinya dipasarkan kedaerah yang lebih luas
sehingga memperoleh untung yang lebih besar.
4
7. Teknologi
8. Pemerintah
9. Kebudayaan Masyarakat
Kebudayaan masyarkat, sebelum mengembangkan dan menjalankan kegiatan
industri sebaiknya dipelajari adat istiadat, normal, nilai, kebiasaan, dan sebagiannya yang
berlaku dilingkungannya. Tidak sensitif terhadap kehidupan masyarakat sekitar mampu
menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar. Selain itu ketidakmampuan membaca
pasar juga dapat membuat barang hasil produksi tidak laku dipasaran karena tidak sesuai
dengan selera konsumen atau tidak sesuai dengan budaya yang berlaku didaerah tersebut.
Semua itu harus diperlukan sehingga kegiatan industri belangsung dengan baik.
10. Lingkungan
5
Menurut Djojodipuro (1992) ada 7 faktor yang mempengaruhi penetuan lokasi industri:
Tanah sangat menetukan untuk berbagai industri hal itu. Tampak dalam industri
ekstraktif, seperti pertambagan dan galian. Industri pengeboran minyak bumi dan
penggalian pasir di tempat ditemukannya pasir. Sebaliknya adanya sungai disuatu daerah
justru akan menarik sebagai tempat lokasi, karena sungai dapat dimanfaatkan sebagai
sarana angkutan yang murah.
6
dan tenaga managerial Penggunaan tenaga berbeda antar industri. Industri bangunan dan
industri besi baja memerlukan tenaga sama- sama banyak, namun demikian masih
memerlukan tenaga yang lebih terampil dan lerdidik. Disamping itu, industri yang
memerlukan tenaga ahli maupun terdidik dalam jumlah yang relatif banyak seperti pada
industri penelitian. Daerah perkotaan lebih cocok sebagai kokasi industri daripada
pedesaan. Keadaan itu disebabkan adanya urbanisasi yang mengakibatkan arus berbagai
jenis tenaga dari desa ke kota besar.
Berkaitan dengan keterampilan yang bersifat turun-temurun dan hanya terdapat
didaerah tertentu, seperti batik di Pekalongan, ukiran kayu di Jepara dan sulam-
menyulam di Kota Gedong dan Gorontalo. Di antara mereka ini terdapat gejala sosial-
psikologi yang membuat mereka enggan meninggalkan kampung halamannya. Itulah
sebabnya daerah tersebut hingga sekarang masih dapat bertahan di masing-masing
daerah. Dalam hal upah sebagai harga tenaga kerja menunjukkan variasi antar kota
maupun antar daerah, di kota biasanya upah lebih tinggi daripada di luar kota. Hal ini
disebabkan taraf hidup lebih tinggi di daerah perkotaan, Bila ditelaah lebih mendalam,
maka tampak bahwa variasi upah antar kota maupun antar daerah tidak sebesar antar
kelompok masyarakat. Gejala ini mungkin disebabkan perbedaan antar manyarakat yang
terungkap dalam latar belakang kebudayan cenderung lebih besar daripada pertedaan
antar daerah. Keadaan itu mengakibatkan bahwa sulit menyimpulkan mengenai
keuntungan komparatif antar berbagai alternatif lokasi yang dinyatakan dalam biaya
tenaga.
Manajemen merupakan bentuk tenaga tersendiri seiring dengan itu maka dalam
proses pengambilan keputusan juga memiliki ciri khusus, hal ini tidak terlepas dari
struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan. Pada waktu perusahaan masih kecil,
maka pengunbilan keputusan dilakukan oleh pemilik sekaligts merupakan manager, serta
menanggung resiko dan merupakan satu- satunya pemilik keuntungan. Dalam perusahaan
besar merupakan gejala yang biasa, maka terdapat pemisahan yang tegas antara pemilik
perusahaan dan yang mengelola perusahaan. Selain itu ada juga merupakan sekelompok
ahli di berbagai bidang seperti marketing produksi, dan pembelanjaan. Mereka
merupakan sekelompok teknorat yang mengelola perusahaan secara profesional tanpa
mempunyai kepentingan langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kelompok ini
7
disebut sebagai techno-structure. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan harus
bersifat menyeluruh dan terpadu, ini merupakan yang sangat penting bagi kelangsungan
perusahaan. Dengan adanya bentuk manajemen ini maka daerah dengan tenaga yang
mempunyai kualifikasi yang diperlukan oleh suatu techno-structure adalah lebih menarik.
Namun demikian, anggota techno-structure itu sendiri mempunyai tuntutan tinggi, mau
bekerja keras akan tetapi menginginkan suasana kerja dan istirahat yang tenang.
Sehubungan dengan itu maka tempat yang memungkinkan adanya daerah pemukiman
yang baik dalam jarak yang tidak terlampau jauh adalah menarik sebagai lokasi
perusahaan.
c. Modal.
Modal dapat diartikan sebagai apa saja yang dibuat oleh manusia dan
dipergunakan dalam proses produksi. Modal dapat berupa bangunan, mesin dan peralatan
lainnya, maupun berupa sejumlah uang atau dana. Modal dapat bersifat mobil atau
kurang mobil. Modal ini sudah ada sejak perusahaan dimulai dan dipergunakan untuk
membeli berbagai in put, termasuk tanah sebagai lokasi perusahaan. Bagi perusahaan
besar, dalam memperoleh modal bukan merupakan masalah Modal dapat diperoleh
dimana saja karena besarnya perunehan merupakan jaminan dan selaligus merpakan daya
tarik bagi modal. Oleh sebab itu, modal kurang berpengaruh bagi penentuan lokasi
perusahaan besar. Berbeda dengan perusahaan kecil, pada umumnya dhenal didaerah
operasinya dan kemungkinan untuk memperoleh modal juga ditentukan oleh
lingkungannya. Dalam hal ini maka modal menentukan kokasi perusahaan yang
bersangkutan. Disamping itu jenis industri juga mempenganuhi tersedianya modal, hal
yang demikian terdapat di Indonesia seperti dalam indutri pariwisata lebih udah
memperoleh modal daripada industri tekstil, ini disebabkan industri yung pertama
merupakan sasaran kebijaksanaan pemerintah untuk dikembangkan
2. Pasar dan Harga
Pasar merupakan tujuan akhir seorang pengusaha untuk memperoleh keuntungan,
karena itu pengusaha harus mampu menjual barang yang dihanilkannya dengan harga yang
lebih tinggi daripada biaya yang đikeluarkan. Laas pasar ditentukan oleh tign unsur: (1)
jumlah penduduk, (2) pendapatan perkapita dan (3) distribusi pendapatan. Daerah yang
berpenduduk banyak, secara potensial merupakan pasar yang perlu diperhatikan
8
pengusaha. Jika suatu daerah disertai pendapatan perkapita yang tinggi, maka pasar akan
menjadi efektif. Gejala ini makin meningkat jika distribusi pendapatan merata. Namun
demikian, jika distribusi pendapatan yang merata terjadi bersamaan dengan pendapatan
perkapita yang rendah, maka daerah tersebut bukan merupakan pasar untuk menjual barang
yang relatif mewah atau setengah mewah. Untuk barang seperti ini "centeris paribus
distribusi pendapatan yang kurang merata akan lebih baik bagi pengusaha.
Dewasa ini diukur dengan pendapatan perkapita, Indonesia masih merupakan
negara berpendapatan rendah, namun distribusi pendapatan kurang merata membuat pasar
barang mewah dan setengah mewah tampaknya tidak kekurangan pembeli. Sebaliknya
Singapura merupakan contoh suatu negara yang berpenduduk sedikit, berpendapatan
perkapita tinggi dan distribusi pendapatan yang relatif merata. Hal ini membuat pasar
Singapura sangat cocok untuk penjualan barang mewah dan setengah mewah, akan tetapi
penduduk yang relatif sedikit membuat pasar negara Jeda jenuh. Sebaliknya penduduk
Indonesia berjumlah 255.461.700 Jiwa (2017) pada dasarnya merupakan pasar yang sangat
luas. Akan tetapi, pendapatan perkapitanya rendah membuat sebagian pasar tersebut tetap
potensial. Suatu hal yang menarik adalah bahwa justru distribusi pendapatan yang kurang
meta embuat pesar Indonesia tetap menarik bagi penjualan burang mewah dan setengah
mewah yang terus digarap oleh pengusaha bersangkutan.
Kendaan tesebut dapat juga dilihat di daerah perkotaan daerah ini merupaan
pemusatan penduduk dengan pendaputan perkapita yang lebia tinggi daripada doerah
pedesaan, selain itu daerah perkotaan cenderung menunjukkan distribusi pendapatan yang
kurang merata. Oleh karenanya daerah perkotaan menarik sebagai lokasi industri, barang
yang dipasarkan tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga barang mewah dan
setengah mewah. Jika sustu perusahaan menginginkan kapasitas jumlah penjualan tertentu,
maka akan dipilih kota sesuai dengan kebijaksanaan tersebut.
Dalam hal harga, ini ditentukan oleh produsen yang didasarkan kepada biaya
produksi dan kondisi permintaan yang dihadapi di berbagai tempat penjualan. Keadaan
permintaan ini mencakup elastisitas permintaan dan biaya angkutan untuk menyerahkan
barang yang dijual, dalam hubungannya dengan teori lokasi, maka yang kedua adalah
relevan. Perbedaan biaya angkutan dapat mengakibatkan perbedaan harga yang cukup
besar antara satu kota dengan kota lainnya. Untuk menyatakan ini, maka dikenal berbagai
9
sistem harga penjualan, di antaranya adalah cost insurance, freight (cip. free on board (fob)
dan basing point system. Dalam harga cif telah diperhitungkan biaya angkutan dan
asuransi. Ada kalanya pengusaha memperhitungkan harga cif yang sama untuk berbagai
tempat di daernh yang sama, dalam hal ini harga kurang mempengaruhi kokasi, karena
konsumen yang berlokasi jauh disubsidi oleh yang dekat. Dalam harga fob maka pembeli
membayar harga barang, biaya angkutan dan asuransi.
Bila barang merupakan barang setengah jadi, maka sistem ini akan berpengaruh
terhadap lokasi industri yang mempergunakan barang tersebut sebagai input dalam
memproduksi barang yang lain. Selain itu, terdapat unsur biaya angkutan dan asuransi
dalam harga fob menyebabkan harga ini tinggi dan membatasi jumlah pembeli. Akhimya
penentuan harga yang disebut basing point system. Penentuan ini merupakan kebijaksanaan
yang dilakukan oleh beberapa perusahaan yang memproduksikan barang yang sama akan
tetapi berlokasi ditempat yang berbeda. Perusahaan yang bersangkutan menyetujui bahwa
seakan-akan produksi dijalankan ditempat yang sama dan memperhitungkan biaya
angkutan yang sama dari tempat masing masing. Dengan demikian perbedaan harga hanya
disebabkan pebedaan biaya produksi.
3. Bahan Baku dan Energi
Komponen dasar yang penting dalam suatu usaha industri adalah bahan baku.
Bahan baku yang dipergunakan dapat merupakan bahan mentah atau barang setengah jadi.
Minyak bumi, biji besi dan kayu gelondongan merpakan bahan mentah, sedangkan besi
baja, kayu lapis, dan berbagal sekrup / baut merupakan barang setengah jadi. Bahan
mentah yang diperganakan ada yang bersifat ekstraktif, seperti biji besi dan aluminium,
tetapi ada jaga yang masih harus diproduksikan seperti berbagai hasil pertanian. Di
samping itu, penggunaan bahan baku ada yang hanya sedikit, seperti industri tenun
tradisional akan tetapi ada yang meliputi jumlah yang sangat banyak, seperti industri
mobil. Bahan baku itu ada yang berat, ada yang mengambil tempat banyak, ada pula yang
cepat rusak dan memerlukan sarana angkutan khusus untuk mengangkutnya. Contoh yang
pertama adalah biji besi, yang kedua adalah kapas, sedangkan yang lerakhir adalah ikan
yang dipergunakan sebagai input bagi industri pengalengan. Bahan jenis yang terakhir ini
juga memerlukan pengolahan dan penggudangan khusus untuk dapal dimanfaatkan dengan
menguntungkan. Bahan baku, terutama yang masih dalam bentuk bahan mentah tidak
10
terdapat secara merata di dunia, gejala ini membuat pengaturan bahan baku sebagai unsur
yang menentukan kokasi makin relevan.
Energi dibutuhkan dalam proses produksi, terutama dalam menggerakkan mesin.
Energi ditemukan dalam berbagai sumber, energi yang paling murah digunakan manusia
dan langsung dimanfaatkan adalah air dan angin. Penggunaan air secara langsung sebagai
energi dalam bentuk kincir yang digerakkan arus air, Makin besar arus air makin kuat pula
energi yang dihasilkan. Salah satu keuntungan penggunaan energi dalam bentuk air adalah
harganya relatif murah. Kelemahan kincir angin adalah pemanfaatannya harus dekat
dengan sungai yang beraliran deras dan ini dapat diatasi oleh kincir udara yang lokasinya
lebih bebas. Kincir angin sebagai sumber energi banyak terdapat di negeri Belanda.
Sumber energi lainnya adalah batu bara digunakan dalam berbagai industri, ada yang
langsung seperti dalam tanur tinggi dan ada juga yang tidak langsung, energi uap yang
diperoleh dengan memanaskan air dan masih banyak digunakan dalam industri pembangkit
listrik tenaga uap. Sifat batu bara yang mengambil banyak tempat dan berat mnyetbabkan
lemput ditemukannya batubara menjadi lokasi industri di msa lampau. Pada mann ekarang
ini penggunaan batu bara sudah banyak digantikan minyak bumi karena memiliki
keuntungan dan lebih mudah, disamping itu dalam penggunaannya relatif lebih bersih.
11
mendirikan industri di sepanjang jalan, pelabuhan dan station kereta. Lokasi-lokasi pada
daerah ini dapat mengurangi biaya produksi.
Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang ideal maka sangat
dimungkinkan munculnya pemusatan alau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah
tertentu yang dikenal dengan istilah aglomerasi industri, contohnya industri garmen,
industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu lempat yang berdekatan dengan
pusat pemukiman penduduk, industri berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu
bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati sumber bahan
mentah. Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa
faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri, contohnya bahan mentah, energi, tenaga
kerja, pasar, kemudahan dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan
limbah merupakan pendukung aglomerasi industri.
Sesuai dengan faktor-faktor tersebut, penyebab terjadinya aglomerasi industri
antara lain :
1) Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan
fungsi wilayah.
2) Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi.
3) Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan dalam satu produk.
4) Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu.
5) Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya
yang lengkap.
Manfaat model aglomerasi industri. Manfaat model ini dapat menguntungkan :
1) Memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak mengikuti
ketentuan yang telah disepakati.
2) Tidak mengganggu rencana tata ruang.
3) Dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.
4) Mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar
pinggiran kota.
5) Mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan kegiatan
sehingga memudahkan dalam penanganannya.
12
Jika terdapat istilah aglomerasi adalah pengelompokan, ada pula istilah deglomerasi
yakni suatu kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari
kelompok lokasi perusahaan lain. Penyebab lahirnya perusahaan-perusahaan yang
melakukan deglomerasi sebagai berikut :
1) Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan kana sudah banyak dipakai untuk
perumahan dan kantor pemerintah.
2) Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat.
3) Harga upah buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri.
4) Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah buruh
masih rendah.
b. Penghematan ekstern (ekternal economics)
Penghematan ekstern merupakan penghematan aglomerasi disebabkan terkumpulnya
berbagai jenis industri di suatu kawasan atau kota tertentu Penghematan ini terjadi karena
faktor-faktor har dan dinikmati oleh semua industri yang ada di kawasan atau di kota
tersebut. Pada dasarnya penghematan aglomerasi dibedakan dua jenis pertama,
penghematan yang diperoleh induen sejenis atau industri yang mempunyai hubungan satu
sama lain. Penghematan ini dunat dilihat dari industri yang sama yang berhubungan satu
sama lain seterti industri tekstil dalam arti luas yang mencakup industri permintaan, tenun
dan finishing mempergunakan tenaga yang tidak jauh berbeda. Keadaan ini dapat
merangsang tumbuhnya lembaga yang melatih dan mempersiapkan tenaga bari industri
tersebut. Disamping itu industri tekstil juga dapat mengembangkan bagian penelitian dan
pengembangan bersama. Bidang ini merupakan yang mahal dan tidak jarang biayanya
terlampau berat untuk dipikul oleh satu perusahaan, usaba tersebut dapat merupakan
penghematan yang tidak kecil bagi setiap perusahaan yang bersangkutan.
Kedua, penghematan yang diperoleh perusahaan individual yang berlokasi di daerah
perkotaan. Penghematan ini terutama didapat karena adanya infrastruktur di daerah,
perkotaan yang telah berkembang pesat. Istilah infrastruktur mencakup jalan yang lebar dan
licin, pelabuhan laut dan udara, sarana telekomunikasi, daerah pertokoan, lembaga
pendidikan dan latihan, lembaga penelitian dan banyak lagi jasa lainnya. Infrastruktur yang
luas tak akan terdapat di kota kecil. Infrastruktur yang maju ini berpengaruh terhadap harga
berbagai barang yang relatif murah dan bila barang ini merupakan input bagi perusahaan
13
tertentu, maka harga yang murah itu membuat kedudukan perusahaan yang bersangkutan
makin kompetitif.
Selain penghematan ekstern tersebut, ada gejala lain yang perlu mendapat perhatian
yang dapat menguntungkan perusahaan tertentu. Bahan pakaian yang dihasilkan oleh pabrik
tenun dalam jangka waktu tertentu dapat mendorong terjadinya perusahaan konveksi atau
mendorong didirikannya pabrik kimia yang membuat bahan bagi industri finishing.
Keduanya menguntungkan industri yang terkena pabrik konveksi meningkatkan permintaan
terhadap bahan pakaian yug dihasilkan industri tenun, sedangkan industri kimia
mempermudah pengaaai bahan baku industri finishing. Gejala kaitan antar industri ini ada
kalanya didorong oleh kebijaksanan pemerintah. Di Indonesia dorongan in tampak dalam
kebijakanaan bapak angkat/anak angkata
5. Kebijaksanaan Pemerintah
Kebijaksankan pemerintah dapat menentukan lokasi industri dan sekaligus
merupakan dorongan atau hambatan dan bahkan larangan untuk industri berlokasi di
tempat tertentu. Pada masa sekarang didorong oleh kebjaksanaan pengaturan lingkungan,
perencanaan kota yang didasarkan atas pembagian daerah lazim disebut zoning.
Kebijaksanaan itu dapat mengarah ke pengaturan lingkungan, akan tetapi dapat juga atas
pertimbangan pertahanan atau ekonomi. Selain industri mengakibatkan pengotoran udara,
industri juga selalu merupakan sasaran dalam perang, oleh karena itu lokasinya perlu
dipisahkan dari daerah pemukiman.
Kebijaksanaan dibedakan atas dua : (1) kebijaksanan langsung yakni secara
langsung mendorong atau melarang lokasi industri di tempat tertentu, (2) kebijaksanaan
tidak langsung yakni melalui keringanan atau penundaan pajak (tax holding) dan
pemberian fasilitas kredit. Pajak dapat diatur tinggi rendahnya dan penundaan pajak daput
diatur panjang pendeknya, sehingga lokasi di daerah tertentu menjadi lebih atau kurang
menarik. Fasilitas kredit juga dapat dikaitkan dengan penentuan lokasi industri. Ada dua
aspek kredit yang dapat dipergunakan, pertama adalah tingkat bunga dan yang kedua
adalah waktu tenggang (grace period). Sesuai dengan yang diinginkan pemerintah, lokasi
industri di daerah tertentu dapat dikaitkan dengan tingkat bunga dan waktu tenggangnya.
Tingkat bunga dapat dibuat rendah atau tinggi dan waktu tenggang dapat dibuat panjang
atau pendek, sehingga bagi penerima kredit lokasi indutri ditempat yang sata akan lebih
14
menarik daripada yang lain. Selain itu, pemerintah ada sangkut pautnya dengan pendirian
perusahaan seperti dinas dalam memberikan kemudahan izin dan bank.
6. kebijaksanaan Pengusaha
Berbagai teori dapat menjadi landasan dalam pemilihan lokasi perusahaan.
Namun dalam hal ini yang diperlukan adalah pemilihan lokasi bagi cabang usaha oleh
pusat perusahaan yang membawahinya. Biasanya perusahaan menentukan lokasi cabang-
cabangnya. Lokasi cabang ini ditentukan sesuai dengan fungsinya sebagai unit produksi,
maka masalah bahan baku maupun pasar akan masukdalam pertimbangan, sebaliknya
bila cabang berfungsi sebagai unit distritu maka lokasinya di persimpangan jalan raya
akan menarik, karena memunginkan penggunaan sarana angkutan ke berbagai arah.
Sebagai unit ditribusi, maka daerah dengan tanah murah mempunyai daya tarik tersendiri.
Cabang yang mempunyai fungsi sebagai unit pemasaran akan berlokasi mendekati
konsumen yang berada di kota-kota besar.
Dalam hal daerah operasi perusahaan dibagi menjadi beberapa wilayah yang
masing-masing dapat meliputi beberapa provinsi atau negara, hal ini perlu dikemudikan
dari tempat tertentu dan pemilihan tempat untuk itu adalah sangat menentukan
keberhasilan pengelolaannya. Cabang yang mengemudikan daerah tersebut biasanya
memiliki wewenang yang cukup luas dapal meliputi beberapa segi, seperti pemasaran,
produksi, dan keuangan. Selain itu perlu diingat balwa keberhasilan pengelolaan daerah
yang luas sangat ditentukan oleh tersedianya sarana komunikasi. Oleh karena itu, dipilih
kota yang memungkinkan pelaksanaan fungsi tersebut dengan dukungan sarana
komunikasi yang lancar, Di Indonesia, kota-kota semacam itu adalah Jakarta, Surabaya,
Ujung Padang dan Medan, sedangkan di luar negeri adalah kota-kota seperti Singapura,
Hongkong. Roterdam. Kota-kota ini merupakan pusat keuangan, perdagangan, dan
komunikasi yang sangat menarik bagi tujuan tersebut.
15
antar negara atau antar daerah, semakin cepat berkembang teknologi angkutan, maka
pemilihan lokasi semakin longgar atau semakin mudah. Berkaitan dengan itu, maka
sarana angkutan harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhannya seperti truk, kereta api,
kapal laut dan udara. Dengan demikian dalam pemilihan masing-masing sarana angkutan
akan mempunyai inflikasi terhadap biaya yang di keluarkan, Biaya angkutan mempunyai
dua komponen yakni biaya bongkar muat dan biaya mengangkut. Biaya bongkar muat
tidak hanya meliputi penggunaan tenaga, tetapi juga penggunaan barang modal,
administrasi yang diperlukan dan biaya pergudangan.
Dalam biaya mengangkut mencakup penggunaan berbagai sarana angkutan di antaranya
truk, kereta api, kapal laut dan mungkin pesawat udara. Oleh sebab itu biaya angkutan
dapat meliputi jumlah yang tinggi.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-Faktor Industri, Banyak faktor yang mempengaruhi atau menentukan
berkembang tidaknya suatu industri disuatu daerah atau negara tertentu, selain faktor lokasi tidak
terlepas dari faktor-faktor industri. Antara lain : 1) bahan mentah, 2 ) modal, 3) tenaga kerja, 4)
sumber energi, 5) transportasi, 6) pemasaran 7) teknologi, 8) pemerintah , 9) kebudayaan
masyarakat, dan 10) lingkunagan.
Dalam hal daerah operasi perusahaan dibagi menjadi beberapa wilayah yang masing-
masing dapat meliputi beberapa provinsi atau negara, hal ini perlu dikemudikan dari tempat
tertentu dan pemilihan tempat untuk itu adalah sangat menentukan keberhasilan pengelolaannya
B. Saran
Setelah Anda membaca makalah ini, Kami mengharapkan bahwa Anda dapat memahami
hal-hal apa saja yang berhubungan dengan faktor-faktor indusrtri yang menentukan berkembang
tidaknya suatu industri yang telah Kami bahas pada makalah ini. Kami juga berharap agar
makalah ini bisa bermanfaat bagi Anda semua yang telah membacanya serta dapat menerapkan
hal positif yang terkandung dalam makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantoruan, Walbiden. 2020. Diktat Geografi Industri. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi.
http://digilib.unila.ac.id/32916/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
18