Disusun oleh :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis moneter yang melanda indonesia sejak awal juli 1997, sementara ini
telah berlangsung hampir dua tahun dan telah berubah menjadi krisis
ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak
perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.
Pada tahun 1998 inilah puncak terjadinya krisis moneter di indonesia
Tingginya krisis ekonomi ini di indikasikan dengan laju inflasi yang cukup
tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan,
berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang di larikan ke luar negri,
serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi
Sistem moneter merupakan sistem yang berfungsi menjaga kestabilan nilai
tukar dengan cara membatasi peredaran uang, nilai suku bunga perbankan dan
kepastian dan kelancaran likuiditas institutisi pembayaran
Dampak krisis moneter mengakibatkan memburuknya kinerja ekonomi,
dampak buruk tersebut dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang
rendah, menurunnya daya beli masyarakat, stagnasi dibidang investasi,
hancurnya bidang pasar modal, macetnya kredit perbankan, kerusuhan yang
terjadi dimana-mana, tingkat pengangguran yang tinggi merupakan indikator
untuk mengukur dampak buruk yang terjadi karena adanya krisis moneter.
Peran kebijakan moneter akan berbanding terbaik dengan kebijakan
pemerintah. Suatu sisi yang harus menjaga suatu perekomomian agar berjalan
dengan baik dan berkesinambungan serta mampu berjalan sesuai dengan arah
pembangunan. Suatu kondisi inflasi yang sangat besar, ketika jumlah uang
beredar, tentunya stabilitas moneter harus di jaga secara maksimal dengan
menyerap uang dari masyarakat dengan mengadakan kenijakan menaikan
tingkat suku bunga agar terserap dana dari masyarakat, sebaliknya ketika
keadaan lagi deflasi, kelesuan dari perekonomian
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Krisis Moneter dan apa saja faktor penyebab
terjadinya ?
2. Apa dampak dari adanya krisis moneter?
3. Apa saja ciri-ciri krisis moneter yang terjadi pada suatu negara?
4. Bagaimana peran kebijakan moneter dalam perekonomian?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Krisis Moneter dan Faktor-faktor Penyebabnya
Krisis moneter atau yang juga dikenal sebagai krisis keuangan,
merupakan situasi di mana harga aset mengalami penurunan nilai yang
tajam, bisnis dan konsumen tidak dapat membayar hutangnya, dan
lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas. Krisis moneter
sering dikaitkan dengan kepanikan dimana investor menjual aset atau
menarik uang dari rekening tabungan karena mereka takut nilai aset
tersebut akan turun jika tetap berada di lembaga keuangan. Situasi lain
yang dapat disebut sebagai krisis keuangan termasuk pecahnya
gelembung keuangan spekulatif, kehancuran pasar saham, gagal bayar
pemerintah, atau krisis mata uang. Krisis keuangan mungkin terbatas
pada bank atau menyebar ke seluruh ekonomi tunggal, ekonomi suatu
wilayah, atau ekonomi di seluruh dunia. Diambil dari buku Monetary
Policy Strategy (2007) karya Frederic S Mishkin, krisis moneter adalah
krisis yang berhubungan dengan keuangan suatu negara. Ditandai
dengan keadaan keuangan yang tidak stabil akibat lembaga keuangan
dan nilai tukar mata uang yang tidak berfungsi sesuai dengan harapan.
1
Sedangkan menurut Iswardono kebijakan moneter merupakan salah
satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter
ditunjukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro,
yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran. 2
1
Frederic S Mishkin, Monetary Policy Strategy(2007)
2
Iswardono, (1997).
menjadi Rp 13.513 per Dolar AS pada akhir Januari 1998, Namun
turun Kembali ke kisaran Rp 8.000 pada awal Meli 1999.
b. Akumulasi yang besar dari utang swasta luar negeri.
Pada tahun 1998 Total utang luar negeri mencapai 138 miliar
dolar AS, dimana 72,5 miliar dolar AS adalah utang swasta, dan
juga dua per tiga dari utang tersebut memiliki jatuh tempo yang
singkat yang jatuh pada tahun 1998.
c. Pemerintah yang kurang mampu menangani Krisis.
Penyebab yang selanjutnya dating dari tata Kelola pemerintah
untuk mengelola dan menyelesaikan Krisi yang kemudian
berubah menjadi krisis kepercayaan dan keenganan negara untuk
melakukan investasi dalam memberikan dukungan keuangan
secara cepat.
d. Solusi IMF yang gagal.
Berbagai pihak yelah banyak memberikan kritik terhadap IMF
terkait dengan Krisi moneter Asia, diantaranya:
Meskipun program IMF terlalu seragam, masalah yang
dihadapi masing-masing negara tidak sama.
Progam IMF terlalu melanggar kedaulatan negara donor.
Setelah melihat program yang dilakukan oleh IMF menimbulkan
kesan bahwa IMF sesungguhnya tidak menguasai permasalahan
dari timbulnya krisis, sehingga tidak bisa keluar dari program
penyelamatan yang tepat.3
2. Krisis pada tahun 2008
Penyebab krisis pada tahun2008
Hipotek subprime yang dapat dikatan sebagai pemilik
rumah yang tidak seharusnya memiliki rumah. Hipotek
subprime adalah surat hutang kepemilikan rumah atau KPR
yang diberikan kepada masyarakat dengan kualitas kredit
rendah.
3
Penyebab dan Dampak Krisis Moneter 1998 - Best Seller Gramedia
Sekuritisasi atau pengonversian sekelompok kredit menjadi
surat berharga yang dapat diperdagangkan, meliputi piutang
pokok dan bunga. Sekuritisasi merupakan salah satu inovasi
dalam bidang finansial karena meningkatkan kemampuan
instuisi dalam melakukan investasi berisiko tinggi, namun
mengurangi ketahan instuisi finansial dalam kasus kerugian
sehingga menyulitkan kreditur dan pengatur untuk
memantau dan mencoba mengurangi tingkat risiko instiusi
finansial.4
Penyebab Krisis Moneter, Krisis moneter memiliki banyak penyebab.
Umumnya, krisis dapat terjadi jika lembaga atau aset dinilai terlalu
tinggi, dan dapat diperburuk oleh perilaku investor yang tidak rasional
atau seperti kawanan. Misalnya, serangkaian aksi jual yang cepat dapat
mengakibatkan harga aset yang lebih rendah, mendorong individu
untuk membuang aset atau melakukan penarikan tabungan dalam
jumlah besar ketika rumor kegagalan bank. Faktor-faktor yang
berkontribusi pada krisis moneter termasuk kegagalan sistemik,
perilaku manusia yang tidak terduga atau tidak terkendali, insentif
untuk mengambil terlalu banyak risiko, ketidakhadiran atau kegagalan
peraturan, atau penularan yang menyebabkan penyebaran masalah
seperti virus dari satu lembaga atau negara ke negara lain. Jika
dibiarkan, krisis dapat menyebabkan perekonomian mengalami resesi
atau depresi. Bahkan ketika langkah-langkah diambil untuk mencegah
krisis keuangan, itu masih bisa terjadi, dipercepat, atau diperdalam.
Beberapa faktor penyebab krisis moneter diantaranya;
1. Ketergantungan pada utang luar negeri
Ketergantungan utang luar negeri yang berhubungan dengan
perilaku pelaku bisnis cenderung memobilisasi dana dalam bentuk
mata uang asing. Sebenarnya wajar apabila negara mencari dana
4
Yohanes william Santoso. “penyebab krisis finansial global 2008:kegagalan financial
development dalam mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Jurnal hubungan
internasional (juni 2018)156-157
dari luar negeri karena cara itu membuat uang bisa cepat ada di
tangan, sementara kebutuhan berjangka pendek juga sudah
mendesak. Namun, negara juga jangan terlalu bergantung pada
utang dari luar. Apabila sudah terlalu bergantung, negara berarti
tidak bisa berdiri sendiri dari pemasukannya.
2. Adanya kelemahan sistem perbankan di suatu negara
Dengan kelemahan tersebut, masalah utang swasta eksternal
beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
3. Stok utang luar negeri swasta yang besar dan berjangka pendek,
sehingga kondisi tidak stabil
Hal ini terjadi karena para menteri di bidang ekonomi maupun
perbankan merasa terlalu percaya diri dengan syarat utang swasta.
4. Kesenjangan produktifitas akibat lemahnya alokasi aset ataupun
faktor produksi
Krisis ekonomi bisa terjadi ketika investasi dialokasikan pada aset
yang tidak beragam. Dalam hal ini berkaitan dengan diversifikasi.
Negara yang tidak menyebarkan alokasi aset ke banyak pilihan,
akhirnya mengalami keterpurukan ketika aset yang diandalkannya
itu kolaps.
5. Tidak seimbangnya struktur di dalam sektor produksi Sektor
produksi adalah elemen penting dalam memenuhi kebutuhan kita.
Untuk membuat sektor produksi lancar, strukturnya harus kuat.
Struktur tidak seimbang pada sektor produksi akan membuat harga
produksi melambung dan membuat masyarakat kesulitan
memenuhi kebutuhannya.
6. Krisis politik
Gejolak politik yang terjadi pada suatu negara juga bisa
mengacaukan perekonomiannya. Sebut saja, konflik antar suku
yang terjadi di Benua Afrika, konflik perebutan kekuasan di
Afghanistan, kudeta yang ada di Myanmar. Hal itu membuat
perekonomian menjadi tidak stabil. Masyarakat pun kesulitan
bekerja karena kondisi negara yang tidak aman.
3.1 KESIMPULAN
Krisis moneter atau yang juga dikenal sebagai krisis keuangan,
merupakan situasi di mana harga aset mengalami penurunan nilai yang
tajam, bisnis dan konsumen tidak dapat membayar hutangnya, dan
lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas.
Faktor penyebab krisis moneter:
a. Ketergantungan pada utang luar negeri.
b. Adanya kelemahan sistem perbankan di suatu negara
c. Stok utang luar negeri swasta yang besar dan berjangka pendek,
sehingga kondisi tidak stabil
d. Kesenjangan produktifitas akibat lemahnya alokasi aset ataupun
faktor produksi
e. Tidak seimbangnya struktur di dalam sektor produksi
f. Krisis politik
Ada beberapa peran penting dalam kebijakan-kebijakan moneter untuk
pembangunan ekonomi, diantaranya: Menetapkan cash rasio, menetapkan
suku bunga kredit, menetapkan suku bunga deposito, mempertahankan
kestabilan harga, mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surah
berharga, memainkan tingkat suku bunga bank sentral pada bank umum,
memainkan jumlah cadangan perbankan, imbauan kepada pelaku ekonomi,
kebijakan nilai tukar, dan mengatur persedian uang dan barang.
DAFTAR PUSTAKA