Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KRISIS MONETER DAN PERANAN KEBIJAKAN MONETER


TERHADAP PEREKONOMIAN

”Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter”

Dosen Pengampu: Agung Slamet Sukardi, S.E., M.E.

Disusun oleh :

1. Syafa’atul Lutfiyah (2020510024)


2. Raudlotul Jannah (2020510025)
3. Azzah Hamdani (2020510028)
Kelas : A4PSR

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya makalah yang berjudul Krisis Moneter dan Peranan
Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian dapat terselesaikan.

Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah


Ekonomi Moneter, Bapak Agung Slamet Sukardi, S.E.,M.E yang telah
mengarahkan dan membimbing pembuatan makalah dengan baik dan benar.

Dalam makalah ini dibahas tentang beberapa materi yang meliputi


Pengertian krisis moneter dan faktor penyebab terjadinya krisis moneter, Dampak
adanya krisis moneter, Ciri-ciri krisis moneter pada negara, Peranan kebijakan
moneter dalam perekonomian.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan,walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik
bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah
ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.Aamiin.

Kudus, 1 Juni 2022

penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................ .

1.2 Rumusan Masalah....................................................................

1.3 Tujuan dan Maksud.................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Krisis Moneter dan Faktor Penyebab Terjadinya


2.2 Dampak Adanya Krisis Moneter
2.3 Ciri-ciri Krisis Moneter Pada Negara
2.4 Peranan Kebijakan Moneter dalam Perekonomian

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis moneter yang melanda indonesia sejak awal juli 1997, sementara ini
telah berlangsung hampir dua tahun dan telah berubah menjadi krisis
ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak
perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.
Pada tahun 1998 inilah puncak terjadinya krisis moneter di indonesia
Tingginya krisis ekonomi ini di indikasikan dengan laju inflasi yang cukup
tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan,
berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang di larikan ke luar negri,
serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi
Sistem moneter merupakan sistem yang berfungsi menjaga kestabilan nilai
tukar dengan cara membatasi peredaran uang, nilai suku bunga perbankan dan
kepastian dan kelancaran likuiditas institutisi pembayaran
Dampak krisis moneter mengakibatkan memburuknya kinerja ekonomi,
dampak buruk tersebut dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang
rendah, menurunnya daya beli masyarakat, stagnasi dibidang investasi,
hancurnya bidang pasar modal, macetnya kredit perbankan, kerusuhan yang
terjadi dimana-mana, tingkat pengangguran yang tinggi merupakan indikator
untuk mengukur dampak buruk yang terjadi karena adanya krisis moneter.
Peran kebijakan moneter akan berbanding terbaik dengan kebijakan
pemerintah. Suatu sisi yang harus menjaga suatu perekomomian agar berjalan
dengan baik dan berkesinambungan serta mampu berjalan sesuai dengan arah
pembangunan. Suatu kondisi inflasi yang sangat besar, ketika jumlah uang
beredar, tentunya stabilitas moneter harus di jaga secara maksimal dengan
menyerap uang dari masyarakat dengan mengadakan kenijakan menaikan
tingkat suku bunga agar terserap dana dari masyarakat, sebaliknya ketika
keadaan lagi deflasi, kelesuan dari perekonomian
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Krisis Moneter dan apa saja faktor penyebab
terjadinya ?
2. Apa dampak dari adanya krisis moneter?
3. Apa saja ciri-ciri krisis moneter yang terjadi pada suatu negara?
4. Bagaimana peran kebijakan moneter dalam perekonomian?

1.3 Tujuan dan Maksud


1. Untuk mengetahui apa itu krisis moneter dan faktor penyebab terjadinya
krisis moneter
2. Mengetahui dampak adanya krisis moneter
3. Memahami peran kebijakan moneter dalam perekonomian
4. Mengetahui ciri-ciri krisis moneter yang terjadi pada sebuah negara
5. Menyeleasaikan tugas mata kuliah ekonomi moneter

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Krisis Moneter dan Faktor-faktor Penyebabnya
 Krisis moneter atau yang juga dikenal sebagai krisis keuangan,
merupakan situasi di mana harga aset mengalami penurunan nilai yang
tajam, bisnis dan konsumen tidak dapat membayar hutangnya, dan
lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas. Krisis moneter
sering dikaitkan dengan kepanikan dimana investor menjual aset atau
menarik uang dari rekening tabungan karena mereka takut nilai aset
tersebut akan turun jika tetap berada di lembaga keuangan. Situasi lain
yang dapat disebut sebagai krisis keuangan termasuk pecahnya
gelembung keuangan spekulatif, kehancuran pasar saham, gagal bayar
pemerintah, atau krisis mata uang. Krisis keuangan mungkin terbatas
pada bank atau menyebar ke seluruh ekonomi tunggal, ekonomi suatu
wilayah, atau ekonomi di seluruh dunia. Diambil dari buku Monetary
Policy Strategy (2007) karya Frederic S Mishkin, krisis moneter adalah
krisis yang berhubungan dengan keuangan suatu negara. Ditandai
dengan keadaan keuangan yang tidak stabil akibat lembaga keuangan
dan nilai tukar mata uang yang tidak berfungsi sesuai dengan harapan.
1
Sedangkan menurut Iswardono kebijakan moneter merupakan salah
satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter
ditunjukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro,
yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran. 2

 Krisis-krisis yang terjadi di Indonesia:


1. Krisis pada tahun 1998
Krisis mata uang yang melanda Indonesia sejak awal juli 1997 yang
berlangsung hamper dua tahun dan berubah menjadi krisis ekonomi
yang melumpuhkan kegiatan ekonomi akibat meningkatnya
penutupan usaha dan bertambahnya jumlah pengangguran di
Indonesia.
Penyebab terjadinya krisis moneter pada tahun 1998:
a. Nilai mata uang Rupiah menurun terhadap Dolar Amerika serikat.
Mata uang Rupiah mulik Indonesia mengalami penurunan yang
drastic dari rata-rata Rp 2.450 per dolar AS pada Juni 1997

1
Frederic S Mishkin, Monetary Policy Strategy(2007)

2
Iswardono, (1997).
menjadi Rp 13.513 per Dolar AS pada akhir Januari 1998, Namun
turun Kembali ke kisaran Rp 8.000 pada awal Meli 1999.
b. Akumulasi yang besar dari utang swasta luar negeri.
Pada tahun 1998 Total utang luar negeri mencapai 138 miliar
dolar AS, dimana 72,5 miliar dolar AS adalah utang swasta, dan
juga dua per tiga dari utang tersebut memiliki jatuh tempo yang
singkat yang jatuh pada tahun 1998.
c. Pemerintah yang kurang mampu menangani Krisis.
Penyebab yang selanjutnya dating dari tata Kelola pemerintah
untuk mengelola dan menyelesaikan Krisi yang kemudian
berubah menjadi krisis kepercayaan dan keenganan negara untuk
melakukan investasi dalam memberikan dukungan keuangan
secara cepat.
d. Solusi IMF yang gagal.
Berbagai pihak yelah banyak memberikan kritik terhadap IMF
terkait dengan Krisi moneter Asia, diantaranya:
 Meskipun program IMF terlalu seragam, masalah yang
dihadapi masing-masing negara tidak sama.
 Progam IMF terlalu melanggar kedaulatan negara donor.
Setelah melihat program yang dilakukan oleh IMF menimbulkan
kesan bahwa IMF sesungguhnya tidak menguasai permasalahan
dari timbulnya krisis, sehingga tidak bisa keluar dari program
penyelamatan yang tepat.3
2. Krisis pada tahun 2008
Penyebab krisis pada tahun2008
 Hipotek subprime yang dapat dikatan sebagai pemilik
rumah yang tidak seharusnya memiliki rumah. Hipotek
subprime adalah surat hutang kepemilikan rumah atau KPR
yang diberikan kepada masyarakat dengan kualitas kredit
rendah.
3
Penyebab dan Dampak Krisis Moneter 1998 - Best Seller Gramedia
 Sekuritisasi atau pengonversian sekelompok kredit menjadi
surat berharga yang dapat diperdagangkan, meliputi piutang
pokok dan bunga. Sekuritisasi merupakan salah satu inovasi
dalam bidang finansial karena meningkatkan kemampuan
instuisi dalam melakukan investasi berisiko tinggi, namun
mengurangi ketahan instuisi finansial dalam kasus kerugian
sehingga menyulitkan kreditur dan pengatur untuk
memantau dan mencoba mengurangi tingkat risiko instiusi
finansial.4
 Penyebab Krisis Moneter, Krisis moneter memiliki banyak penyebab.
Umumnya, krisis dapat terjadi jika lembaga atau aset dinilai terlalu
tinggi, dan dapat diperburuk oleh perilaku investor yang tidak rasional
atau seperti kawanan. Misalnya, serangkaian aksi jual yang cepat dapat
mengakibatkan harga aset yang lebih rendah, mendorong individu
untuk membuang aset atau melakukan penarikan tabungan dalam
jumlah besar ketika rumor kegagalan bank. Faktor-faktor yang
berkontribusi pada krisis moneter termasuk kegagalan sistemik,
perilaku manusia yang tidak terduga atau tidak terkendali, insentif
untuk mengambil terlalu banyak risiko, ketidakhadiran atau kegagalan
peraturan, atau penularan yang menyebabkan penyebaran masalah
seperti virus dari satu lembaga atau negara ke negara lain. Jika
dibiarkan, krisis dapat menyebabkan perekonomian mengalami resesi
atau depresi. Bahkan ketika langkah-langkah diambil untuk mencegah
krisis keuangan, itu masih bisa terjadi, dipercepat, atau diperdalam.
Beberapa faktor penyebab krisis moneter diantaranya;
1. Ketergantungan pada utang luar negeri
Ketergantungan utang luar negeri yang berhubungan dengan
perilaku pelaku bisnis cenderung memobilisasi dana dalam bentuk
mata uang asing. Sebenarnya wajar apabila negara mencari dana
4
Yohanes william Santoso. “penyebab krisis finansial global 2008:kegagalan financial
development dalam mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Jurnal hubungan
internasional (juni 2018)156-157
dari luar negeri karena cara itu membuat uang bisa cepat ada di
tangan, sementara kebutuhan berjangka pendek juga sudah
mendesak. Namun, negara juga jangan terlalu bergantung pada
utang dari luar. Apabila sudah terlalu bergantung, negara berarti
tidak bisa berdiri sendiri dari pemasukannya. 
2. Adanya kelemahan sistem perbankan di suatu negara
Dengan kelemahan tersebut, masalah utang swasta eksternal
beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
3. Stok utang luar negeri swasta yang besar dan berjangka pendek,
sehingga kondisi tidak stabil
Hal ini terjadi karena para menteri di bidang ekonomi maupun
perbankan merasa terlalu percaya diri dengan syarat utang swasta.
4. Kesenjangan produktifitas akibat lemahnya alokasi aset ataupun
faktor produksi
Krisis ekonomi bisa terjadi ketika investasi dialokasikan pada aset
yang tidak beragam. Dalam hal ini berkaitan dengan diversifikasi.
Negara yang tidak menyebarkan alokasi aset ke banyak pilihan,
akhirnya mengalami keterpurukan ketika aset yang diandalkannya
itu kolaps.
5. Tidak seimbangnya struktur di dalam sektor produksi Sektor
produksi adalah elemen penting dalam memenuhi kebutuhan kita.
Untuk membuat sektor produksi lancar, strukturnya harus kuat.
Struktur tidak seimbang pada sektor produksi akan membuat harga
produksi melambung dan membuat masyarakat kesulitan
memenuhi kebutuhannya.
6. Krisis politik
Gejolak politik yang terjadi pada suatu negara juga bisa
mengacaukan perekonomiannya. Sebut saja, konflik antar suku
yang terjadi di Benua Afrika, konflik perebutan kekuasan di
Afghanistan, kudeta yang ada di Myanmar. Hal itu membuat
perekonomian menjadi tidak stabil. Masyarakat pun kesulitan
bekerja karena kondisi negara yang tidak aman.

2.2 Dampak Adanya Krisis Moneter


Krisis moneter membawa dampak yang kurang baik bagi negara yang
tertimpa krisis. Hal ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas,
khususnya dolar AS yang tinggi. Sehingga nilai mata uang jatuh. Dengan
kejadian itu, banyak perusahaan yang terpaksa menghentikan
karyawannya dengan alasan tidak dapat membayar upah. Selain itu
pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang naik cukup tinggi,
sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok. Utang luar
negeri melonjak dan harga bbm yang terus naik. Disaat krisis banyak
perusahaan yang meminjam uang pada perusahaan negara asing dengan
bunga tinggi. Beberapa hal di atas menjadi dampak dari krisis moneter
yang terjadi pada suatu negara. Dampak krisis moneter lebih banyak
negatif. Hal ini karena krisis tersebut mengganggu kesejahteraan
masyarakat.
Negara Indonesia juga pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1997,
Krisis moneter yang terjadi ini mempunyai dampak besar bagi negara
Indonesia diantaranya;
1. Perusahaan banyak yang bangkrut
Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena gagal
membayar utangnya. Akibatnya banyak orang yang kehilangan
pekerjaan, padahal mereka membutuhkan pemasukan juga untuk
menghadapi krisis.
2. Bank mengalami krisis keuangan
Akibat banyak perusahaan yang gagal membayar utangnya, bank pun
mengalami kredit macet besar-besaran. Bank pada saat itu bukan
menjadi tempat yang aman untuk menyimpan uang.
3. Kerusuhan nasional
Krisis ekonomi yang semakin parah membuat gejolak politik kian
memanas. Terjadi aksi demonstrasi besar-besaran di seluruh
Indonesia, tapi berakhir pada kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya
korban-korban yang tidak bersalah.

2.3 Ciri-ciri Krisis Moneter


Krisis moneter adalah keadaan buruk yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut;
1. Negara punya utang luar negeri yang terlampau besar
Jumlah utang masuk ke angka mengkhawatirkan, bisa berkali lipat
lebih besar dibandingkan PDB yang bisa dihasilkan negara. Utang
yang terlalu menumpuk itu membuat negara mengalami kesulitan
dalam mengembalikan utang juga.Tidak hanya terjadi pada negara,
utang luar negeri swasta pun ikut merangkak naik.
2. Inflasi yang tidak wajar
Krisis moneter juga punya ciri khas inflasi yang sulit untuk dikontrol.
Barang-barang naik ke angka tinggi, sementara itu masyarakat
menengah ke bawah jadi tidak mampu membeli kebutuhan harian. 
3. Neraca pembayaran besaran defisitnya terlalu besar
Negara yang mengalami krisis biasanya mengalami defisit neraca
pembayaran yang terlampau besar. Neraca pembayaran defisit
berkaitan dengan lebih besarnya impor ketimbang dengan ekspor.
Padahal ekspor dan impor akan lebih baik seimbang atau lebih tinggi
ekspor. Keadaan akan menjadi tidak aman ketika persentase defisitnya
di luar kemampuan negara yang bersangkutan. Hal itu membuat biaya
untuk impor jadi membengkak, pengeluaran negara jadi tambah
banyak.
4. Nilai tukar mata uang yang mengkhawatirkan
Tahun 1998 lalu, nilai tukar Rupiah sempat menyentuh angka
Rp16.000 per 1 dolar AS. Angka ini membuat sistem perbankan
Indonesia nyaris kolaps, sehingga banyak bank yang bangkrut atau
dimerger untuk mengatasi krisis agar tidak lebih buruk.
5. Tingkat suku bunga naik dengan persentase yang terlalu tinggi
Suku bunga yang naik ini membuat perusahaan sulit membayar utang
ke bank atau lembaga keuangan yang diandalkannya. Akibatnya
lembaga keuangan dan bank mengalami kredit macet yang
keadaannya sudah termasuk tidak aman.

2.4 Peranan Kebijakan Moneter dalam Perekonomian


Ada beberapa peran penting dalam kebijakan-kebijakan moneter untuk
pembangunan ekonomi, diantaranya;
1. Kebijakan menetapkan cash ratio
Kebijakan moneter berperan mengatur persentase cadangan minimum
yang ada di bank berdasarkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat.
2. Kebijakan suku bunga kredit
Setiap setoran masyarakat yang diberikan perbulan dari kredit tersebut
juga ditambahkan bunga yang sudah ditetapkan oleh bank. Jika bank
tidak memiliki kebijakan suku bunga maka perekonomian negara
tidak stabil.
3. Kebijakan suku bunga deposito
Peranannya sana dengan kebijakan suka bunga kredit. Apabila
pemerintah menginginkan peredaran uangnya bertambah, maka suku
bunga di naikan dan sebaliknya.
4. Kebijakan mempertahankan kestabilan harga
Perekonomian di suatu negara kerap kali tidak stabil. Seperti inflasi.
Apabila suatu negara mengalami inflasi, maka kebijkan moneter
berperan untuk mengurangi peredaran uang dan perekonomian akan
stabil kembali.
5. Mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surat berharga
Kebijakan ini di sebut sebagai operasi pasar terbuka. Apabila negara
ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan
membeli surat berharga. Dengan begitu aset negara juga bertambah
dan peredaran uang bisa di perbanyak dan sebaliknya.
6. Memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum
Peran ini disebut sebagai fasilitas diskonto. Fasilitas akan memainkan
peredaran uang dengan meningkatkan suku bunga bank sentral kepada
bank umum. Biasanya bank umum seringkali kekurangan uang dan
meminjam uang kepada bank sentral. Fasilitas diskonto ini membuat
jumlah uang bertambah, sehingga tidak mengalami inflasi.
7. Memainkan jumlah cadangan perbankan
Peran ini disebut sebagai rasio cadangan wajib. Dengan memainkan
rasio cadangan wajib pada perbankan, maka perekonomian negara
akan kembali stabil karena perbankan menjadi lembaga utama dalam
peredaran keuangan negara.
8. Imbauan moral kepada pelaku ekonomi
Himbauan ini ditunjukan kepada bank. Pemerintah akan menghimbau
setiap bank agar hati-hati memberikan kredit. Dan bank umum juga
dihimbau untuk meminjam lebih banyak uang kepada bank sentral
untuk memperbanyak uang yang beredar pada perekonomian.
9. Kebijakan nilai tukar uang
Nilai tukar sangat berpengaruh kepada peningkatan harga barang dan
jasa, sehingga kebijakan moneter berperan memantau nilai tukar
10. Mengatur persediaan uang dan barang
Kebijakan moneter juga berpengaruh dalam sektor perdagan. Untuk
mengatur laju perekonomian dengan menstabilkan keuangan dan
memperhatikan penyediaan barang. Dengan begitu perekonomian
negara akan stabil melalui kebijakan moneter dibidang perdagangan.
Peranan Kebijakan Moneter di Indoneia berdasarkan Undang-Undang
No. 3 tahun 2004 pasal 7, tujuan utama dilakukannya kebijakan
moneter adalah menciptakan kestabilan nilai uang yang beredar di
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan ini memiliki
beberapa peran yaitu;
1. Menjaga stabilitas ekonomi
Ketika kondisi ekonomi negara stabil, terkendali, dan berjalan
dengan baik, kebijakan moneter harus bisa menjaga agar kondisi
tersebut berkelanjutan. Stabil juga berarti arus uang yang beredar
di pasar sama dengan arus barang/jasa yang ada di masyarakat.
2. Menjaga stabilitas harga
Kebijakan ini harus mampu menstabilkan kenaikan dan penurunan
harga yang tidak beraturan.
3. Meningkatkan kesempatan kerja
Adanya keseimbangan uang yang beredar dan jumlah barang/jasa,
para pengusaha diharapkan lebih berani mengadakan investasi.
Investasi tersebut dapat memperluas usaha dan menciptakan
lapangan pekerjaan.
4. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Contohnya lewat satu yang sebelumnya dipanggil ekspansif.
Ketika terjadi deflasi, maka kebijakan ini digunakan untuk
memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
melalui penambahan jumlah ekspor yang terjadi dikarenakan
menurunnya suku bunga perbankan.
BAB 111
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Krisis moneter atau yang juga dikenal sebagai krisis keuangan,
merupakan situasi di mana harga aset mengalami penurunan nilai yang
tajam, bisnis dan konsumen tidak dapat membayar hutangnya, dan
lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas.
Faktor penyebab krisis moneter:
a. Ketergantungan pada utang luar negeri.
b. Adanya kelemahan sistem perbankan di suatu negara
c. Stok utang luar negeri swasta yang besar dan berjangka pendek,
sehingga kondisi tidak stabil
d. Kesenjangan produktifitas akibat lemahnya alokasi aset ataupun
faktor produksi
e. Tidak seimbangnya struktur di dalam sektor produksi
f. Krisis politik
Ada beberapa peran penting dalam kebijakan-kebijakan moneter untuk
pembangunan ekonomi, diantaranya: Menetapkan cash rasio, menetapkan
suku bunga kredit, menetapkan suku bunga deposito, mempertahankan
kestabilan harga, mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surah
berharga, memainkan tingkat suku bunga bank sentral pada bank umum,
memainkan jumlah cadangan perbankan, imbauan kepada pelaku ekonomi,
kebijakan nilai tukar, dan mengatur persedian uang dan barang.

DAFTAR PUSTAKA

Frederic S Mishkin, Monetary Policy Strategy(2007)


https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/080000969/krisis-moneter-pengertian-
dan-dampaknya?page=all#page2
Penyebab dan Dampak Krisis Moneter 1998 - Best Seller Gramedia
Yohanes william Santoso. “penyebab krisis finansial global 2008:kegagalan financial
development dalam mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Jurnal hubungan
internasional (juni 2018)156-157
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122508-PK%20IV%202077.8165-Implementasi%20daftar-
Pendahuluan.pdf
Iswardono, (1997)

Anda mungkin juga menyukai