Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sumber :
1 Jasa Audit dan Jasa Randal Jelder, Mark Penerbit Salemba Empat
Assurance Pendekatan S.Beasley, Alvin A.Arens, Jakarta, 2011
Terpadu (Adaptasi Amir Abadi Jusuf
Indonesia) buku 1 BAB 12
Akun-Akun Dan Kelompok-Kelompok Transaksi Dalam Siklus
Penjualan Dan Penagihan
Ending Write-off of
balance uncollectible Bad Debt
accounts Expense
Accounts in the Sales and
Collection Cycle
Allowance for
Accounts Receivable Uncollectible Accounts
Beginning Cash receipts Write-off of Beginning
balance uncollectible balance
accounts
Sales on Sales returns Estimate of
account and allowances bad debt
6 expense
Ending Write-off of
balance uncollectible Ending
accounts balance
Bad Debt
Expense
Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus Penjualan Dan
Penagihan Serta Dokumen Dan Catatan Yang Terkait
Accounts
Sales General
= receivable
journal journal
master file
Completeness Occurrence
start start
Aspek-aspek berikut merupakan hal yang paling penting dalam
penagihan:
1. Faktur Penjualan
2. Arsip Transaksi Penjualan
3. Jurnal atau Daftar Penjualan
4. Arsip Utama Akun Piutang Dagang
5. Neraca Saldo Akun Piutang Dagang
6. Laporan Penagihan Bulanan
Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas
Slip Pembayaran
Merupakan sebuah dokumen yang dikirimkan kepada para pelanggan dan biasanya
dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kasnya.
Retur penjualan dan pengurangan harga dicatat dalam arsip transaksi retur
penjualan dan pengurangan harga, demikian pula di arsip utama piutang
dagangnya. Memo kredit kemudian diterbitkan untuk retur penjualan dan
pengurangan harga untuk membantu dalam mengendalikan dan memfasilitasi
pencatatan.
Memo Kredit
Merupakan dokumen yang mengindikasikan adanya pengurangan dalam
jumlah yang tertagih dari suatu pelanggan karena adanya barang yang
dikembalikan.
Jurnal Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Adalah suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat retur penjualan dan
pengurangan harga.
Menghapus Piutang Tak Tertagih
Tanpa melihat ketentuan yang diterapkan oleh departemen kredit, ada beberapa
pelanggan tidak mampu membayar tagihan mereka. Setelah menyimpulkan
bahwa suatu jumlah tidak dapat ditagih, perusahaan harus menghapuskannya.
Karena perusahaan tidak dapat berharap untuk menagih 100% penjualan kredit
mereka, prinsip akuntansi mengharuskan mereka untuk mencatat beban piutang
tak tertagih sejumlah nilai tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
Metodologi Untuk Merancang Pengujian
Pengendalian Dan Pengujian Substantif Transaksi
Penjualan
Metodologi ini membantu auditor dalam merancang suatu program audit yang
efektif dan efisien, yang mampu mengatasi risiko salah saji material yang unik
pada setiap klien. Setelah prosedur audit yang tepat untuk kondisi tertentu telah
dirancang, program audit tersebut tentunya harus dijalankan.
Retur Penjualan Dan Pengurangan Harga
Jika akan mengaudit retur penjualan dan pengurangan harga, maka harus
mampu menerapkan logika yang sama untuk mendapatkan pengendalian,
pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi yang tepat sehingga
mampu memverifikasi jumlah retur penjualan dan pengurangan herga tersebut.
Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantif Transaksi Penerimaan Kas
Merupakan praktik yang wajar untuk menelusuri dari slip penerimaan kas
atau daftar awal penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku besar
pembantu piutang sebagai pengujian substantif pencatatan transaksi
penerimaan kas aktual.
Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat pada jurnal
penerimaan kas untuk suatu periode tertentu, seperti misalnya satu bulan,
direkonsiliasi dengan setoran yang benar-benar dilakukan ke rekening
bank selama periode yang sama.
Jika pengendalian internal untuk kelompok transaksi tersebut disimpulkan efektif dan
pengujian substantif transaksi yang terkait juga mendukung kesimpulan tersebut,
kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan dapat berkurang. Selain itu,
pengendalian terkait secara langsung dengan saldo akun serta penyajian dan
pengungkapan dapat muncul meskipun tidak diidentifikasi atau diuji sebagian bagian
dari pengujian pengendalian atau pengujian substantif transaksi.
Nilai realisasi merupakan tujuan audit terkait saldo yang penting untuk akun piutang
dagang karena ketertagihan piutang seringkali merupakan unsur utama dari suatu
laporan keuangan. Sehingga auditor umumnya menetapkan risiko bawaan yang tinggi
untuk tujuan realisasi ini. Idealnya klien menerapkan beberapa pengendalian internal
untuk mengurangi kemungkinan ketidaktertagihan piutang. Dua pengendalian lainnya
yang perlu diterapkan adalah:
1. Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan ditindak
lanjuti oleh personel manajemen yang tepat
2. Kebijakan penghapusan piutang ketika piutang tersebut kemungkinan besar tidak
dapat tertagih
Dampak Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Hasil dari pengujian pengendaian dan pengujian substantif transaksi memiliki dampak
yang signifikan pada pengauditan selanjutnya. Khususnya pada pengujian substantif
perincian saldo. Bagian pengauditan yang paling terpengaruh pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi siklus penjualan dan penagihan adalah saldo akun piutang
dagang, kas, beban piutang tak tertagih dan penyisihan piutang tak tertagih.
Pengaruh yang paling signifikan yang merupakan akibat dari pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah pada
konfirmasi piutang dagang. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penentuan waktu
pengujian semuanya akan terpengaruh.
Types of Audit Tests for the Sales
and Collection Cycle
Accounts Cash in
Sales Receivable Bank
Sales Cash receipts
transactions transactions
Audited by Audited by
TOC, STOT, and AP TOC, STOT, and AP
Ending Ending
balance balance
Audited by AP and TDB
Metodologi dalam merancang pengujian pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi,
dalam konsep ini, sama untuk kelima kelompok transaksi dan mencakup langkah-langkah berikut:
1. Memahami pengendalian internal
2. Mengukur risiko pengendalian yang direncanakan
3. Menentukan keluasan pengujian pengendalian
4. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memenuhi tujuan
audit terkait transaksi
Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelompok transaksi, fokus auditor adalah pada
pengujian pengendalian internal yang ingin mereka andalkan untuk mengurangi risiko pengendalian.
Pertama , auditor mengidentifikasi pengendalian internal, jika ada , untuk setiap tujuan audit terkait
transaksi. Setelah menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan tersebut, auditor kemudian
menentukan keluasan pengujian pengendalian yang harus dilakukan.
Untuk audit perusahaan publik, pengujian pengendalian yang luas harus dilakukan supaya memberikan
dasar yang tepat bagi laporan auditor atas pengendalian internal terhadap laporan keuangan.
Auditor juga merancang pengujian substantif transaksi untuk setiap kelompok transaksi untuk
menentukan apakah jumlah moneter transaksi-transaksi telah dicatat dengan benar.
Setelah merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk setiap tujuan audit
dan setiap kelompok transaksi telah diselesaikan, auditor menyusun prosedur audit ke dalam susunan
pelaksanaan program audit. Tujuan dari program audit ini adalah membantu auditor untuk
menyelesaikan pengujian-pengujian audit secara efisien.