DOSEN PENGAMPUH:
NURAZIZAH LUBIS,S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
UNIVERSITAS SAMUDRA
JUNI 2022
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL KONTEKSTUAL
BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN
GRAVITASI NEWTON TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP SISWA
Universitas samudra
Abstrak
Eksistensi ilmu pengetahuaan tidak lepas dari sejarah perkembangannya
yang merupakan sebuah proses panjang tumbuh dan berkembangnya ilmu
pengetahuan itu sendiri. pada setiap fase perkembangan ilmu pengetahuan
muncul sesuatu yang baru dan memiliki karakteristik di setiap masanya
.karakteristik tersebut adalah hasil dari sebuah perahu mula-mula yang terjadi
dalam dinamika sosial .Tentu hal itu tidak bisa lepas dari berbagai pengaruh
sosial budaya dan politik yang berkembang seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan dapat
diprediksikan sesuai dengan dinamika yang ada yaitu periode Yunani kuno
periode Islam periode renaissans dan modern dan kontemporer sampai dengan
perkembangan fisika sampai abad ke-21.
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
Karena berkat anugerah-Nyalah tulisan karya ilmiah ini dapat selesai. Penulis
menyadari bahwa penyusun karya ilmiah ini tidak semudah membalikkan
telapak tangan dan tidak secepat mengedipkan mata. Sehingga wajar jika
penulisan karya ilmiah Ini terwujud dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu selarik ucapan terimakasi atas penulisan haturkan kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan karya ilmia ini, yang telah
memberikan arahan dan dorongan emas yang sangat berharga selama penulisan
karya ilmiah ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis memohon
sumbangsi berupa kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan
karya ilmiah
ini. Dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menuntun kita ke jalan yang
dikehendaki-NYA, Amin.
Tim penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3.TUJUAN
Ada pun tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.Periode pertama
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550an. Dalam periode
pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan
pada periode ini diantaranya :
2400000 SM-599 SM
Dibidang astronomi orang-orang yang hidup pada zaman tersebut
sudah menghasilkan Kalender Mesir dengan perhitungan 1 tahun =
365 hari, selain itu mereka dapat memprediksi gerhana,membuat
jam matahari dan membuat katalog bintang.
600 SM-530 M
Pada zaman ini perkembangan ilmu dan tehnologi sangat terkait dengan
perkembangan matematika. Archimides memulai tradisi " Fisika Matematika "
untuk menjelaskan tenmtang katrol , hukum-hukum hidrostatika dan lain-
lain.Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang.
530 M – 1450 M
Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya
perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam sains fisik ,
Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang
mendorong secara terus menerus ; kemagnetan berkembang
;eksperimen optik berkembang, ilmu kimia berkembang
(Alchemy).
1450 M-1550 M
Ada publikasi teori Heliosentris dari Copernicus yang tercetak
dalam bukunya De Revolutionibus Orbium Caelestium. Dalam
pendapatnya yang paling terkenal yaitu Heliosentris, ia mengganti
posisi bumi sebagai pusat alam semesta dengan matahari. Dan ia
juga menggambarkan gerakan benda-benda langit. Sehingga ilmu
yang disumbangkan Copernicus menjadi titik penting dalam
revolusi saintifik, yaitu ketika ilmu mulai memikirkan gaya-gaya
yang menyebabkan gerakan benda langit.
2.Periode kedua
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun1800an. Pada periode
kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis
dengan galileodikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam
penelitian. memperbaiki teori-teori sebelumnya untuk
menghasilkan mekanika.
Dalam bukunya Discourses Concerning Two New Sciences, ia tidak
lagi mencari penyebab gerakan (dinamika), tapi menerangkan
dengan gejalanya (kinematika). Newton meneruskan kerja Galileo
terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukum-hukum
gerak yang sampai sekarang masih dipakai. Sehingga dari tulisan
Galileo terhubunglah benang merah langsung ke menika newton.
Dalam mekanika selain hukum-hukum Newton dihasilkan pula
persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari
batang,kekekalan Momuntum sudut, persamaan Lagrange. Dalam
fisika panas ada penemuan termometer, Azas Black, dan
Kalorimeter. Dalam gelombang cahaya ada penemuan aberasi dan
pengukuran kelajuan cahaya. Dalam kelistrikan ada klasifikasi
konduktor danonkondukror,penemuan elektroskop,
pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori
penjalaran panas dan Hukum Coloumb.
3.periode ketiga
Dimulai dari Tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini
diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang
kita kenal dengan sebutan fisika klasik. Dalam periode ini fisika
berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-
formulasi umum dalam mekanika, Fisika panas, Listrik-Magnet dan
gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. Dalam mekanika
diformulasikan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam fisika
kuantum), persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas,
hidrodinamika. Dalam fisika panas diformulasikan hukumhukum
termodinamika, teori kinetik gas penjalaran panas dan lain-
lain.Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukom Ohm, Hukum
Faraday,Teori Maxwell dan lain-lain.
4.periode keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke-
19 ditemukan beberapa fonumena yang tidak bisa dijelaskan
melalui fisika klasik. Hal ini menentut pengembangan konsep fisika
yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern.
Dalam periode ini
dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencankup
masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi
(relativitas) dan yang berkaitan dengan partikal yang sangat kecil
(teori kuantum). Teori Relativitas yang dipelapori oleh Einstein,
teori ini
menjelaskan bahwa tidakj mungkin untuk membedakan satu sistem
dari yang lain jika dua-duanya bergerak dengan kecepatan tetap.
Dari teori Relativitas itu menghasilkan beberapa hal diantaranya
adalah kesetaraan
massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prisip
dasar dalam trasformasi partikel. Teori kuantum, yang diawali oleh
karya Planck dan Bohr dan
kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli, Heisenberg dan
lainlain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel
subatomik,molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam
pengembangan ilmu dan teknologi.
2.2 Sejarah perkembangan fisika menurut Jacoub
Perkembangan sejarah fisika dibagi kedalam 5 periode [boer
Jacoub, 1968], yaitu :
Periode pertama (Antara zaman purbakala s.d. 1500) Belum
adanya eksperimen yang sistematis dan kebebasan dalam
mengadakan percobaan. Dengan karakteristik sebagai berikut :
- Hasil perkembangan pengetahuan dalam bidang fisika tidak
memuaskan
- Sifatnya spekulasi dan metafisik (sulap dan gaib)
- Eksperimen tidak sistematis dan jauh dari ketelitian.
Menurut Lubis (2014) pemahaman bukan hanya sekedar tahu, tetapi juga
menginginkan siswa yang belajar dapat memanfaatkan atau mengaplikasikan apa
yang telah dipahaminya. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep
adalah kemampuan siswa dalam menguasai suatu konsep, bukan hanya
menghapal materi yang dipelajari saja tetapi juga siswa dapat menganalisis,
menerapkan, dan memahami dengan benar sehingga dapat mengungkapkan
kembali dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Siswa bukan hanya dituntut
untuk menggunakan pembelajaran kontekstual saja tetapi juga harus mempunyai
kemampuan multirepresentasi. Multirepresentasi berarti merepresentasi ulang
konsep yang sama dengan bentuk atau format yang berbeda termasuk verbal,
grafik, gambar, dan matematika (Waldrip dkk, 2007). Menurut Ainswort
dalam
Sunyono (2013) multirepresentasi memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai
pelengkap, pembatas inter-pretasi, dan pembangun pemahaman. Melatih
pengalaman pembelajaran siswa yang multirepresentasi dapat dilakukan dengan
menyusun bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Bahan ajar dapat
digunakan oleh guru maupun siswa sehingga membantu proses pembelajaran.
Modul merupakan salah satu bahan ajar yang dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar dan mengajar. Salah satu bahan ajar berupa modul kontekstual berbasis
multirepresentasi dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, karena dalam
modul tersebut siswa dapat belajar dengan beberapa representasi dan komponen
pembelajaran. Modul tersebut juga mampu menarik perhatian siswa dan dapat
mendorong motivasi belajar siswa dalam menemukan hubungan materi dengan
situasi kehidupan nyata (Fatmala dkk, 2017). Maka, dapat dikatakan bahwa
bahan ajar berupa modul yang baik harus disusun secara sistematis dan variatif
dengan adanya banyak representasi atau multirepresentasi (Abdurrahman dkk,
2011). Berdasarkan pemaparan tersebut maka metode yang baik dilaksanakan
untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, yaitu dengan pembelajaran
menggunakan modul berbasis multi-representasi. Siswa yang mengalami
miskonsepsi atau tidak tahu konsep dapat dibedakan secara sederhana dengan
cara membandingkan benar atau tidaknya jawaban dengan tinggi rendahnya
indeks kepastian jawaban Jika jawaban siswa benar dengan CRI rendah artinya
tidak tahu konsep (lucky guess) atau menebak, jika jawaban benar dengan CRI
tinggi artinya paham konsep. Setelah itu, jika jawaban siswa salah dengan CRI
rendah artinya tidak tahu konsep dan jika jawaban salah dengan CRI tinggi
artinya miskonsepsi.
Miskonsepsi masih sering terjadi pada siswa, hal ini masih dapat terjadi mungkin
karena kemampuan siswa atau cara mengajar guru. Menurut Lusiana, dkk.
(2015) kiat yang tepat untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi adalah
mencari bentuk kesalahan yang dimiliki siswa itu, mencari sebab-sebabnya dan
dengan pengertian itu menentukan cara yang sesuai. Secara umum, untuk dapat
membantu siswa mengatasi miskonsepsi, pertama-tama guru perlu mengerti
kerangka berpikir siswa maka kita dapat mengetahui tepat dimana letak
miskonsepsi siswa dan kita dapat membantunya.
Berdasarkan jurnal yang telah dibaca tentang judul yang tertera di karya tulis
ilmiah ini hasil yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan di SMA
NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG modul KONTEKSTUAL BERBASIS
MULTIREPRESENTASI dikatakan bahwa dapat memudahkan siswa dalam
memahami konsep hukum gravitasi newton hasil belajar siswa menggunakan
modul Fisika berbasis kontekstual dapat mencapai ketuntasan belajar siswa.
Respons siswa terhadap modul Fisika berbasisis kontekstual menunjukkan
bahwa 97% dari jumlah keseluruhan siswa memberi respons positif dan sangat
positif. Siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui proses mengalami,
sehingga dapat menumbuhkan pemahaman konsep dalam proses belajar
mengajar yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar. Hasil yang diperoleh
tersebut dikatakan bahwa modul tersebut dapat memudahkan siswa dalam
memahami konsep materi Hukum Gravitasi Newton, jadi untuk mengkonfirmasi
hasil penelitian ini maka dibandingkan dengan penelitian yang relevan.
Penelitian ini juga untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas
eksperimen. tingkat pemahaman konsep dibagi menjadi 4, yaitu paham konsep,
lucky guess atau menebak, miskonsepsi, dan tidak paham konsep. Pengujian
pemahaman konsep dilakukan untuk jawaban kelas eksperimen dari hasil
posttest, diperoleh bahwa 64,66% siswa paham konsep.
Berdasarkan analisis pemahaman konsep diperoleh bahwa masih cukup
banyak siswa yang mengalami miskonsepsi. Penyebab dari miskonsepsi ini
karena faktor siswa itu sendiri dan guru, yaitu kemampuan siswa dalam menalar
soal dan cara mengajar guru. Maka, solusi dalam mengatasi miskonsepsi adalah
guru perlu mengerti kerangka berpikir siswa. Mengetahui cara berpikir, cara
mengungkap dan bagaimana gagasan siswa, maka guru dapat mengetahui tepat
dimana letak miskonsepsi siswa dan kita dapat membantunya.
BAB III
KESIMPULAN
Fatmala, Nurul Etiya, I Dewa Putu Nyeneng, & Wayan Suana. 2017.
Pengembangan Modul Pembelajaran Kontekstual Berbasis Multirepresentasi
pada Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5
(4): 21-23.
Lusiana, N., Kurniawati, L., & Mulyanto, A.B. 2015. Analisis Miskonsepsi
Siswa Pokok Bahasan Momentum dan Impuls di Kelas XII IPA 4 SMA Negeri
4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.