Anda di halaman 1dari 12

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi Keluarga


Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997)
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.

1.2 Tugas Keluarga


Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

1.3 Tahap perkembangan keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya disepanjang waktu. Tahap perkembangan tersebut disertai
dengan fungsi dan tugas perawat pada setiap tahapan perkembangan.
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan
keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang
membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan,tidur,bangun pagi
dan sebagainya.
Tugas perkembangan :
a) Membina hubungan intim dan memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.Keluarga baru ini
merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga
istri dan keluarga sendiri.
2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5tahun. Tugas perkembangan
keluarga yang penting pada tahap ini adalah :
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana
orang tua berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi
hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan
kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi.
c) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak
lain juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga
maupun dengan masyarakat.
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.
Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan
anak.
Tugas perkembangan keluarga.
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.
Tugas perkembangan
a) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul
konflik orang tua dan remaja.
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching
center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak- anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya.
8. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.
6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini.

Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah


1.4 Pengertian
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai berikut : bertambah besar dalam
arti fisik sebagai akibat dari perbanyakan dari jumlah sel dan membesarnya
sel itu sendiri di dalam tubuh manusia. Perkembangan berarti bertambahya
keterampilan dan fungsi yang kompleks dari seseorang. Perumbuhan dan
perkembangan pada praktiknya saling berkaitan sehingga sulit mengadakan
pemisahan. Sejak masa bayi hingga masa remaja terjadi pertumbuhan dan
perkembangan dalam segi-segi jasmani, mental, dan intelektual (Adriana &
Wirjatmadi, 2012).
Tahap perkembangan dibagi menjadi lima bagian yang memiliki prinsip
atau ciri dalam setiap perkembangannya yaitu masa pralahir, masa neonates,
masa bayi, masa anak dan masa remaja. (Supartini, 2004). Di sini akan
membahas tentang tumbuh kembang masa anak periode pertumbuhan
dan perkembangan mulai akhir prasekolah hingga remaja santara usia 6-12
tahun.
1.5 Perkembangan anak usia sekolah menurut Cahyaningsih (2011) :
a. Perkembangan Biologis
Pertumbuhan serata 5 cm pertahun untuk tinggi badan dan
meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat badan. Anak laki-laki cenderung
kurus dan tinggi, anak perempuan cenderung gemuk. Pembentukan
jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada otot.
b. Perkembangan Proporsional
Postur tubuh lebih tinggi dari pada anak usia pra sekolah untuk
memfasilitasi lokomotor dan efisiensi dalam menggunakan lengan
tubuh, sehingga proporsi ini memudahkan untuk beraktifitas seperti
memanjat, bersepeda dll. Perubahan wajah, proporsi wajah berubah
pada saat wajah tumbuh lebih cepat terkait pertumbuhan tulang
tengkorak yang tersisa. Semua gigi primer (susu) telah tanggal.
c. Kematangan Sistem
Sistem gastrointestinal: masalah lambung sedikit, mempertahankan
kadar glukosa darah dengan lebih baik, dan peningkatan kapasitas
lambung yang memungkinkan retensi makanan lebih lama. Kebutuhan
kalori anak lebih sedikit dibandingkan usia pra sekolah. Kapasitas
kandung kemih: umumnya lebih besar pada anak perempuan
disbanding laki-laki. Denyut jantung dan frekuensi pernafasan akan
terus menurun dan tekanan darah meningkat. Sistem imun lebih
kompeten untuk melokalisasi infeksi dan menghasilkan respon antigen
dan antibody. Tulang terus mengalami pengerasan tetapi kurang dapat
menahan dan tarikan otot disbanding tulang yang sudah matur.
d. Perkembangan Psikososial
Masa kanak-kanak pertengahan adalah periode perkembangan
psikoseksual yang dideskripsikan oleh Freud sebagai periode laten,
yaitu waktu tenang antara fase odipus pada masa kanak-kanak awal dan
erotisme masa remaja, membina hubungan dengan teman sebaya
sesama jenis setelah pengabaian pada tahun-tahun sebelumnya dan
didahului ketertarikan pada lawan jenis yang menyertai pubertas. Anak
usia sekolah ingin sekali mengembangkan keterampilan dan
berpartisipasi dalam pekerjaan yang berarti dan berguna secara social.
e. Perkembangan Kognitif
Mulai memperoleh kemampuan untuk menghubungkan
serangkaian kejadian untuk menggambarkan mental anak yang dapat
diungkapkan secara verbal maupun simbolik. Kemampuan anak
meningkat dalam menguasai simbol-simbol dan menggunakan
simpanan mengenai pengalaman masa lalu mereka untuk mengevaluasi
dan mengintrepertasikan masa kini.
f. Perkembangan Moral
Mengintrepesantikan kecelakaan dan ketidakberuntungan sebagai
hukuman atau akibat tindakan buruk yang dilakukan anak.
g. Perkembangan Spiritual
Berfikir dalam batasan konkret tetapi merupakan pelajar yang baik
dan memiliki kemauaan besar untuk mempelajari Tuhan. Mereka
tertarik pada konsep surga dan neraka, dengan perkembangan kesadaran
diri dan perhatian terhadap peraturan, anak takut akan masuk neraka
karena kesalahan dalam berperilaku.
h. Perkembangan Sosial
Selain orang tua dan sekolah, kelompok teman sebaya memberi
sejumlah hal yang penting kepada anggotanya. Anak-anak memiliki
budaya merek sendiri, disertai rahasia, adat istiadat, dan kode etik yang
yang meningkatkan rasa solidaritas kelompok dan melepaskan diri dari
orang dewasa. Orang tua merupakan pengaruh utama dalam
membentuk kepribadian anak, membuat standar perilaku, dan
menetapkan sistem nilai yang biasanya mendominasi ketika terjadi
konflik antara sistem nilai orang tua dan teman sebaya.
i. Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri yang positif membuat anak merasa senang, berharga,
dan mampu memberikan kontribusi dengan baik. Perasaan seperri itu
menyebabkan penghargaan diri, kepercayaan diri, dan perasaan bahagia
secara umum. Perasaan negatif menyebabkan keraguan terhadap diri
sendiri. Anak usia sekolah memiliki persepsi yang cukup akurat dan
positif tentang keadaan fisik mereka sendiri.
j. Bermain
Dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologis,
karena mengembangkan berbagai keterampilan sosial sehingga
memungkinkan untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam
masyarakat anak-anak.

1.6 Etiologi
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak menurut Soetjiningsih (1998) yaitu :
a. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan
kromosom.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan pra natal, antara lain:
1) Gizi ibu pada waktu hamil
2) Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
3) Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide,
pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
4) Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta,
hormon tiroid, insulin)
5) Radiasi
6) Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV,
polio, campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
7) Stres
8) Imunitas
Faktor lingkungan nost Natal, yaitu :
1) Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
2) Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu
daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3) Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar,
hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan
kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
4) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/
pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis
kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan
politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, angaran, dll.

1.7 Tanda dan Gejala


Hubungan dengan orang lain, konsep diri, fisik, jaringan otot, jaringan
lemak, rambut, gigi.

1.8 Penatalakasanaan
a. Medis : pemeriksaan laboratorium, radiologis, neorologis
b. Keperawatan : tahap-tahap peenilaian perkembangan anak :
1) Anamnesis
Skrining gangguan perkembangan anak
Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
2) Evaluasi bicaradanbahasaanak
Pemeriksaan fisik

1.9 Pencegahan
a. Menurunkan faktor risiko
b. Deteksi dini
c. Tindakan klinis langsung yang bertujuan mencegahan kerusakan lebih
lanjut dan mengurangi komplikasi setelah penyakit itu dideteksi. 

1.10 Komplikasi
a. Interaksi social
b. Kecelakaan diri
c. Alergi

Konsep Asuhan Keperawatan


1.11 Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan dahulu
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat psikososial
f. Pemeriksaan fisik
g. Pemeriksaan penunjang

1.12 Analisis Data dan Diagnosis Keperawatan


Analisa: data penunjang apa yang dikeluhkan dan data observasi berupa
data subyektif dan obyektif, masalah yang dialami dan kemungkinan
penyebabnya. Diagnosa keperawatan : Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan (NANDA Internasional)
Faktor yang berhubungan :
a. Efek ketunadayaan fisik
b. Defisiensi lingkungan
c. Pengasuhan yang tidak adekuat
d. Responsivitas yang tidak konsisten
e. Pengabaian
f. Pengasuh ganda
g. Ketergantungan yang terprogram
h. Perpisahan dari orang yang dianggap penting
i. Defisiensi stimulasi
Batasan Karakteristik :
a. Gangguan pertumbuhan fisik
b. Penurunan waktu respons
c. Terlambat dalam melakukan keterampilan umum kelompok usia
d. Kesulitan melakukan keterampilan umum anak usia
e. Afek datar
f. Ketidakmampuan melakukan aktifitas perawatan diri yang sesuai
dengan usianya
g. Ketidakmampuan melakukan aktivitass pengendalian diri yang sesuai
dengan usianya
h. Lesu/ tidak bersemangat

1.13 Rencana Asauhan Keperawatan


a. Tujuan
Tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang diberikan dan
menguntungkan klien dan keluarga.
b. Kriteria keberhasilan
Secara verbal maupun non-verbal menunjukkan adanya perubahan
berangsur-angsur menjadi sehat, apabila asuhan keperawatan yang
diberikan dapat dilaksanakan sesuai tujuan.
c. Tindakan keperawatan
Kumpulan intervensi atau perencanaan perawat dalam mengasuh
klien agar masalah yang dikeluhkan dapat dikurangi maupun diatasi
baik secara mandiri, kolaborasi, edukasi, dan promotif.
d. Rasional
Pertimbangan yang didasarkan pada literatur pendukung, yaitu
merupakan tindakan keperawatan spesifik yang terpilih.
DAFTAR RUJUKAN

Adriana, M & Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. Buku Kedokteran
EGC.
Cahyaningsih, D S. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: TIM.
Soetjingsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai