Anda di halaman 1dari 17

PERUBAHAN AKUNTANSI, DAN ANALISIS KESALAHAN

PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan dan memahami konsep perubahan pencatatan akuntansi.
2. Memahami analisis kesalahan dari pencatatan akuntansi.
3. Menganalisis kasus dari segi perubahan pencatatan akuntansi, analisis
kesalahan dari pencatatan akuntansi, dan memberikan solusi pencatatan
akuntansi yang benar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan.

B. Uraian dan Contoh Kasus Perhitungan


Perubahan Akuntansi
Tiga jenis perubahan akuntansi adalah:
1. Perubahan prinsip akuntansi.
Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip
akuntansi yang berlaku umum lainnya. Contoh adalah perubahan
metode penilaian persediaan dari Metode Masuk Pertama Keluar
Pertama (First-In-First-Out atau FIFO Method) menjadi Metode Biaya
Rata-rata (Average Cost Method).
2. Perubahan estimasi akuntansi.
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau
diperolehnya pengalaman tambahan. Contoh adalah perubahan
estimasi umur manfaat aset yang dapat disusutkan.
3. Perubahan entitas pelaporan.
Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas
lainnya. Contoh adalah perubahan anak perusahaan spesifik dalam
satu kelompok perusahaan yang menggunakan laporan keuangan
konsolidasi.
Tiga pendekatan untuk melaporkan perubahan prinsip akuntansi adalah:
1. Pelaporan perubahan pada periode saat ini.
Pengaruh kumulatif dari penggunaan metode baru terhadap laporan
keuangan pada periode saat ini dilaporkan sebagai pos luar biasa.
Pengaruh kumulatif adalah perbedaan laba tahun sebelumnya antara
metode baru, dan metode lama. Penyesuaian ini dilaporkan hanya
dalam laporan laba atau rugi tahun saat ini. Perusahaan tidak
mengubah laporan keuangan tahun sebelumnya.
2. Pelaporan perubahan secara retrospektif.
Penyesuaian retrospektif atas laporan keuangan menyusun kembali
laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten
dengan prinsip yang baru diterapkan. Perusahaan menyajikan
pengaruh kumulatif dari perubahan sebagai penyesuaian atas laba
ditahan di tahun awal yang disajikan dalam laporannya.
3. Pelaporan perubahan secara prospektif di masa depan.
Pada pendekatan ini, hasil yang telah dilaporkan sebelumnya tidak
diubah. Saldo awal tidak disesuaikan karena manajemen menyajikan
laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat diterima,
maka laporan tersebut telah selesai.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standard Board)
mensyaratkan agar perusahaan menggunakan pendekatan retrospektif, karena
pendekatan ini menyediakan informasi yang berguna bagi para pengguna laporan
keuangan dibandingkan pendekatan pengaruh kumulatif, dan pendekatan prospektif.
Perubahan laporan terdahulu sesuai prinsip baru menghasilkan konsistensi yang
tertinggi di antara periode akuntansi. Para pengguna tepat membandingkan
kesimpulan laporan keuangan antar periode.

Perubahan Estimasi Akuntansi


Penyusunan laporan keuangan membutuhkan estimasi dampak dari kondisi, dan
peristiwa di masa depan. Berikut contoh akun yang membutuhkan estimasi adalah:
1. Piutang tidak tertagih.
2. Keusangan persediaan.
3. Umur manfaat, dan nilai sisa aset tetap.
4. Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan.
5. Kewajiban untuk biaya garansi, dan kewajiban untuk pajak penghasilan.
6. Cadangan mineral yang dapat dipulihkan kembali.
7. Perubahan metode penyusutan.

Perubahan Entitas Pelaporan


Perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuangan yang sebenarnya adalah
laporan dari entitas yang berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan kembali
laporan keuangan yang disajikan selama periode sebelumnya, berguna
menunjukkan informasi keuangan bagi entitas pelaporan yang baru selama seluruh
periode. Contoh perubahan dalam entitas pelaporan, adalah:
1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan
perusahaan individual.
2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok
perusahaan yang laporan keuangan konsolidasi disajikan.
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan
gabungan.
4. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, dan konsolidasi untuk
anak perusahaan, dan investasi.

Pelaporan Koreksi Kesalahan


Berikut ini contoh dari kesalahan akuntansi adalah:
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah
bahwa periode sebelumnya telah disajikan secara tidak benar, karena
penerapan prinsip akuntansi yang tidak benar. Contoh adalah
perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasilan ke dasar
akrual.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan,
pengurangan, dan sebagainya. Contoh adalah penjumlahan kartu
perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi itu tidak dibuat
dengan jujur. Contoh adalah penggunaan tarif penyusutan yang secara
jelas tidak realistis.
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau
menangguhkan beban, dan pendapatan tertentu pada akhir periode.
5. Penggunaan fakta yang tidak benar, seperti kegagalan untuk
menggunakan nilai sisa dalam menghitung dasar penyusutan untuk
pendekatan garis lurus.
6. Klasifikasi biaya yang tidak tepat sebagai beban, dan tidak sebagai
aset.

Berikut ini contoh dari kesalahan akuntansi adalah:


1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah
bahwa periode sebelumnya telah disajikan secara tidak benar, karena
penerapan prinsip akuntansi yang tidak benar. Contoh adalah
perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasilan ke dasar
akrual.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan,
pengurangan, dan sebagainya. Contoh adalah penjumlahan kartu
perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi itu tidak dibuat
dengan jujur. Contoh adalah penggunaan tarif penyusutan yang secara
jelas tidak realistis.
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau
menangguhkan beban, dan pendapatan tertentu pada akhir periode.
5. Penggunaan fakta yang tidak benar, seperti kegagalan untuk
menggunakan nilai sisa dalam menghitung dasar penyusutan untuk
pendekatan garis lurus.
6. Klasifikasi biaya tidak tepat sebagai beban, dan tidak sebagai aset.

Berikut ini kategori utama kesalahan akuntansi yang menyebabkan pelaporan


ulang adalah:
Kategori Akuntansi Jenis Pelaporan Ulang
Pengakuan biaya. Mencatat biaya pada periode atau dalam nilai yang tidak
tepat.
Pengakuan pendapatan. Perhitungan tidak tepat atas pendapatan. Kategori ini
mencakup pengakuan tidak tepat atas pendapatan,
pengakuan atas pendapatan yang diragukan, dan
sejumlah kesalahan lain yang menyebabkan kesalahan
pelaporan atas pendapatan.
Misklasifikasi. Misklasifikasi pos akuntansi yang signifikan dalam
laporan posisi keuangan, laporan laba atau rugi, dan
laporan arus kas. Mencakup pelaporan ulang akibat
misklasifikasi akun jangka pendek atau akun jangka
panjang atau akun yang berpengaruh terhadap arus kas
operasional.
Ekuitas lainnya. Perhitungan tidak tepat atas laba per saham, saham
terbatas, waran, dan instrumen ekuitas lainnya.
Cadangan atau Kesalahan yang mencakup piutang usaha yang tidak
kontinjensi. tertagih, cadangan persediaan, penyisihan untuk pajak
penghasilan, dan kontinjensi rugi.
Aset berusia panjang. Penurunan nilai aset tetap atau properti, pabrik,
peralatan, aset tidak berwujud (goodwill), dan aset
lainnya.
Perpajakan. Kesalahan yang mencakup koreksi atas provisi pajak,
penanganan tidak tepat atas kewajiban pajak, dan pos
lain yang berhubungan dengan pajak.
Ekuitas, dan laba Perhitungan tidak tepat atas transaksi ekuitas yang
komprehensif lainnya. berhubungan dengan laba komprehensif seperti pos
mata uang asing, penyesuaian kewajiban minimum atas
pensiun, keuntungan, dan kerugian yang tidak diakui
atas investasi tertentu dalam utang, sekuritas ekuitas,
dan sekuritas derivatif.
Persediaan. Penilaian biaya persediaan, isu kuantitas, dan biaya
penyesuaian penjualan.
Ekuitas, dan opsi Perhitungan tidak tepat atas opsi saham pegawai.
saham.
Lainnya. Seluruh pelaporan ulang yang tidak tercakup dalam
kategori tersebut seperti yang berhubungan perhitungan
tidak tepat atas akuisisi (merger).

Ikhtisar Perubahan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan


⚫ Perubahan prinsip akuntansi.
Menggunakan pendekatan retrospektif dengan cara adalah:

1. Menyatakan kembali laporan keuangan dari seluruh periode


sebelumnya yang disajikan.
2. Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh terhadap
laba bersih, dan laba per saham dari seluruh periode sebelumnya yang
disajikan.
3. Melaporkan penyesuaian atas saldo awal laba ditahan dalam laporan
laba ditahan.
Jika penentuan efek periode historis tidak praktis dengan menggunakan
perubahan ke pendekatan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First-In-
First-Out atau FIFO Method) adalah:
1. Tidak menyatakan kembali laba tahun sebelumnya.
2. Menggunakan persediaan awal dalam tahun metode baru mulai
digunakan sebagai tahun dasar persediaan untuk seluruh perhitungan
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First-In-First-Out atau FIFO
Method) berikutnya.
3. Mengungkapkan pengaruh dari perubahan pada tahun saat ini, dan
alasan untuk mengabaikan perhitungan pengaruh kumulatif, dan jumlah
laba dari tahun sebelumnya.

⚫ Perubahan estimasi akuntansi.


Menggunakan pendekatan periode saat ini, dan prospektif dengan cara
adalah:
1. Melaporkan laporan keuangan periode saat ini, dan masa depan
atas dasar baru.
2. Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti
dilaporkan sebelumnya.
3. Tidak melaksanakan penyesuaian atas saldo awal periode saat
ini untuk tujuan tertentu, dan tidak melaksanakan penyajian laba
sebelumnya.
⚫ Perubahan dalam entitas pelaporan.
Menggunakan pendekatan retroaktif dengan cara adalah:
1. Menyatakan kembali laporan keuangan untuk seluruh periode
sebelumnya yang disajikan.
2. Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh
terhadap data laba bersih, dan laba per saham untuk seluruh
periode sebelumnya yang disajikan.
⚫ Perubahan karena kesalahan.
Menggunakan pendekatan retroaktif dengan cara adalah:
1. Memperbaiki seluruh laporan keuangan periode sebelumnya
yang disajikan.
2. Menyatakan kembali saldo awal laba ditahan untuk periode
pertama yang disajikan apabila pengaruh kesalahan terjadi
dalam periode sebelumnya.

Motivasi untuk Mengubah Metode Akuntansi


Motivasi untuk mengubah metode akuntansi adalah:
1. Biaya politik.
Semakin besar perusahaan, dan memiliki bersifat politis, maka semakin
besar para politisi, dan pembuat peraturan memberikan perhatian
kepada perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan yang
memiliki bersifat politis berupaya untuk melaporkan angka laba yang
rendah, berguna menghindari pemeriksaan dari pembuat peraturan.
2. Struktur modal.
Sejumlah studi telah mengindikasikan bahwa struktur modal
perusahaan dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi.
Contoh adalah perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas yang
tinggi berdasarkan pada perjanjian utang, adalah perusahaan memiliki
perjanjian utang yang mengindikasikan bahwa perusahaan tidak dapat
membayar dividen jika laba ditahan berada di bawah tingkat tertentu.
Sebagai akibatnya, perusahaan jenis ini cenderung memilih metode
akuntansi yang meningkatkan laba bersih.
3. Pembayaran bonus.
Jika pembayaran bonus dilaksanakan kepada manajemen
berhubungan dengan laba, maka dapat dikategorikan bahwa
manajemen memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
pembayaran bonus manajemen.
4. Mengelola laba sesuai kepentingan manajemen.
Kenaikan laba yang substansial dapat memberikan perhatian dari para
politisi, pembuat peraturan, dan pesaing. Selain itu, kenaikan laba yang
tinggi juga dapat menciptakan masalah bagi manajemen karena hasil
yang sama sulit dicapai pada tahun berikutnya. Rencana kompensasi
eksekutif menggunakan angka yang tinggi ini sebagai dasar, dan hal ini
mempersulit manajemen dalam memperoleh bonus pada tahun
berikutnya. Sebaliknya, penurunan laba yang tinggi dikategorikan
sebagai tanda bahwa perusahaan sedang berada dalam kesulitan
keuangan. Selain itu, penurunan laba yang tinggi dapat menimbulkan
pertanyaan bagi pemegang saham, pemberi pinjaman, dan pihak
berkepentingan lainnya mengenai kompetensi manajemen. Jadi,
perusahaan memiliki insentif untuk mengelola laba atau memperlancar
laba.

Kesalahan dalam Laporan Posisi Keuangan, dan Laporan Laba/Rugi


Terdapat dua jenis kesalahan dalam laporan posisi keuangan, dan laporan
laba atau rugi adalah:
1. Kesalahan yang saling menyeimbangkan (counterbalancing errors)
adalah kesalahan yang dikoreksi selama dua periode akuntansi.
Contoh adalah kegagalan untuk mencatat gaji akrual diasumsikan
sebagai kesalahan yang saling menyeimbangkan karena setelah
periode dua tahun, maka kesalahan tidak ada. Dengan keterangan lain,
kegagalan untuk mencatat gaji akrual dalam periode sebelumnya
menunjukkan (1) laba bersih untuk periode pertama dinyatakan tinggi,
(2) utang gaji akrual dinyatakan rendah, dan (3) beban gaji dinyatakan
rendah. Pada periode berikutnya, laba bersih dinyatakan rendah, utang
gaji akrual dinyatakan rendah, dan beban gaji dinyatakan tinggi.
2. Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan (uncounterbalancing
errors) adalah kesalahan yang tidak dikoreksi dalam periode akuntansi
berikutnya. Contoh adalah perusahaan tidak mengkapitalisasi mesin
yang memiliki umur manfaat lima tahun. Jika langsung dibebankan aset
mesin ini, maka beban dinyatakan tinggi dalam periode pertama, tetapi
dinyatakan rendah pada empat periode berikutnya. Pada akhir periode
kedua, dampak kesalahan itu tidak sepenuhnya dikoreksi. Laba bersih
dinyatakan secara agregat pada akhir tahun kelima, karena aset mesin
telah disusutkan sepenuhnya. Jadi, kesalahan yang tidak saling
menyeimbangkan adalah kesalahan yang membutuhkan lebih dari dua
periode untuk mengkoreksinya.

⚫ Cara menentukan kesalahan dengan mengetahui pembukuan telah ditutup


atau pembukuan belum ditutup selama periode akuntansi adalah:
1. Jika pembukuan telah ditutup adalah:
⚫ Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, maka tidak
ada jurnal yang dibutuhkan.
⚫ Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka
dibutuhkan jurnal untuk menyesuaikan penyajian saldo
laba ditahan.
2. Jika pembukuan belum ditutup adalah:
⚫ Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, dan
perusahaan telah memasuki tahun kedua, maka jurnal
dibutuhkan untuk mengkoreksi periode saat ini, dan
menyesuaikan saldo awal laba ditahan.
⚫ Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka jurnal
dibutuhkan untuk menyesuaikan saldo awal laba ditahan,
dan mengkoreksi saldo periode saat ini.
⚫ Jika laporan keuangan komparatif disajikan, maka pernyataan kembali jumlah
untuk tujuan komparatif dibutuhkan. Pernyataan kembali ini dibutuhkan,
meskipun jurnal koreksi tidak dibutuhkan.

Kesalahan yang Saling Menyeimbangkan


1. Kelalaian untuk mencatat gaji akrual.
Contoh: pada tanggal 31 desember 2019, PT. Astra International Tbk. tidak
mengakrualkan gaji sebesar Rp 1.500.000.
Jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan asumsi
bahwa pembukuan untuk tahun 2020 belum ditutup adalah:
Laba Ditahan 1.500.000
Beban Gaji 1.500.000
Dasar pemikiran dari jurnal ini adalah:
1. Jika gaji akrual tahun 2019 telah dibayarkan pada tahun 2020, maka debit
tambahan sebesar Rp 1.500.000 dilaksanakan untuk beban gaji tahun
2020.
2. Beban gaji tahun 2020 dinyatakan tinggi sebesar Rp 1.500.000.
3. Karena gaji akrual tahun 2019 tidak dicatat sebagai beban gaji tahun 2020,
maka laba bersih tahun 2019 dinyatakan tinggi sebesar Rp 1.500.000.
4. Karena laba bersih tahun 2019 dinyatakan tinggi sebesar Rp 1.500.000,
maka akun laba ditahan dinyatakan tinggi sebesar Rp 1.500.000 karena
laba bersih ditutup ke laba ditahan.
Jika pembukuan PT. Astra International Tbk. telah ditutup untuk tahun 2020,
maka tidak ada jurnal koreksi yang dibuat karena kesalahannya telah saling
diseimbangkan.

2. Kelalaian untuk mencatat beban dibayar di muka.


Contoh: pada bulan januari 2019 PT. Astra International Tbk. membeli polis
asuransi berjangka waktu 2 tahun dengan biaya sebesar Rp 1.000.000.
Beban asuransi telah di debit, dan kas telah di kredit. Tidak ada jurnal
penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun 2019.
Jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan asumsi
bahwa pembukuan untuk tahun 2020 belum ditutup adalah:
Beban Asuransi 500.000
Laba Ditahan 500.000
Rp 1 000.000 / 2 tahun = Rp 500.000
Jika pembukuan PT. Astra International Tbk. telah ditutup untuk tahun 2020,
maka tidak ada jurnal koreksi yang dibuat karena kesalahannya telah saling
diseimbangkan.
3. Pendapatan diterima di muka yang dinyatakan rendah.
Contoh: pada tanggal 31 desember 2019, PT. Astra International Tbk.
menerima sebesar Rp 5.000.000 sebagai pembayaran di muka atas sewa
ruang kantor untuk tahun berikutnya. Jurnal yang dibuat pada saat menerima
pembayaran sewa adalah mendebit kas, dan mengkredit pendapatan sewa.
Tidak ada jurnal penyesuaian yang dibuat tanggal 31 desember 2019.
Jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan asumsi
bahwa pembukuan untuk tahun 2020 belum ditutup adalah:
Laba Ditahan 5.000.000
Pendapatan Sewa 5.000.000
Jika pembukuan PT. Astra International Tbk. telah ditutup untuk tahun 2020,
maka tidak ada jurnal koreksi yang dibuat karena kesalahannya telah saling
diseimbangkan.

4. Pendapatan akrual yang dinyatakan tinggi.


Contoh: pada tanggal 31 desember 2019, PT. Astra International Tbk.
mengakrualkan pendapatan bunga sebesar Rp 8.000.000 yang berlaku
untuk tahun 2019. Jurnal yang dibuat tanggal 31 desember 2019 adalah
mendebit piutang bunga, dan mengkredit pendapatan bunga.
Jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan asumsi
bahwa pembukuan untuk tahun 2020 belum ditutup adalah:
Laba Ditahan 8.000.000
Pendapatan Bunga 8.000.000
Jika pembukuan PT. Astra International Tbk. telah ditutup untuk tahun
2020, maka tidak ada jurnal koreksi yang dibuat karena kesalahannya
telah saling diseimbangkan.

5. Pembelian yang dinyatakan tinggi.


Contoh: Akuntan PT. Astra International Tbk. mencatat pembelian produk
sebesar Rp 10.000.000 untuk tahun 2019 adalah bagian dari tahun 2020.
Persediaan fisik tahun 2019 telah dinyatakan dengan benar. Perusahaan ini
menggunakan metode persediaan periodik.
Jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan asumsi
bahwa pembukuan untuk tahun 2020 belum ditutup adalah:
Pembelian 10.000.000
Laba Ditahan 10.000.000
Jika pembukuan PT. Astra International Tbk. telah ditutup untuk tahun
2019, maka tidak ada jurnal koreksi yang dibuat karena kesalahannya
telah saling diseimbangkan.
Kesalahan yang Tidak Saling Menyeimbangkan
1. Kelalaian untuk mencatat penyusutan.
Contoh: pada tanggal 1 januari 2018, PT. Astra International Tbk. membeli
mesin sebesar Rp 10.000.000 yang memiliki estimasi umur manfaat mesin
selama 5 tahun. Akuntan secara tidak benar membebankan mesin ini pada
tahun 2018. Kesalahan ini baru ditemukan pada tahun 2020.
Jika perusahaan menggunakan penyusutan garis lurus atas aset mesin ini,
maka jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan
asumsi bahwa pembukuan untuk tahun 2020 belum ditutup adalah:
Mesin 10.000.000
Beban Penyusutan 2.000.000
Laba Ditahan* 8.000.000
Akumulasi Penyusutan** 4.000.000
*Perhitungan laba ditahan adalah:
Aset yang dinyatakan tinggi pada tahun 2020 = Rp 10.000.000
Penyusutan yang benar untuk tahun 2020 = Rp 10.000.000 / 5 tahun = (Rp 2.000.000)
Laba ditahan dinyatakan rendah tanggal 31 desember 2020 = Rp 8.000.000
**Perhitungan akumulasi penyusutan = (Rp 10 000.000 / 5 tahun) x 2 tahun = Rp 4.000.000

Contoh: pada tanggal 1 januari 2018, PT. Astra International Tbk. membeli
mesin sebesar Rp 10.000.000 yang memiliki estimasi umur manfaat mesin
selama 5 tahun. Akuntan secara tidak benar membebankan mesin ini pada
tahun 2018. Kesalahan ini baru ditemukan pada tahun 2020.
Jika perusahaan menggunakan penyusutan garis lurus atas aset mesin ini,
maka jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan
asumsi bahwa pembukuan untuk tahun 2020 telah ditutup adalah:
Mesin 10.000.000
Laba Ditahan* 6.000.000
Akumulasi Penyusutan** 4.000.000
*Perhitungan laba ditahan adalah:
Aset yang dinyatakan tinggi pada tahun 2020 = Rp 8.000.000
Penyusutan yang benar untuk tahun 2020 = Rp 10.000.000 / 5 tahun = (Rp 2.000.000)
Laba ditahan dinyatakan rendah tanggal 31 desember 2020 = Rp 6.000.000
**Perhitungan akumulasi penyusutan= (Rp 10 000.000 / 5 tahun) x 2 tahun = Rp 4.000.000

2. Kelalaian untuk menyesuaikan piutang tidak tertagih.


Perusahaan menggunakan metode penghapusan spesifik dalam akuntansi
untuk beban piutang tidak tertagih jika metode persentase penjualan
diasumsikan tepat. Penyesuaian dibuat untuk beralih dari metode
penghapusan spesifik ke beberapa jenis metode penyisihan.
Contoh: asumsikan bahwa PT. Astra International Tbk. telah mengakui beban
piutang tidak tertagih ketika piutang tersebut telah benar menjadi piutang tidak
tertagih sebagai berikut adalah:
Tahun 2018 Tahun 2019
Dari penjualan tahun 2018 Rp 550.000 Rp 690.000
Dari penjualan tahun 2019 0 Rp 700.000
PT. Astra International Tbk. mengestimasi bahwa tambahan sebesar Rp
1.400.000 dihapuskan pada tahun 2020 yang sebesar Rp 300.000 berasal
dari penjualan tahun 2018, dan sebesar Rp 1.100.000 dari penjualan tahun
2019. Jadi, jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan
asumsi bahwa pembukuan untuk tahun 2020 belum ditutup adalah:
Beban Piutang Tidak Tertagih* 410.000
Laba Ditahan* 990.000
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 1.400.000
*Perhitungan adalah:
Penyisihan piutang tidak tertagih: tambahan sebesar Rp 300.000 untuk
penjualan tahun 2018, dan sebesar Rp 1 100.000 untuk penjualan tahun 2019.
Saldo piutang tidak tertagih, dan laba ditahan adalah:
Tahun 2018 Tahun 2019
Piutang tidak tertagih yang dibebankan Rp 1.240.000 Rp 700.000
Rp 550.000 + Rp 690.000
Tambahan piutang tidak tertagih yang
diantisipasi pada tahun 2020 Rp 300.000 + Rp 1.100.000 +
Beban piutang tidak tertagih yang benar Rp 1.540.000 Rp 1.800.000
Beban yang diakui untuk setiap periode saat ini (Rp 550.000) (Rp 1.390.000)
Rp 690.000 + Rp 700.000
Penyisihan piutang tidak tertagih Rp 990.000 Rp 410.000

Jurnal pada tahun 2020 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan asumsi
bahwa pembukuan untuk tahun 2020 telah ditutup adalah:
Laba Ditahan 1.400.000
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 1.400.000
Rp 990.000 + Rp 410.000 = Rp 1.400.000

Contoh Soal
Berikut kesalahan pencatatan pada PT. Mayora Indah Tbk. yang terjadi pada tahun
2019, dan baru diketahui pada tahun 2020 sebelum penutupan buku adalah:
1. Pada tanggal 1 januari 2019, perusahaan membeli polis asuransi 2 tahun
sebesar Rp 10.000.000, yang di debit pada beban asuransi, dan di kredit pada
kas, dan perusahaan tidak membuat jurnal penyesuaian pada tanggal 31
desember 2019.
2. Pada tanggal 1 januari 2019, perusahaan menerima sebesar Rp 30.000.000
sebagai pendapatan sewa gedung diterima di muka, yang di debit pada kas,
dan di kredit pada pendapatan sewa gedung, tetapi perusahaan tidak
membuat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 desember 2019.
3. Pada tanggal 31 desember 2019, perusahaan tidak mencatat utang gaji
sebesar Rp 15.000.000.
4. Pada tanggal 1 januari 2019, perusahaan mengantisipasi bunga akrual yang
seharusnya diterima (accrued interest revenue) sebesar Rp 3.000.000 yang
dibebankan pada tahun 2020, tetapi perusahaan tidak membuat jurnal
penyesuaian pada tanggal 31 desember 2019.
5. Pada tanggal 1 januari 2018, perusahaan membeli mesin sebesar Rp
16.000.000, dan tidak ada nilai sisa, estimasi umur ekonomis mesin adalah 4
tahun, perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus, tetapi
perusahaan tidak membuat jurnal penyesuaian penyusutan pada tanggal 31
desember 2018.
Pertanyaan: Buat jurnal koreksi yang dibutuhkan PT. Mayora Indah Tbk. pada tahun
2020!
Jawaban Contoh Soal:
1. Kesalahan pencatatan tanggal 1 januari 2019:
Beban Asuransi 10.000.000
Kas 10.000.000

Pencatatan jurnal penyesuaian yang sebenarnya tanggal 31 desember 2019:


Asuransi Dibayar Dimuka 5.000.000
Beban Asuransi 5.000.000
1/2 x Rp 10 000.000 = Rp 5.000.000

Jurnal koreksi sebelum tutup buku tanggal 31 desember 2020:


Beban Asuransi 5.000.000
Laba Ditahan 5.000.000
1/2 x Rp 10 000.000 = Rp 5.000.000

2. Kesalahan pencatatan tanggal 1 januari 2019:


Kas 30.000.000
Pendapatan Sewa Gedung 30.000.000

Pencatatan jurnal penyesuaian yang sebenarnya tanggal 31 desember 2019:


Pendapatan Sewa Gedung 30.000.000
Sewa Gedung Diterima Dimuka 30.000.000

Jurnal koreksi sebelum tutup buku tanggal 31 desember 2020:


Laba Ditahan 30.000.000
Pendapatan Sewa Gedung 30.000.000

3. Kesalahan pencatatan tanggal 31 desember yaitu perusahaan tidak mencatat


utang gaji.

Pencatatan jurnal penyesuaian yang sebenarnya tanggal 31 desember 2019:


Beban Gaji 15.000.000
Utang Gaji 15.000.000
Jurnal koreksi sebelum tutup buku tanggal 31 desember 2020:
Laba Ditahan 15.000.000
Beban Gaji 15.000.000

4. Kesalahan pencatatan tanggal 31 desember yaitu perusahaan tidak membuat


jurnal penyesuaian bunga akrual.

Pencatatan jurnal penyesuaian yang sebenarnya tanggal 31 desember 2019:


Pendapatan Bunga 3.000.000
Piutang Bunga 3.000.000

Jurnal koreksi sebelum tutup buku tanggal 31 desember 2020:


Laba Ditahan 3.000.000
Pendapatan Bunga 3.000.000

5. Kesalahan pencatatan tanggal 31 desember 2018 yaitu perusahaan tidak


membuat jurnal penyesuaian penyusutan mesin.
Pencatatan jurnal penyesuaian yang sebenarnya tanggal 31 desember 2018:
Beban Penyusutan 4.000.000
Akumulasi Penyusutan 4.000.000
Rp 16 000.000 / 4 tahun = Rp 4.000.000

Jurnal koreksi sebelum tutup buku tanggal 31 desember 2020:


Mesin 16.000.000
Beban Penyusutan 4.000.000
Laba Ditahan* 12.000.000
Akumulasi Penyusutan** 8.000.000
*Perhitungan laba ditahan adalah:
Aset yang dinyatakan tinggi pada tahun 2020 = Rp 16.000.000
Penyusutan yang benar untuk tahun 2020 = Rp 16.000.000 / 4 tahun = (Rp 4.000.000)
Laba ditahan dinyatakan rendah tanggal 31 desember 2020 = Rp 12.000.000
**Perhitungan akumulasi penyusutan = (Rp 16 000.000 / 4 tahun) x 2 tahun = Rp 8.000.000
C. Daftar Pustaka
Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Revisi 2019. Jakarta: Salemba.
Kieso, Donald. E., Weygandt Jerry J., dan Warfield, Terry D. (2017).
Intermediate Accounting, Third Edition International Financial Reporting
Standards. USA: John Wiley & Sons.
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards),
International Accounting Standard Board.

Anda mungkin juga menyukai