Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL(DIARE)

DOSEN PENGAMPU: Apt.NOVI Erviana Harahap,M.Farm

DISUSUN OLEH:

1.HAGIA WATI : 21.10.48201.002

2.RENY ANGGELIA PUTRI: 21.10.48201.007

PROGRAM STUDI FARMASI

STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan yang maha esa karena atas segala
rahmatnya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "gangguan sistem
gastrointestinal (diare)" meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses
pengerjaannya,tetapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah "gangguan sistem gastrointestinal
(diare)" ini untuk kedepannya.semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses
belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama akhirnya akhir kata saya
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………

Daftar isi………………………………………………………………………..

BAB1 :PENDAHULUAN

1.1. latar belakang………………………………………………………….

1.2. rumusan………………………………………………………………..

1.3. tujuan………………………………………………………………….

BABII : PEMBAHASAN

2.1. pengertian diare……………………………………………………….

2.2. etiologi diare…………………………………………………………

2.3. patofisiologi…………………………………………………………..

2.4. manifestasi klinik……………………………………………………..

2.5. pemeriksaan diagonis…………………………………………………

2.6. pencegahan……………………………………………………………

BABIII : PENUTUP

3.1. kesimpulan……………………………………………………………..

3.2. daftar pustaka………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan. Penyakit
Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung
(gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus biliaris)
dan pankreas(sujono Hadi, 2002). Perdarahan merupakan gejala awal dari penyakit
Gastrointestinal dalam 30% pasien. Hematemesis adalah muntah darah.

Diare sering dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap hal sepele
penanganannya. pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan system atau
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di adalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, terkejut hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh,
dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian
menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare,dampak
negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.

Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sebenarnya masih
ada diagnose 1000 yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini perhatian pada kasus
diare, jadi tindakan 1000 lebih banyak diarahkan pada rehidrasi pasien, dan ternyata
banyak sekali yang harus di pertimbangkan dan diperhatikan.
B. Rumusan

Adapun rumusan masalah termasuk:

1.Apa itu diare ?

2.Apa etiologi diare ?

3.Apa patofisiologi diare ?

4.Apa manifestasi klinik diare ?

5.Bagaimana pemeriksaan diagnostik ?

_6.Bagaimana cara pencegahannya diare ?

7.Bagaimana penatalaksanaan diare ?

C.Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan diatas penulisan makalah ini bertujuan

untuk:

1.Mengetahui pengertian diare.

2.Mengetahui etiologi diare.

3.Mengetahui patofisiologi diare.

4.Manifestasi klinik diare .

5.Pengetahuan Diagnostik .

_6.Mengetahui cara pencegahannya diare.

7.Mengetahui Penatalaksanaan Diare.


D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini diantaranya yaitu:

1.Pemberian pengetahuan tentang pengertian diare.

2.Pemberian pengetahuan tentang etiologi diare.

3.Pemberian pengetahuan tentang patofisiologi diare.

4.Memberikan pengetahuan tentang manifestasi klinik diare.

5. Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik diare

.6. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahannya diare.

7. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare.


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Diare

Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam kepadatandan
karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari (Ramaiah,2007:13).

Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini sangatsenang
berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk mencegahterjadinya diare,
makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci
tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).

Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah kehilanangncairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi satu kali atau lebih buang air bentuk
tinja encer atau cair.Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimanaterjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karenafrekuensi
buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.Enteritis adalah infeksi yang
disebabkan virus maupun bakteri pada traktus intestinal(misalnya kholera, disentri amuba). Diare
psikogenik adalah diare yang menyertai masa ketegangan saraf / stress.

Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses(tinja)
lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali
sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14hari. Seperti diketahui, pada
kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali ataudua kali dalam sehari dengan konsistensi
feses padat atau keras.Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebihdari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertaidarah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus

B.Etiologi Diare
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam
golongan:

1.Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.

2.Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.

3.Alergi.

4.Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.

5.Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.

6.Penyebab lain. Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen


Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang sering
ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui
pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya berasal dari makanan atau minuman yang
tercemar virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku.
Perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya
sarana air bersih, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus
diare. Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang
bersih dan tidak sehat.

Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air sungai yang jelas-jelas
kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar. Jelas airnya tak bisa digunakan.
Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena menggunakan air yang
sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa
menyebabkan seseorang mengalami diare. Misalnya, mengkonsumsi makanan atau minuman
yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh
ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari
menu makanan. Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus
penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik
oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare. Kadang kala sulit untuk
mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus.
Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
1.Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandida

2.Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada anak-anak)

3.Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein

4.Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang dimasak
kurang matang, kebiasaan cuci tangan

5.Faktor psikologis : rasa takut, cemas

C.Patofisiologi

Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:

1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau
terkontaminasi oleh tangan kotor.

2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan


tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara
sampai beberapa hari.

3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air yang benar.

4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar. Penyebab gastroenteritis
akut adalah masuknya virus(Rotravirus, Adenovirus enteris, VirusNorwalk), Bakteri atau toksin

(Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasite (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding
usus pada gastroenteritis akut.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan bising usus dan sekresi
isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen iritasi atau agen infeksi. Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit
meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai
homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya
untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus dan HCO3 yang
berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi darah.

Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagaikemungkinan faktor


diantaranya:

1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang masuk ke dalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang
dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus
yangakhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau
juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus,
sel di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan
elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan
area permukaan intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan
dan elektrolit.

2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsiyang mengakibatkan


tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat
meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis

3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan baik.
Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.

4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus yang akhirnya


mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat
Azis, 2006).

D.Manifestasi Klinik

1.Bising usus meningkat, sakit perut atau mules

2. Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)


3. Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma

4. Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)

5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri amuba)

6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun
dan mata cekung, membran mukosa kering

8. Kram abdominal

9. Demam

10. Mual dan muntah

11. Anoreksia

12. Lemah

13. Pucat

14. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat

15. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia,
nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa
rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan
hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang
pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala
ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang
mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi
pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan
tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan
kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul
oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal
akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

E.Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

2. Kultur tinja

3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa

4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

F.Pencegahan

Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )

1. Menggunakan air bersih

Tanda-tanda air bersih :

Ø Tidak berwarna

Ø Tidak berbau

Ø Tidak berasa

2. Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan sebagian besar kuman
penyakit.

3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.


Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan
sehat.

1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.

2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.

3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst
tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.

4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.

5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.

6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa
membawa makanan sendiri saat ke sekolah

7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih
dan jamban/WC yang memadai.

8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara
jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air
tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan
sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

G.Penatalaksanaan

Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien


diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS)
seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul
dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian
ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.

Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena
merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus.
Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan
penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah
parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan
respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi
pasien kearah yang fatal.

Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi
stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh
tubuh (self-limited disease). Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp,
Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya
antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman. Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah
virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius
perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan
suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi
sudah membaik.

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1.Banyak minum

2.Rehidrasi perinfus

3.Antibiotika yang sesuai

4. tinggi protein dan rendah residu

5.Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen

6.Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)

7.Transfusi bila terjadi perdarahan

8.Pembedahan bila terjadi perforasi

9.Observasi keseimbangan cairan

10.Cegah komplikasi
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam
tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan. Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di
usus besar, maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah
adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea. Dari
masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya : a. Banyak minum
(oralit) b. Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid) c. Antibiotika yang sesuai (misal
ciprofloxacin dan metronidazole) d. Diit tinggi protein dan rendah residu e. Obat anti kolinergik
untuk menghilangkan kejang abdomen f. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare
(atau obat lain), misal carboadsorben g. Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit h.
Cegah komplikasi
DAFTAR PUSTAKA

Ramaiah, safitri, 2007.

All You Wanted To Know About Diare

. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular. Suryadi, dkk. 2006.

Asuhan Keperawatan Pada Anak

. Jakarta:percetakan penebar swadaya. Widjaja. 2007.

Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan Pemberantasannya

. Jakarta: Erlangga. Widoyono, 2005.

Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasan

. Jakarta: Erlangga. Ummu, Latifah. 2010.Makalah Diare

. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://belajarsukes.blogspot.com Eoman. 2011.

Makalah Diare Keperawatan

. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://eonman95.blogspot.com Midwery. 2009. Diare.


Diakses tanggal 30 September 2012 di http://midwifery-materials.blogspot.com Rizky, Kurniadi.
2009.

Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare

. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com Bernardo,


Simatupang. 2011.

Makalah Diare

. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://bernardosimatupang.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai