Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AQIDAH ISLAM

Dosen Pembimbing : Muhisom, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh : Kelompok 6

Putri Nurlita Dewi (2115041021)

M. Ghifari (2115041039)

Gusti Armando (2115041061)

Nanda Hafid Nuruddin (2115041065)

M. Rian Ramadhino (2155041001)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmatNyalah kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen matakuliah yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah
ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu
yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang makalah ini, namun
kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan
serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi
tersusunnya karya ilmiah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap makalah ini bisa memberikan
banyak manfaat dan juga untuk memenuhi penilaian tugas kami

Bandar lampung, 22 February 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan................................................................................................................................3

1.1 Latar belakang..................................................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................................3

BAB II ISI..............................................................................................................................................4

2.1 Pengertian Aqidah Islam (lughat dan istilah)....................................................................................4

2.2 Ruang lingkup Aqidah Islam..............................................................................................................5

2.3 Dalil-dalil Aqidah Islam.....................................................................................................................5

2.4 Aqidah yang benar dalam islam........................................................................................................7

2.4.1 Aqidah ala ahlus


sunah……………………………………………………………………………………………………
……….8

2.5 Manfaat Aqidah bagi umat Islam.....................................................................................................9

BAB III
KESIMPULAN.........................................................................................................................................1
1

Kesimpulan.............................................................................................................................................11
Daftar Pustaka......................................................................................................................................12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ni1ai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat
nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang mengenakan
kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir
meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh. Adakah yang lebih bodoh daripada orang
yang tidak mengenal yang menciptakannya?

Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul
membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini, karena aqidah
adafah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti kepatanya. Maka apabila suatu
ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi adalah kepalanya lebih dahulu. Disinitah

2
pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akherat.
Dialah kunci menuju surga.

Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah suatu
keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi syarat (agama)
yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan
kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni disebut Rukun Iman.

Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada rukun
iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah). Bagian ini
disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa,
zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau
diterima atau tidaknya bergantung yang pertama.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?

2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?

3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?

4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?

5. Manfaat aqidah bagi umat islam ?

BAB II ISI
2.1 Pengertian Aqidah Islam
Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang
berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya mengokohkan, dan ar-rabthu
buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.

· Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
· Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya, dan
hari akhir serta pada qada dan qadar.

· Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab)
ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari
padanya.
· Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama
dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri
oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.

· Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari
kebimbangan dan keragu-raguan.

3
· Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia
di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran itu.

. Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti
menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT,
Malaikatmalaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.

Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dangan segala
pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada malaikatnya dan rasulrasulnya,
hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa yang telah shahih tentang prinsipprinsip
agama, perkara-perkara yang ghaib.

2.2 Ruang lingkup Aqidah Islam


Ruang Lingkup Aqidah
Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara
formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu,
sebagian para ulama dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka mengikuti sistematika
rukun iman yaitu: iman kepada Allah, iman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang
makhluk ruhani seperti jin, iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi
dan rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan sistematika sebagai
berikut:

 Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan,
Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-perbuatan (af’al)
Allah dan sebagainya.
 Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan Rasul,
termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.
 Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
 Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sama’,
yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebaginya.

4
Berbeda dengan dua sistematika di atas, Prof. Dr. H. Syahrin Harahap, MA, dalam
Ensiklopedi Aqidah Islam menjabarkan obyek kajian aqidah mengacu pada tiga kajian pokok,
yaitu:

 Pengenalan terhadap sumber ajaran agama (ma’rifatul mabda’), yaitu kajian mengenai
Allah.Termasuk dalam bidang ini sifat-sifat yang semestinya ada (wajib), yang semestinya
tidak ada (mustahil), dan yang boleh ada dan tiada (jaiz) bagi Allah. Menyangkut dengan
bidang ini pula, apakah Tuhan bisa dilihat pada hari kiamat (ru’yat Allah).
 Pengenalan terhadap pembawa kabar (berita) keagamaan (ma’rifat al-wasithah).Bagian ini
mengkaji tentang utusan-utusan Allah (nabi dan rasul), yaitu kemestian keberadaan mereka,
sifat-sifat yang semestinya ada (wajib), yang semestinya tidak ada (mustahil), serta yang
boleh ada dan tiada (jaiz) bagi mereka. Dibicarakan juga tentang jumlah kitab suci yang wajib
dipercayai, termasuk juga cirri-ciri kitab suci. Kajian lainya ialah mengenai malaikat,
menyangkut hakekat, tugas dan fungsi mereka.
 Pengenalan terhadap masalah-masalah yang terjadi kelak di seberang kematian (ma’rifat al-
ma’ad). Dalam bagian ini dikaji masalah alam barzakh, surga, neraka, mizan, hari kiamat dan
sebagainya.

Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis arkanul iman yaitu
1. Iman keppada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepad Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar
2.3 Dalil- dalil Aqidah Islam

Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan
hancur berantakan.
Dalil tentang aqidah menjadi pedoman kebenaran bagi kita. Satu bentuk aqidah pokok
yang tercantum dalam dalil adalah rukun iman. Mempercayai Allah SWT, malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta qada dan qadar. Selain itu, ada banyak dalil
tentang aqidah yang menunjukkan keesaan sekaligus kekuasaan Allah.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal. Aqidah Islam juga menuntut hanya nabi Muhammad saw sebagai
5
satu-satunya panutan di antara semua makhluk yang ada. Tidak boleh mengikuti selain
Rasulullah Muhammad, dan tidak diterima selain dari beliau. Beliaulah yang telah
menyampaikan syari’at Rabbnya. Tidak diperkenankan mengambil syari’at selain dari beliau
(siapapun orangnya), atau dari agama dan ideologi selain Islam, atau dari para pakar hukum.
Seorang muslim wajib mengikuti dan mengambil hukum hanya dari Rasul saw berdasarkan
firman Allah Swt:

“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:

“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”


(QS.An-Nuur:56)
Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:

“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:

“Katakanlah:
“Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali Imran:32)

6
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla. Dan telah datang pula
perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam
berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan dalam banyak tempat (dalam
alqur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.Ali Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:

“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)

ً ‫ساَل َ ِ;مد‬
‫;ين;ا‬ ;ُ ‫يت َل ُ;ك‬
;;ْ ‫;م اِإْل‬ ;;ُ ‫ض‬
;;ِ ‫;م ِ;ت;ي َ;و َ;ر‬ ِ ;ْ ‫;ت َ;ع َ;ل ْ;ي ُ;ك‬
;َ ‫;من ْ;ع‬ ;;ُ ‫;م‬ ;َ ‫;ين ُ;ك ْ;;م َ;وَأ ْت‬
;ْ ‫;م‬ َ ‫;ت َل ُ;ك ْ;;م ِد‬ ;َ ‫;و َ;م َأ ْك‬
;;ُ ‫;م ْ;ل‬ ;ْ ‫ْل َ;ي‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu“.
(Q.S. Al-Maidah : 3)

H َ ‫م ُل‬Hْ
‫ون‬H Hَ ْ ‫ن‬Hْ ‫ع‬Hَ ‫ط‬H
ُ ‫ا َك‬H‫مم‬Hُ‫ه‬H
Hَ ‫ع‬H‫وا َي‬H‫ان‬H H َ ‫ب‬Hِ ‫ح‬H
Hَ ‫وا َل‬H‫ر ُك‬H ‫َأ‬Hْ ‫و َل‬Hَ
H َ ‫ش‬Hْ ‫و‬H
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah,
niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”
(Q.S. Al-An’am : 88)

َ ‫ك‬Hُ ‫ت‬Hَ ‫و َل‬Hَ ‫ك‬H


HHَّ ‫ون‬H
‫ن‬H H َ ‫م ُل‬H Hَ ‫ح َب‬H
HHَّ ‫ط‬H
Hَ ‫ع‬Hَ ‫ن‬H H ْ ‫ي‬Hَ ‫ت َل‬H H َ ‫ش‬Hْ ‫ن َأ‬H ْ ‫ِئ‬H‫ك َل‬H
HHَ ‫ر ْك‬H H َ ‫ ِل‬Hْ‫ب‬H‫ن َق‬H H َ ‫ذ‬Hِ ‫ى َّال‬H‫وِإ َل‬Hَ‫ك‬Hْ‫ي‬H
H ْ ‫ين ِم‬H H ِ ‫دُأ‬HHْ ‫ق‬Hَ ‫و َل‬Hَ
H َ ‫ي ِإ َل‬H َ ‫وح‬
‫ين‬H
H َ ‫ر‬Hِ ‫اس‬
H ِ ‫خ‬H H َ ‫ن ْال‬H H َ ‫ِم‬
7
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu,
‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.”
(Q.S. Az-Zumar : 65)

‫ُ;و َ ;ن‬
; ْ ‫;ه ْ;;م َي ْ;;رشُ;;د‬ ; ْ ‫;يَ;و ْ;ل ُ;ي;ْؤ ِ;م ُ;ن ْ ;;وا ِب‬
;ُ ‫;ي َل َ;ع َّ;ل‬ ;ِ ‫;انف ْ;ل َ;ي ْ;س‬
; ْ ‫;;تَ;ج ْ;ي ُ;ب ْ;;وا ِل‬ ;َ ‫;اعا َ;ذ;ا د‬
َ ;ِۙ ‫َ;ع‬ ;َّ ;‫;و َ;ة‬
;ِ ِ ‫الد‬ ;َ ‫َ;ع‬
;ْ ‫;ب د‬ ;ِ ‫;ب ۗ ُا‬
;;ُ ‫;ج ْ;ي‬ ;;ٌ ‫;ر ْ;ي‬ ; ْ ‫;ي َف; ِا ِّ;ن‬
;ِ ‫;ي َق‬ ; ْ ‫;ي َ;ع ِّ;ن‬
;;ْ ‫;اد‬
ِ ‫;ك ِ;ع َ;ب‬ ;;َ ‫َ;و ِا َ;ذ;ا‬
; َ ‫س َا َ;ل‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),


bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran“.
(Q.S. Al-Baqarah : 186)

;ُ ‫;يه ُ;ه ً;د;ى ِل ْ;ل‬


; َ ‫;م َّ;ت ِ;ق‬
‫;ين‬ ;;َ ‫;تَ;اباَل َ;ر ْ;ي‬
;ِ ‫;ب ِف‬ ; َ ‫َذ ِ;ل‬
;;ُ ‫;ك ْال ِ;ك‬
“Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa“.
(Q.S. Al-Baqarah : 2)

Akidah Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan
totalitas. Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian
lainnya, atau menerapkannya secara bertahap.
Kita tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya.
Seluruh hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu hukum zakat. Disamping itu
Allah Swt mengancam orangorang yang membeda-bedakan antara satu hukum dengan hukum
yang lain, atau orang-orang yang beriman terhadap sebagian dari Kitabullah dan kufur
terhadap sebagian lainnya. Mereka diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di
akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah, antara lain
pembuktian adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan adanya Rasul dan
pembuktian bahwa alQur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw adalah seorang
Rasul. Semua itu dibahas berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli yang berasal dari al-Qur’an dan
Hadits mutawatir. Meraka telah membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal
kepada Allah, serta perkara hidayah (petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).

8
2.4 Aqidah yang benar dalam Islam
Aqidah yang benar dan lurus serta terjaimin dari kontaminasi adalah aqidah yang diajarkan
oleh Rasulullah SAW dan dijalankan oleh para shahabatnya. Aqidah ini tidak terlalu rumit serta tidak
terjebak dengan perdebatan masalah teologis yang membingungkan. Aqidah ini bisa dicerna dengan
mudah oleh para ilmuwan, filosouf dan rakyat kebanyakan.
Aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah yang diperuntukkan untuk semua
kalangan dan tidak kurang kekuatan ilmiyahnya dari pecahan-pecahannya yang sering terjebak beradu
argumen dengan aliran teologi barat yang cenderung asyik bermain di wilayah logika semata.
Satu lagi keistimewaaan aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah ini
mampu menanamkan jiwa dan ruh serta kekuatan luar biasa ke dalam hati para penganutnya, sehingga
mampu mengubah kehidupan miskin dan terbelakang menjadi peradaban besar dunia yang eksis
bukan hanya pada masalah ukhrawi tetapi juga masalah duniawi.
Sedangkan aliran-aliran ilmu kalam itu tidak pernah melahirkan sebuah gerakan besar, bahkan
cenderung melahirkan orang-orang yang berpikir nyeleneh dan menyimpang dari kehidupan normal.
Kadang-kadang mengaku jadi tuhan, kadang-kadang mengatakan bahwa tuhan menyatu dalam dirinya
dan kadang-kadang lagi menyatakan dirinya tidak butuh lagi dengan nabi dan rasul karena
kedudukannya sudah sama.
Sedangkan aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW ini telah sukses mengatarkan masyarakat
gurun yang tadinya menyembah batu dan kurma berubah seratus delapan puluh derajat menjadi
tatanan masyarakat baru yang maju, modern dan berkebudayaan tinggi.
Dengan aqidah ini, seorang budak mampu berdiri tegak di depan raja-raja dunia sambil
menawarkan pilihan untuk masuk Islam, bayar jizyah atau perang.
Dengan aqidah ini, generasi pertama umat ini mampu menaklukkan tiga imperium besar dunia
dan mengantarkan masyarakatnya menuju pintu gerbang kehidupan kosmopolitan yang besar dan
disatukan dalam sebuah khilafah terbesar sepanjang sejarah.
Dan yang tidak kalah penting untuk diketahui, aqidah ini tidak akan pernah hilang di telan
zaman, karena semua doktrin dan ajarannya telah diabadikan dalam kitab suci abadi hingga akhir
zaman.
Dalam istilah baku apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini adalah aqidah ahli sunnah
wal jamaah, yaitu aqidahnya orang yang mengukuti sunnah Rasulullah SAW dan jamaah shahabatnya
atau yang dikenal sebagai ahlus sunah wal jamaah.
2.4.1 Aqidah ala ahlus sunah

Adapun ciri-ciri aqidah ahlus sunah adalah sebagai berikut.


1. Sumber pengambilannya bersih dan akurat. Hal ini karena aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
berdasarkan Kitab dan Sunnah serta Ijma’ para Salafush Shalih, yang jauh dari keruhnya hawa nafsu
dan syubhat.

9
2. Ia adalah aqidah yang berlandaskan penyerahan total kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab aqidah
iniadalah iman kepada sesuatu yang ghaib.
3. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah yang sejalan dengan fithrah dan logika yang
benar,bebas dari syahwat dan syubhat.
4. Sanadnya bersambung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabi’in dan para
imam, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinan
5. Ia adalah aqidah yang mudah dan terang, seterang matahari di siang bolong. Tidak ada yang rancu,
masih samar-samar maupun yang sulit.
6. Selamat dari kekacauan, kontradiksi dan kerancuan karena bersumber pada wahyu ilahi.
7. Ia adalah aqidah yang universal, lengkap dan sesuai dengan setiap zaman, tempat, keadaan dan
umat. Bahkan kehidupan ini tidak akan lurus kecuali dengannya.
8. Ia adalah aqidah yang stabil, tetap dan kekal. Ia tetap teguh menghadapi berbagai benturan yang
terus menerus dilancarkan musuh-musuh Islam, baik dari Yahudi, Nashrani, Majusi maupun yang
lainnya..

9. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah kasih sayang dan persatuan. Karena, tidaklah
umatIslam itu bersatu dalam kalimat yang sama di berbagai masa dan tempat kecuali karena mereka
berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
10. Ia akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran kepada pengikutnya. Jiwa tidak akan gelisah, tidak
akan ada kekacauan dalam pikirannya. Sebab akidah ini menghubungkan antara orang mukmin
dengan Tuhannya. Ia akan rela Allah sebagai Tuhan, Pencipta, Hakim dan Pembuat Syari’at. Maka
hatinya akan merasa aman dengan takdir-Nya, dadanya akan lapang atas ketentuan-ketentuan
hukumNya, dan pikirannya akan jernih dengan mengetahui-Nya.
11. Tujuan dan amal pengikut aqidah ini mejadi selamat. Yakni selamat dari penyimpangan dalam
beribadah. Ia tidak akan menyembah selain Allah dan akan mengharapkan kepada selain-Nya.
12. Ia akan mempengaruhi prilaku, akhlak dan mua’malah. Aqidah ini memerintahkan pengikutnya
melakukan setiap kebaikan dan mencegah mereka melakukan setiap kejahatan. Ia memerintahkan
keadilan dan berlaku lurus serta mencegah mereka dari kezhaliman dan penyimpangan.
13. Ia mendorong setiap pengikutnya bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam segala sesuatu.
14. Ia membangkitkan jiwa mukmin agar mengagungkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebab ia
mengetahui bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah haq, petunjuk dan rahmat, karena itu mereka
mengagungkan dan berpegang teguh pada keduanya.
15. Ia menjamin kehidupan yang mulia bagi pengikutnya. Di bawah naungan aqidah ini akan terwujud
keamanan dan hidup mulia. Sebab ia tegak atas dasar iman kepada Allah dan kewajiban beribadah
kepada-Nya, dan tidak kepada yang lain
16. Aqidah ini menghimpun semua kebutuhan ruh, hati dan jasmani.
17. Mengakui akal, tetapi membatasi perannya.

10
18. Mengakui perasaan manusia dan membimbingnya pada jalan yang benar. Ia meluruskan dan
membimbingnya sehingga menjadi sarana perbaikan dan pembangunan, tidak sebagai alat perusak
dan penghancur.
19. Ia menjamin untuk memberi jalan keluar setiap persoalan, baik sosial, politik, ekonomi, pendidikan
atau persoalan lainnya.

2.5 Manfaat Aqidah bagi umat islam

Aqidah Islam merupakan landasan setiap perilaku orang hidup beragama.Oleh sebab itu
memepelajari aqidah islam sangatlah bermanfa’at. Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah
yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan
karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah
lslamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebahagiannya
dunia akherat.
Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya;
1) Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
2) Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan jauh dari kebenaran.
3) Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin dengan sang pencipta.
4) Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar,yang kekal adalah akherat.5)
Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan selamat dari kekalnya
Neraka.

Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya:


1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya
kekuasaan,harta, pimpinan maupun lainnya.
2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka.
3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki, terhadap
jiwa,harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia penuh tawakkal kepad
Allah (outer focus of control).
4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada Allah
danridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda antara
miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit putih dan hitam
dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

• Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana
seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabiNya, Muhammad
Saw.
• Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada AlQur’an dan Sunnah.
Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal
adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha
Kuasa.
Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
• Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang
disampaikan AlQur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa
kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai
sesuatu yang tidak terbatas.
• Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad
kita tidak ada guna apa-apa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka
Imam Asy Syafi’i. Jakarta
Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai