Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGIS

Dosen Pengampu : IGAA Novya Dewi, SST.,M Keb

TANGGAPAN TENTANG VIDIO DAN PENGALAMAN KASUS NIFAS

Oleh:

NAMA : NI PUTU SRIWAHYUNI

KELAS :A

NO ABSEN : 31

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN AFILIASI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

2021
Tanggapan mengenai video tentang ibu hamil dan nifas
Dalam video ditampilkan persiapan yang mesti dilakukan seorang wanita yang akan
menjadi ibu. Hal ini dimulai dari seorang remaja putri yang dipersiapkan menjadi seorang ibu
dengan memberikan makanan gizi seimbang dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
remaja. Dukungan pemerintah melalui program kesehatan remaja dimana setiap remaja putri
diberikan tablet penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia. Semua komponen itu
memberikan pengaruh yang besar terhadap proses kehamilan.
Sejak awal masa konsepsi, kesiapan seorang wanita dan suami baik dari segi fisik, mental
dan ekonomi menjadi perhatian yang utama. Dukungan keluarga dan orang terdekat ibu menjadi
sisi lain yang sangat diperlukan sehingga ibu dapat menjalani masa kehamilannya dengan tenang
dan bahagia. Bentuk dukungan keluarga diperlihatkan dalam video dimana suami, dan orang
terdekat ibu di rumah mendukung ibu dengan menyiapkan ibu makanan yang bergizi,
memberikan ibu waktu istirahat yang cukup, menemani ibu setiap kali melakukan pemeriksaaan,
meyemangati ibu dan tetap berbagi pengalaman terkait kehamilan ibu.
Pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat diperlukan untuk mengetahui proses
perkembangan anak dan kesehatan ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dalam video dijelaskan
minimal 4 kali selama kehamilan yaitu:
1. 1 kali di umur kehamilan 0 sampai 12 minggu
2. 1 kali di umur kehamilan 13 sampai 27 minggu
3. 2 kali di umur kehamilan 28 sampai 40 minggu

Dikaitkan dengan standar kuantitas pemeriksaan kehamilan yang terbaru (Kemenkes,


2020), ANC pada ibu hamil diharapkan minimal 6 kali selama kehamilan dan minimal 2 kali
pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1 dan 3. Pemeriksaannya dilakukan pada:
1. 1 kali di umur kehamilan 0 sampai 8 minggu
2. 1 kali di umur kehamilan 9 sampai 12 minggu
3. 1 kali di umur kehamilan 13 sampai 28 minggu
4. 1 kali di umur kehamilan 28 sampai 32 minggu
5. 1 kali di umur kehamilan 32 sampai 36 minggu
6. 1 kali di umur kehamilan 36 sampai 40 minggu

Dalam pelaksanaan pemeriksaan kehamilan memanfaatkan Puskesmas Poned dan Buku


KIA. Standar kualitas pelayanan pemeriksaan kehamilan dengan 10 T sesuai dengan PMK no 19
tahun 2019 meliputi:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Mengukur tekanan darah
3. Menilai status gizi dengan mengukur lingkar lengan atas
4. Mengukur TFU
5. Temukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi TT
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Tes Laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tata laksana kasus
10. Temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan

Tanda bahaya kehamilan yang perlu ditekankan pada ibu hamil meliputi mual muntah
berlebih, perdarahan dan nyeri perut, sakit kepala hebat, pandangan kabur dan bengkak pada
kaki, gerakan pada bayi melemah, demam tinggi, keluar cairan ketuban sebelum waktu. Apabila
ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya diharapkan ibu dapat segera ke fasilitas kesehatan.
Hal yang perlu dihindari oleh ibu hamil yaitu tidak merokok dan tidak meminum minuman
keras. Persiapan persalinan dituangkan dalam P4K meliputi penolong persalinan, tabungan ibu
bersalin, kartu jkn, kendaraan meliputi ambulan desa, pendonor, dan pemilihan alat kontrasepsi
pasca melahirkan. Dalam hal ini peranan bidan dalam mengedukasi ibu hamil dan keluarga
sangat penting sehingga proses persalinan berjalan lancar. Pelaksanaan kelas ibu hamil dalam
mempersiapkan proses kelahiran bayi dapat membantu kesiapan seorang wanita menjalani
perannya sebagai seorang ibu.
Pada waktu persalinan inisiasi menyusu dini (IMD) merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Selain untuk membangun kedekatan antara ibu dan bayi, proses ini juga penting
bagi bayi untuk memperoleh kekebalan tubuh dari ibu. Kolostrum yang didapat dari ASI pertama
ibu dapat membuat bayi tetap sehat, cerdas dan terhindar dari penyakit. Pemberian salep mata
setelah bayi selesai menyusu dini berguna untuk mencegah penyakit mata pada bayi, yang
dilanjutkan dengan pemberian imunisasi hepatitis dan HBO.
Bayi baru lahir minimal mendapat pemeriksaan 3 kali yaitu 6 sampai 48 jam pertama
setelah kelahiran, 3 sampai 7 hari, dan 8 sampai 28 hari setelah kelahiran. Ibu nifas juga wajib
mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali setelah persalinan yaitu segera setelah bersalin dan 24
jam setelah persalinan. Dalam masa nifas seorang bidan perlu untuk mengingatkan dan
mengedukasi kembali tentang metode kontrasepsi yang akan dipilih ibu dan suami. Imunisasi
dasar wajib, tanda bahaya bayi baru lahir, dan tanda bahaya nifas perlu diperkenalkan sehingga
ibu tanggap dan segera mencari fasilitas kesehatan jika mengalami tanda bahaya. Persiapan
memberikan ASI ekslusif dimulai dari pemenuhan nutrisi ibu nifas sehingga ibu dapat
memberikan ASI yang berkualitas pada bayi.
Vidio ini sangat sesuai untuk pasangan muda yang akan merencanakan kehamilan.
Dalam video ditampilkan secara rinci persiapan kehamilan, pentingnya pemeriksaan kehamilan
secara rutin, tanda bahaya kehamilan, persiapan melahirkan, KB, perawatan bayi dan perawatan
ibu nifas. Vidio ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi calon orang tua dalam
mempersiapkan diri baik secara fisik, mental, dan ekonomi.
Pengalaman saat praktek/ bekerja terkait kasus ibu nifas
Data Subjektif
Ny C P1A0 umur 25 tahun postpartum hari ke- 5. Ibu melahirkan bayi secara normal.
Ibu mengeluh badan panas dari kemarin, payudara bengkak, ASI tidak mau keluar. Ibu belum
pernah menggunakan KB. Keluhan pada masa kehamilan yaitu pada TW 1 ibu mengalami mual
muntah berlebih, TW 2 tidak ada keluhan, TW 3 ibu mengeluh sering sakit dan kesemutan pada
kedua kaki. Ibu ANC rutin di dokter dan puskesmas sebanyak 9 kali selama kehamilan.
Persalinan normal di RS. Perineum robek dan dijahit, tidak ada tanda infeksi perineum. Keadaan
psikologis ibu cemas dan gelisah karena demam dan payudara bengkak dan sakit, ASI tidak
keluar, bayi terus menangis. Ibu mempunyai dukungan dari suami dan mertua. Tidak ada
pantangan makan. Saat ini ibu mengkonsumsi vitamin dari dokter.
Data objektif
Keadaan umum ibu sedang, kesadaran compos mentis, TD 110/70, S 38°C, R
20x/menit, N80x/ menit. Muka dan konjungtiva merah muda, payudara bengkak, pembuluh
darah payudara terlihat, ASI tidak bisa keluar, pembesaran perut normal, linia nigra dan strie
albican, kelainan tidak ada, TFU setengah pusat-simpisis. Genetalia: pengeluaran lochea rubra 2
kali ganti pembalut tidak berbau, luka perineum bersih terawat.
Diagnosa: Ny C P1A0 umur 25 tahun nifas hari ke-5
Masalah aktual: bendungan ASI
Identifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi:
tidak ada data yang mendukung perlunya dilakukan tindakan segera
Rencana asuhan kebidanan:
1. Sampaikan pada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu mengalami bendungan ASI
2. Observasi tanda vital
3. Ajarkan ibu cara mengatasi keluhan seperti:
 Kompres payudara dengan kain basah dan hangat
 Pijat punggung ibu dengan arah melingkar
 Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
 Keluarkan ASI dari arah depan sehingga putting menjadi lunak
 Sanggah payudara dengan bra yang pas
4. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
5. Anjurkan ibu untuk menyusui bayi on demand
6. Anjurkan ibu untuk konsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi
7. Berikan therapi paracetamol 500 mg per oral
8. Lakukan pendokumentasian
Implementasi asuhan kebidanan:
1. Menginformasikan kepada ibu tentang kondisi kesehatannya. Ibu mengerti dan menerima
kondisinya
2. Menggobservasi tanda vital. Hasil: TD 110/70, S 38°C, R 20x/menit, N 80x/menit, payudara
bengkak, pembuluh darah payudara terlihat, ASI tidak keluar
3. Mengajarkan kepada ibu cara mengatasi keluhan seperti:
 Kompres payudara dengan kain basah dan hangat
 Pijat punggung ibu dengan arah melingkar
 Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
 Keluarkan ASI dari arah depan sehingga putting menjadi lunak
 Sanggah payudara dengan bra yang pas
4. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi
7. Memberikan therapi paracetamol 500 mg per oral
8. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi hasil asuhan kebidanan:

1. Bendungan ASI telah teratasi


2. Bayi menyusui bayinya dengan baik
3. Ibu dalam keadaan baik

Sumber:

Kemenkes. 2020. Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes
Permenkes tahun 2019 tentang Standar Asuhan Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai