Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena melalui pendidikan manusia dapat menentukan arah dan tujuan hidupnya.
Setrategi becerita dipilih penulis karena strategi bercerita memiliki keutamaan antara lain
mengkomunikasikan nilai-nilai budaya, mengkomunikasikannilai-nilai sosial,
mengkunikasikan nilai-nilai agama, membantu mengembangkan fantasi anak, membantu
mengembangkan kognitif anak dan membantu mengembangkan bahasa anak. Penelitian
ini adalah penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas dan
anak-anak didik pada TK NU Muslimst NU Bojong. Untuk mendapatkan data penulis
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa pertama perencanaan
metode bercerita dalam mengembangkan bahasa pada anak disekolahan tersebut berupa
menyiapkan RKM, RKH yang dibuat oleh guru kelas dengan acuan dari kurikulum dari
pemerintah, kedua pelaksanaan metode bercerita berupa menjalankan RKM, RKH yang
sudah disusun oleh guru. Pelaksanaan ini dilakukan mulai dari pembukaan saat dikelas
sebelum materi cerita dimulai, kemudian masuk kepada inti yaitu guru bercerita dengan
tema yang sesuai pada hari itu, setelah kegiatan berlangsung guru akan melakukan
evaluasi kepada anak tentang isi dari cerita yang disampaikan. Ketiga evaluasi dilakukan
oleh semua pihak seperti kepala sekolah, guru terhadap perkembangan bahasa anak
maupun penerapan metode bercerita ini. Dalam evaluasi yang dilakukan oleh guru
terhadap pengembangan bahasa anak yaitu melihat lansung disaat anak bermain, dan
berbicara dengan teman, guru, orang tua pada disaat mereka dijemput. Dalam penerapan
metode ini kepala sekolah melakukan evaluasi dengan cara melihat lansung kekelas
bagaimana penerapan metode bercerita ini berlangsung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode bercerita dalam pembelajaran anak usia dini?
2. Apa tujuan, fungsi, manfaat dari metode bercerita?
3. Apa saja bentuk dan jenis-jenis metode bercerita dalam pembelajran?
4. Bagaimana cara menerapkan metode bercerita kepada anak usia dini di TK Lestari
Kasepuhan Batang?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode bercerita?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari metode bercerita dalam pembelajaran
2. Mengetahui tujuan, fungsi, dan manfaat dari metode bercerita
3. Mengetahui bentuk dan jenis metode bercerita
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan metode bercerita anak di TK Lestari
Kasepuhan Batang
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode bercerita di TK Lestari
Kasepuhan Batang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Bercerita Dalam Pembelajaran

metode bercerita Metode adalah cara yang digunakan untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian
sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.1 Metode merupakan bagian
dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih
dan diterapkan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan kegiatan.2 Bercerita berasal dari kata “cerita” dan mendapat awalan
“ber” yang berarti menuturkan cerita, yaitu tuturan yang memaparkan bagaimana sebuah
peristiwa terjadi.3 Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik TK/RA.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK/RA metode bercerita dilaksanakan
dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan. tentang hal
baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai
kompetensi dasar anak TK/RA.4 Metode bercerita merupakan salah satu pemberian
pengalaman belajar bagi anak TK/RA dengan membawakan cerita kepada anak secara
lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK/RA.5Dengan membawakan cerita secara
lisan, baik dengan membaca langsung dari buku maupun dengan menggunakan ilustrasi .

B. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Metode Bercerita 

1. Tujuan metode bercerita

Tujuan metode bercerita Kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang
ditempuh guru untuk memberi pengalaman belajar anak agar penguasaan isi cerita
yang disampaikan lebih baik. Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing
mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita. Secara umum kegiatan
bercerita memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama yang
terkandung dalam sebuah cerita, sehingga mereka dapat menghayatinya
dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai sosial berkenaan
dengan bagaimana seharusnya seseorang hidup bersama dengan orang
lain. Nilai moral berkaitan dengan bagaimana seharusnya sikap moral
seseorang yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai
agama berkaitan dengan bagaimana seharusnya seseorang bersikap dalam
kehidupannya sehari-hari dengan berlandaskan pada ajaran agama yang
diyakininya.
b. Guru dapat memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan
lingkungan sosial yang perlu diketahui oleh anak. Lingkungan fisik
berkaitan dengan segala sesuatu yang ada di sekitar anak selain
2. Fungsi metode bercerita

Fungsi kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah membantu
perkembangan bahasa anak. Selain itu fungsi cerita itu sendiri, antara lain sebagai
berikut :
a. Sarana kontak batin antara pendidik dan anak didik. Artinya dalam kontak
batin ini mempunyai dampak positif yaitu : 1) Pendidik didengar dan
diperhatikan. 2) Pendidik disayangi atau anak-anak merasa dekat. 3) Pendidik
dipercaya dan diteladani (kata-kata, nasehat dan tingkah lakunya).
b. Pendidik imajinasi atau fantasi. Imajinasi dan fantasi akan mendorong rasa
ingin tahu anak. Rasa ingin tahu ini sangat penting bagi perkembangan
intelektual dan kreatifitas anak. Untuk merangsang imajinasi dan memperkaya
fantasinya, kita dapat melakukannya secara efektif dengan cerita.
c. Pendidikan emosi (perasaan) anak didik. Melalui cerita emosi anak dapat kita
latih, dengan diajak mengarungi berbagai perasaan manusia. Anak di didik
untuk menghayati kesedihan, kemalangan, dan derita. Anak juga dapat diajak
untuk berbagai kegembiraan dan keceriaan. Maka hal ini dapat kita lakukan
dengan cara bercerita secara ekspresif
d. Sarana pendidikan bahasa anak didik. Penanaman nilai-nilai ditinjau dari segi
bahasa dapat dilakukan dengan memperbanyak unsur dialog. dalam
mendengarkan cerita. Melalui unsur dialog inilah, disamping untuk lebih
memperkaya perbendaharaan kata atau bahasa juga untuk mendidik anak
tentang cara-cara menyampaikan isi hatinya kepada orang lain dengan bahasa
yang baik dan sopan.
e. Membantu proses identifikasi diri atau perbuatan. Melalui cerita, anak-anak
akan dengan mudah memahami sifat-sifat, figur-figur dan perbuatan-
perbuatan mana yang baik dan sebaliknya. Dengan melalui cerita dapat
memperkenalkan akhlaq dan figur seorang muslim yang baik dan pantas
diteladani, demikian pula sebaliknya.
f. Media penyampaian pesan atau nilai-nilai agama. Cerita ini hanyalah sebuah
metode, endingnya adalah pesan-pesan moral atau agama. Menyampaikan
nilai-nilai agama melalui cerita biasanya akan lebih didengarkan anak dari
pada nasehat murni. Karena anak senang mendengarkan ceritanya, maka
secara otomatis pesan-pesan agama yang kita selipkan akan didengar anak
dengan senang hati pula.
g. Sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan. Di tengah-tengah kepenatan
anak-anak mengaji atau belajar, tentu mereka membutuhkan hiburan untuk
mengendurkan urat syarafnya, agar kembali fresh. Dengan cerita akan sangat
menghibur anak, bahkan bisa juga dimanfaatkan untuk menarik kembali anak-
anak yang mulai tidak aktif.

3. Manfaat metode bercerita


Cerita sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Dengan bercerita sebagai
salah satu metode mengajar pendidikan anak usia dini khususnya, maka ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh meliputi:
a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak. Cerita sangat efektif
membantu pribadi dan moral anak.Melalui cerita, anak dapat memahami nilai
baik dan buruk yang berlaku dimasyarakat.
b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. Cerita dapat dijadikan sebagai
media menyalurkan imajinasi dan fantasi anak.Pada saat menyimak
cerita.Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan
pengaruh positif terhadap kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah
secara kreatif.
c. Memacu kemampuan verbal anak. Cerita dapat memacu kecerdasan linguistik
anak.Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita tetapi juga
senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tata cara berdialog dan
bernarasi.
d. Kegiatan bercerita memberikan sejumlah pengetahuan sosial nilainilai moral
keagamaan. Bercerita memberikan nilai-nilai sosial pada anak, seperti patuh
pada perintah orangtua, mengalah pada adik, dan selalu bersikap jujur. Selain
pengetahuan sosial kegiatan bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti
yang paling mudah dcerna anak di samping teladan yang dilihat anak tiap hari.
e. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk melatih
pendengarannya. Dalam kegiatan bercerita anak akan menyampaikan berbagai
macam ungkapan, berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami,
dirasakan, dilihat, di didengar. Dengan melatih pendengarannya akan
menambah kosa kata yang dimiliki anak.
f. Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita
memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, serta
dapat mengatakan perasaan, membangkitkan semangat dan menimbulkan
keasyikan tersendiri.kegiatan bercerita memberikan daya tarik bagi anak
sehingga akan menimbulkan semangat dan keasyikan dalam bercerita.

C. Jenis dan Bentuk metode bercerita

1. Jenis Metode Bercerita


a) Membaca langsung dari buku cerita
b) Bercerita degan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
c) Menceritakan dongeng
d) Bercerita dengan menggunakan papan flannel
e) Bercerita dengan menggunakan media boneka
f) Dramatisasi suatu cerita.
g) Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan

2. Bentuk-bentuk Metode Bercerita

Bercerita mempunyai beberapa bentuk dalam penyajiannya agar anak tidak bosan
dalam mendengarkan cerita dan juga lebih bervariatif :

Bentuk-bentuk Metode bercerita tersebut terbagi dua, yaitu

 Bercerita tanpa alat peraga


Bercerita tanpa alat peraga adalah bentuk cerita yang mengandalkan kemampuan
pencerita dengan menggunakan mimik (ekspresi muka), pantomin (gerak tubuh),
dan vokal pencerita sehingga yang mendengarkan dapat menghidupkan kembali
dalam fantasi dan imajenasiny.
 Bercerita dengan alat peraga
Bercerita dengan menggunakan alat peraga adalah bentuk bercerita yang
mempergunakan alat peraga bantu untuk menghidupkan cerita. Fungsi alat peraga
ini untuk menghidupkan fantasi dan imajenasi anak sehingga terarahsesuai dengan
yang diharapkan si pencerita.
Bentuk bercerita dengan alat peraga terbagi dua, yaitu :
a. Alat peraga langsung
Alat peraga langsung adalah alat bantu dengan menggunakan benda yang
sebenarnya, misalnya : gambar pohon dan lain-lain. Sebelum bercerita
sebaiknya memperhatikan hal-hal seperti :
1) Pencerita memperkenalkan dahulu alat peraga langsung
2) Membantu memusatkan perhatian anak/ memperoleh kesan anak
3) Pergunakan pada waktu yang tepat, dan
4) Anak dapat menikmati alat peraganya.
b. Alat peraga tidak langsung
Bercerita dengan menggunakan alat tidak langsung adalah bentuk bercerita
yang mempergunakan alat bantu tiruan atau gambar-gambar.
Alat tidak langsung terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
1) Benda tiruan contohnya menggunakan media dari kertas kartun hyang
Digambar sendiri. .
2) Gambar-gambar yang terbagi atas gambar tunggal dan gambar seni (biasa
berbentuk buku atau gambar lepas.
3) Papan planel
4) Membacakan buku cerita (story reading)

Membaca buku cerita adalah bentuk bercerita dengan cara guru


membacakan buku cerita. Tujuannya memupuk anak cinta pada buku yang
dapat berkembang kearah minat anak terhadap tulisan dan membantu
kemantangan untuk belajar membaca.

Adapun, syarat yang harus dipenuhi oleh buku cerita adalah sebagai berikut

a) Buku yang dipergunakan untuk story reading berisi gambar-gambar


dengan kalimat pendek yang menjelaskan gambar tersebut
b) Gambar-gambarnya berwarna, menarik, dan cukup besar untuk dapat
terlihat oleh semua anak
c) Tidak mengandung unsur yang dapat mengaburkan arti gambar itu
d) Buku cerita mempunyai gambar depan yang mencerminkan isi cerita
didalamnya
e) Bahasnya sederhana, sesuai dengan daya tangkap anak-anak
f) Ceritanya sesuai dengan minat anak serta tidak terlalu panjang

D. Pelaksanaan metode bercerita di RA Muslimat NU Bojong


Pelaksanaan metode story telling (bercerita) akan berjalan dengan baik harus
memiliki pedoman dalam pelaksanaannya seperti terdapat dalam RKH (Rangkaian
Kegiatan Harian) yang dibuat langsung oleh guru sebagaimana terlampir.
Metode story telling  (bercerita) dilaksanakan minimal satu kali dalam seminggu. Untuk
pelaksanaan metode bercerita ada beberapa tips bercerita seperti berikut ini:
a. Diawali dengan doa.
b.  Posisi atau tempat ketika dan bercerita.
c. Suara, yaitu berkaitan dengan pelafalan dan intonasi suara guru saat
menerangkan.
d.  Penguasaan materi oleh guru.
e. Penjiwaan yang tepat agar anak bisa memahami pesan dari cerita yang di
sampaikan.
f.  Gerakan berkaitan dengan gestur dan mimic muka saat menerangkan cerita.
g. Tangan tidak memegang apa-apa ( kecuali media atau alat peraga) agar
konsentrasi siswa terarah penuh kepada guru dan cerita yang di sampaikan.
h. Tidak memutus cerita dengan teguran, agar anak bisa berkonsentrasi dengan
cerita yang disampaikan.
i.  Tidak tergesa-gesa agar anak bisa memahami cerita yang disampaiakan dengan
baik
j. Mengunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak.
k. Ikhlas dan bersyukur.
Pelaksanaan metode story telling (bercerita) adalah salah satu cara menyampaikan
cerita dengan media yang sesuai dengan isi cerita yang ingin disampaikan, dan
mempunyai tujuan agar anak dapat mengambil pelajaran dari cerita yang disampaikan
oleh guru di kelas. Ada beberapa bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam metode
bercerita ini, yaitu bercerita dengan menggunakan alat peraga dengan menggunakan
ilustrasi gambar misalnya seperti berikut:
1. Tema: lingkunganku
2. Judul cerita   : cerita menjaga kebersihan rumah
3.  Bidang kemampuan yang diharapkan :
 Kompetensi dasar: anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara
lisan, memiliki pendaharaan kosakata dan bahasanya.
 Hasil belajar   : dapat mendengarkan dan memahami kata dan kalimat
sederhana.
 Indikator : mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita
secara sederhana. Dalam kurikulum ini, indikator yang digunakan terdapat
pada indikator yang kelima.
4. Kegiatan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan bercerita :
 Dengan bimbingan guru anak mengatur posisi duduknya.
  Anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga.
  Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita.
  Guru mulai bercerita.
5. Judul cerita: cerita hiu dan kera
Di sebuah hutan ada seekor kera yang tinggal di sebuah pohon besar,
pohon itu berada di pinggir laut. Sang kera mempunyai teman seekor hiu besar
yang hidup di laut. Sang hiu selalu datang ke bawah pohon besar itu setiap hari,
ketika sang hiu datang sang kera selalu bercerita tentang apa yang terjadi di
dataran. Pada suatu hari ikan hiu berkata pada kera “silakan datang ke rumahku.
Aku akan senang sekali memperkenalkan kau pada keluargaku. Aku sering
menceritakan kamu pada keluargaku dan mereka selalu berharap kamu datang ke
rumah kami.
6. Evaluasi setelah bercerita
 Setelah selesai bercerita guru memberikan kesimpulan tentang cerita yang
disampaikan.
 Guru memberikan penekanan pada kata-kata yang penting dalam cerita.
Dari penjelasan di atas bahwa pelaksanaan metode story telling (bercerita) sudah
dilaksanakan dengan baik di RA Muslimat NU Bojong , seperti yang disampaikan oleh
Ibu Parlina mengenai pelaksanaan metode story telling di kelas, sebelum guru bercerita,
guru melakukan persiapan untuk kegiatan bercerita seperti, menyiapkan media yang
mendukung tema cerita yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dalam hal ini
yang lebih sering digunakan guru untuk bercerita di antaranya, buku cerita bergambar,
atau hanya gambar saja yang berhubungan dengan tema cerita yang akan disampaikan
kepada anak.  
Dalam pelaksanaannya Ibu ida sebagai kepala sekolah juga menyampaikan
bentuk pelaksanaan penerapan metode story telling (bercerita) ini agar metode story
telling berdampak terhadap perkembangan bahasa anak maka dalam bercerita guru harus
memperhatikan kata yang baik, sopan, serta mudah dipahami anak. Dalam
pelaksanaannya juga membawa dampak perbaikan bahasa pada anak, seperti bahasa anak
sopan, baik dan bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam pelakasanaannya peneliti juga melihat langsung bagaimana pelaksanaan
metode story telling ini berlangsung. Pada awal kegiatan guru memulainya dengan doa,
kemudian guru mengatur posisi duduk anak, dan untuk pembukaan guru duduk di atas
kursi kecil di depan anak atau guru duduk di lantai tapi menghadap ke anak. Kalau guru
menggunakan buku cerita bergambar guru mengarahkannya ke anak agar anak bisa
melihat gambar yang ada dalam buku cerita yang digunakan guru. Dengan demikian
memudahkan anak untuk memahami isi cerita walaupun anak belum bisa membaca
tulisan dalam cerita tersebut. Setelah guru bercerita dengan semangat dan anak juga
mendengarkan dengan antusias tinggi, itu membuat anak semangat untuk melanjutkan
kegiatan ke tahap berikutnya.
Di saat cerita berlangsung keantusiasan anak, penulis melihat sangat bagus karena
anak langsung aktif bertanya dengan apa yang diceritakan guru kepada mereka. Guru
yang bercerita juga bisa menguasai cerita, menggunakan bahasa tubuhnya, dan
menyampaikan dengan baik dengan intonasi suara yang berbeda-beda sesuai dengan
kondisi cerita yang disampaikan kepada anak. Dengan demikian peneliti melihat anak
lebih bisa memperhatikan gurunya bercerita dan mendengarkan gurunya dengan baik.
Sebelum pelaksanaan metode ini kita sebagai guru harus memahami anak, mana
anak yang mempunyai sifat mudah terpecah konsentrasinya mana yang tidak, jadi
memahami itu penting. Dalam pelaksanaan metode story telling (bercerita)  sudah bagus
dalam pelaksanaannya, karena guru sudah cukup memahami kondisi anak seperti yang
diuraikan salah satu guru yaitu Ibu Tina seperti berikut:
Sebelum pelaksanaan metode story telling guru harus memahami kondisi anak,
karena anak memiliki daya konsentrasi rendah maka guru harus bisa menguasai dan
memahami anak-anak saat bercerita langsung. Guru harus cekatan dalam mengambil
tindakan ketika menemukan anak yang uni seperti, daya konsentrasi rendah, aktif bergerak
dan lain-lainnya. Oleh sebab itu guru dan anak harus membuat kesepakatan agar kegiatan
bercerita berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang kita harapkan.
Dari uraian di atas yang disampaikan oleh beberapa guru diatas dapat dilihat
bagaimana pelaksananaan metode story telling (bercerita) di RA Muslimat NU Bojong,
pelaksanaannya sudah bagus dan guru-guru berusaha lebih baik lagi.  Dengan
terlaksananya metode bercerita ini penulis juga melihat perubahan terjadi pada
perkembangan bahasa anak. Sebelum anak mendapat cerita dari gurunya bahasa anak
kurang terkontrol saat bermain dengan teman, dan saat kegiatan lain di kelas maupun
di luar kelas. Namun dengan adanya guru bercerita tentang sifat, perilaku dan perkataan
yang baik anak mulai menggunakan bahasa yang baik. Bagi anak yang masih susah
berbicara dengan adanya guru bercerita dengan memancing anak lebih aktif, anak-anak
yang pendiam menjadi lebih aktif.
Dari ungkapan yang disampaikan oleh guru-guru di atas terdapat ada beberapa
kendala dalam pelaksanaannya yaitu masih ada beberapa guru yang belum terlalu sering
menggunakan metode story telling  (bercerita) karena disebabkan mereka belum bisa, atau
yang lebih sering bercerita adalah guru kelas dibandingkan guru pendamping.
Sebagaimana hasil observasi yang dilihat oleh penulis, pelaksanaan kegiatan bercerita ini
sudah bagus dan berjalan baik, karena keantusiasan anak penulis, melihat sendiri anak
didik semangat mendengarkan guru bercerita di kelas. Guru yang bercerita juga cukup
menguasai materi cerita yang diceritakan dan guru bisa memancing rasa penasaran anak
dan melibatkan anak dalam bercerita

E. Kelebihan dan kekurangan metode bercerita

Metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian pula untuk
metode cerita memiliki kelebihan dan kekurangan.

1) Kelebihannya antara lain :

a. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak. Artinya dalam kegiatan
bercerita semua anak bisa ikut terlibat di dalamnya, sehingga bisa menjangkau
jumlah anak yang relative banyak.

b. Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien. Dimana
dalam hal ini kegiatan bercerita dilaksanakan pada kegiatan penutup, sehingga
ketika anak pulang anak menjadi tenang dan senang setelah mengikuti
pembelajaran di TK/RA. Namun, pada prakteknya tidak selalu pada saat kegiatan
penutup, bercerita dapat dilakukan pada saat kegiatan pembukaan, kegiatan inti
maupun waktu-waktu senggang di sekolah. Misalnya, pada saat waktu istirahat,
karena mendengarkan cerita adalah sesuatu yang mengasyikkan bagi anak
TK/RA.
c. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana. Dalam kegiatan bercerita kelas akan
menjadi lebih sederhana karena kegiatan bercerita membuat anak lebih aktif,
kreatif, ekspresif.

2) Kekurangannya, antara lain

a. Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atau menerima
penjelasan dari guru.

b. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuannya siswa untuk


mengutarakan pendapatnya.

c. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga
sukar memahami tujuan pokok isi cerita.

d. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajiannya tidak menarik.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan beberapa orang
pengurus RA Muslimat NU Bojong kepala sekolah, guru kelas dan beberapa siswa maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut
1. metode bercerita Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi
yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran memegang peran yang sangat penting
2. Pelaksanaan metode story telling (bercerita) akan berjalan dengan baik harus
memiliki pedoman dalam pelaksanaannya seperti terdapat dalam RKH (Rangkaian
Kegiatan Harian) yang dibuat lansung oleh guru sebagaimana terlampir.
Metode story telling (bercerita) dilaksanakan minimal satu kali dalam seminggu

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai