Anda di halaman 1dari 1

PENERAPAN K3 OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT DR SOEKARDJO KOTA

TASIKMALAYA
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan juga tempat berkumpulnya orang sehat dan orang sakit sehingga risiko terjadinya
kemungkinan gangguan kesehatan dan penyakit sangat tinggi. Menurut PMK RI No. 66
Tahun 2016, Rumah Sakit memiliki risiko potensi bahaya yang disebabkan oleh berbagai
faktor, yaitu faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, mekanikal, elektrikal dan
limbah. Potensi bahaya tersebut dapat mengakibatkan ledakan, kebakaran dan kecelakaan
yang berhubungan dengan radiasi, bahan kimia berbahaya, penularan penyakit. Potensi
bahaya tenaga kerja di rumah sakit lebih besar risikonya jika dibandingkan dengan tenaga
kerja di tempat umum. Potensi bahaya di rumah sakit ini tidak hanya mengancam jiwa tenaga
kerja di rumah sakit, melainkan dapat berisiko terhadap pasien, pengunjung, dan lingkungan
serta rumah sakit.
Setiap jenis pekerjaan memiliki berbagai risiko, baik risiko pada tenaga kerja, alat kerja
maupun material kerja. Tenaga kerja juga dapat terkena penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja akibat dari melakukan pekerjaannya. Kecelakaan akibat kerja adalah kejadian yang tidak
terduga atau tidak diharapkan akibat dari kerja (Irianto 2014 dalam Sembiring 2018). Dalam
Pelaksanaannya keselamatan dan kesehatan di tempat kerja perlu adanya rasa tanggung jawab
antara pemilik usaha dan tenaga kerja sehingga semua pihak merasa aman dan nyaman saat
melakukan pekerjaannya maka diperlukan suatu system yang dapat mengelola keamanan dan
keselematan di tempat kerja yaitu system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) (Sembiring, 2018)
Berdasarkan uraian diatas, oleh sebab itu diperlukannya penerapan Keselamatan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) untuk mencegah potensi bahaya tersebut, juga guna
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pengunjung serta lingkungan sekitar rumah sakit (Sembiring, 2018).
B. Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengambilan informan
menggunakan metode purposive sampling. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan
utama, yaitu pihak pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja.
C. Hasil Wawancara
D. Pembahasan Hasil Wawancara
E. Simpulan dan Rencana Tindak Lanjut

Anda mungkin juga menyukai