Anda di halaman 1dari 21

I.

JUDUL
Judul praktikum mata kuliah Mikrobiologi pertemuan kedua ialah Pengenalan
Alat Laboratorium.

II. TUJUAN
Tujuan dari pengenalan alat laboratorium ini ialah agar para praktikan dapat
mengenal alat-alat di laboratorium dan dapat menggunakannya di laboratorium
mikrobiologi.

III. METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, cawan petri,
pipet tetes, pengaduk, skalpel, pinset, lampu spiritus, botol alkohol, sprayer, meja
kerja steril, entkas, autoklav, timbangan analitik, timbangan digital, jarum ose, tabung
reaksi dan rak tebung reaksi, oven, batang L atau spreader, mikroskop, objek glass,
cover glass, jarum, kulkas laboratorium, dan hot plate stirrer.
3.2. Cara Kerja
1. Praktikan diharapkan hadir tepat waktu
2. Letakkan tas dan benda-benda lain ditempat yang telah di sediakan
3. Praktikan wajib menggunakan jas laboratorium
4. Praktikan melaksanakan responsi mengenai materi pengenalan alat
laboratorium
5. Asisten/Dosen menunjukkan dan menjelaskan fungsi dari
masingmasing alat yang ada di laboratorium kepada para praktikan
6. Praktikan mendengarkan dan mencatat materi yang sudah di
sampaikan oleh Asisten/Dosen
7. Praktikan menyelesaikan laporan mingguan mengenai materi
pengenalan alat laboratorium
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa pengenalan alat-alat laboratorium
bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat
laboratorium. Oleh karena itu fungsi-fungsi dari tiap-tiap alat dijelaskan dengan
tujuan agar praktikan dapat memahami dengan jelas kegunaan alat-alat yang akan
digunakan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan
alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berfungsi ketika alat digunakan.
(Moningka, 2008)
Dalam sebuah praktikum, praktikan wajib mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan
dan bahaya, dengan memahamai cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat
praktikan juga dapat melaksanakan praktikum dengan baik. (Walton, 1998)
Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (incubator),
autoklav, rak dan tabung reaksi, gelas beker, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan
petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose. (Selian, dkk. 2013)
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus di pahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat , fungsi serta cara
penggunaannya agar praktikum yang dilaksanakan berjalan dengan baik. (Setiawati,
2002)
Kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan
sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan
ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat di minimalisir.
(Riadi, 1990)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah melakukan praktikum saya dapat mengetahui nama-nama dan fugsi
dari alat laboratorium. Adapun nama dan fungsi dari alat labiratorium tersebut yaitu:

1. Jarum Ose
Jarum ose atau jarum inokulum berfungsi untuk memindahkah biakan untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum ose biasanya terbuat dari kawat nichrome
atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapar
berupa lingkaran dan disebut ose, dan ada yang berbentuk lurus yang disebut
inoculating needl. Jarum ose cocok untuk melakukan streak di permukaan agar,
sedangkan jarum lurus cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar
tegak.

2. Mikropipet

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup


kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume
pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya,
hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl.
dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.

3. Tabung Reaksi
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk
menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants
agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media
yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu
lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan
berkisar 10-12 ml tiap tabung.

4. Erlemeyer

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu


Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll.
Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu
25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

5. Gelas Ukur
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas
ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Jenis gelas ukur ada
yang tahan panas dan ada pula yang tidak panas.

6. Cawan Petri

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.


Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang
biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan
cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

7. Batang L
Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar
supaya bakteri yang tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga
disebut spreader.

8. Tabung Durham

Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung
reaksi tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi
untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam
penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi
yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair. Setelah
seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat dilakukan inokulasi.
Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang menghasilkan gas,
maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung durham.

9. Termometer

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm
berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi
untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu
mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam thermometer.

10. Apparatus
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran
udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

11. Hot Platte Stirrer

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat
dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri
SBS100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan
kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat
dipanaskan sampai 425oC.

12. Autoklaf
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu
yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama
ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies
yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh
sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang
merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora
dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh
hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.

13. Oven

Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat


yang disterilkan menggunakan oven antaralain peralatan gelas seperti cawan petri,
tabung reaksi, dll. serilisasi kerning dengan oven dilakukan dengan cara memanaskan
dengan suhu 180oC selama 1 jam.
14. Inkubator

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu
biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk
mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur
suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator
memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan
disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan
mikroba. Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada medium sehingga
menghindari kondisi lingkungan yang bias.

15. Penangas Air ( Water bath)

Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan untuk
analisa dengan teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam kondisi leleh/cair,
bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Untuk menjaga air pada penangas air tidak
terkontaminasi mikro organisme maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan
potassium sorbat 0.1%.
16. pH Meter

PH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman / PH media, karena


derajat keasaman sangan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.

17. Timbangan Digital

Timbangan digital merupakan alat yang digunakan sebagai pengukuran untuk


mengukur berat atau beban massa pada suatu zat. Alat ini membutuhkan sumber daya
dan tidak benar-benar akurat, namun biasanya cukup akurat ketika digunakan dalam
jangka waktu panjang. Skala digital digunakan dengan berbagai tujuan mulai dari
pengukuran bahan di dapur dan untuk pengukuran tepat di bahan laboratorium.

18. Laminar Air Flow


Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara
aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.

19. Colony Counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh


setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat
tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

20. Mikroskop Cahaya


Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan
diameter lebih kecil dari 0,1 mm.

21. Mikroskop Stereo

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran


tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya
digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.

22. Desikator

Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan
menjauhkannya dari uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala
sesuatu yang disimpan di dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya
suatu desiccant, yaitu suatu agen yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di
udara pada lingkungan desikator yang tertutup. Salah satu desiccant yang sering
digunakan adalah silika gel. Silika gel akan berubah warna setelah mengabsorpsi uap
air. Perubahan warna pada silika gel karena reaksi kimia yang terjadi antara silika gel
dengan air yang telah diabsorpsi.

23. Vorteks

Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan


dalam suatu botol. Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau
guncangan pada botol sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol
tersebut menjadi tercampur secara merata. Proses pencampuran bahan pada vorteks
harus dilakukan di ruangan mikrobiological safety cabinet untuk mencegah terjadinya
kontaminasi

24. Sentrifugator

Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan


fungsi suatu komponen sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau
memfraksionasi setiap komponen sel berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel.
Alat tersebut memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan
mengendap dan substansi yang lebih ringan akan berada di atas. Jika kecepatan
sentrifugator semakin meningkat, komponen yang lebih ringan akan mengendap di
dasar. Komponen sel yang mengendap disebut pellet, dan komponen sel yang
tersuspensi di atasnya disebut supernatan.

25. Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat


kekeruhan suatu sampel kultur. Pengukuran tingkat kekeruhan bertujuan untuk
menghitung jumlah konsentrasi sel bakteri yang berada pada suatu sampel (Benson
2001; Nester dkk. 2003). Prinsip kerja yang digunakan adalah dengan mengkonversi
jumlah cahaya yang diserap oleh sampel (absorban/densitas optik, O.D.) menjadi
jumlah konsentrasi sel bakteri. Sebelumnya, jumlah cahaya yang diteruskan (%T)
oleh sampel harus diketahui dengan cara melihat jarum galvanometer yang tertera
pada alat spektrofotometer. Jumlah cahaya yang diteruskan (%T) tadi, kemudian
dimasukkan ke dalam rumus densitas optik.

26. Batang Pengaduk

Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang digunakan


untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan laboratorium. Biasanya
terbuat dari kaca pejat, dengan ukuran hampir sama dengan sedotan minuman, hanya
sedikit lebih panjang dan ujungnya membulat.

27. Lampu spiritus, botol alkohol dan sprayer


Semua alat ini digunakan untuk keperluan sterilisasi. Lampu spiritus
digunakan untuk sterilisasi dengan pemijaran misalnya mensterilkan pinset jarum ose
didalam entkas atau laminar air flow cabinet saat isolasi mikroorganisme.

Botol spiritus dan sprayer untuk sterilisasi ruangan yang akan dimasukan
kedalam entkas saat isolasi mikroorganisme. Bahan kimia yang sering digunakan
untuk sterilisasi adalah alkohol 90%.

28. Corkborer

Corkborer atau penggerek gabus adalah alat logam untuk memotong logam
disumbat gabus atau karet untuk memasukan tabung gelas. Corkborer biasanya
datang dalam satu set ukuran bersarang bersama dengan pin padat untuk mendorong
gabus yang dikeluarkan dari penggerek. Corkborer ini juga berfungsi untuk
menggoreskan bahan isolasi ke media NA dan PDA.

29. Gelas piala atau gelas beker


Gelas piala atau gelas beker digunakan untuk menuangkan atau
mempersiapkan bahan kimia atau aquades dalam pembuatan media pembiakan
mikroba atau media lainnya. Ukuran volume gelas piala juga bermacam-macam ,
misalnya 100 ml, 300 ml, sampai 1000 ml.

30. Lumpang dan alu

Lumpang dan alu adalah alat laboratorium yang terbuat dari poselen.

Lumpang dan alu digunakan untuk menggerus dan menghaluskan zat kimia berbentuk

padat. 31. Timbangan analitik


Timbangan analitik adalah jenis neraca yang dirancang untuk mengukur massa kecil
dalam rentang sub-miligram. Piringan pengukur neraca analitik berada dalam kotak
transparan berpintu sehingga tidak berdebu dan angin di dalam ruangan tidak
mempengaruhi operasional timbangan.

32. Penjepit

Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu dan digunakan untuk menjepit tabung
reaksi disaat proses pemansan. Atau bisa juga digunakan untuk mengambil kertas
saring dan benda-benda lab lain disaat kondisi alat tersebut panas.

33. Sudip atau spatula


Sudip atau spatula adalat alat untuk mengambil objek. Spatula yang sering
digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan
bertangkai. Alat ini juga digunakan untuk mengaduk dalam pembuatan larutan kecil
kecuali larutan asam.

34. Kaki tiga

Kaki tiga adalah satu dari instrumen peralatan laboratorium non-gelas yang
digunakan sebagai penyangga alat dalam proses pemanasan.

35. Kawat kasa

Kawat kasa biasa digunakan untuk keperluan laboratorium, diletakan di atas

kaki tiga pembakar berfungsi untuk meratakan panas yang dihasilkan dari bunsen.

36. Pinset dan skalpel


Pinset digunakan untuk memegang atau mengambil bahan-bahan yang bersifat padat,
seperti tempe pada pengenalan jamur, akar tanaman kacang-kacangan pada
pengenalan bakteri. Jenis pinset ada tiga macam, yaitu pinset pendek, pinset
tanggung dan pinset panjang.
Skalpel atau pisau ada dua macam, yaitu skalpel biasa yang dapat digunakan (selalu
disterilkan dengan autoklaf dan skalpel blits). Pisau skalpel jenis blits dapat dipasang
menurut ukuran yang dikehendaki. Tangkainya dapat disterilkan dengan autoklaf,
sedangkan mata pisaunya sekali pakai. Skalpel ini digunakan untuk mengiris bahan
isolasi yang membutuhkan irisan yang sangat tipis.

VI. PENUTUP

6.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa alat-alat laboratorium memiliki guna dan fungsinya
masing-masing. Peralatan yang digunakan dilaboratorium terbagi menjadi dua bagian
yaitu peralatan gelas dan non gelas. Jadi, alat-alat yang ada di laboratorium harus
digunakan sebagaimana mestinya.

6.2. SARAN
Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium ini sangat diharapkan agar
praktikan mengerti,memahami,dan dapat menggunakannya dengan baik dan benar.
Para praktikan juga disarankan untuk mencatat agar dapat dipelajari lagi untuk
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Moningka. (2008). Kimia Uiversitas Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.


Riadi. (1990). Pemilihan Uji Laboratorium Yang Efektif : Choosing Effective
Laboratory Tests. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Selian, dkk. (2013). Uji Most Probable Number (MPN) dan Deteksi Bakteri Koliform
Dalam Minuman Jajanan yang dijual Di Sekolah Dasar Kecamatan
Sukabumi Kota Bandar Lampung; ISSN 2337-3776.
Setiawati. (2002). Biokimia I. Jogjakarta: Gajah Mada University Press.
Walton. (1998). Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat pembinaan.

Anda mungkin juga menyukai