Anda di halaman 1dari 3

RESUME JENIS-JENIS KECACATAN LANJUTAN

TUGAS RESUME

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
yang diampu oleh : Prof. Dr. Beltasar Tarigan, M.S., AIFO.

disusun oleh:
Amy Nur Amalia (1404338)
Muhammad Luqman Zulfikar     (1404504)
Ryan Sulton Ryaldi                           (1404635)

PROGRAM STUDI PGSD PENJAS

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2016
RESUME
Jenis-jenis kecacatan lanjutan
a. Cacat mental dan cacat fisik
- Cacat mental : fungsi intelektual siswa dibawah rata-rata disertai dengan penyesuaian
diri yang sangat rendah
- Cacat fisik : adanya kecelakaan / gangguan dalam kelahiran
Keterbelakangan mental:
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Faktor dominan penyebab keterbelakangan mental:
1. Kerusakan otak
2. Lingkungan dan keluarga
Cacat fisik : seseorang memiliki cacat fisik tidak berfungsi atau ada struktur anatomi
yang menghilang, seperti lumpuh.
Penyebab : kecelakaan, penyakit tertentu, gangguan dalam kehamilan atau setelah
lahir.
b. Badan yang mengelola orang yang cacat BPOC (Badan Pembina Olahraga Cacat).
c. Tugas sebagai guru penjas
- Kita harus mampu menumbuhkan semangat
- Memberikan materi pembelajaran aktivitas jasmani sesuai dengan kemampuan
siswanya
- Memodifikasi pembelajaran melalui media pembelajaran.
Forum diskusi
Pertanyaan
1. Fiky : bagaimana mensiasati jika anda ketemu dengan siswa yang memiliki
keterbelakangan mental baik di SLB ataupun reguler ?
2. Giat : pada saat seorang guru penjasmelihat anak yang kesusahan dalam aktivitas
penjas bagaimana mengatasinya ?
3. Bagaimana pendapat kelompok 4, prinsip pengajaran kepada siswa yang mengalami
gangguan pengelihatan ?
Jawaban
1. Taufik : namanya juga siswa yang memiliki keterbelakangan mental, otomatis harus
memberikan pengawasan yang sangat ekstra. Guru penjas harus sabar dan
menyemangati. Melakukan pengulangan agar anak menangkap materi dengan baik.
Apabila siswa bermaksud melakukan suatu keterampilan berikan pujian atau
penghargaan agar anak termotivasi.
2. Taufik : kita sebagai guru harus sering memberikan intruksi yang sering diulang, agar
anak dapat mengikuti walaupun agak lambat. Harus menggunakan modifikasi karena
siswa yang keterbelakangan mental tidak bisa mengikuti aktivitas jasmani secara
normal.
Vinaya menambahkan : berat atau ringan ? masih diatasi harus lebih banyak praktek,
menyuruh untuk mengikuti, perlu modifikasi alat karena berbeda dengan anak normal,
masih bisa diatasi, gerakan yang berulang-ulang, lama-kelamaan anak akan mengerti.
3. Wandi : jika kita sebagai guru menemui anak yang gangguan mata. Menggunakan alat
modifikasi, mentimpan alat yang menyimpan suatu benda yang berbunyi.
Honni menambanhkan : tidak harus menggunakan alat, bisa menggunakan alat juga
seperti tepukan agar siswa bisa mengikuti kita atau permainan ular-ularan, agar
meningkatkan gerak dasar berjalan.

Anda mungkin juga menyukai