MICRO TEACHING
PENYUSUN
MARIATI, S.Pd, M.Ak
Dr. DEWI KESUMA Nst, M.Hum
Dra. SYAMSUYURNITA, M.Pd
TUA HALOMOAN, S.Pd, M.Pd
SUCI PERWITA SARI, S.Pd, M.Pd
INDAH PRATIWI, S.Pd, M.Pd
Dra. DIANI SYAHPUTRI, M.Hum
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
PENDAHULUAN
KB-I HAKIKAT PEMBELAJARAN MIKRO 1
A Tujuan Pembelajaran 2
B Materi Pembelajaran 2
1. Konsep Pembelajaran Mikro 2
2. Fungsi Pembelajaran Mikro 6
3. Tujuan Pembelajaran Mikro 6
4. Manfaat Pembelajaran Mikro 8
5. Karakteristik Pembelajaran Mikro 10
C Latihan 12
KB-II KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 14
A Tujuan Pembelajaran 14
B Materi Pembelajaran 15
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 15
Latihan 30
2. Keterampilan Menjelaskan 32
Latihan 38
3. Keterampilan Mengadakan Variasi 40
Latihan 47
4. Keterampilan Bertanya 49
Latihan 67
5. Keterampilan Memberi Penguatan 69
Latihan 74
6. Keterampilan Mengelola Kelas 77
Latihan 83
7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 85
Latihan 87
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan 90
Latihan 92
KB- III PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MIKRO 95
A Tujuan Pembelajaran 95
B Materi Pembelajaran 95
1. Persiapan Pembelajaran Mikro 96
2. Mengetahui Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar 98
3. Observasi ke Sekolah (kelas) 98
4. Membuat Perencanaan Pembelajaran Mikro 99
5. Membuat Kelompok Pembelajaran Mikro 100
6. Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Mikro 102
7. Perencanaan Pembelajaran Mikro 109
C Latihan 118
A. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, dalam pembelajaran
menyatukan komponen-komponen pembelajaran secara terintegrasi, antara lain
seperti: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai siswa, materi
yang akan menjadi bahan ajar bagi siswa, metode, media dan sumber
pembelajaran, evaluasi, siswa, guru dan lingkungan pembelajaran lainnya. Setiap
unsur pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang khusus
dan antara satu komponen dengan komponen lainnya saling terkait dan
mempengaruhi dalam suatu proses pembelajaran secara untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.
Ketika Anda sebagai seorang guru berdiri di depan kelas melaksanakan kegiatan
pembelajaran, tidak cukup hanya dengan telah dikuasainya materi pembelajaran
yang harus disampaikan kepada siswa. Akan tetapi masih banyak tuntutan lain
yang harus dikuasai oleh setiap guru yaitu mengelola seluruh unsur pembelajaran
yang telah disebutkan di atas, agar berinetraksi dengan siswa sehingga
memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Disinilah
letaknya pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek. Mengingat
kompleksnya proses pembelajaran, maka bagi setiap mahasiswa calon guru
maupun bagi yang telah menduduki jabatan profesi guru, kemampuan mengajar
selalu harus dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat diperoleh kemampuan
yang maksimal dan profesional.
Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon guru atau untuk
meningkatkan kemampuan para guru dalam menghadapi tugas pembelajaran
yang serba komplek itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan atau
pembelajaran dengan menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang
lebih disederhanakan atau yang lebih populer disebut dengan pembelajaran mikro
(micro teaching). Untuk memperluas wawasan dan meningkatkan pemahaman
Anda tentang pembelajaran mikro sebagai salah satu pendekatan untuk
mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan mengajar, maka dalam bahan
ajar ini akan dibahas Hakikat Pembelajaran Mikro. Setelah mempelajari bahan
1
ajar ini, mahasiswa diharapkan dapat:
B. Materi Pembelajaran
Mengajar di kelas dengan peserta didik lebih kurang 40 orang dalam waktu 35-
45 menit (satu jam pertemuan) merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Latihan praktik mengajar di kelas, bagi calon guru sangat diperlukan. Latihan
praktik mengajar pada awalnya akan terasa sulit dan rumit. Dalam praktik
mengajar menurut Brown (1975) 'for the student teacher has a two fold intention,
that his pupils learn while he learn to teach", maksudnya dalam mengajar
perhatian guru tidak pada membuat siswa untuk belajar, tetapi lebih kepada
bagaimana dia belajar mengajar. Jika perhatian calon guru dalam mengajar
terutama akan tertuju pada “his pupils learn”, maka akan terabaikan tujuan
utamanya "he learn to teach". Bahkan jika praktikan mengalami kekeliruan
2
mengajar dapat berakibat langsung pada sekian banyak peserta didik. Ini
merupakan satu kelemahan mendasar yang perlu diperbaiki.
3
dengan microteaching. Microteaching dengan keterampilan terpadu sebagai
persiapan pelaksanaan real class di lapangan.
Dalam latihan mengajar sendiri ada beberapa peristilahan yang perlu diketahui
yaitu micro teaching, peer teaching, mini teaching, dan re teaching.
P PM
Keterangan :
P = Pembelajaran
PM = Microteaching
4
P
KT PM
Keterangan:
P = Pembelajaran
PM = Microteaching
KT = Ketrampilan tertentu yang dilakukan dalam PM sebagai bagian dari P
Keterangan :
P = Pembelajaran
PM = Microteaching
KT = Ketrampilan tertentu yang dilakukan dalam PM sebagai bagian dari P
5
2. Fungsi Pembelajaran Mikro
6
1. Mempersiapkan, membina dan meningkatkan mutu guru agar dapat
memenuhi standar kompetensi pedagogik.
2. Mempersiapkan, membina dan meningkatkan mutu guru agar dapat
memenuhi standar kompetensi kepribadian.
3. Mempersiapkan, membina dan meningkatkan mutu guru agar dapat
memenuhi standar kompetensi profesional.
4. Mempersiapkan, membina dan meningkatkan mutu guru agar dapat
memenuhi standar kompetensi sosial.
7
2. meningkatkan taraf kompetensi pembelajaran bagi calon guru secara bertahap,
dengan penguasaan ketrampilan-ketrampilan khusus yang akhirnya dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran yang sesungguhnya;
3. dalam in service training bagi guru atau dosen, diharapkan yang bersangkutan
bisa menemukan sendiri kekurangannya dalam pembelajaran dan usaha
memperbaikinya;
4. memberi kemungkinan dalam latihan microteaching agar calon guru atau guru
menguasai ketrampilan (khusus) mengajar, agar dalam penampilan mengajar
(dalam proses pembelajaran) mantap, trampil, dan kompeten;
5. sebagai penunjang usaha peningkatan ketrampilan, kemampuan serta
efektifitas dan efisiensi penampilan calon guru atau guru dalam proses
pembelajaran.
6. menanamkan kesadaran akan ketrampilan mengajar.
7. menanamkan rasa percaya diri dan bersifat terbuka terhadap kritik orang lain.
8
tersebut akan diperoleh masukan yang berharga untuk meningkatkan kemampuan
profesionalismenya.
Dilihat dari hakikat pembelajaran mikro seperti telah diuraikan sebelumnya, maka
manfaat dari pembelajaran mikro terutama akan dirasakam oleh pihak- pihak
sebagai berikut:
c. Dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal-hal yang baru, seperti
dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis keterampilan
mengajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang
sebenarnya
9
3. Manfaat bagi supervisor
c. Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat bagi
pengembangan karir setiap mahasiswa maupun para guru yang menjadi
binaannya.
Pembelajaran mikro dapat dijadikan sebagai jembatan yang akan membekali siswa
dalam keterampilan mengajar. Melalui program pembelajaran yang dikembangkan
dengan memberi porsi latihan atau praktek mengajar yang lebih ditingkatkan, baik
melalui model pembelajaran di kelas sebelum praktek mengajar dan dilanjutkan
dengan kegiatan praktek di sekolah tempat latihan, maka dapat memberi
pengalaman belajar yang lebih baik dan saling melengkapi untuk meningkatkan
kemampuan mengajar para calon guru.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memberi porsi latihan
keterampilan mengajar selain kegiatan praktek mengajar di kelas yaitu dengan
pendekatan pembelajaran mikro. Model pembelajaran mikro pada kurikulum
pendidikan keguruan tidak dimaksudkan untuk membekali para mahasiswa
menguasai konsep-konsep pembelajaran mikro, akan tetapi melalui pembelajaran
mikro para mahasiswa calon guru maupun bagi para guru secara langsung
melakukan aktivitas melatih diri yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
BIASA MIKRO
Dari bagan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran mikro berbeda dari segi
ukuran dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Ukuran pembelajaran mikro
nampak lebih kecil, yaitu untuk mengilustrasikan bahwa dalam pembelajaran mikro
bentuk pembelajarannya lebih disederhanakan. Akan tetapi walaupun bentuk
pembelajaran mikro bersifat disederhanakan “micro”, tetap sebagai bentuk
pembelajaran yang sebenarnya (real teaching), hanya saja praktek mengajar
melalui micro teaching tersebut tidak dilakukan di kelas yang sebenarnya (not real
class room teaching).
11
TABEL 1
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN
No Pembelajaran Biasa Pembelajaran Mikro
1 Waktu pembelajaran 35 s.d 40 menit Waktu pembelajaran 10 s.d 15 menit
2 Jumlah siswa 30 s.d 35 Jumlah siswa 5 s.d 10 orang siswa
3 Materi pembelajaran luas Materi pembelajaran dibatasi
4 Keterampilan mengajar terintegrasi Katerampilan mengajar terisolasi
Latihan Mandiri
Untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam
kegiatan pembelajaran di atas, selanjutnya silahkan kerjakan latihan berikut ini:
1. Setelah membaca materi pembelajaran diatas, paparkan apa fungsi, tujuan, dan
manfaat pembelajaran mikro dari perspektif anda masing-masing.
12
pembelajaran mikro, kemudian analisis apakah setiap unsur atau kegiatan
pembelajaran dalam kelas sebenarnya bisa dilatihkan melalui model
pembelajaran mikro (yang disederhanakan).
5. Untuk mengerjakan latihan tersebut di atas Anda harus mempelajari kembali
pengertian dan karakteristik pembelajaran mikro, kemudian tentukan jenis-jenis
kegiatan apa saja dalam proses pembelajaran sebenanrnya yang masih
memungkinkan dilakukan proses latihan untuk mempersiapkan, membina dan
meningkatkan keterampilan dasar mengajar sesuai dengan karakteristik
pembelajaran mikro.
Latihan Kelompok
4. Setelah saling berdiskusi, maka hasil diskusi dibuat dalam sebuah rangkuman
yang dituliskan di kertas karton dan dipajangkan di depan kelas.
13
KEGIATAN PEMBELAJARAN-II
A. Tujuan Pembelajaran
Proses latihan tidak cukup hanya dengan satu atau dua kali latihan, akan tetapi
harus terus menerus mengembangkan kemampuan baik melalui program pra-
jabatan maupun dalam jabatan. Dalam bahan belajar mandiri (modul) dua ini
secara terperinci akan dibahas, dikaji dan didiskusikan delapan jenis keterampilan
dasar mengajar yaitu:
14
2) Keterampilan menjelaskan (explaining Skill)
B. Materi Pembelajaran
19
1. Menarik perhatian siswa
20
a) Kehangatan dan antusias Sikap bersahabat dan mendidik yang
ditunjukkan guru terhadap siswa, akan mendorong semangat
(motivasi) belajar siswa. Kehangatan dan antusias, rasa memiliki dan
tanggung jawab terhadap profesi yang direfleksikan dalam setiap
btindakan pembelajaran, akan berdampak positif untuk
membangkitkan semangat belajar siswa.
b) Menimbulkan rasa ingin tahu
Rasa penasaran yang menghinggapi seseorang, biasanya akan
mendorong orang itu untuk melakukan aktivitas. Seorang siswa yang
memiliki rasa ingin tahu cara kerja jantung pada tubuh manusia, maka
ia akan mencari sumber-sumber pembelajaran yang dapat memenuhi
keingintahuannya itu. Oleh karena itu untuk membangkitkan motivasi
siwa, hendaknya guru banyak memberikan stimulus (ransangan)
pembelajaran yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa.
d) Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik, minat yang berbeda antara yang satu
dengan siswa lainnya. Motivasi siswa akan muncul apabila
pembelajaran yang akan diikutinya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya. Minat siswa selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dimana ia hidup, juga oleh cita-citanya. Oleh karena itu untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya
memperhatikan individu siswa dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Membuat acuan
21
Acuan dalam pembelajaran adalah gambaran singkat atau deskripsi yang
mengiformasikan ruang lingkup materi dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan. Dalam membuka pembelajaran, memberikan acuan
sangat penting, karena dengan acuan yang disampaikan guru, siswa sejak
awal telah memiliki gambaran singkat mengenai apa yang akan dipelajari,
aktivitas apa yang harus dilakukan untuk mempelajarinya. Untuk
memberikan acuan pada kegiatan membuka pembelajaran dapat
dilakukan antara lain dengan cara:
22
2) melakukan hal-hal yang dianggap baru, misalnya dengan
menggunakan alat bantu dan media pembelajaran,
3) melakukan interaksi yang menyenangkan.
b) Menumbuhkan motivasi belajar, dapat dilakukan dengan cara:
1) membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat,
2) menimbulkan rasa ingin tahu, sehingga siswa terdorong untuk belajar,
3) mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan
dengan kebutuhan siswa.
c) Memberikan acuan atau rambu-rambu, dapat dilakukan dengan cara:
1) mengemukakan tujuan yang ingin dicapai berikut tugas-tugas yang
harus dikerjakan siswa,
2) menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga
siswa memahami apa yang harus dikerjakan,
3) menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki.
1. Kebermaknaan
Setiap kegiatan membuka pembelajaran seperti menarik perhatian,
membangkitkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, gaya
mengajar, penggunaan multi metoda dan media pembelajaran,
semuanya harus memenuhi unsur kebermaknaan. Bermakna artinya
setiap unsur yang digunakan sesuai dengan upaya pencapaian tujuan
atau kompetensi pembelajaran, sifat materi, memperhatikan karakteristik
siswa, maupun situasi dan kondisi pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran.
2. Logis dan Berkesinambungan
Penerapan setiap unsur kegiatan membuka pembelajaran harus
direncanakan. Dengan perencanaan yang matang, maka penggunaan
unsur-unsur membuka pembelajaran tidak terkesan seperti dibuat-buat
atau dipaksakan. Melalui perencanaan yang matang, penerapan unsur-
unsur membuka pembelajaran akan berjalan secara logis dan sistematis,
sehingga akan mampu mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
pembelajaran
23
e). Keterampilan Menutup Pelajaran (closure induction)
Secara prosedural setelah kegiatan membuka pembelajaran, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan inti, dan akhirnya kegiatan menutup
pembelajaran atau disebut dengan istilah “penutupan” (closure). Penutupan
pembelajaran adalah upaya mengakhiri dari seluruh aktivitas yang telah
dilakukan dalam setiap unit pembelajaran. Penutupan pembelajaran berarti
sebagai tanda telah berkahirnya proses pembelajaran, dan dari penutupan
pembelajaran ini sekaligus akan diketahui gambaran hasil yang dicapai dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Menutup pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk ”mengakhiri pembelajaran dengan maksud untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa” (Wina
Sanjaya.2006).
Sebagai contoh:
Guru :“nah anak-anak…waktu kita sudah hampir habis, sebelum ibu
menutup pelajaran kita hari ini, siapa yang bisa menyimpulkan
materi yang sudah kita bahas hari ini…??, (sambal
menyebarkan pandangan ke seisi kelas)…
Siswa :”Saya bu….!! (salah satu siswa mengangkat tangannya)
kesimpulan materi kita hari ini adalah….(menyampaikan
simpulan materi yang sudah difahaminya)
Guru : “Bagus sekali sayang….yang kamu sampaikan sangat tepat,
terimakasih….(lalu guru menyampaikan kembali isi kesimpulan
materi dan pentingnya materi tersebut dipelajari dengan baik
oleh siswa),…. Nah, berdasarkan hasil tes kita tadi sebelum
mengakhiri pelajaran, ternyata semuanya bisa menjawab soal
yang sudah ibu berikan….sebagai kelanjutannya, silahkan
pelajari materi kita berikutnya dirumah untuk kita bahas minggu
depan ya…Demikian pertemuan kita hari ini, inshaa allah
bertemu lagi minggu depan, jangan lupa baca bukunya di rumah
ya…assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh….!!!”
Siswa :Siap bu….wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh…!!!
24
Ada dua unsur pentingan dari pengertian menutup pembelajaran yang telah
dikemukakan di atas, yaitu:
a. Kegiatan mengakhir pembelajaran; yaitu merupakan suatu kegiatan
yang menandakan telah selesainya kegiatan pembelajaran dari satu
unit pembelajaran tertentu atau program tertentu.
b. Memberikan gambaran tentang hasil yang dicapai; terkait dengan
pernyataan poin (a), bahwa dari kegiatan mengakhiri pembelajaran
harus mendapatkan informasi tentang hasil yang telah diperoleh dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari dua penjabaran di atas, bahwa kegiatan menutup pembelajaran
merupakan suatu ”proses”, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pembelajaran dan dari kegiatan mengakhirinya itu pihak yang
berkepentingan terutama guru dan siswa dapat memperoleh gambaran
tentang hasil yang dicapai. Dengan demikian ada proses yang harus
dilakukan, misalnya apakah dengan memberkan tugas yang dapat
memberikan gambaran kemampuan siswa dari hasil yang dicapainya,
memberikan tes (lisan, tulisan maupun perbutan/tindakan), mengadakan
refleksi dan lain sebagainya yang sesuai dengan maksud dari kegiatan
menutup pembelajaran.
Dengan didasarkan pada beberapa pengertian kegiatan menutup
pembelajaran seperti telah diungkapkan di atas, terutama mengandung
maksud untuk mendapatkan gambaran hasil yang dicapai siswa, maka
secara teknis menutup pembelajaran tidak selalu harus setelah berakhirnya
satu unit pembelajaran. Akan tetapi bisa dilakukan penutupan
pembelajaran pada setiap penggalan materi atau indikator pembelajaran.
Mengakhiri dalam kondisi seperti ini bisa juga sebagai tanda ”jeda” dari satu
indikator sebelum memasuki pembelajaran pada indikator / materi
berikutnya.
Dari gambaran tersebut, maka kegiatan mengakhiri (menutup) pembelajaran
bisa dilakukan seperti halnya pada kegiatan membuka pembelajaran di
atas. Misalnya jika dalam satu kegiatan pembelajaran ada tiga indikator/
tujuan pembelajaran, maka setelah dianggap cukup dikuasai satu indikator
kemudian ditutup, dilanjutkan lagi dengan kegiatan pembelajaran untuk
indikator ke dua, lalu ditutup, dan dibuka lagi untuk pembelajaran indikator
25
ketiga, dan setelah dianggap selesai dikuasi semuanya, baru ditutup untuk
seluruh kegiatan pembelajaran dari satu unit pembelajaran tersebut.
f. Tujuan dan Manfaat Menutup Pembelajaran
26
g. Komponen/Unsur Menutup Pembelajaran
27
dipelajari, mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya kedalam
bentuk-bentuk lain (transformasi), mengemukakan ide-ide pokok dari
materi yang dipelajari, atau mengerjakan tes tertulis yang harus
dikerjakan oleh siswa.
3. Mengorganisasikan kegiatan
Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk
pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya
4. Menyimpulkan
Kesimpulan adalah merumuskan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang
mendasar sebagai kristalisasi terhadap sesuatu yang dibahas. Biasanya
sesuatu yang disimpulkan merupakan sesuatu yang benar atau sebagai
kebenaran sementara sebelum ditemukan kebenaran lain. Dengan
membuat kesimpulan diharapkan para siswa memiliki pemahaman yang
utuh terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukannya. Membuat
kesimpulan sebagai salah satu bentuk kegiatan mengakhiri
pembelajaran alternatifnya:
a. dibuat oleh guru,
b. dibuat oleh siswa,
c. dirumuskan bersama oleh siswa dengan bimgingan dari guru.
5. Mengadakan konsolidasi
Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar
informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk
mempelajari lebih lanjut. Dalam setiap materi pembelajaran yang
dipelajari siswa terdapat materi yang bersifat prinsip atau pokok materi
yang menjadi kuncinya. Melalui kegiatan konsolidasi tersebut diharapkan
siswa dapat menemukan unsur-unsur yang menjadi prinsip atau pokok-
pokok penting materi, sebagai bekal untuk mempelajari bahan atau
meteri yang lainnya.
6. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut yaitu upaya menindaklanjuti terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuan dari kegiatan tindak lanjut
antara lain untuk lebih memantapkan pemahaman siswa baik berkenaan
dengan konsep-konsep yang dipelajari maupun dalam rangka
mengaplikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan
28
masalah praktis. Jenis kegiatan tindak lanjut bisa dalam bentuk tugas
pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas tertentu (proyek),
melakukan observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau
kegiatan lain yang sejenis. Melalui tindak lanjut diharapkan proses
pembelajaran tidak hanya dibatasi dalam ruang kelas, akan tetapi dapat
memanfaatkan lingkungan dan sumber pembelajaran yang lebih luas di
luar kelas.
h. Prinsip kegiatan menutup pembelajaran
29
menerus dilakukan, sehingga pembelajaran selamanya selalu
terkontrol dan selalu dapat memperoleh hasil secara efektif dan efisien.
Latihan Mandiri
Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang yelah dipelajari dalam
kegiatan belajar di atas, selanjutnya silahkan kerjakan latihan berikut ini:
1. Menurut saudara mengapa seorang guru harus menggunakan multi metode
dan media pembelajaran pada saat membuka pelajaran…??
2. Mengapa seorang guru harus menunjukkan sikap semangat, bergairah dan
menyenangkan pada saat membuka pelajaran…??. Bagaimana akibat yang
ditimbulkan jika seorang guru tidak mampu menunjukkan sikap tersebut
dihadapan siswanya…??. Jelaskan pendapat saudara
3. Mengapa setiap kali menutup pelajaran seorang guru harus memenuhi prinsip
kebermaknaan…??
4. Uraikan apa saja kegiatan yang harus dipenuhi oleh seorang guru pada saat
menutup pelajaran…??.
5. Jika pada hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru disetiap akhir
pembelajaran ditemukan 40% siswa belum mencapai ketuntasan apakah yang
seharusnya dilakukan oleh guru tersebut pada siswanya…??.
Latihan Kelompok
30
rekomendasi (saran) untuk memperbaiki terhadap kekurangan yang masih ada,
sehingga akhirnya dapat memperoleh kemampuan yang optimal dan
profesional
31
2. Keterampilan Menjelaskan (explaining Skill)
Tujuan Pembelajaran:
32
a) Mengorganisasikan isi pelajaran; faktor kesulitan komunikasi pembelajaran
antara lain ditimbulkan dari isi atau bahan pembelajaran itu sendiri. Dengan
demikian untuk memudahkan siswa memahami dengan jelas materi atau
bahan yang akan disampaikan terlebih dahulu harus diorganisasikan oleh
guru, baik dari sisi ruang lingkup dan urutannya, dari yang sederhana
menuju yang komplek, dari yang mudah menuju yang sulit, dan lain
sebagainya.
b) Menunjukkan hubungan; kesulitan untuk memahami materi pembelajaran
karena kadang-kadang sisiwa dipaksa harus hapal konsep yang diberikan,
tanpa memahami apa hubungan konsep dengan konsep lain maupun
dengan kehidupan yang nyata. Oleh karena itu untuk membantu kejelasan
bagi siswa, mengadakan kaitan antara konsep/teori yang dipelajari dengan
realitas akan sangat membantu.
c) Sebab-akibat; kehidupan tidak selalu berjalan lurus (linear), ada saatnya
sesuatu yang seharusnya didapatkan, kenyataan ternyata tidak diperoleh.
Jika ditilik lebih teliti, ternyata tidak terlepas dari adanya sebab-akibat.
Kegagalan terhadap sesuatu yang direncanakan, pasti ada faktor yang
menjadi penyebab, apakah dari internal atau dari eksternal. Untuk
memahami lebih jelas alasdan-alasan ketidak berhasilan tersebut, maka
dengan menganalisis antara sebab dan akibat, akan memberikan
pencerahan dan segalanya menjadi lebih jelas.
d) Antara yang diketahui dengan yang belum diketahui; untuk memperoleh
kejelasan terhadap sesuatu yang dibahas, kadang-kadang perlu
membandingkan, atau menginformasikan apa yang sudah diketahui
dengan apa yang belum diketahui. Melalui pemisahan dengan tegas antara
yang sudah diketahui dengan yang belum, akan memberikan kemudahan
untuk mengidentifikasi terhadap sesuatu yang masih dianggap kurang
jelas, sehingga akan berubah menjadi jelas.
Dalam proses pembelajaran untuk mengetahui apakah materi yang dijelaskan telah
dipahami oleh siswa, atau membuat “menjadi jelas” bagi siswa. Ukurannya tidak
cukup hanya dengan kemampuan siswa mengungkapkan kembali secara lisan
konsep-konsep atau teori saja yang sudah dikuasainya. Perlu indikator lain di
antaranya sejauhmana siswa itu mampu menghubungkan antara teori yang
baru diketahui dengan yang sudah diketahui, memecahkan masalah dengan
33
mengkaji sebab-akibat, menghubungkan antara teori dan praktek, atau dalil-
dalil dengan contoh pemecahannya.
Dengan keterampilan menjelaskan yang dikuasai oleh guru, maka proses akan
berjalan dengan efektif dan efisien. Hambatan-hambatan yang mungkin akan
muncul mempengaruhi terhadap kelancaran proses pembelajaran akan
dapat diminimalisir, dan dengan demikian akan sangat bermanfaat, terutama
dalam:
34
1) Meningkatkan efektivitas penjelasan atau pembicaraan yang dilakukan,
sehingga guru dapat memilih bentuk dan jenis penjelasan yang dapat
memperjelas permasalahan dan memiliki makna bagi pembelajaran
2) Memproyeksikan tingkat pemahaman yang telah dimiliki siswa melalui
penjelasan yang telah dilakukan
3) Memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber pembelajaran secara luas
dan bervariasi
4) Memecahkan kekurangan sumber pembelajaran yang dimiliki siswa Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, akibatnya
informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran secara
kuantitas semakin banyak, demikian pula dari segi kualitas semakin
menunjukkan kearah yang serba komplek dan rumit.
Dalam kondisi seperti itu, kemampuan untuk membuat sesuatu menjadi
sederhana, dan memudahkan bagi siswa sangat dibutuhkan dengan
beberapa alasan berikut:
1) Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau
sumber lainnya. Untuk menanggulangi hal tersebut guru harus membantu
mereka dengan menjelaskan hal-hal yang diperlukan.
2) Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang “tidak jelas” bagi
siswa, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri. Dalam hal ini kemampuan
mengenal tingkat pemahaman siswa amat penting dalam menyajikan
suatu penjelasan.
3) Kebiasaan yang masih mendominasi dalam pembelajaran yaitu
memberikan informasi (penjelasan) lisan atau menjelaskan. Dengan
demikian keterampilan menjelaska sangat penting dan secara terus
menerus harus dibina dan ditingkatkan
4) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan siswa dalam
proses belajar, mendorong guru terampil memberikan informasi lisan
memberikan penjelasan kepada siswa.
c. Komponen Keterampilan Menjelaskan
Dalam komunikasi pembelajaran ada tiga komponen utama yang harus
dipertimbangkan dalam merencanakan keterampilan menjelaskan:
a) pesan atau materi yang akan dijelaskan
Merencanakan pesan (materi) yang akan dijelaskan, terutama harus memenuhi
35
unsur: a) Validitas isi, yaitu materi yang dijelaskan sudah teruji
kebenarannya, b) Kelayakan isi, terutama dilihat dari tingkat kesulitan dan
kemudahan isi/materi yang akan disampaikan (dijelaskan), c) Menganalisis
masalah yang terdapat dalam materi yang akan dijelaskan, termasuk unsur-
unsur yang terdapat di dalamnya, d) Menetapkan jenis hubungan antara
unsur-unsur yang berkaitan, seperti perbedaan, pertentangan, atau saling
menunjang, e) Menelaah hukum, rumus, dalil, prinsip atau generalisasi yang
mungkin dapat digunakan untuk memperjelas bahan atau materi, serta
kemungkinan penerapan dalil tersebut dalam situasi yang berbeda, f)
Menarik perhatian siswa, bahwa materi diusahakan menarik sehingga dapat
menumbuhkan perhatian dan motivasi belajar siswa
b) saluran/alat atau media yang digunakan untuk menjelaskan,
Merencanakan saluran, alat/media yang akan digunakan untuk menjelaskan.
Jika dalam menjelaskan lebih memfokuskan pada penjelasan melalui lisan
(verbal), maka hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:kejelasan,
semantik, dan artikulasi.
c) karakteristik siswa sebagai penerima penjelasan.
Menganalisis karakteristik siswa sebagai sasaran penerima pesan yang
dijelaskan. Penjesan akan efektif diterima oleh siswa sebagai penerima
pesan apabila penyajian yang dilakukan memenuhi atau sesuai dengan
karakteristik siswa. Pada umumnya siswa sebagai penerima pesan dapat
digolongkan kedalam beberap tipe sebagai berikut: a) tipe visual, dengan
unsur yang dominan adalah penglihatan, b) tipe auditif, yaitu unsur yang
paling dominannya pendengarannya, c).tipe Audio Visual, yaitu merupakan
gabungan antara penglihatan dan pendengaran, dan d) tipe kinestetik, yaitu
siswa yang memiliki kelebihan dalam segi aktivitas gerak fisik (keterampilan).
Oleh karena itu beberapa kriteria yang yang menjadi penentu ketarampilan
menjelaskan terutama adalah:
a. kejelasan,
b. contoh dan ilustrasi,
c. pemberian penekanan,
d. pemberian balikan
c) kebermaknaan,
d) dinamis.
37
Latihan Mandiri
Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang yelah dipelajari dalam
kegiatan belajar di atas, selanjutnya silahkan kerjakan latihan berikut ini:
1. Menurut saudara mengapa seorang guru harus merencanakan terlebih dahulu
proses menjelaskan materi sebelum melakukan pertemuan dengan peserta
didiknya…??
2. Bagaimana akibat yang ditimbulkan jika seorang guru tidak mampu
menjelaskan materi yang harus disampaikannya dihadapan siswanya…??.
3. Mengapa setiap kali guru menjelaskan materi pelajaran harus menyesuaikan
proses penjelasan materinya terhadap kemampuan/kondisi peserta
didiknya..??
4. Uraikan apa saja yang harus dihindari oleh seorang guru pada saat
menjelaskan materi pelajaran dihadapan peserta didiknya…??.
5. Jika pada hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru disetiap akhir
pembelajaran ditemukan 40% siswa belum mencapai ketuntasan apakah yang
seharusnya dilakukan oleh guru tersebut pada siswanya…??.
Latihan Kelompok
38
sehingga akhirnya dapat memperoleh kemampuan yang optimal dan
profesional
39
3. Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Stimulus)
Selain dua jenis keterampilan dasar mengajar yang telah dibahas dalam bahan
belajar mandiri sebelumnya, masih terdapat jenis-jenis keterampilan dasar
mengajar lain yang harus dikuasai oleh para calon maupun para guru yaitu;
Keterampilan variasi, keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
lanjut. Setelah mempelajari, mendiskusikan dan berlatih ketiga jenis
keterampilan dasar mengajar tersebut, Anda diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut:
40
dan perasaan bosan akan menghinggapi. Munculnya perasaan bosan dan
hilangnya perhatian dalam pembelajaran bisa terjadi bila siswa duduk
dengan tenang mendengar dan melihat guru mengajar dengan cara
berceramah selama berjam-jam. Sambil terkantuk-kantuk dan perasaan
jenuh siswa memaksakan diri untuk mendengar dan melihat walaupun belum
tahu hasil pembelajaran yang dicapainya seperti apa. Jika kondisi seperti itu
terus terjadi dalam setiap proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran tidak akan berjalan secara efektif, demikian pula
hasil pembelajaran yang diperoleh tidak akan efektif dan efisien. Oleh karena
itu dalam pembelajaran siswa menginginkan adanya unsur-unsur yang
bersifat baru dan berbeda dari kondisi sebelumnya, baik dalam gaya
mengajar, metode dan media yang digunakan, sumber belajar, komunikasi
pembelajaran dan lain sebagainya (stimulus yang bervariasi). Dalam proses
pembelajaran upaya memunculkan strategi yang berbedabeda disebut
keterampilan “variasi stimulus atau stimulus yang bervariasi”. Melalui proses
pembelajaran yang dikembangkan secara bervariasi, akan lebih
meningkatkan apresiasi siswa untuk belajar secara lebih aktif, kreatif dan
menyenangkan sehingga akan berdampak positif terhadap peningkatan
kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Adapun bentuk dan jenis variasi dalam pembelajaran secara umum dapat
diklasifikasikan kedalam tiga bentuk, yaitu;
Dari pernyataan tersebut ada beberapa poin penting yang menjadi tujuan
dan manfaat dari variasi stimulus, diantaranya yaitu:
42
mengalami proses kegiatan yang bervariasi, sehingga perasaan bosan
dan kejenuhan akan bisa diatasi.
3) Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa; kemampuan siswa untuk
memerhatikan sesuatu objek akan terbatas, demikian pula motivasi yang
dimiliki siswa akan mengalami naik-turun. Oleh karena itu untuk menjaga
perhatian dan motivasi belajar siswa agar tetap tinggi, variasi stimulus
dapat menjadi solusi yang baik.
4) Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru;
setiap siswa sudah dilengkapi dengan potensi yang sangat mendasar
sebagai modal untuk dikembangkan yaitu rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
sebagai modal dasar ini, akan dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal jika siswa tersebut mengalami proses pembelajaran yang
bervariasi.
5) Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang
berbeda-beda; secara umum tipe belajar siswa dapat digolongkan
kedalam beberapa tipe yaitu: 1) visual, 2) audio, 3) audio-visual, 4)
kinestetik. Dengan menerapkan strategi stimulus pembelajaran yang
bervariasi, maka keragaman tipe belajar siswa akan terakomodasi
sehingga kebutuhan dasar siswa dalam pembelajaran akan dapat
dilayani.
6) Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa; keaktipan belajar harus dilihat
dari segi yang luas, yaitu meliputi aktivitas fisik dan psikhis. Dengan
menyediakan sumber-sumber pembelajaran yang bervariasi, dan model
kegiatan pembelajaran yang bervariasi, maka aktivitas belajar siswa baik
secara fisik maupun psikhis akan terjaga.
43
stimulus tersebut. Pada garis besarnya variasi stimulus dalam pembelajaran
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Variasi dalam gaya mengajar guru; Variasi ini dilakukan pada saat
berlangsungnya kegiatan tatap muka (face to face), antara guru dengan
siswa dan sumber belajar lainnya. Proses pembelajaran melalui tatap
muka akan menarik jika disertai dengan kegiatan yang bervariasi,
diantaranya:
44
akan mengurangi kegiatan-kegiatan yang menyimpang dan
mengganggu terhadap proses pembelajaran ((in-disipliner)
e) Gerak guru (teacher movement); yaitu perpindahan dari satu cara
atau gaya ke cara atau gaya mengajar lainnya, termasuk dari satu
posisi ke posisi lainnya. Dapat dibayangkan jika guru selama proses
pembelajaran berlangsung (yang tidak berhalangan/mengalami
kesulitan), duduk terus di kursi guru, maka tidak ada variasi dari sisi
tempat. Oleh karena itu diperlukan perpindahan yang tepat, kapan
saatnya duduk, berdiri, berjalan dan lain sebagainya. Demikian pula
gerak tubuh lainnya seperti raut muka, anggota badan, termasuk
gerak tubuh yang akan menjadikan pembelajaran menjadi bervariasi.
a) alat atau media visual; yaitu alat pembelajaran dan atau media
pembelajaran yang bisa dilihat, misalnya: gambar, foto, film slide,
bagan, grafik, poster, dan lain sebagainya.
b) alat atau media auditif; yaitu alat pembelajaran dan atau media
pembelajaran yang dapat didengar, misalnya: radio, tape recorder,
slide suara, berbagai jenis suara, dan yang sejenisnya.
c) Alat atau media raba; yaitu alat pembelajaran dan atau media
pembelajaran yang dapat diraba, dimanipulasi atau digerakkan
45
(motorik), misalnya model, benda tiruan, benda aslinya, berbagai
peragaan, dan yang sejenisnya.
46
tertentu, agar variasi yang diterapkan atau dikembangkan tersebut bisa
berguna secara efektif dan efisien, antara lain yaitu:
47
dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melakukan tatap muka dengan
peserta didiknya…??
3. Menurut anda, apa yang kemungkinan terjadi jika dalam mengajar guru lebih
dominan duduk dikursinya didepan kelas tanpa melakukan gerakan
perpindahan keseisi kelas…??
4. Pada saat guru menjelaskan materi didepan kelas, apakah gerakan badan guru
saat menjelaskan materi sambil menulis menghadap papan tulis dan
menjelaskan materi sambal mondar-mandir didalam kelas itu tepat atau
tidak…??. Berikan alasan saudara
5. Pada saat salah seorang siswa bertanya, bagaimana sebaiknya sikap badan
yang ditunjukkan oleh guru didalam kelas, mendekati siswa tersebut atau
menjauhinya…??. Berikan alasan anda
Latihan Kelompok
48
4. Keterampilan Bertanya
Setelah mempelajari, mendiskusikan dan berlatih keterampilan menggunakan
variasi, berikutnya anda membahas tentang keterampilan dasar mengajar untuk
keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjutan. Anda diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:
Dalam pengalaman sehari-hari mungkin kita pernah bertanya dan jawaban yang
didapatkan memuaskan atau tidak menjawab pertanyaan yang diajukan.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain mungkin pertanyaan yang
diajukan tidak jelas, sehingga tidak dimengerti oleh pihak yang diberi
pertanyaan; atau orang yang ditanya tidak memiliki pengetahuan yang cukup
untuk menjawabnya sehingga jawaban yang diberikan tidak tepat atau tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu secara sederhana dapat
49
disimpulkan bahwa kegagalan dalam bertanya mungkin karena belum
menguasai atau belum terampil menggunakan keterampilan bertanya dasar
bertanya. Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh calon guru dan
para guru, keterampilan bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu
dan kebermaknaan pembelajaran. Dapat Anda bayangkan jika dalam satu jam
pembelajaran guru menjelaskan materi secara informatif saja, tanpa disertai
pertanyaan, apakah pertanyaan tersebut hanya sekedar pencingan agar siswa
memusatkan perhatian atau pertanyaan untuk menggali kemampuan berpikuir
siiwa. Maka rasanya proses pembelajaran akan monoton, kurang bergairah,
dan yang paling penting siswa kurang dirangsang untuk berpikir. Oleh karena
itu untuk menciptrakan pembelajaran yang bermakna dan menggugah siswa
untuk berpikir, maka guru harus terampil merencanakan, mengembangkan dan
menerapkan keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran.
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat dilihat maknanya dari dua suku
kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
“Bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan
keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam
menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Berdasarkan pada arti secara
etimologis tersebut, maka secara sedarhana keterampilan bertanya dapat
dirumuskan sebagai ”kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
mengajukan pertanyaan untuk meminta keterangan atau penjelasan dari orang
lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara”.
Dari pengertian tersebut ada dua hal penting yang dapat dijadikan dasar atau
alasan pentingnya belajar dan berlatih mengasah kemampuan
mengembangkan pertanyaan dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Cakap mengajukan pertanyaan; yaitu terampil dan cekatan membuat
pertanyaan yang didasarkan pada pemahaman teori dan pengalaman
praktis, sehingga dengan keterampilannya tersebut memungkinkan yang
ditanya berpikir, mengungkapkan kemampuan terbaiknya untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
b. Meminta keterangan atau penjelasan; yaitu jawaban atas pertanyaan yang
diajukan. Seseorang yang ditanya akan berusaha memberikan penjelasan
50
atau keterangan yang sebenar-benarnya, tergantung pada jenis, bentuk
dan kualitas pertanyaan yang diterimanya.
Pertanyaan yang diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan
dalam bentuk suruhan atau pernyataan, selama itu dimaksudkan adanya
respon dari siswa, dikategorikan sebagai pertanyaan.
a. Kalimat tanya; yaitu kalimat yang memuat pertanyaan yang menuntut
respon dari siswa atau pihak yang ditanya. Misalnya; apa yang dimaksud
dengan hukum ”wajib” secara syar’i.
b. Kalimat suruhan atau pernyataan; yaitu kalimat suruhan atau menyuruh
pada siswa, dan yang menerima suruhan harus merespon atau melakukan
aktvitas, sesuai dengan bunyi atau bentuk suruhannya. Misalnya, coba buat
satu kalimat yang memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Dari beberapa tujuan dan manfaat keterampilan dasar bertanya dalam proses
pembelajaran seperti dikemukakan di atas, secara umum dapat dijelaskan
52
sebagai berikut:
1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran yang didikuntinya
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir sendiri
pada dasarnya adalah bertanya
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dapat mendorong
siswa untuk mencari, menggali sumber-sumber pembelajaran secara
luas dan bervariasi.
4) Memusatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap masalah atau isu-
isu pokok pembelajaran
c. Tipe Pertanyaan
Tipe pertanyaan adalah berhubungan dengan bentuk atau model pertanyaan
yang yang diajukan. Penggunaan setiap tipe atau model pertanyaan yang
disampaikan tergantung pada beberapa pertimbangan, misalnya: a)
pertimbangan tujuan yang ingin dicapai, b) pertimbangan karaktersitik
materi yang sedang dipelajari, dan c) karaktersitik siswa.
Adapun tipe, model atau jenis pertanyaan tersebut pada umumnya digolongkan
kedalam beberapa tipe sebagai berikut:
1) Pertanyaan yang menuntut fakta-fakat; yaitu pertanyan, suruhan atau
pernyataan untuk mengungkap kembali ingatan siswa terhadap
pengalaman atau materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Contohnya:
Guru : “ Tahun berapakah dilaksanakan pemilihan umum yang memilih
presiden langsung oleh rakyat ... ?
2) Pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan; yaitu
pertanyaan, suruhan atau pernyataan untuk mengembangkan atau
melatih daya pikir siswa, khususnya kemampuan berpikir analisis dan
sintesis.
Contohnya:
Guru : Coba kalian bandingkan kondisi ekonomi negara sebelum
reformasi dan setelah reformasi..!
3) Pertanyaan yang menutut kemampuan analisis; yaitu pertanyaan,
suruhan atau pernyataan untuk mengembangkan dan melatih
kemampuan atau daya nalar secara terurai atau analisis.
53
Contohnya:
Guru : “Apa yang menyebabkan terjadinya bencana Tsunami di
Indonesia…???
4) Pertanyaan yang menutut kemampuan memperkirakan (judgment); yaitu
pertanyaan, suruhan atau pernyataan untuk mengembangkan atau
melatih kemampuan meramalkan atau membuat perkiraan-perkiraan.
Contohnya:
Guru : (sambil menunjuk buah papaya) “ Anak-anak…Berapa kg kah
berat buah pepaya ini ?”
5) Pertanyaan yang menutut pengorganisasian; yaitu pertanyaan, suruhan
atau pernyataan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan
berpikir secara teratur,logis, sistematis dan komprehensif.
Contohnya:
Guru : “Jelaskan bagaimana upaya untuk menyelamatkan diri dari
bencana alam gempa bumi ?”
6) Pertanyaan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya; yaitu
pertanyaan, suruhan atau pernyataan untuk memberikan penegasan
atau meyakinkan tentang sesuatu kepada siswa. Pertanyaan, suruhan
atau pernyataan semacam ini digolongkan kedalam jenis pertanyaan
retorika yang tidak perlu mendapatkan jawaban.
Contohnya:
setelah guru menjelaskan tentang cara-cara darurat untuk menyelamatkan
diri dari bahaya gempa bumi, kemudian guru bertanya “Apakah perlu
informasi ini diketahui pula oleh teman-taman kalian yang lain ?”
d. Kriteria dan Syarat Pertanyaan
Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran adalah alat atau
instrumen pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang
aktif, kreatif dan dinamis. Agar pertanyaan yang diajukan tersebut dapat
mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru ketika mengembangkan
jenis, model atau bentuk pertanyaan harus memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
54
1) Bahasa yang jelas; yaitu pertanyaan, suruhan atau pernyataan
disampaikan dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah
dsimengerti oleh pihak yang ditanya
2) Waktu berpikir; yaitu pertanyaan, suruhan atau pernyataan yang
diajukan, harus memberikan waktu yang cukup untuk berpikir bagi siswa,
sehingga dapat menemukan dan menyampaikan jawabannya.
3) Pemerataan/pemindahan giliran (redirecting); yaitu pertanyaan, suruhan
atau pernyataan harus disampaikan secara adil dan merata kepada
setiap siswa, sehingga semua memiliki kesempatan yang sama.
4) Acak; yaitu pertanyaan, suruhan atau pernyataan sebaiknya diberikan
secara acak (tidak berurutan), agar perhatian siswa semuanya terpusat
pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
5) Pemberian acuan (structuring); yaitu pertanyaan, suruhan atau
pernyataan yang disampaikan harus membantu siswa dapat mengolah
informasi pembelajaran dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan. Untuk menemukan jawaban yang tepat dan akurat sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan, kadang-kadang pertanyaannya itu
sendiri harus disertai dengan acuan, agar siswa jelas dan memahami
maksud dan tujuan dari isi pertanyaan tersebut.
6) Kehangatan dan keantusiasan. Suasana pembelajaran harus diciptakan
dalam kondisi yang kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa
merasa aman dan betah dalam belajar. Menyampaikan pertanyaan
merupakan bagian dari startegi pembelajaran yang dikembangkan, dan
oleh karena itu ketika menyampaikan pertanyaan harus tercipta nuansa
psikologis yang hangat (antusias) dan mendorong sipirit belajar yang
tinggi.
7) Merangsang berpikir. Setiap jenis pertanyaan yang diajukan
dimaksudkan untuk mendorong terjadinya proses pembelajaran yang
aktif. Setiap pertanyaan yang diajukan harus menjadi rangsangan
(stimulus) bagis siswa, sehingga siswa merasa tertantang untuk belajar
berpikir, melakukan berbagai aktivitas pembelajaran untuk
menjawabnya.
55
e. Kebiasaan yang harus dihindari
Setiap jenis pertanyaan yang diajukan kepada siswa, bertujuan untuk
mendorong terjadinya proses pembelajaran secara efektif dan efisien, yaitu
belajar yang aktif, kreatif dan berusaha menemukan jawaban lewat mencari
sumber-sumber pembelajaran yang luas dan bervariasi. Sesuai dengan
maksud yang ingin dicapai dari kegiatan bertanya, maka setiap pertanyaan
yang diajukan harus menghindari dari kebiasaan kurang baik antara lain
seperti berikut ini:
1) Mengulangi pertanyaan sendiri.
Kebiasaan mengulang-ulang pertanyaan, pertanyaan, suruhan atau
pernyataan yang dianggap sudah jelas akan mengganggu konsentrasi
siswa untuk menjawabnya. Oleh karena itu apabila pertanyaan yang
diajukan sudah jelas sampai dan dimengerti oleh siswa, guru tidak perlu
mengulang lagi pertanyaan tersebut, melainkan langsung tinggal
menunggu jawaban dari siswa.
2) Mengulangi jawaban siswa
Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa termasuk prinsip
pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Namun apabila
penguatan tersebut dilakukan dengan cara mengulangi lagi jawaban
siswa bukan terknik penguatan yang baik dan harus dihindari, karena
tidak akan mengembangkan pemikiran siswa.
3) Menjawab pertanyaan sendiri
Pertanyaan, pertanyaan, suruhan atau pernyataan yang diajukan oleh guru
dimaksudkan untuk dijawab atau direspon oleh siswa. Oleh karena itu
guru tidak perlu menjawab sendiri atas pertanyaan yang diajukannya,
walaupun siswa belum menemukan jawabannya. Lebih baik guru
menerapkan pertanyaan tuntunan terhadap pertanyaan pertama yang
diajukan sehingga siswa terdorong untuk menjawabnya.
4) Memancing jawaban serentak
Kebiasaan mengajukan pertanyaan, pertanyaan, suruhan atau pernyataan
yang secara spontan memancing siswa bersama-sama menjawabanya
(jawaban serentak) harus dihindari. Misalnya apakah kalian setuju
dengan pendapat dari teman kalian tadi ?. Pertanyaan seperti itu akan
memancing jawaban spontan dari misalnya ” setuju ... atau tidak”. Oleh
56
karena itu pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang mendorong
siswa untuk berpikir terlebih dahulu dengan baik, baru kemudian
menyampaikan jawaban atau respon.
5) Pertanyaan ganda
Siswa akan mengalami kesulitan untuk menjawab secara jelas dan analitis
terhadap pertanyaan dari guru, apabila pertanyaan yang diajukan
tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan. Misalnya jelaskan apa yang
dimaksud dengan gempa tektonik, apa penyebabnya, bagaimana
dampaknya terhadap lingkungan, dan seterusnya. Pertanyaan demikian
akan membingungkan dan mempersulit siswa untuk mengkaji secara
lebih mendalam, sehingga tidak akan didapatkan hasil belajar yang
maksimal. Oleh karena itu pertanyaan sebaiknya disampaikan satu
persatu, sehingga siswa mempunyai kesempatan yang cukup untuk
memikirkan jawaban secara terperinci.
6) Menentukan siswa
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa dengan pertanyaan yang diajukan
dimaksudkan untuk mengaktifkan belajar siswa, dan aktivitas belajar
ditujukan bagi seluruh siswa. Oleh karena itu sebelum pertanyaan
diajukan harus dihindari menyebut atau menentukan siswa tertentu
terlebih dahulu yang harus menjawabnya. Hal ini akan mengurangi
aktivitas belajar untuk semua siswa, karena mungkin sebagaian siswa
akan mengira bahwa yang herus memikirkan jawabannya adalah siswa
yang telah disebut namanya, sementara yang lain tidak memikirkan
jawabannya.
2). Keterampilan Bertanya Lanjutan
Informasi, keterangan atau penjelasan sebagai jawaban atas pertanyaan yang
diajukan (bertanya dasar), kadang-kadang masih belum cukup jelas atau
dapat dimengerti oleh pihak penanya. Dengan demikian agar lebih jelas
maka masih memerlukan jawaban lebih lanjut, lebih mendalam dan
komprehensif, sehingga memperoleh informasi atau keterangan yang lebih
lengkap. Strategi untuk memperoleh jawaban yang lebih luas, mendalam,
komprehensif dan memuaskan itu, dalam keterampilan bertanya tidak
cukup hanya dengan menggunakan bertanya dasar atau pembuka saja,
melainkan harus disusul atau ditindaklanjuti dengan pertanyaan berikutnya
57
yaitu yang disebut disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dari ilustrasi di atas dengan jelas dapat dibedakan antara pertanyaan dasar
dan pertanyaan lanjut, yaitu
1) Pertanyaan dasar adalah pertanyaan awal atau pembuka untuk meminta
informasi atau keterangan terhadap sesuatu yang ditanyakan, jika
informasi dari jawaban pertama masih belum lengkap maka disusul
dengan pertanyaan,
2) Pertanyaan lanjut, yaitu pertanyaan susulan atau yang kedua dengan
menggunakan kalimat atau redaksi pertanyaan, suruhan atau
pernyataan yang berbeda tetapi masih mengacu pada isi pertanyaan
pertama, dengan maksud untuk memperdalam jawaban, informasi atau
penjelasan atas pertanyaan yang diajukan.
59
b. Tujuan, Manfaat dan Karakteristik Bertanya Lanjutan
1). Tujuan dan Manfaat Bertanya Lanjutan
Pada dasarnya tujuan dan manfaat dari pertanyaan lanjut yaitu untuk
mendorong siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam
menganalisis dan memecahkan masalah, melalui kebiasaan berpikir
secara lebih tajam, analitis dan komprehensif. Secara lebih sprsifik
tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut, antara lain adalah sebagai
berikut: 1) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk
menemukan, mengorganisasi, atau menilai atas informasi yang
diperoleh 2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas
informasi yang lebih lengkap dan relavan 3) Mendorong siswa untuk
mengembangkan dan memunculkan ide-ide atau gagasan yang lebih
kreatif dan inovatif 4) Mendorong siswa untuk melakukan proses
pembelajaran dengan lebih analitis, lengkap dan komprehensif.
2) Karakteristik Bertanya Lanjutan
a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengundang proses
mental yang berbeda-beda, misalnya menuntut proses mental
rendah, sedang dan tinggi. Oleh karena itu melalui peranyaan lanjut,
guru dapat mengubah tuntutan tingkat kognitif siswa dari rendah,
sedang kemudian tinggi.
b) Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari rendah ketingkat yang lebih
tinggi dan kompleks, guru harus mengatur urutan pertanyaan yang
diajukan kepada siswa, misalnya dari aspek pemahaman kemudian
aspek penerapan, analisis, sintesis sampai pada aspek evaluasi.
c) Penggunaan pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak digunakan untuk menindaklanjuti atas jawaban
pertama yang disampaikan siswa. Misalnya jika jawaban siswa yang
pertama sudah benar, namun masih bisa ditingkatkan atau lebih
disempurnakan lagi, maka guru bisa menindaklanjuti dengan
mengajukan pertanyaan pelacak.
60
Ada tujuh teknik yang dapat digunakan untuk pertanyaan pelacak, yaitu:
a. meminta klarifikasi,
a. Meminta siswa memberikan alasan,
b. Meminta kesepakatan pandangan,
c. Meminta ketepatan jawaban,
d. Meminta jawaban yang lebih relevan,
e. Meminta contoh,
f. Meminta jawaban yang lebih kompleks.
4) Peningkatan terjadinya interaksi
Dengan bertanya dimaksudkan untuk menciptakan proses
pembelajaran yang aktif, untuk terjadinya pembelajaran aktif
pertanyaan yang diajukan tidak hanya oleh guru kepada siswa, akan
tetapi dari siswa kepada siswa, maupun kepada guru. Dengan
demikian untuk meningkatkan keterlibatan siswa belajar secara aktif,
guru sebaiknya mengurangi peranannya sebagai penanya sentral.
61
2) Pertanyaan pemahaman (understand)
Pertanyaan untuk membimbing siswa mengorganisasikan dan
menyusun materi-materi yang telah diketahui sebelumnya. Dalam
menjawab pertanyaan ini siswa harus mampu memilih fakta-fakta yang
cocok, sehingga dalam menyampaikan jawaban bukan sekedar
mengingat kembali informasi, atau fakta. Kata-kata yang sering
digunakan untuk pertanyaan pemahaman, misalnya: deskripsikan,
uraikan, bandingkan, cari perbedaannya, sederhanakan, katakan
dengan bahasamu sendiri, jelaskan ide pokok dari tulisan tersebut, dan
yang sejenisnya. Jawaban terhadap pertanyaan pemahaman seperti
dalam contoh di atas, adalah menuntut siswa merumuskan secara
deskirptif dengan menggunakan bahasa sendiri.
3) Pertanyaan penerapan (aplication)
Kemampuan mengingat, menginterpretasikan atau mendeskripsikan
terhadap pengalaman belajar yang telah dilakukan siswa, sangat
penting untuk kuasai oleh siswa karena menjadi salah satu indikator
dari hasil pembelajaran yang efektif dan efisien. Namun dengan
kemampuan itu saja masih belum cukup, siswa harus dibimbing agar
mampu menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dimilikinya
dalam memecahkan masalah-masalah aktual. Adapun jenis
pertanyaan untuk mendorong siswa menerapkan informasi-informasi
yang telah mereka pelajari kedalam kemampuan pemecahan masalah
praktis disebut dengan pertanyaan penerapan (aplication). Pertanyaan
penerapan menuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan baik
berupa suatu aturan, generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu
masalah dan menemukan jawaban yang benar terhadap masalah itu.
Adapun kata-kata kunci yang sering digunakan dalam
mengembangkan pertanyaan penerapan antara lain seperti: terapkan,
klasifikasikan, gunakan, pilih, manfaatkan, tulis suatu conoth,
pecahkan, dan lain sebagaina yang sejenis.
4) Pertanyaan analisis (analysis)
Pertanyaan analisis, dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa secara lebih rinci, kritis dan mendalam.
Pertanyaan analsis biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi,
62
mempertimbangkan dan menganalisis. Adapun kata-kata kunci yang
sering pakai untuk pertanyaan analisis, antara lain: identifikasi motif
atau sebab-sebab, membuat kesimpulan, menemukan kejadian,
dukungan, analisis, mengapa, dan lain sebagainya.
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation)
Jenis pertanyaan evaluasi hampir sejenis dengan jenis pertanyaan
analisis dan sintesis, yaitu termasuk kedalam jenis pertanyaan tinggi
bahkan merupakan puncaknya. Pertanyaan evaluasi menuntut
kemampuan berpikir dan proses mental yang tinggi dari siswa.
Pertanyaan evaluasi tidak mempunyai suatu jawaban benar tunggal,
akan tetapi mendorong siswa dapat membuat keputusan atau
pertimbangan baik tidaknya suatu ide, pemecahan masalah. Adapun
kata-kata yang sering digunakan untuk mengembangkan jenis
pertanyaan evaluasi seperti: putusan, argumentasi, memutuskan,
mengevaluasi, beri pendapatmu, yang mana gambar yang paling balik,
mana pemecahan yang paling baik, apakah hal itu akan lebih baik, dan
lain sebagainya.
6) Pertanyaan menciptakan (create)
Mencipta merupakan proses kognitif yang melibatkan penyusunan
elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren dan
fungsional. Create atau mencipta diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam meletakkan, mengaitkan dan menyatukan berbagai
elemen dan unsur pengetahuan dalam bentuk keseluruhan sehingga
tercipta bentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Hasil belajar pada
klasifikasi mencipta ini merupakan penekanan pada kreativitas dengan
penekanan kepada rumusan pola-pola baru atau struktur sehingga
terbentuk suatu yang utuh atau menyeluruh. Misalnya, perencanaan
suatu kegiatan belajar mengajar atau kegiatan sosial .
Berikut Taksonomi Anderson dan Krathwohl (2001:66-88) disajikan
pada Tabel 1 dan 2 berdasarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) dan kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) serta
berdasarkan kategori dan proses berfikir:
63
Tabel 1. Taksonomi Anderson dan Krathwohl
Berdasarkan Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
dan kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS)
Kategori dan
Proses Nama-Nama Lain Definisi dan Contoh
Kognitif
64
Mengambil pengetahuan yang relevan
dari memori
Mengingat jangka panjang (misalnya mengingat
1.2 Mengambil
kembali kembali tanggal
peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah
Indonesia)
Menyarikan,
Membuat kesimpulan yang logis dari
Mengesktrapolasi,
2.5 Menyimpulkan informasi yang diterima (misalnya
Menginterpolasi, alam belajar bahasa Inggris,
menyimpulkan tata bahasa berdasarkan
Memprediksi contohnya
Mengontraskan,
Menentukan hubungan antara dua ide,
Membandingk dua objek, dan semacamnya (misalnya,
2.6 Memetakan,
an membandingkan peristiwa-peristiwa
Mencocokkan sejarah dengan keadaan sekarang)
Membuat model sebab – akibat dalam
sebuah system (misalnya, menjelaskan
2.7 Menjelaskan Membuat model sebab-sebab terjadinya peristiwa-
peristiwa penting pada abad ke 18
di Indonesia
65
Mengimplemen- Menggunakan Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak
familier (misalnya, menggunakan Hukum Newton kedua
3.2 tasikan pada konteks yang tepat)
66
Latihan Mandiri
Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang yelah dipelajari dalam
kegiatan belajar di atas, selanjutnya silahkan kerjakan latihan berikut ini:
1. Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran adalah alat atau
instrumen pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang
aktif, kreatif dan dinamis, bagaimanakah pertanyaan yang harus diajukan oleh
seorang guru agar dapat mencapai sasaran yang diharapkan …??
2. Jika seorang peserta didik kesulitan dalam menjawab pertanyaan guru, maka
bagaimanakah sebaiknya upaya yang dilakukan oleh guru tersebut dalam
mengarahkan siswanya agar mampu menjawab pertanyaan yang sudah
diajukan…??
3. Apakah setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru wajib disusul dengan
pertanyaan lanjutan…??
4. Uraikan apa saja kegiatan yang harus dipenuhi oleh seorang guru pada saat
menutup pelajaran…??.
5. Dalam keterampilan bertanya, ada dua jenis tingkat pertanyaan yaitu
pertanyaan tingkat rendah (LOTS) dan pertanyaan tingkat tinggi (HOTS).
Jelaskan perbedaan kedua jenis pertanyaan tersebut…
Latihan Kelompok
67
rekomendasi (saran) untuk memperbaiki terhadap kekurangan yang masih ada,
sehingga akhirnya dapat memperoleh kemampuan yang optimal dan
profesional
68
5. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skill)
69
memuji; “Bagus, tugasmu sungguh baik, rapi, dan diselesaikan tepat waktu”.
Atau, bisa saja guru itu mendekati pada siswa itu, kemudian ia mengelus-elus
pundaknya dan mengatakan: “Sungguh, kamu ini telah bekerja keras, bagus
sekali hasilnya”. Cara-cara yang dilakukan guru itu tentu saja akan
membesarkan hati para peserta didik untuk lebih meningkatkan lagi proses
belajarnya di masa yang akan datang.
Contoh lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
Contoh 1
Guru : Ibu telah menjelaskan bahwa kerusakan dapat menimbulkan
penderitaan bagi warga masyarakat. Sebutkan salah satu
penderitaan yang dapat dialami oleh masyarakat. Sejenak
memperhatikan seluruh siswa, lalu menghunjuk salah seorang di
antara mereka sambil berkata ….kamu Dona!
Dona : Warga masyarakat ketakutan sehingga merasa tidak aman.
Guru : Bagus ….jawaban yang sangat tepat, Ibu bangga punya murid
seperti kamu. Masih ada yang mau menambahkan pendapat Dona.
Nah! Kamu ….Arif!
Arif : Warga masyarakat tidak bisa mencari nafkah dan beribadah
dengan aman, Bu ….
Guru : Jawabanmu tepat sekali Arif, terima kasih, Ibu senang punya siswa
yang pandai di kelas ini. Arif telah melengkapi jawaban dari Dona.
Contoh 2
Guru : Dapatkah kamu mengemukakan nama-nama binatang atau fauna
Indonesia yang dilindungi undang-undang dalam arti tidak boleh
atau dilarang ditembak, kamu Bima (sambil menunjuk murid yang
bernama Bima)
Guru : Itu betul Bima, tetapi kamu harus ingat, bahwa kuda nil bukan fauna
asli Indonesia, artinya mereka tidak hidup di alam bebas di
Indonesia, adanya di kebun binatang. Dari mana sesungguhnya
kuda nil itu berasal, Wati?
70
Contoh 3
Guru : Pak Guru sambil memperlihatkan ke seluruh kelas gambar yang
berbentuk bola kecil.
Cici : Gambar bola Bu, bola tenis.
Guru : Mengerutkan kening dan menunjukkan wajah mendung atau
gelengan kepala (menandakan gambar tersebut salah)
Cici : Gambar bola softball, sebab tampak benang jahitannya Bu.
Contoh 4
Guru : Dengarkan baik-baik! Sesudah Bapak koreksi tugas kalian, hasilnya
sangat memuaskan sekali. Bapak bangga sekali, karena itu sekarang
kalian boleh melihat pertandingan bola voli. Kepada Riska yang
mendapat nilai tertinggi Bapak menghadiahkan sebuah buku
Siswa : Secara serempak mengucapkan terima kasih, sambil bertepuk
tangan dan bersorak, mereka keluar menonton pertandingan bola voli.
c. Jenis-jenis Penguatan
Guru dapat emnggunakan jenis-jenis penguatan dalam proses belajar-
mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlangsung di kelasnya.
Ada pun jenis-jenis penguatan itu adalah:
1. Penguatan verbal
1. Kata-kata: “bagus”, “baik”, “betul”, “cerdas”, “hebat”, “mantap”,
“setuju”, “mengagumkan”, “ya”, paten”, dan sebagainya.
2. Kalimat: “Pekerjaanmu baik sekali Ani!”, “ Saya gembira dengan
hasil pekerjaan Anda”, “Inilah contoh siswa yang payut diteladani
oleh teman-teman sekelas!”.
2. Penguatan nonverbal, yaitu penguatan yang dinyatakan dalam bentuk
ekspresi wajah, misalnya dalam bentuk:
senyum atau kerutan kening
anggukan kepala atau gelengan
wajah cerah atau wajah mendung
sorotan mata yang sejuk atau tajam
dan lain-lain.
3. Penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh yang memberi
arti/ kesan baik kepada peserta didik. Misalnya: tepuk tangan, ancungan
jempol, anggukan kepala, gelengan kepala, dan sebagainya.
4. Penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru kepada perilaku
peserta didik dengan cara mendekatinya. Penguatan dengan cara
72
pendekatan ini dapat dilakukan tatkala peserta didik menjawab pertanyaan
baik pertanyaan dari gurunya maupun temannya, bertanya, diskusi atau
aktivitas lainnya.
5. Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru
dengan cara menyentuh peserta didik, seperti, “menepuk pundak peserta
didik”, “menjabat tangan”, “mengangkat tangan peserta didik”, dan
sebagainya.
6. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, yaitu
memberikan penghargaan kepada kemampuan peserta didik dalam suatu
bidang tertentu seperti peserta didik yang pandai bernyanyi diberikan
kesempatan untuk melatih vokal pada temannya, yang pandai dapat
dijadikan tutur sebaya, dan sebagainya.
7. Penguatan berupa tanda atau benda, yakni adakalanya guru memberikan
penilaian kepada peserta didik yang berupa simbol-simbol atau benda-
benda. Penguatan ini dapat berupa komentar tertulis atas karya peserta
didik, hadiah berupa buku tulis, piagam, lencana, dan sebagainya.
73
karya kalian minggu yang lalu”. Ungkapan ini tidak akan efektif jika
diberikan satu minggu kemudian. Tetapi penguatan itu harus diberikan
saat itu juga.
4. Penguatan tidak penuh
Apabila seseorang siswa memberikan jawaban hanya sebagian saja yang
benar, tindak guru ialah memberi penguatan tidak penuh (partial).
Contoh: “Ya, jawabanmu sudah baik, hanya masih perlu dikembangkan
sedikit lahi”. Selanjutnya guru meminta siswa lain untuk
menyempurnakan jawaban tersebut.
e. Prinsip-prinsip Penguatan
Beberapa hal yang penting dijadikan pedoman guru dalam memberikan suatu
penguatan kepada peserta didik, yaitu:
1. Dilakukan dengan hangat dan semangat
2. Memberikan kesan positif kepada peserta didik.
3. Berdampak terhadap perilaku positif.
4. Dapat bersifat pribadi atau kelompok.
5. Hindari penggunaan respons negatif.
6. Hindari penguatan yang inflasi.
Latihan Mandiri
Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam
kegiatan belajar di atas, selanjutnya silakan kerjakan latihan berikut ini.
74
1. Menurut Anda mengapa seseorang yang telah melakukan sesuatu kegiatan
terhadap orang lain harus diberi penghargaan?
2. Bagaimana keterampilan mendorong partisipasi murid (Reinforcement) itu
dilatihkan?
3. Mengapa dalam memberikan penguatan kepada siswa harus hangat dan
bersemangat? Beri alasan Anda!
4. Mengapa dalam memberikan penguatan kepada siswa guru harus menghindari
penguatan yang bersifat inflasi? Kemukakan jawan Anda!
5. Bagaimana keterampilan mendorong partisiapsi murid (reinforcement) itu
dilatihkan?
Latihan kelompok
Evaluasi
75
2. Kemukakan alasan Saudara, mengapa memberi penguatan itu penting dalam
pengajaran.
3. Klasifikasikan jenis-jenis penguatan yang bisa diberikan disertai dengan
contohnya!
4. Banyak cara penggunaan pemberian penguatan yang dilakukan guru dalam
proses pembelajaran. Kemukakan pendapat anda dan buatlah masing-masing
contoh cara penggunaan tersebut!
5. Beberapa hal yang penting yang dijadikan pedoman guru dalam memberikan
penguatan kepada peserta didik. Tentukan prinsip-prinsip penguatan tersebut!
76
6. Keterampilan Mengelola Kelas
Pada dasarnya kegiatan guru, saat pelajaran berlangsung terdiri dari dua hal pokok
yakni: “mengajar dan mengelola kelas”. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara
langsung mengingatkan siswa untuk mencapai tujuan sedangkan mengelola kelas
bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar belajar dapat
berlangsung efektif dan efisien.
Permasalahan yang dihadapi guru di kelas pun menyangkut dua kegiatan tadi yakni
permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan mengajar dan yang berhubungan
dengan pengelolaan kelas. Hal ini tampaknya sederhana, padahal tidak jarang terjadi
seorang guru menangani masalah yang bersifat pengajaran tetapi pemecahannya
dengan hal-hal yang bersifat pengelolaan kelas, dan sebaliknya.
Contohnya: seorang guru berusaha “menyajikan pelajaran dengan cara yang lebih
menarik agar siswa yang sering tidak masuk menghadiri pelajarannya”, padahal siswa
tersebut tidak masuk karena merasa tidak diterima oleh kawan-kawannya di dalam
kelompok teman sebaya. Membuat pelajaran lebih menarik adalah masalah
77
pengajaran sedangkan diterima/ tidak diterima teman dalam kelompok, adalah
masalah pengelolaan kelas.
79
dalam arti guru selalu memiliki waktu untuk semua perilaku peserta didik,
baik peserta didik yang menunjukkan perilaku positif maupun perilaku
negatif/kondusif.
2) Membagi perhatian
Guru harus mampu membagi perhatian ke semua peserta didik. Perhatian itu
dapat bersifat visual maupun verbal.
3) Memusatkan perhatian kelompok
Mempertahankan dan meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan cara
memusatkan kelompok kepada tugas-tugasnya dari waktu ke waktu.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan selalu menyiagakan peserta didik dan
menuntut tanggung jawab peserta didik akan tugas-tugasnya.
4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Petunjuk ini dapat dilakukan untuk meteri yang disampaikan, tugas yang
diberikan dan perilaku-perilaku peserta didik lainnya yang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung pada pelajaran.
5) Menegur
Tegurlah peserta didik bila mereka menunjukkan perilaku yang mengganggu
atau menyimpang. Sampaikan teguran itu dengan tegas dan jelas tertuju
pada perilaku yang mengganggu, menghindari ejekan dan peringatan yang
kasar dan menyakitkan.
6) Memberi penguatan
Perilaku peserta didik baik yang positif maupun negatif perlu memperoleh
penguatan. Perilaku positif diberikan penguatan agar perilaku tersebut
muncul kembali. Perilaku negatif diberikan penguatan dengan cara
memberikan teguran atau hukuman agar perilaku tersebut tidak terjadi
kembali.
Sedangkan dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas yang
bersifat represif, guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara:
80
Dalam menangani masalah pengelolaan kelas, guru dapat memanfaatkan
pendekatan pemecahan masalah kelompok. Pendekatan ini dapat dilakukan
dengan cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan
kelompok.
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.
Guru dapat melaksanakan beberapa cara untuk mengendalikan tingkah laku
mengganggu yang muncul yaitu dengan cara: 1) menyadari sebab-sebab
perilaku itu muncul, 2) menemukan pemecahannya.
81
4) Pendekatan proses kelompok
Dalam pendekatan ini, peranan guru adalah mengembangkan dan
mempertahankan keeratan hubungan antarsiswa, semangat produktivitas
dan berorientasi pada tujuan kelompok. Bila guru menangani tingkah laku
yang menyimpang melalui pendekatan ini tujuannya adalah untuk membantu
kelompok itu bertanggung jawab atas perbuatan anggota-anggotanya.
Latihan Mandiri
Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam
kegiatan belajar di atas, selanjutnya silakan kerjakan latihan berikut ini.
1. Pada dasarnya kegiatan guru, saat pelajaran berlangsung terdiiri dari dua kegiatan
pokok, mengelola pengajaran dan pengelolan kelas. Bedakanlah kedua istilah
tersebut disertai dengan contohnya!
2. Dalam mengelola kegiatan guru dihadapkan kepada masalah yang berasal dari
dua sumber. Identifikasilah kedua sumber tersebut dan kemukakan alternatif
pemecahan masalahnya!
3. Mengapa seorang guru jangan menegur siswa dihadapan kawan-kawannya. Beri
alasan anda!
4. Apa yang menjadi asumsi dasar bahwa dalam kegiatan mengelola kelas
diperlukan pendekatan iklim sosio-emosional? Beri alasan Anda!
5. Identifikasi kegiatan apa saja yang yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
mengembangkan keterampilan mengelola kelas yang bersifat preventif dan
represif disertai dengan contohnya!
Latihan kelompok
83
memberikan umpan balik untuk membahas sejauhmana setiap peserta telah
menguasai keterampilan yang telah dilatihkan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Kemukakansecara objektif kelebihan dan kekurangan dari setiap peserta, lalu
bagaimana solusinya? Saran apa yang dapat diberikan untuk perbaikan terhadap
kekurangan tersebut, sehingga memperoleh hasil yang optimal!
Evaluasi
84
7. Keterampilan Membimbing Diskusi kelompok Kecil (Small Group Teaching
Skill)
85
iklim dan suasana yang penuh keterbukaan. Mereka sebaiknya memiliki
kebebasan atau rasa kemerdekaan yang kuat di dalam mengemukakan
suatu pendapat, sehingga suasana belajarnya atau kehidupannya kelak
akan menjadi lebih maju dan dinamis. Agar maksud penyelenggaraan
diskusi kelompok kecil dapat tercapai dengan baik, maka terdapat
sejumlah keterampilan yang harus dikuasai guru.
86
didik yang logis dan untuk merangsang pendapat-pendaapt peserta
didik, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang problematis.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Peserta didik yang tidak ikut berpartisipasi harus disiasati agar turut
berpartisipasi, misalnya dengan pertanyaan yang langsung tertuju pada
peserta didik yang tidak aktif.
6. Menutup diskusi
Membuat rangkuman, menentukan langkah tindak lanjut dan menilai
bersama-sama dengan peserta didik tentang diskusi yang tealh
berlangsung merupakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru
dalam menutup diskusi (Darmadi, 2012).
Latihan Mandiri
Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam
kegiatan belajar di atas, selanjutnya silakan kerjakan latihan berikut ini.
87
2. Beri alasan Anda, mengapa melaksanakan diskusi dalam suasana yang
menyenangkan!
3. Mengapa guru harus menganalisis pandangan peserta didik? Dan apa
dampaknya jika guru tidak menganalisis pandangan peserta didik tersebu? Beri
alasan Anda!
4. Dalam diskusi menyebarkan kesempatan berpartisipasi sangat diperlukan.
Mengapa demikan? Beri alasan Anda!
5. Beri tanggapan Anda, Jika guru membiarkan peserta didik mengemukakan
pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan!
Latihan kelompok
Evaluasi
89
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan (Small Group
Teaching and Individualizing Teaching Skill)
90
harus memiliki alternatif lain di dalam upaya memperhatikan kebutuhan-
kebutuhan individu si anak.
91
Latihan Mandiri
Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam
kegiatan belajar di atas, selanjutnya silakan kerjakan latihan berikut ini.
1. Pada dasarnya kegiatan guru dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan terdiri dari dua kegiatan pokok, yaitu pengajaran kelompok kecil dan
perorangan. Bedakanlah kedua istilah tersebut disertai dengan contohnya!
2. Kemukakan pendapat anda, apa yang menjadi tujuan mengajar kelompok kecil
dan perorangan. Beri alasannya!
3. Untuk kepentingan apa guru memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan tersebut? Beri alasan Anda!
4. Untuk membuat pengajaran kelompok kecil dan perorangan berhasil dengan baik,
guru mengadakan pendekatan secara pribadi. Uraikan pendapat Anda hal apa
saja yang dapat dilakukan oleh seorang guru tersebut!
5. Temukan letak perbedaan penekanan utama dalam keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
Latihan kelompok
92
5. Kemukakan secara objektif kelebihan dan kekurangan dari setiap peserta, lalu
bagaimana solusinya? Saran apa yang dapat diberikan untuk perbaikan
terhadap kekurangan tersebut, sehingga memperoleh hasil yang optimal!
Evaluasi
93
KEGIATAN PEMBELAJARAN III
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MIKRO
A. Tujuan Pembelajaran
Pembahasan dalam kegiatan pembelajaran III ini yaitu “Prosedur Pelaksanaan
Pembelajaran Mikro”. Secara khusus pokok bahasan akan difokuskan pada
langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran
mikro. Apa yang harus dilakukan oleh calon atau para guru ketika melaksanakan
pembelajaran mikro, sehingga dengan mengikuti prosedur yang benar dapat
berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu
meningkatkan mutu guru dalam keterampilan mengajarnya.
Adapun materi yang akan Anda ikuti saat ini yaitu membahas langkah-langkah atau
prosedur yang harus dilakukan ketika melaksanakan pembelajaran mikro. Materi
ini tentu saja adalah untuk membantu Anda menjawab pertanyaan “bagaimana”
melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan atau model pembelajaran
mikro.
Untuk mencapai ketiga tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka topik-topik
yang akan Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini terdiri dari tiga sub
pokok bahasan, yaitu:
1. Persiapan pembelajaran mikro; yaitu akan mengidentifikasi dan membahas
jenis- jenis persiapan apa saja yang harus dilakukan oleh setiap peserta yang
akan melakukan proses pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran
94
mikro.
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran mikro; yaitu akan mengidentifikasi dan
membahas tahap kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh setiap peserta
yang melakukan proses pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran
mikro.
B. Materi Pembelajaran
95
setiap jenis keterampilan mengajar yang dilatihkannya.
b. Micro periods, yaitu waktu untuk melatih setiap jenis keterampilan mengajar
diperpendek dari waktu pembelajaran biasa seperti yang terjadi di kelas yang
sebenarnya. Ini juga sebagai realisasi dari hakikat pembelajaran mikro
seperti yang dijelaskan sebelumnya yaitu ”disederhanakan”. Salah satu
contoh penyederhanaan tersebut yaitu dalam penggunaan waktu. Bila dalam
pembelajaran biasa satu jam pembelajaran antara 35-40 menit, maka dalam
pembelajaran mikro untuk melatih setiap bagian-bagian keterampilan dasar
mengajar tersebut hanya berkisar antara 10 -15 menit.
c. Cyclical model, yaitu proses latihan yang dilakukan secara berulang-ulang
sampai diperoleh penguasaan yang maksimal dari setiap jenis keterampilan
yang dilatihkannya. Untuk memperoleh penguasaan yang tuntas terhadap
setiap materi pembelajaran, tidak bisa dilakukan hanya dengan sekali waktu,
atau satu kali kegiatan saja. Untuk menguasai terhadap sesuatu perlu proses,
semakin baik proses yang dilakukan semakin baik pula hasil yang akan
dicapai. Oleh karena itu melalui pembelajaran mikro, setiap peserta yang
berlatih sangat terbuka dan sangat dianjurkan untuk berlatih secara terus
menerus sesuai dengan kebutuhan. Dalam pembelajaran ada satu prinsip
yang disebut dengan prinsip pengulangan. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa
proses pembelajaran termasuk latihan harus dilakukan berulang-ulang
(Cyclical model). Dengan pengulangan akan memperkuat daya ingat sehingga
akan lama tersimpan (relativelly permanent) dalam ingatan. Selain akan
menjadi tahan lama diingat, melalui latihan yang dilakukan berulang-ulang,
maka akan semakin meningkatkan kecakapan atau keterampilan
(acquirement) keterampilan yang dilatihkan. Misalnya Tina mahasiswa
keguruan yang berlatih keterampilan membuka, latihan ke 1 masih belum
lancar, latikan ke 2 ada peningkatan tapi masih ada kekurangan yang
mendasar, ulangi lagi latihan ke 3 ternyata lebih baik dari hasil ke 1 dan ke
2. Setiap kali melakukan pengulangan harus ditempuh dalam suatu proses
sebagai berikut: mengajar, mengkritisi/diskui, mengajar kembali,
mengkritisi/diskusi (teach-critique-re-teach-critique) sampai dianggap tuntas.
96
2. Mengetahui Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Tahap kedua sebagai persiapan melaksanakan pembelajaran mikro adalah
mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan mengajar, lalu berusaha dengan
belajar untuk memahami setiap jenis keterampilan dasar mengajar tersebut.
Dalam pembelajaran modul 1 dan 2, sudah banyak disinggung, bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek. Ada tujuan/kompetensi
yang harus dicapai, materi pembelajaran untuk mencapai tujuan, metode dan
media serta sumber pembelajaran, dan ada aspek evalusi. Selain itu ada siswa
dengan berbagai karakteristiknya, sarana dan lingkungan bersifat fisik maupun
sosial, dan lain sebagainya. Guru yang profesional harus memiliki kemampuan
mengelola setiap unsur pembelajaran tersebut, sehingga setiap unsur
pembelajaran tersebut secara maksimal saling mempengaruhi untuk terjadinya
proses belajar pada siswa. Tugas guru adalah memberlajarkan siswa, yaitu
bagaimana agar siswa sebagai objek dan subjek pembelajaran dapat
berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran secara optimal, untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang berkualitas. Faktor penentu keberhasilan
pembelajaran terletak pada penampilan guru, yang salah satu unsur
penampilan tersebut adalah berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar.
97
mikro, yaitu melakukan observasi atau pengamatan ke sekolah (kelas). Perlu
diingat bahwa observasi ke sekolah/kelas bukan untuk membicarakan rencana
pembelajaran mikro disekolah/kelas, tapi Anda berkunjung ke sekolah itu untuk
belajar melalui pengalaman langsung bagaimana cara guru mengajar.
Observasi dalam bahasa Inggris “to observe”, memiliki banyak makna antara lain:
mengamati, melihat, memperhatikan. Dari makna-makna tersebut, observasi
adalah kegiatan memperhatikan secara cermat terhadap sesuatu yang dilihat.
Dalam hal ini kegiatan observasi yaitu untuk mencermati dengan teliti kegiatan
guru yang sedang melakukan pembelajaran di kelas yang sesungguhnya.
Dalam melakukan pengamatan Anda tidak harus ikut campur (interpensi)
kepada guru yang sedang mengajar, anda hanya sebagai pemerhati yang aktif
merekam, mencatat setiap tingkah laku guru ketika sedang mengajar. Oleh
karena itu dalam bahasa Inggris “to observe” berarti pula menghormat, artinya
Anda hormat dan patuh pada keadaan atau kondisi pembelajaran yang sedang
dilakukan oleh guru.
Agar tidak mengganggu jalannya pembelajaran, ketika melakukan observasi
sebaiknya Anda mencari tempat yang aman, sehingga guru yang diobservasi
tidak merasa diperhatikan oleh Anda, dan dengan demikian Anda dapat melihat
penampilan guru secara wajar seperti biasa mereka lakukan sehari-hari, seperti
layaknya tanpa ada yang mengamati. Selesai melakukan observasi, Anda
kembali ketempat belajar (kampus atau tempat tugas) untuk mengkaji,
merenungkan, mendiskusikan dan membuat refleksi terhadap pengalaman atau
temuan dari hasil observasi yang telah dilakukan. Untuk memperkaya Anda
dalam berdiskusi, Anda pun buka kembali topik-topik yang membahas
pembelajaran mikro terutama topik keterampilan dasar mengajar. Hubungkan
antara teori yang Anda pelajari dengan penampilan guru ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas. Simpulkan dimana kelebihan dan kekurangannya,
dikaitkan dengan teori yang anda baca, kemudian simpulkan bagaimana
seharusnya kalau Anda nanti melakukan latihan dalam pembelajaran mikro.
98
jenis-jenis keterampilan dasar mengajar, dan tahap kegiatan observasi kelas.
Itu semua baru sebagian dari keseluruhan persiapan yang harus dilakukan oleh
setiap yang akan melakukan proses pembelajaran melalui model pembelajaran
mikro. Adapun pembahasan berikutnya masih kelanjutan dari ketiga jenis yang
telah disebutkan tadi, yaitu membuat perencanaan pembelajaran mikro.
Sesuai dengan namanya yaitu rencana pembelajaran mikro, maka tentu saja
bentuk atau rencana pembelajaran itu harus disesuaikan dengan karakteristik
dan prinsip pembelajaran mikro itu sendiri. Ingat pembahasan sebelumnya
hakikat pembelajaran mikro adalah kegiatan yang disederhanakan. Oleh karena
itu maka model rencana pembelajaran mikro, harus mencerminkan dari hakikat
pembelajaran mikro itu sendiri.
99
peserta pembelajaran mikro. Demikian juga jika yang akan berlatih untuk lebih
meningkatkan keterampilan dasarnya adalah para guru (in-service training),
maka ia tinggal mencari teman agar memenuhi jumlah anggota kelompok
sebanyak antara 7-8 orang.
Jika digambarkan maka posisi setiap anggota atau peserta yang terlibat dalam
pembelajaran mikro seperti dalam bagan berikut:
SISWA
SISWA
SISWA
GURU/
PRAKTIKAN SISWA
OBSERVER
100
atau kejadian selama pembelajaran berlangsung, sebaiknya dilengkapi alat
perekaman vedeo. Tugas observer selain mencatat hal-hal penting, diakhir
pembelajaran adalah yang memberikan masukan, saran, dan solusi untuk lebih
meningkatkan penampilan yang sedang berlatih. Oleh karena itu seseorang
yang menjadi observer, harus yang sudah memiliki pengalaman lebih
dibidangnya, sehingga dapat memberikan masukan yang maksimal.
101
ruang atau tempat khusus untuk pembelajaran mikro, bukan di kelas yang
sebenarnya (not real classroom teaching), menghadapi teman sendiri atau
teman sejawat sebagai siswanya (peer teaching), akan tetapi tugas guru
adalah mengajar yang sebenarnya (real teaching). Seperti halnya kegiatan
pembelajaran yang sebenarnya, maka setiap tahapan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dalam pembelajaran mikro harus ditempuh. Kegiatan
membuka pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan penutup pembelajaran
secara utuh harus dilakukan. Hanya mengingat waktu pembelajaran mikro
berkisar antara 10 s.d 15 menit, maka guru yang berlatih harus menyesuaikan
dengan waktu yang tersedia. Demikian pula dengan unsur materi
pembelajaran, interaksi pembelajaran harus dilakukan sebagaimana
mestinyta. Hanya karena setiap peserta yang berlatih memfokuskan pada
jenis-jenis keterampilan tertentu saja, maka dalam pelaksanaannya ketika
memerankan sebagai guru, jenis keterampilan yang dilatihkan terus menerus
harus menjadi fokus latihan. Unsur pokok yang membedakan antara kegiatan
pembelajaran mikro dengan pembelajaran biasa terletak pada “fokus jenis
keterampilan” yang akan dilatihkan. Jika dalam pembelajaran biasa seluruh
unsur pembelajaran harus dikuasai dan dilakukan secara optimal untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Maka dalam pembelajaran mikro (sebagai
tempat berlatih) guru memusatkan perhatian dan kemampuannya kepada
jenis keterampilan spesifik yang sedang dilatihkan. Oleh karena itu unsur
pembelajaran lain walaupun dilakukan, sifatnya hanya sebagai penunjang
agar pembelajaran berlangsung secara wajar. Sedangkan yang menjadi
acuan utama tetap fokus pada latihan menerapkan jenis keterampilan yang
direncanakan. Contoh; jika dalam perencanaan pembelajaran mikro, fokus
materi latihannya adalah “Keterampilan Bertanya”, maka jenis keterampilan
itu yang mendominasi dan harus terus menerus dilatihkan dalam
pembelajarannya. Mulai membuka pembelajaran misalnya, maka apersepsi
dilakukan dengan menerapkan unsur-unsur “keterampilan bertanya”. Melalui
pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh guru yang sedang berlatih,
apakah sudah dapat mengkondisikan siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan hakikat dari apersepsi. Demikian pula dalam
kegiatan inti saat membimbing interaksi pembelajaran dan kegiatan akhir
untuk menutup pembelajaran, “keterampilan bertanyalah” yang lebih banyak
102
digunakan. Dengan memfokuskan kegiatan pada jenis keterampilan
bertanya sebagai keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, maka akan
memberikan gambaran dan informasi yang lengkap tingkat kemampuan guru
yang sedang berlatih dalam penguasaan dan keterampilan bertanya dalam
pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan akan terlihat oleh pembimbing dan
pihak yang mengobservasi, sehingga akan diperoleh bahan untuk
melakukan diskusi pasca tampil berlatih. Jika pada tahap latihan pertama
”keterampilan bertanya” ternyata belum bisa berjalan sebagaimana yang
diharapkan, maka peserta yang berlatih melakukan persiapan ulang untuk
tampil pada sesi latihan yang kedua kalinya dengan didasarkan pada
masukan hasil diskusi dan refleksi pada penampilan pertama.
Dengan demikian pada saat berperan sebagai siswa, sekaligus ia juga aktif
untuk mencermati gerak-gerik dan perilaku guru, membuat catatan kelebihan
dan kekurangannya untuk dijadikan bahan masukan pada saat diskusi
balikan. Dijelaskan oleh Sheridian “Group members are expected to
participate actively in other’s presentations. They should write down any
comments they would like to make during the feedback period” (2005).
Menurut Sheridian, keterlibatan secara aktif dari setiap anggota dalam
103
kelompok pembelajaran mikro sangat diharapkan. Melalui aktivitas yang
tinggi dari setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran mikro diharapkan
dapat memberikan masukan, pengalaman dan pembelajaran yang sangat
berharga bagi pihak yang berlatih (trainee).
104
infomasi dari penampilannya akan muncul dari pihak observer atau
pembimbing.
105
penampilan, sebaiknya disekat oleh kaca yang hanya tembus pandang
dari satu sisi (observer), sementara pihak guru dan siswa di ruang kelas
penampilan tidak dapat melihat ke ruang observer, c) Ruang teknisi yang
akan mengoperasikan peralatan perekam (Audio visual). Demikian halnya
ruang teknisi, sama dengan ruang observer disekat oleh kaca yang hanya
dapat dilihat dari satu arah yaitu dari pihak teknisi saja.
2) Kamera perekam; yaitu kamera yang dipasang didalam ruang kelas untuk
merekam seluruh aktivitas guru dan siswa selama beralangsungnya
pembelajaran mikro. Jenis kamera yang digunakan sebaiknya adalah
kamera otomatis (mobile). Penempatan kamera diusahakan ditempat yang
netral sehingga dapat menjangkau seluruh area aktivitas dalam ruang
kelas. Dengan demikian kamera aktif mengikuti seluruh gerak-gerik guru
ketika mengajar tanpa harus menggunakan operator (kameramen). Hal ini
penting agar tidak mengganggu situasi pembelajaran atau latihan yang
sedang dilaksanakan. Gambarnya langsung tersambung ke ruang
observer dan ruang teknisi, dan melalui TV monitor yang dipasang diruang
ruang observasi, pihak observer dapat dengan jelas melihat dan
mendengar suasana pembelajaran di tempat latihan. Demikian juga pihak
teknisi akan dengan mudah mengendalikan peralatan yang digunakannya
sehingga semua aktivitas pembelajaran akan terpantau.
106
pembelajaran mikro), pada saatitu pula bisa secara langsung dilakukan
pemutaran ulang (play back), dandiskusi umpan balik.
107
7. Perencanaan Pembelajaran Mikro
Perencanaan pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan
untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan. Secara
keseluruhan unsur-unsur perencanaan tersebut meliputi menentukan tujuan,
materi, metode, media dan evaluasi. Perencanaan Pembelajaran yang dibuat
oleh calon guru atau guru yang berlatih melalui pembelajaran mikro, pada
dasarnya merupakan langkah awal untuk melakukan salah satu jenis
keterampilan mengajar melalui pembelajaran mikro. Berhasil tidaknya suatu
kegiatan tergantung pada perencanaannya.
Pembelajaran adalah merupakan suatu sistem, dan sebagai suatu sistem maka
pembelajaran memiliki komponen-komponen yang saling terkait, mempengaruhi
dan ketergantungan. Adapun unsur-unsur pokok pembelajaran terdiri dari
empat unsur yaitu: a) Tujuan, b) Isi atau materi, c) Metode/proses, dan d)
evaluasi atau penilaian. Keempat unsur ini antara satu dengan yang lain saling
terkait, sehingga dikatakan sebagai suatu sistem. Oleh karena itu menyusun
atau membuat perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah menyusun
atau merumuskan keempat unsur tersebut kedalam suatu rencana
pembelajaran yang utuh dan terpadu sebagai pedoman pembelajaran bagi
guru.
108
a. Tujuan Pembelajaran
Apa yang disebut dengan tujuan pembelajaran itu? Mengapa tujuan ini penting
dan harus diutamakan? Tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang ingin dicapai
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke
arah yang positif. Meliputi segi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam
sistem pembelajaran tujuan ini memiliki peranan yang sangat penting sebab
akan menentukan arah proses pembelajaran dan menentukan terhadap
pengembangan komponen-komponen pembelajaran yang lain, yaitu materi,
metode dan media serta sarana atau fasilitas, dan komponen evaluasi atau
penilaian. Secara teknis operasional, tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional berisi rumusan pernyataan mengenai kemampuan atau kualifikasi
tingkah laku atau kompetensi yang diharapkan dimiliki/dikuasai siswa setelah ia
mengikuti proses pembelajaran. Secara lebih spesifik kualifikasi kemampuan
yang harus dimiliki siswa setelah pembelajaran berakhir yaitu yang disebut
dengan indikator pembelajaran.Tujuan khusus atau indikator pembelajaran ini
dibuat oleh guru dengan memperhatikan tiga hal pokok berikut ini :
c. Kegiatan Pembelajaran
Dalam merumuskan kegiatan pembelajaran harus menggambarkan aktivitas siswa
yang tinggi. Dalam proses pembelajaran yang belajar itu adalah siswa,
sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Oleh karena itu untuk mendorong
aktivitas belajar siswa yang aktif, maka guru harus merancang kegiatan
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Secara tersurat dalam
PP no. 19 tahun 2005 dijelaskan bahwa proses pembelajaran harus dilaksanakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, mengembangkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian.
110
kompetensi dan indikator pembelajaran yang ditetapkan.
2. Kegiatan pembelajaran harus direncanakan dengan menitik beratakan pada
kegiatan siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran
3. Kegiatan pembelajaran harus efektif dan efisien; yaitu kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan harus mempermudah pencapaian tujuan sesuai
dengan waktu yang tersedia.
4. Kegiatan pembelajaran harus fleksibel, yaitu kegiatan pembelajaran harusluwes
agar dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada.
5. Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Misalnya
apabila dalam kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan observasi, maka siswa
harus sudah memiliki kemampuan dalam teknik observasi serta cara
melaporkan hasil observasi atau kegiatan lainnya.
6. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan harus memperhatikan sarana/
fasilitas yang tersedia untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran secara
maksimal.
7. Kegiatan pembelajaran harus dapat mengembangkan kemampuan siswa dari
segi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
d. Evaluasi
1. Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar
112
dan indikator yang telah ditetapkan. Melalui perencanaan yang telah dibuat, guru
dan siswa sudah memiliki kerangka pokok kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan.
Dengan adanya bukti fisik rencana pembelajaran yang telah dibuat, selain secara
langsung berguna bagi guru dan siswa, juga bermanfaat bagi pihak-pihak lain,
seperti bagi kepala sekolah sebagai administrator, bagi supervisor dan pihak lain
yang terkait.
Latihan Mandiri
Untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam
kegiatan pembelajaran di atas, selanjutnya silahkan kerjakan tugas atau latihan
berikut ini:
113
1. Coba paparkan prosedur pelaksanaan pembelajaran mikro dengan kalimat anda
sendiri.
4. Coba bandingkan menurut Anda apa bedanya antara pembelajaran (proses dan
hasil pembelajaran) yang menggunakan rencana pembelajaran (silabus maupun
rencana pelaksanaan pembelajaran) dengan yang tidak.
Latihan Kelompok
Untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam
kegiatan pembelajaran di atas, selanjutnya silahkan kerjakan tugas atau latihan
berikut ini:
2. Pada saat observasi fokus perhatian Anda ditujukan kepada perilaku atau
perbuatan guru ketika membimbing kegiatan pembelajaran dari mulai kegiatan
membuka sampai penutup.
3. Setelah selesai observasi, kemudian adakan diskusi dengan teman Anda untuk
membahas seluruh penampilan guru, kelebihan dan kekurangan diidentifikasi.
114
4. Setelah itu rumuskan bagaimana langkah konkrit yang akan Anda lakukan untuk
memperbaiki kekurangan yang dilihat dari penampilan guru jika Anda
melaksanakan proses pembelajaran.
115
KEGIATAN PEMBELAJARAN IV
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MIKRO
A. Tujuan Pembelajaran
3. Memahami upaya tindak lanjut yang harus dilakukan oleh setiap peserta,
sebagai tahap mempersiapkan perencanaan pembelajaran mikro
Pembahasan dalam modul atau bahan belajar mandiri tiga ini yaitu “ Pelaksanaan
Pembelajaran Mikro”. Secara khusus pokok bahasan akan difokuskan pada langkah-
langkah kegiatan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran mikro. Apa yang
harus dilakukan oleh calon atau para guru ketika melaksanakan pembelajaran mikro,
sehingga dengan mengikuti prosedur yang benar dapat berjalan dengan lancar dan
memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu meningkatkan mutu guru dalam
keterampilan mengajarnya.
Adapun materi yang akan Anda ikuti saat ini yaitu membahas langkah-langkah dalam
merancang pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan ketika melaksanakan
pembelajaran mikro. Materi ini tentu saja adalah untuk membantu Anda menjawab
pertanyaan “bagaimana” melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan atau model
pembelajaran mikro.
Untuk mencapai ketiga tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka topik-topik yang
akan Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini terdiri dari tiga sub pokok bahasan,
yaitu:
1. Persiapan pembelajaran mikro; yaitu akan mengidentifikasi dan membahas jenis-
jenis persiapan Pelaksanaan apa saja yang harus dilakukan oleh setiap peserta
116
yang hedak melakukan proses pembelajaran melalui pembelajaran mikro.
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran mikro; yaitu akan mengidentifikasi dan
membahas tahap kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh setiap peserta yang
melakukan proses pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran mikro.
B. Materi Pembelajaran
1. Persiapan Pembelajaran Mikro
Kegiatan microteaching, pada perguruan tinggi LPTK sebagai bagian integral dari
perguruan tinggi, menempati posisi vital dalam kegiatan perkuliahan, terutama
dalam membekali mahasiswa semester 6 untuk memiliki segenap kompetensi
keguruan melalui kegiatan simulasi mengajar. Simulasi mengajar adalah kegiatan
belajar mengajar mahasiswa secara berkelompok dalam ruang (microteaching)
untuk mengembangkan bakat dan kemampuan serta keterampilan mahasiswa
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebelum terjun langsung ke dunia
nyata di sekolah. Sebelum melaksanakan kegiatan simulasi mengajar, mahasiswa
telah mendapat bekal teori melalui mata kuliah sebagai persyaratan micro teaching.
117
Pola pengembangan diri tersebut dapat dilakukan dengan cara memaknai tugas
dan peran guru. James B. Brown (dalam Nana Sudjana, 2001: 142) mengatakan
bahwa “ tugas dan peranan guru adalah menguasai dan mengembangkan materi
pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan materi pelajaran sehari-hari,
mengontrol dan mengevakuasi kegiatan siswa”.
118
propesional di bidang keguruan, mereka beranggapan bahwa asal lulus pasti dapat
mengajar, karena sudah belajar dan memiliki banyak teori yang berkaitan dengan
cara-cara mengajar”. Dalam praktik simulasi mengajar ini hanya mengajarkan satu
konsep dengan menggunakan satu atau dua keterampilan dasar mengajar.
Konsep pengajaran mikro (micro-teaching) dilandasi oleh pokok-pokok pikiran
sebagai berikut :
1. Pengajaran yang nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya) tetapi
berkonsep mini.
2. Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar, mempergunakan
informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar siswa sebagai umpan balik
terhadap kemampuan calon guru.
3. Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang
berbeda- beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia
tertentu.
119
Pelaksanaan pengajaran mikro (micro-teaching) pada prinsipnya merupakan
realisasi pola-pola pengajaran yang sesungguhnya (real teaching) yang didesain
dalam bentuk mikro. Setiap calon guru atau dosen membuat persiapan mengajar
yang kemudian dilaksanakan dalam proses pembelajaran bersama siswa atau
teman sejawat (peer teaching) dengan seting kondisi dan konteks kegiatan belajar
mengajar yang sesungguhnya.
Perlu ditekankan bahwa untuk tujuan latihan, keterampilan dasar mengajar yang
kompleks tersebut dapat dipilah-pilah menjadi 8 (delapan) komponen keterampilan
dasar mengajar terbatas, supaya masing-masing dapat dilatihkan secara terpisah
(ter-isolasi). Namun ketika dosen menggunakan/menerapkan keterampilan
tersebut di dalam kelas harus mampu menampilkan secara utuh dan terintegrasi.
Pembelajaran micro teaching bertujuan antara lain: (a) membantu calon guru/guru
menguasai ketrampilan-ketrampilan khusus, agar dalam latihan mengajar
sesungguhnya tidak mengalami kesulitan (b) meningkatkan taraf kompetensi
pembelajaran bagi calon guru/guru secara bertahap (c) untuk menemukan sendiri
kekurangan bagi calon guru/guru sekaligus berbaikannya.
Melatih merupakan satu keterampilan yang sangat komplek terdiri atas berbagai
keterampilan dasar yang penguasannya dapat dilatih dan diisolasikan secara
terbatas. Dengan demikian, keterampilan dasar mengajar yang kompleks dapat
dipilah-pilah menjadi berbagai keterampilan yang sederhana, yang mudah dikontrol
120
dan mudah dikuasai oleh calon guru. Penguasaan terhadap unsur-unsur mengajar
ini dengan sendirinya membentuk sosok kemampuan keguruan secara utuh. Oleh
karena itu , unsur-unsur yang telah dikuasai harus diintegrasikan kembali kedalam
suatu keterampilan mengajar yang utuh. Disini diperlukan ketekunan dalam
berlatih, menganalisis kekurangan dan kelebihan dalam setiap latihan dan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh petunjuk dari dosen pengasuh
pengajaran mikro. Keterampilan mengajar yang sederhana dan dapat diisolasikan
inilah yang dapat dilatihkan melalui pengajaran micro/micro teaching.
Disadari bahwa kegiatan perkuliahan micro teaching yang dilakukan secara
langsung didalam kelas akan banyak menimbulkan permasalahan baru yang tidak
mungkin dapat dipecahkan secara cepat dan pada saat di depan itu juga,
Segudang teori yang di peroleh di meja kuliah tidak akan mampu secara otomatis
menghadapi berbagai problema dan heterogenitas yang ada dalam kelas tersebut”.
Persoalan administrasi, tempat praktik dan mekanisme pengaturan waktu akan
muncul secara bersamaan melahirkan situasi baru yang belum pernah ditemui
mahasiswa pada saat kuliah.
122
2. Selanjutnya mahasiswa melalukan registrasi agar mendapatkan ID untuk
dapat bergabung dalam aplikasi tersebut.
10. Dosen dan observer lainnya dapat memberikan arahan dan saran atas
performance yang dilakukan mahasiswa.
11. Kegiatan dengan pola ini dapat dilakukan dengan melibatkan 4-5 orang
mahasiswa setiap minggunya.
12. Mahasiswa dapat mengupload RPP, bahan ajar, media, dan administrasi
pembelajaran lainnya ke elearning yang telah disediakan oleh dosen.
123
b) Secara Kelompok melalui Aplikasi Belajar sesuai dengan Keterampilan
Terbatas.
10. Mahasiswa dapat mengupload RPP, bahan ajar, media, dan administrasi
pembelajaran lainnya ke elearning yang telah disediakan oleh dosen.
Pola ini dilakukan untuk meminimalisir waktu dan penggunaan kuota selama
diadakan pertemuan secara virtual. Langkah yang dilakukan pada pola ini
adalah :
125
6. Diharapkan untuk melakukan editing video dengan menggabung isi
powerpoint/ video pembelajaran singkat dan sebagainya yang mendukung isi
materi dan penjelasan ringkas bersama tayangan slide.
9. Dalam menjelaskan materi, usahakan suara santai tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat.
10. Pada saat merekam kegiatan,, disarankan agar menggunakan pakaian yang
layak dan sopan.
12. Video yang telah selesai dapat di upload melalui elearning ataupun Whatsapp
Group agar dapat mendownload oleh observer lainnya.
13. Setelah observer mendowload video yang telah di share oleh praktikan,
selanjutnya observer membuat catatan atas hasil pelaksanaan yang
dilakukan oleh praktikan dan membagikan hasil analisisnya melalui e learning
atau penyimpanan drive online lainnya.
14. Rekaman yang sudah mendapat penilaian dan masukan dari dosen
pembimbing selanjutnya diunggah di youtube.
126
3. Produk Akhir Kegiatan Micro Teaching
3. Bahan Ajar bisa berbentuk hand out, leafleat, wall chard, brosur dsb
127
LAMPIRAN-1. Format Penilaian Pembelajaran Mikro Teaching
NILAI ANGKA
Penilai
Dosen Pembimbing/Pengamat,
Rumus:
N = [ F/S ] x
10
128
LEMBAR PENILAIAN PEER TEACHING
KETERAMPILAN 2 MEMBERI PENGUATAN
Program Studi : ……………………………………
Pelaksanaan : …………………………………. .
Praktikan : …………………………………...
Pukul : …………………….....................
Penilai
Dosen Pembimbing/Pengamat,
Rumus :
N = [ F/S ] x
10
N = Nilai
129
LEMBAR PENILAIAN PEER TEACHING
KETERAMPILAN 3 KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Penilai
Dosen Pembimbing/Pengamat,
Rumus : N = [
F/S ] x 10 N =
Nilai
F = Jumlah Kegiatan yang muncul ………………………………
S = Jumlah kseluruhan komponen NIP
130
LEMBAR PENILAIAN PEER TEACHING
KETERAMPILAN 4 KETERAMPILAN MENJELASKAN
Penilai
Dosen Pembimbing/Pengamat,
Rumus : N = [
F/S ] x 10 N =
Nilai
131
LEMBAR PENILAIAN PEER TEACHING
KETERAMPILAN 5 KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
PELAJARAN
Penilai
Rumus : Dosen Pembimbing/Pengamat,
N = [ F/S ] x 10
N = Nilai
Penilai
Dosen Pembimbing/Pengamat,
Rumus : N = [
F/S ] x 10 N =
Nilai
F = Jumlah Kegiatan yang muncul ………………………………
S = Jumlah kseluruhan komponen NIP
133
LEMBAR PENILAIAN PEER TEACHING
KETERAMPILAN 7 KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN
DISIPLIN
Program Studi : ……………………………………
Pelaksanaan : …………………………………. .
Praktikan : …………………………………...
Pukul : …………………….....................
4 Memberi teguran
5 Memberi penguatan
6 Mengelola kelompok
Penilai
Dosen Pembimbing/Pengamat,
Rumus : N = [
F/S ] x 10 N =
Nilai
F = Jumlah Kegiatan yang muncul ………………………………
S = Jumlah kseluruhan komponen NIP
134
LEMBAR PENILAIAN PEER TEACHING
KETERAMPILAN 8 KETERAMPILAN MENGAJAR PERORANGAN
135
LAMPIRAN-2: Contoh RPP dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Mencermati gagasan pokok dan 3.1.1. Membedakan jenis-jenis paragraf
gagasan pendukung yang diperoleh sesuai dengan letak gagasan
dari teks lisan, tulis, atau visual pokok dan gagasan
pendukungnya
136
4.1. Menata informasi yang didapat 4.1.1. Mengklasifikasikan teks sesuai
dari teks berdasarkan dengan jenis paragrafnya
keterhubungan antargagasan ke
dalam kerangka tulisan
E. Media Pembelajaran
1. Gambar keragaman alat musik budaya Indonesia;
2. Teks Alat Musik
3. Benda-benda yang merupakan sumber bunyi
F. Sumber Belajar
1. Buku tentang keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di
Indonesia.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah kegiatan Penilaian Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru membuka kelas dengan salam Observasi 10 menit
kemudian berdoa menurut ajaran agama
Islam dan bertanya kabar siswa pada
hari tersebut
Guru mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu “Tik...Tik.. Bunyi
Hujan”
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pembelajaran 1
137
Guru menyampaikan bahwa Indonesia
memiliki keragaman sosial, ekonomi,
budaya, etnis, dan agama
Guru bertanya tentang budaya dari
beberapa orang siswa dan ciri khasnya
masing-masing
Guru membagikan siswa ke dalam
beberapa kelompok
Inti Guru memberikan beberapa gambar Unjuk 45 menit
alat musik daerah setempat. kerja
kepadaGuru mengajak siswa untuk
mengamati gambar tersebut.
Kemudian, Guru menyuruh setiap
kelompok untuk menempelkan alat
musik yang mereka dapat di papan kuis
yang telah disediakan guru.
Kemudian, guru bersama siswa
mengecek tentang hasil kerja siswa
Selanjutnya, guru menjelaskan
mengenai paragraf pada teks.
Kemudian mengajak beberapa siswa
untuk membacakan teks kemudian
menanyakan kepada siswa jenis teks
yang mereka baca.
Bagi kelompok yang benar dalam
menjawab, maka akan diberikan
rewards.
Selanjutnya, dari teks mengenai bunyi
alat musik yang diberikan guru, guru
mengadakan percobaan.
Percobaan tersebut dilakukan dengan
melempar batu kecil ke dalam baskom,
memukul meja, dan mengajak beberapa
siswa untuk memetik gitar yang telah
dibawa guru.
\dari percobaan tersebut, guru
menjelaskan bahwa benda
menghasilkan bunyi dikarenakan
adanyagetaran.
Selanjutnya guru memberikan soal
latihan agar siswa mampu membedakan
kegiatan yang menghasilkan bunyi dan
mediatornya.
Kemudian, menuliskan hasil diskusi
kemudian menyampaikan di depan
kelas
138
bersyukur atas keberagaman budaya di
Indonesia
Guru menutup kelas dengan
menyanyikan lagu “Tik...Tik... Hujan”
kembali
H. Penilaian
Penilaian1 : Penilaian sikap: observasi dan pencatatan sikap siswa selama
kegiatan;
Penilaian 2: Saat siswa melakukan diskusi, guru menilai mereka dengan
menggunakan rubrik.
Rekapitulasi nilai rubrik sikap dapat di simpulkan dalam daftar nilai sebagai berikut:
139
Nilai maksimal = 12
jumlah nilai
Total Nilai = x 100 = ......
12
Lampiran
Lembar kerja yang digunakan siswa untuk wawancara warga sekolah:
Sasaran yang di wawancarai: guru / staf/ kakak kelas /dll
No Nama yang Suku Makanan Tarian Alat Pekerjaan
diwawancarai khas daerah musik orang tua
daerah
1
2
3
140
b. RPP versi Micro Teaching
I. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian Neraca Saldo dengan baik dan
benar.
b. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi-fungsi Neraca Saldo dengan baik
dan benar.
c. peserta didik dapat menyusun Neraca Saldo Pada Perusahaan Jasa dengan
baik dan benar.
II. Langkah-langkah Pembelajaran
141
b. kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan ( fase I ) 2 menit
a. memberikan salam
b. ketua kelas memimpin doa pada
saat pembelajaran akan dimulai
c. memeriksa kehadiran siswa
d. guru memberikan Hand Out kepada
peserta didik
Inti a. Eksplorasi 11
( Fase 2) menit
1. Melakukan tanya jawab terkait dengan
Neraca Saldo Pada Perusahaan Jasa
2. Menyajikan informasi mengenai Neraca
Saldo Pada Perusahaan Jasa melalui
slide Ppt.
b. Elaborasi
( Fase 3 )
1. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok masing-masing terdiri dari 3-4
orang
2. Guru memberikan latihan kepada
masing- masing kelompok
( Fase 4 )
Guru membimbing kelompok-kelompok
saat mengerjakan tugas.
c. Konfirmas
i ( Fase 5)
1. Meminta siswa perwakilan dari
kelompok (acak) untuk
mempresentasikan / menuliskan hasil
diskusinya.
2. Mengevaluasi hasil kerja dari setiap
kelompok
Penutup ( Fase 6 ) 2 menit
1. Memberikan pujian dan penghargaan
terhadap hasil belajar individual dan
kelompok.
2. Menyimpulkan pokok-pokok
pembahasan materi.
3. Guru bersama peserta didik menutup
kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan rasa syukur
kepada Allah SWT. Guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
142
II. Penilaian
a. Penugasan : Latihan / soal uraian
b. Instrumen penilaian : Individu : Perbuatan
Kelompok : Tes tertulis ( subjektif )
143
c. RPP versi Kemendikbud No. 14/2019 (Model-I)
144
C. INDIKATOR • Guru mengajak siswa
3.1.1 Membedakan ungkapan, ungkapan, berdiskusi berkaitan tentang
ajakan, perintah, penolakan yang materi yang diajarkan
terdapat dalam teks cerita atau lagu • Siswa diberi waktu untuk
yang menggambarkan sikap hidup berdiskusi dengan sesama
rukun anggota kelompoknya
4.1.1 Mempraktikkan ungkapan, ajakan, • Guru berkeliling melihat dan
perintah, penolakan dalam cerita membimbing tentang materi
atau lagu anak-anak dengan bahasa yang didiskusikannya
yang santun 3.1.1 Memahami • Masing masing kelompok
makna bilangan cacah. mempresentasikan hasil
3.1.2 Menyebutkan kumpulan objek dengan kelompoknya di depan kelas
bilangan sampai dengan 999 dengan • Guru memberi penguatan
benar. tentang jawaban siswa
4.1.1 Membaca lambang bilangan sampai perwakilan kelompok
dengan 999 dengan tepat. • Bersama guru siswa
3.2.1 Mengetahui panjang pendek bunyi pada memajang hasil
lagu anak pekerjaan siswa di papan
4.2.1 Menampilkan panjang pendek bunyi pada pajangan
lagu anak dengan tepat. Kegiatan Penutup
D. MATERI ESENSI • Guru bersama siswa
• Teks bacaan yang di dalamnya terdapat menyimpulkan materi
kalimat ungkapan. pembelajaran hari ini
• Berlatih menyatakan bilangan cacah • Melakukan refleksi/ tanya
menggunakan gambar alat peraga kubus. jawab, penugasan serta
Pemahaman mengenai bilangan cacah informasi materi berikutnya
sampai 999. • Berdo’a
E. METODE : Scientific H. PENILAIAN
Pendekatan : Cooperative Learning Penilaian Sikap : Observasi
Strategi Teknik : Example Non Example selama kegiatan berlangsung
Metode : Penugasan, pengamatan, Penilaian Pengetahuan
Tanya Jawab, Diskusi dan a. Menjawab pertanyaan lisan
Ceramah tentang tata cara
memperkenalkan diri yang benar.
Penilaian Keterampilan
Mengetahui Medan, ……
145
d. RPP versi Kemendikbud No. 14/2019 (Model-II)
A. Tujuan
1. Dengan diberikan teks cerita tentang hidup rukun yang mengandung ungkapan,
siswa dapat menyebutkan ungkapan yang terdapat pada teks cerita tersebut
dengan tepat.
2. Dengan diberikan teks percakapan tentang hidup rukun yang mengandung
ungkapan, siswa dapat mengucapkan ungkapan yang terdapat pada teks
percakapan tersebut dengan tepat.
B. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. (Menghargai
kedisiplikan siswa/PPK).
3. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
4. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara selama 15-20 menit
materi non pelajaran Sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan
kegiatan literasi
Inti
1. Siswa menyimak teks cerita pada Buku Siswa yang dibacakan guru.
2. Siswa menyebutkan ungkapan yang terdapat pada teks cerita. (Mandiri)
3. Siswa membaca kalimat yang terdapat pada teks percakapan.
4. Siswa bersama dengan teman di sebelahnya melanjutkan percakapan yang
terdapat pada buku.
5. Siswa diberi keleluasaan untuk menyusun kalimat berdasarkan teks cerita yang
sudah dibacanya. (Creatiivity and Innovation)
Kegiatan Penutup
1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini kemudian Guru memberikan
penguatan dan kesimpulan
1. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme siswa
2. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
146
C. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan : Menjawab pertanyaan lisan tentang tata cara
memperkenalkan diri yang benar.
Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
147
LAMPIRAN – 3: Contoh Transkrip Pembelajaran Micro teaching
Contoh-1
Penjelasan : transkrip ini berisikan kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan
bidang studi/mata pelajaran Akuntansi, walaupun begitu diharapkan hal ini tidak
mengurangi arti dan tujuan latihan pemahaman keterampilann pada kegiatan : siasat
membuka dan menutup pemahaman keterampilan pada kegiatan : siasar membuka
dan menutup pelajaan (set introduction and closure). Sehubungan dengan hal
tersebut, sudah sewajarnya bila tiap bidang studi/mata pelajaran mengembangkan
transkrip tersebut sesuai dengan bidang garapannya masing-masing sehingga dapat
membantu kelancaran pemahaman keterampilan dimaksud.
Tujuan utama dalam melaksanakan keterampilan/siasat membuka pelajaran, adalah
untuk menimbulkan minat dan pemusatan perhatian siswa terhadap materi yang
akan dikembangkan guru dalam suatu pembelajaran.
Pada umumnya ada 3 (tiga) macam kegiatan yang dapat ditampilkan dalam melatih
keterampilan/siasat membuka pelajaran, yaitu :
1. Menggunakan gambar-gambar (media cetak) atau media lainnya yang menarik
yang ada hubungannya dengan bahan ajar.
2. Melaksanakan “apersepsi”, yaitu suatu cerita pendek, yang terkait dengan
materi yang akan diajarkan.
3. Tanya jawab, hubungan materi yang lalu dengan materi yang akan
disampaikan.
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar (KBM = pembelajaran) di suatu ruang kelas
:
Guru : “Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat siang” (murid-murid)
Siswa : “Wa’alaikum salam, selamat siang buu…(secara serempak)”
Guru : “Pada siang ahri ini, ibu akan mengajak kalian mendengarkan suatu
cerita…, maukah kalian mendengarkannya?
Siswa : “Amu buu.., sambil bertepuk tangan (karena gembira) cerita apa bu?”
148
Guru : “Dengarkan ya!!! Pada minggu terakhir ini, ibu asyik sekali menyaksikan
tayangan TV yang menyiarkan bermacam berita dan unjuk rasa
diantaranya, unjuk rasa: menentang kenaikan harga BBM, ketidakpuasan
terhadap penetapan upah minimum nasional (UMN), pembayaran segera
pesangon akibat PHK, dan berita-berita tenang data orang miskin, data
tentang jumlah pengangguran, rakyat kekurangan gizi, akyat tidak mampu
membayar biaya pengobatan, dana penerima kompensasi BBM yang
tambah mengbengkak, harga barang-barang melonjak tajam dan
sebagainya.
Sedih memang, apakah kita sependapat semua itu adalah akibat
keterpurukan ekonomi bangsa?”
Siswa : “Ya, buu diantara sekian banyak penyebabnya bu” (jawaban serempak)
Guru : “Bagus, tampaknya kalian juga merasakan ketimpangan dalam
masyarakat. Siapa tahu penyebabnya yang lain? Coba kamu, menunjuk siswa yang
bernama Fahri”.
Fahri : “KKN-Korupsi bu”.
Guru : “ Benar sekali apa yang dikatakann Fahri”
Hampir setiap hari masalah korupsi diberitakan baik oleh TVRI maupun
oleh TV swasta. Berapa banyak uang Negara yang raib pada hampir
setiap instansi pemerintah akbiat dari ulah pejabat-pejabat yang
melakukan korupsi tersebut. Tibul pertanyaan, apakah BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan) Negara tidak berfungsi? Nah, kalau kita bicara
tentang BPK, asosiasi kita tertuju kepada suatu istilah dalam akuntansi,
yaitu akuntan pemerintah, sebab BPK adalah bagian dari akuntan
pemerintah sedangkan akuntan pemerintah temasuk salah satu golongan
dari profesi akuntan dan profesi akuntan salah satu indicator dari
“akuntansi sebagai system informasi”, yaitu topic yang akan kita
bicarakan pada pertemuan ini, jelas bukan?”
Siswa : “Jelas bu, (dan seorang siswi bernama Fira menunjuk tanga, Tanya bu?”
Fira : apa pengertian /defenisi akuntan bu?”
Guru : “Baiklah, akuntan dapat diartikan sebagai suatu profesi
(pekerjaan) dengan bobot yang dapat disamakan dengan suatu bidang
pekerjaan (keahlian). Misalnya BPK, salah satu contohnya.
Seperti yang sudah ibu singgung tadi tentang profesi akuntan, profesi
149
akuntan dapat dibagi atas 4 golongan yaitu :
1. Akuntan public
2. Akuntan Intern
3. Akuntan pemerintah, termasuk BPK
4. Akuntan pendidikan
Jadi BPK adalah suatu lembaga pemerintah yang tugasnya
mengaudit/memeriksa keuangan dalam lingkungan pemerintah, baik
diminta maupun tidak diminta. Itulah sebabnya BPK bagian dari akuntan
pemerintah. Sering kita dengan hasil audit BPK terhadap suatu instansi/
lembaga pemerintahan bermuara ke KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi)”.
“Siapa yang dapat memberi contoh, hasil penemuan KPK tersebut?”
(seorang siswi yang bernama Ika Sendrayana yang ditunjuk guru untuk
menjawabnya)”
Ika : “Sorang anggota BPK membocorkan penyuapan yang doilakukan oleh
anggota KPU (Komisi Pemilihan Umum). Kemudian hasil informasi dari
BPK ini, KPK mengintensifkan pemeriksaaan dalam KPU. Hasilnya sangat
mengagumkan, berapa orang terjaring dalam pemeriksaan tersebut
menjadi tersangka.”
Guru : “Bagus sekali”. (sambil mengacungkan jempol)
Baiklah, ibu teruskan. Ibu akan menerangkan tentang bidang-bidang
akuntansi. Menurut manfaat dan pemakaiannya akuntansi terdiri dari 7
kelompok, yaitu :
1. Akuntansi keuangan
2. Akuntansi pemeriksaan dan seterusnya s/d sampai dengan no.7
(untuk menghilangkan kejenuhan/fluktuatif dalam pembelajaaran guru
mengeluarkan dan menempelkann media di papan tulis yan berisikan
diantaranya uraian tentang bidang akuntansi tersebut dan menjelaskan
satu persatu).
Imam : (seorang siswa yang bernama Imam menunjuk tangan), “boleh bertanya
bu?”
Guru : “Ya, silahkan”!
Imam : “adakah hubungan ekonomi Indonesia yang terpuruk, dengan akuntansi
sebagai sistem informasi.”
150
Guru : “Betul, memang erat sekali hubungannya.”
(Guru menawarkan ke seluruh kelas siapa yang dapat memperjelas apa
yang diungkapkan Imam).
Nurul : “Saya bu, sesuai dengan isi cerita, ibu tadi dan jawaban Ika, salah satu
penyebab keterpurukan ekonomi Indonesia adalah merajalelanya
korupsii hampir di setiap instansi pemerintah. Malah hasilsurvey
menunjukkan bahwa Indonesia menempati Negara kedua terkorup di
dunia. Hal ini mungkinn disebabkan audit atau informasi BPK tidak akurat
atau data-data tersebut diiselewengkan untuk kepentingan
individu/kelompok.
Jadi BPK sebagai akuntan pemerintah memberikan informasi kepada
instansi yang membutuhkan, dalam hal ini kepada KPK dan informasi ini
dapat dijadikan sebagai data untuk mengusut koruptor yang melakukan
korupsi yang menyebabkan ekonomi semakin terpuruk. Jadi sesuai
dengan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah
sebagai sistem informasi.
Guru : “Bagus, apakah kalian sudah mengerti?”
Siswa : “Sudah bu” (serempak)
Guru : (Sambil melihat jam tangan). “Sebelum ibu menutup pelajaran atau
sebelum kita melaksanakan ulangan harian (postes), Ibu akan
merangkum dan menyimpulkan lebih dahulu materi-materi yang sudah ibu
sampaikan tadi secara sistematis/berurutan. Sambil menerangkan secara
garis besar, ibu guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi
tadi dan sekalian mengingatkan agar pelajaran ini diulang-ulang di rumah.
Apakah kalian betul-betul sudah mengert?”
Siswa : “Sudah bu…”
Guru : “Sekarang kita akan mengadakan ulangan harian”.
Tuliskan soalnya, pada hari ini cukup hanya satu soal saja.
Soal : Jelaskan manfaat/kegunaan dari pemakaian informasi akuntansi”
Teng…. Teng… teng… lonceng tanda beristirahat berbunyi, semua
siswa kebetulan selesai mengerjakannya, lalu berhamburan keluar
kelas.
151
Contoh 2.
TRANSKRIP KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI
Suasana kelas dalam keadaan fluktuatif (perhatian/minat dan motivasi siswa turun
naik, malah cenderung menurun dalam pembelajaran). Agar belajar siswa/kelas
tetap dalam keadaan dinamis, guru menggunakan variasi dalam mengajar, dengan
kegiatan sebagai berikut:
Guru : “Dengarkan baik-baik (dengan suara keras dan lantang). Ibu ulang sekali
lagi, tidak semua persamaan kuadrat dapat diselesaikan dengan cara
memfaktorkan, misalnya : x2 – 4x – 1 = 0, x2 – 5x – 1 = 0 (intonasi suara
menurun dan lambat). Cari contoh lain lagi, ayo semua berfikir, siapa
yang akan menjawabnya, ibu yang akan menentukannya.” (Sambil
memberi kesempatan berfikir, guru menatap mata siswa satu persatu,
kemudian menunjuk siswa yang bernama Andi).
Andi : “x2 – 5x – 1 = 0” (suara agak gugup)
Guru : “salah atau betul?”
Siswa “ “Salah buu.. sebab persamaan itu dapat difaktorkan” (jawaban serempak).
Guru : siapa yang dapat memberikan contoh yang lain?”
Siswa : Saya bu. Saya bu (hanya beberapa siswa saja yang menunjuk tangan)
Guru : (Ibu guru menunjuk salah seorang yang bernama WIta), “kamu Wita”.
Wita : “x2 – 6x – 1 = 0, bu.”
Guru : “salah atau betul, bagaimana pendapatmu Vivi?”
Vivi : (Diam saja, tidak bisa menjawab)
Mira : (Menyeloteh) “betul bu”
Guru : (tanpa bersuara – Ibu guru berjalan ke belakang sambil memperhatikan
siswa di kanan kiri kemudian berhenti dan menghadap ke depan) dan
berkata : “Keluarkan buku pelajaran Matematika, mari sama-sama kita
lihat halaman….” (berhenti berbicara = kelas menjadi senyap)
Siswa : (Sesudah lama menunggu = tidak sabar). “Halaman berapa bu…?”
Guru : “Halaman 6, kalimat kedua dari atas, perhatikan ini penting, dan baca,
kamu”, (menunjuk siswa bernama Wati).
Wati : “Persamaan kuadrat yang semacam itu dapat diselesaikan dengan cara
152
melengkapkan kuadrat sempurna, yaitu mengubah bentuk ax2 + bx + c =
0 menjadi (x + X)2 = q sehingga (x+X) = ± √𝑞 maka x = -x ± √𝑞 dan
seterusnya”.
Guru : suara kamu kurang kuat Wati, untuk lebih jelasnya , kamu Mira maju ke
depan (menunjuk siswa yang bernama Mira), dan tulis di papan yang
dibacakan oleh Wati tadi.”
Mira : (Maju ke depan dan menulis sesuai dengan apa yang dibacakan Wati
tadi).
Guru : “Bagus, sekarang ibu akan memperlihatkan media (cetak)” (dan
menyuruh seorang siswa menempelkannya di papan tulis).
“lihat dan dengarkan baik baik”.. (guru membaca sambil menunjuk kata
demi kata dengan menggunakan sebuah rotan/ rol) sebagai berikut :
“Fungsi kuadrat bukan saja dipakai dalam Matematika saja tetapi juga
dalam pelajaran lain, seperti pelajaran Ekonomi, Fisika, dan juga dalam
kehidupan sehari-hari”. (kadang-kadang rotan tersebut dipukulkan agak
kuat untuk menarik perhatian siswa).
Susi : “Bagaimana contohnya matematika (kuadrat) dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, bu?”
Guru : “Baiklah, seorang peternak ayam mempunyai pagar sepanjang 100 m
untuk memagari ternaknya. Pagar tersebut akan dibuatkan kandang
yang berbentuk persegi panjang. Pertanyaannya: Berapakah ukuran
pagar kandang itu dapat menampung ternak ayam sebanyak mungkin.
Ayo, mari kita cari jawabannya (dalam tugas kelompok) dan siswa
disuruh membentuk kelompok (kelas dibagi 5 kelompok).
Siswa : (Setiap kelompok, mengatur kursi-kursi sesuai dengan banyak anggota
dalam satu kelompok (merupakan ½ lingkaran). Mereka menetapkan juga
ketua dan sekretaris dalam setiap kelompok dan mulai bekerj. Kelas
didominasi siswa (siswa tampak aktif). Suasana kelas menjadi menjadi
hidup/ dinamis. Interaksi kelas terlihat multi interaksi sebagai berikut :
Interaksi guru – siswa
Siswa – siswa (dalam kelompok)
Siswa – siswa (antar kelompok)
Siswa – guru
153
Catatan : Mungkin tidak semua kegiatan diatas dapat dilaksanakan dalam
pengajaran mikro (microteaching), tetapi pilihlah kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan alokasi waktu dan karakteristik materi.
154
Contoh 3
Penjelasan : Transkript berikut ini mengajak anda untuk menyimak dan memahami
bagaimana keterampilan bertanya diterapkan/ dipraktekkan dalam situasi belajar
mengajar.
Keterampilan mengajar semacam ini biasanya dilatihkan/ dilakukan bersama
dengan pelaksanaan keterampilan memberi penguatan (reinsforcement). Sebab
salah satu teknik untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas jawaban dari siswa,
pada waktu mengajukan pertanyaan adalah teknik reinsforcement
Dalam menganalisis atau mensiasati transcript ini, diharapkan anda
melakukan diskusi tentang hasil kegiatan dengan sesama teman sekelompok.
Guru dan para siswa berada dalam satu ruangan dan guru melaksanakan proses
belajar mengajar (PBM) dalam suatu peristiwa pembelajaran sebagai berikut :
Guru : Assalamualaikum, Wr.Wb. Selamat pagi (murid murid) sekalian.”
Siswa : Waalaikumsalam, selamat pagi buu…” (Secara serempak)”
Guru :“Sebelum Ibu meneruskan materi baru, ibu akan mengulang sepintas lewat
materi yang sudah ibu ajarkan pada pertemuan yang berjudul Quantitative
Adjective (QA)” (dan langsung menuliskannya di papan tulis).
Apakah kalian sudah siap untuk mendengarkannya?”
Siswa : “Sudah bu…”
Guru : “Baiklah, siapa yang dapat menyebutkan pengertian QA? Tunjuk tangan!”
(Melihat hampir semua siswa mengacungkan tangan, secara acak ibu
guru menyuruh siswi yang bernama Siti untuk menjawabnya), kamu Siti!”
Siti : “Nama Siti ada 3 orang bu, ada Siti Juwairah dan ada Siti Mariah bu”.
Guru : “ya, kamu Siti Marlina bukan?”
Siti : “Ya bu, Quantitive Ajective adalah kata yang digunakan untuk menyatakan
kuantitas (jumlah) dari suatu benda, baik yang dapat dihitung maupun
yang tidak dapat dihitung.”
Guru : “Siti Juwairah, bagaimana pendapatmu, apa yang dikatakan oleh Siti
Marlina tersebut.”
155
Siti J : “Betul bu”
Guru : “Ya, tepat sekali jawaban Siti Marlina dan cukup jelas (penguatan
verbal/kalimat). Tampaknya saran ibu untuk mengulang pelajaran di
rumah sudah ditepati sesuai dengan hasil ulangan harianmu dibawah
standar.”
Syarifah : “some, many, a few, a little,….”
Guru : “Cukup, bagus (penguatan verbal). Apalagi Mila Yanti contoh kata-kata
yang termasuk dalam QA?”
Yanti : “any, a lot of, much….?
Guru : Mengangguk, (Penguatan Gestural) menandakan jawaban Yanti betul.
(Kemudian ibu guru memperlihatkan kemudian menempelkan media
(cetak) di papan tulis yang berisikan “paragraph”. Lalu guru menawarkan
kepada siswa untuk memilih contoh QA yang countable noun dan
uncountable noun yang ada dalam kalimat tersebut). “Tapi yunggu
sebentar, coba jelaskan dulu perbedaan countable noun dengan
uncountable noun, kamu Ria Puspasari.”
Ria : “Countable noun adalah kata benda yang digunakan untuk menyatakan
suatu benda yang dapat dihitung seangkan uncountable noun kata
benda yang digunakan untuk mrnyatakan suatu benda yang tidak dapat
dihitung”.
Guru : Bagus sekali, (penguatan verbal) dan kamu, coba sebutkan contoh-
contohnya”, (menunjuk siswa yang bernama Anie Suraidah).
Anie : “Much, termasuk kategori uncountable noun, bu”.
Guru : (Tersenyum/muka cerah (penguatan nonverbal) menandakan jawaban
anda betul)
Tatang : “A little termasuk kategori countable noun” ((agak gugup)
Guru : (Mengerutkan dahi) (penguatan non verbal) menandakan jawaban
Tatang meragukan, lalu guru menanyakan ke seluruh kelas. “Jawaban Tatang
tersebut betul atau salah?”
Novita : “Salah bu..” (Secarea serempak)
Guru : “Siapa yang dapat membetulkannya? Kamu Dewi!”
Dewi : “A little termasuk uncountable noun bu”
Guru : “Yes, good”. (penguatan verbal) oke..
“Tampaknya kalian sudah pahambetul tentang contoh-contoh QA, baik
156
contoh yang countable maupun uncountable noun. Nah, sekarang kita
tingkatkan dalam pembuatan kaliamt yang menggunakan countable dan
uncountable noun. Siapa dapat tunjuk tangan! Kamu Desi, contoh kalimat
yang countable dalam QA”.
Desi : “ We need a little ink to write that letter”
Guru : Mengacungkan jempol (Penguatan Gestural), (menandakan jawaban
Desi Betul). “Berikutnya lai siapa? Kamu Hakiki maju ke depan dan tulis di
papan tulis contoh kalimat yang menggunakan uncountable noun”.
Kiki : (Maju dan menulis) “They have much money and they will buy an island in
Carabia”.
Guru : “Bagaimana pendapat kamu Maya”.
Maya : “Benar Sekali (PV) bu”.
Guru : “dan kamu Siswanti”.
Wanti : “Bukan main bu. Kalimat yang mendekatu kesempurnaan” (PV/kalimat)
Juli : (Siswa yang duduk paling depan) menyeloteh, “hebat ya”
Guru : (Mendekati Kiki, sambil tertawa terbahak-bahak lalu menepuk-
menepuk bahu Kiki (Penguatan Sentuhan) menandakan kalimat yang
dibuat Kiki betul betul memenuhi harapan).
“Pada hari ini, ibu sangat gembira sekali, kalian betul-betul sudah
menerapkan prinsip belajar 10 x 2 (diulang-ulang) lebih baik dari 2 x 10
(belajar yang diporsir) dalam belajar). Nah, sesuai dengan kesepakatan
bersama tadi, maka berikutnya ibu akan lanjutkan ke materi baru, yaitu …”
Catatan : Pada praktek mengajar terbatas (simulasi) yang waktunya hanya relatif
singkat yaitu hanya 10-15 menit, tidak mungkin semua bentuk-bentuk
komponen-komponen keterampilan sesuai dengan karakteristik materi
yang diajarkan.
157