Anda di halaman 1dari 9

HORMON REPRODUKSI PADA WANITA

Disusun Oleh :

1. Dika Sintya Randika (106114001)


2. Heni Praditia (106114002)
3. Hanna Nurrahmi (106114003)
4. Anggi Istiqomah (106114004)
5. Alifviana Ramadhanty (106114005)
6. Nur Anita Fadhilah (106114006)
7. Steviana Novitasari (106114007)

Program Studi D-III Keperawatan 2A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

2015/2016

1
A. Pengertian Hormon
Hormon adalah suatu zat kimia organik yang dihasilkan dalam sel atau
kumpulan sel (kelenjar) normal dan sehat disekresikan langsung ke dalam
darah dan dibawa ke tempat pada suatu jarak dimana hormon tersebut
bekerja (target organ), di produksi dalam jumlah sedikit tetapi memiliki
pengaruh besar dan berfungsi untuk mengintregasikan serta
mengkoordinasikan fungsi alat tubuh.
Fungsi umum hormon dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Morphogenesis, pengaturan pembentukan dan pendewasaan dari
gonad, tanda-tanda seks sekunder, pertumbuhann tulang dan lain-lain.
2. Integrasi dari fungsi autonomi dan kelakuan berdasarkan insting
seperti meneruskan reaksi simpatis dan kontrol lain terhadap perilaku
seks.
3. Mempertahankan keadaan tetap lingkungan dalam tubuh, pengaturan
penggunaan bahan makanan elektrolit dan air dalam tubuh
(penggunaan homeostatis dalam tubuh).

B. Hormon Reproduksi pada Wanita


1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis estrogen, namun
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita, meliputi :
a. Pembentukan payudara
b. Pembentukan lekuk tubuh
c. Pembentukan rambut kemaluan
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk
ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.Selain di sintesis

2
di ovarium, estrogen juga di sintesis di adrenal, plasenta, jaringan
lemak dan susunan saraf pusat dalam juumlah kecil.
1) Keuntungan Hormon Estrogen
a. Merangsang pertumbuhan tulang
b. Membantu mempertahankan kesehatan tulang
c. Melindungi jantung dan pembuluh darah dengan
meningkatkan koesterol baik (HDL) serta menurunkan
kolesterol jahat (LDL)
2) Fungsi Hormon Estrogen
Fungsi hormon estrogen secara umum adalah sebagai perangsang
sintesis DNA maelalui RNA, pembentuk utusan RNA (messenger
RNA), sehingga terjadi peningkatan sintesis protein.(Sherwood,
2001; Speroff et al, 2005)
Sedangkan fungsi khusus meliputi :
a. Endometrium
Estradiol memicu poliferasi endometrium dan memperkuat
kontraksi otot uterus.
b. Serviks
Produksi estradiol yang kian meningkat pada fase folikuler
akan meningkatkan sekresi getah serviks dan mengbah
konsentrasi getah pada saat ovulasi menjadi encer dan
bening sehingga memudahkan penyesuaian, memperlancar
perjalanan spermatozoa dan meningkatkan kelangsungan
hidupnya.
c. Vagina
Estradiol yang menyebabkan perubahan selaput vagina,
meningkatkan produksi getah dan meningkatkan kadar
glikogen, sehingga terjadi peningkatan produksi asam
laktat oleh bakteri Doderlein. Nilai pH menjadi rendah, dan
memperkevil kemungkinan terjadinya infeksi.

3
d. Ovarium
Estradiol memicu sintesis reseptor FSH di dalam sel-sel
granula, juga reseptor LH di sel-sel teka.
e. Mempengaruhi fungsi pengaturan suhu dan pusat
vasomotorik hipotalamus yang mengendalikan saraf
penyebab dilatasi dan konstriksi pembuluh darah.

2. Progesteron
Hormon ini di produksi oleh karpus luteum. Hormon ini
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesteron terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
Efek Fisiologis Progesteron:
a. Merangsang pertumbuhan endometrium uterus lebih lanjut
untuk mempersiapkannya terhadap implantasi ovum yang
sudah dibuahi progesteron menghambat kontraksi uterus
sehingga ovum yang sudah tertanam dapat bertahan.
b. Merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel alveolar
kelenjar mammae menjadi sel-sel pensekresi susu.
c. Meningkatkan viskositas mukus serviks dan dengan demikian
menghambat masuknya sperma ke os serviks
d. Menyebabkasn sedikit peningkatan suhu tubuh basal dan
peningkatan ekskresi natrium dan air dari ginjal.
3. GnRH
Merupakan hormon yang di produksi oleh hipotalamus di otak. GnRH
akan merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating Hormon) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.

4
4. FSH
Merupakan hormon yang di produksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel da folikel
yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan dalam waktu tertentu untuk
LH. Dibawah pengaruh LH, korpus uteum mengeluarkan estrogen dan
progesteron, dengan jumlah progesteron lebih besar. Kadar
progesteron meningkat dan mendominasi dalam fase luteal, sedangkan
estrogen mendominasi fase folikel. Progesteron akan
memepertahankan sekresi endometrium, sedangkan estrogen pada
pertumbuhan organ (Szar, 2007).

C. Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Perempuan


Ketepatan pola siklus fungsi sistem reproduksi perempuan diatur melalui
keseimbangan hormon hipotalamus (GnRH), hipofisis (FSH dan LH), dan
hormon ovarium (estrogen dan progesteron). Mekanisme umpan balik
positif dan negatif juga turut terlibat.
1. Menarke (Periode Menstruasi Pertama), menandakan awitan maturasi
seksual perempuan.
a. Saat anak-anak, ovarium mensekresi sedikit estrogen yang
menghambat pelepasan GnRH hipotalamus.
b. Saat pubertas, hipotalamus menjadi kurang sensitif terhadap
estrogen dan melepas GnRH melalui semprotan pulsatil. GnRH
menstimulasi hipofisis anterior untuk melepas FSH dan LH yang
pada gilirannya akan menstimulasi ovarium untuk memproduksi
estrogen dan progesteron.
c. Estradiol adalah progesteron yang secara biologis paling aktif dan
penting yang disekresi ovarium. Estron adalah estrogen lemah
yang dibentuk melalui konversi androstenedion

5
2. Siklus Menstruasi, menandakan fluktuasi irama hormon hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium serta perubahan morfologis yang dihasilkan
pada ovarium dan endometrium uterus.
a. Menstruasi, adalah perdarahan bulanan yang terjadi jika bagian
endometrium uterus luruh dan dikeluarkan melalui vagina.
b. Rentang siklus menstruasi biasanya berkisar selama 28 hari.
Walaupun sangat beragam, siklus terpendek 18 hari, terpanjang 40
hari masih dianggap normal.
c. Siklus menstruassi berhubungan dengan siklus ovarium dan siklus
endometrium (uterus)
a) Siklus ovarium terdiri dari fase folikular (prevulaton) yang
mencakup periode pertumbuhan folikular, fase ovulasi yang
merupakan titik kulminasi dalam ovulasi, dan fase luteal
(postovulaton), yait periode aktivitas korpus luteum.
b) Siklus endometrium terdiri dari fase menstruasi, fase
poliferatif, berkaitan dengan fase folikular dalam ovarium, dan
fase sekretori (progestasi), berkaitan dengan fase luteal dalam
ovarium.
3. Siklus Ovarium
a. Di awal siklus (hari 1 fase folkulari), FSH dan LH disekresi dari
hipofisis anterior sesuai dengan sinyal dan sekresi pulsail GnRH
hipotalamus.
b. Kelompok folikel primer (20-25), disertai reseptor FSH pada sel-
sel granulosanya, dan reseptor LH pada sel-sel tekanya. Mulai
mensekresi estrogen, tumbuh, dan membentuk antrum. Folikel
primer kemudian berubah menjadi folikel sekunder.
c. Awalnya, peningkatan kadar estrogen plasma menghambat FSH
dan LH melalui umpan balik negatif. Penurunan FSH cenderung
menghambat folikel selanjutnya kecuali pada folikel utama yang
terpilih untuk ovulasi. Produksi estrogen terus meningkat.

6
d. Jika konsentrasi estrogen darah terus-menerus meningkat selama
fase midfolikular, hal ini akan mengakibatkan efek stimulatori
umpan balik positif pada hipofisis dan meningkatkan produksi LH.
e. Puncak estrogen adalah kadar estrogen darah yang paling tinggi
yang dipertahankan selama 50 jam. Puncak ini menyebabkan LH
juga mencapai puncak tertinggi atau puncak LH.
f. Puncak LH menyebabkan efek pada folikel utama :
a) Oosit menyelsaikan pembelahan melosis pertama yang
selanjutnya menjadi oosit sekunder dan badan polar pertama.
Melosis akan berlanjut jika oosit dibuahi.
b) Sintesis enzim dan prostaglandin yang penting untuk ruptur
folikel.
c) Ovulasi atau pelepasan oosit dan sel-sel yang berkaitan
dengannya kedalam rongga tubuh agar dapat ditarik tuba
uterin, berlangsung selama 24 sampai 38 jam setelah puncak
LH. Hal ini selanjutnya akan terjadi 13-15 hari sebelum awitan
menstruasi (awal siklus selanjutnya).
d) Sel folikel yang ruptur telah menjalani proses luteinisasi
berubah menjadi korpus luteum yang kemudian memproduksi
progesteron dan sedikit estrogen.
g. Peningkatan kadar progesteron dan estrogen dalam darah
menyebabkan efek umpan balik negatif yang kuat pada FSH dan
LH. Tanpa LH untuk mempertahankannya, korpus luteum
mengalami kemunduran dan kadar estrogen dan progesteron
menurun dengan tajam.
h. Karena estrogen dan progesteron darah menurun, efek umpan balik
negatif terhadap kelenjar hipofisis anterior berkurang. FSH dan LH
kembali meningkat untuk memulai siklus baru.

7
4. Siklus endometrium (uterus) terjadi terjadi dalam rangka
mempersiapkan endometrium (uterus) untuk memberi nutrisi dan
mempertahankan ovum jika sudah dibuahi. Siklusnya:
a. Fase Menstruasi, adalah periode selama 4-5 hari. Dibawah
pengaruh estrogen dari folikel yang berkembang dalam ovarium,
dan endometrium diperbaiki melalui perubahan sel dalam lapisan
basal saat menstruasi masih berlangsung.
b. Fase Poliferatif, berlangsung sampai terjadi ovulasi
a) Endometrium yang berpoliferatif dari lapisan basal kembali
menjadi tebal dan tervaskularisasi dengan baik. Estrogen juga
menyebabkan pertumbuhan reseptor progesteron pada sel-sel
endometrial.
b) Kelenjar tubular tumbuh dalam lapisan superfisial. Sel-sel
kelenjar berpoliferasi dengan cepat, tetapi tidak
mengakjumulasi banyak sekresi.
c) Arteriol spiral menonjol diantara kelenjar-kelenjar untuk
mensuplai sel-sel endometrial dan glandular.
c. Saat fase sekretori (progestasi), progesteron merangsang kelanjutan
pertumbuhan lapisan superfisial.
a) Kelenjar membesar dan mensekresi nutrien (glikogen dan
lemak) untuk mempertahankan perkembangan embrio jika
sudah terjadi pembuahan.
b) Arteriol spiral menjadi terkonvulsi. Endometrium siap untuk
implamantasi.
c) Jika pembuahan tidak terjadi, endometrium beregresi.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-babii.pdf

http://www.resipitory.usu.ac.id

Sloane, Ethel. 1995. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai