Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Sebagai manusia yang diciptakan Allah SWT. Di dunia ini mengemban dua hal dalam tujuan
penciptaannya. Yakni sebagai hamba Allah yang di “taklif” untuk beribadah sekaligus
sebagai Khalifah untuk mengatur bumi.
Berkaitan dengan ibadah, manusia diberikan tuntunan dan aturan yang harus dipenuhi
sebagai sarana penentu keabsahan semua rangkaian ibadah sehingga ibadah menjadi
diterima secara syar’i. Begiatu juga dengan sholat dan serangkaian ibadah yang
mengharuskan bersuci maka tak lepas dari bagaimana aturan bersuci yang benar. Bersuci
yang asalnya Jawaz dalam hal ini menjadi wajib karena terkena aturan sebagaimana bunyi
kaidah fiqh berbunyi “Ma la Yatimmu al-wajib illa bihi fa huwa wajib”(sesuatu yang menjadi
kesempurnaanya sebuah kewajiban maka sesuatu itu menjadi wajib pula).
Disini penulis mencoba menyajikan tulisan yang sedikit mengupas tentang bagaimana cara
bersuci serta macam-macamnya sebagai salah satu sumbangsih khazanah keilmuan
semoga bermanfaat. Amiin.

B.    Rumusan Masalah.


Dalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang akan d kaji diantaranya:
1.    apa pengertian Toharoh?
2.    Apa saja diantara macam-macam thoharoh?
3.    Bagaimana caranya thoharoh?

C.    Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:
1.      Untuk mengetahui konsep dasar tentang thoharoh.
2.      Untuk mengetahui macam-macam thoharoh.
3.      Untuk memahami cara melakukan thoharoh

Adapun kegunaannya adalah:


1.         Menambah wawasan dan sebagai bahan bacaan.
2.         Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Fiqh

BAB II
PEMBAHASAN
THAHARAH (BERSUCI)
A.    HAKIKAT THAHARAH (BERSUCI)
 
Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih  dan membersihkan diri dari kotoran yang
bersifat hissiy (indrawi)  seperti najis serta kotoran yang ma’nawi seperti cacat atau aib . Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bersih memiliki beberapa makna, antara
lain:
1)    Bebas dari kotoran
2)    Bening tidak keruh (tt air), tidak berawan (tt langit)
3)    Tidak tercemar (terkena kotoran
4)    Tidak bernoda; suci
5)    Tidak dicampur dng unsur atau zat lain; asli.
Jadi, bersih yang dimaksud disini adalah suatu keadaan dimana sesuatu terbebas dari
segala hal yang membuatnya tampak tidak baik dan bersifat merusak pandangan.selain itu,
kebersihan juga merupakan ciri muslim yang cukup menonjol dimana telah ditegaskan
dalam sebuah maqolah bahwa “kebersihan merupakan sebagian dari iman” . Maka dari itu,
hal kebersihan ini cukup menjadi perhatian di kalangan umat Islam.
Pada dasarnya,thaharah tidak selalu diidentikkan dengan kebersihan karena ada perbedaan
diantara keduanya. Meskipun sama-sama bertujuan untuk menjaga kebersihan namun
thaharah sendiri mengandung nilai ibadah bagi yang menjalankannnya. Nilai ibadah inilah
yang kemudian menjadikan thaharah sebagai nilai lebih yang dimiliki umat Islam.
Adapun menurut syara’, thaharah adalah sesuatu yang dihitung sunnah untuk
melaksanakan sholat seperti wudhu, mandi, tayammum dan menghilangkan najis. 
Thaharah atau bersuci dalam pandangan Islam tidak hanya menyangkut masalah bersih
atau kotor, namun lebih kepada tujuan sahnya sebuah ibadah.

Tanpa adanya ritual bersuci yang sesuai, mustahil akan terwujud ibadah yang sah. Karena
salah satu syarat sahnya semua ibadah adalah kondisi suci yang apabila tidak terpenuhi
maka akan berakhir dengan kesia-siaan.

B.    MACAM-MACAM THAHARAH


 
Beberapa macam thaharah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya yaitu wudlu,
mandi dan tayammum. Untuk perinciannya akan kami bahas lebih lanjut sebagai bertikut:

1.    Wudlu
Wudlu menurut bahasaya itu sebutan untuk pembersihan sebagian anggota badan . Adapun
menurut syara’, wudlu adalah sebutan untuk pembersihan bagian-bagian tertentu dengan
niat yang tertentu . Hukum wudlu ada dua, wajib bagi orang yang hadats  dan sunnah bagi
orang yang memperbarui wudlu baik setelah shalat ataupun setelah mandi wajib, serta
ketika orang yang junub hendak melakukan makan, tidur atau wathi dan lain sebagainya .
Beberapa komponen wudlu antara lain:

a.    Fardlu wudlu


Fardlu wudlu ada 6 yaitu:
1.    Niat
2.    Membasuh wajah
3.    Membasuh kedua tangan beserta dua siku
4.    Mengusap sebagian kepala
5.    Membasuh dua kaki sampai mata kaki
6.    Tertib .

b.    Syarat wudlu


Syarat wudlu yaitu hal-hal yang harus terpenuhi sebelum melaksanakan wudlu. Sayyid
Ahmad telah mengemukakan beberapa syarat wudlu seperti:
(1)    Islam
(2)    Cerdas; tidak bodoh atau gila
(3)    Suci dari haidl dan nifas
(4)    Bersih dari hal-hal yang menghalangi atau mencegah mengalirnya air sampai kekulit
(5)    Anggota wudlu tidak mengandung hal yang dapat merubah sifat air
(6)    Mengerti kefardluan wudlu
(7)    Tidak meyakini bahwa fardlu wudlu adalah sunnah
(8)    Air yang suci
(9)    Menghilangkan najis yang terlihat
(10)    Mengalirkan air di seluruh anggota wudlu .

c.    Sunnah wudlu


Sunnah wudlu merupakan hal yang ketika dilakukan pada saat wudlu dan mendapat pahala
serta tidak berdosa jika ditinggalkan. Diantaranya yaitu:
(a)    Bersiwak
(b)    Membaca Basmalah
(c)    Membasuh kedua telapak tangan
(d)    Berkumur
(e)    Menghisap dan menyemprotkan air dari lubang hidung
(f)    Mengulangi rukun sebanyak tiga kali;
(g)    Mengusap seluruh kepala

d.    Hal-hal yang membatalkan wudlu


Beberapa hal yang dapat merusak wudlu diantaranya yaitu:
1.    Segala sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur kecuali mani;
2.    Hilangnya akal kecuali sebab tidur yang tetap duduknya;
3.    Bertemunya dua kulit laki-laki dan perempuan yang sudah baligh dan berlainan;
4.    Menyentuh qubul atau lubang dubur dengan telapak tangan atau ujung jari bagian
dalam.

2.    Mandi (Al Ghusl)


Mandi secara bahasa adalah mengalirkan air ke segala sesuatu baik badan, pakaian dan
sebagainya tanpa diiringi dengan niat. Sedangkan menurut syara’ mandi yaitu mengalirkan
air ke seluruh anggota badan denagn niat tertentu.
Dalam islam, mandi atau Al Ghusl memiliki posisi yang cukup urgen. Hal ini  mengingat
mandi bertujuan untuk menghilangkan hadats atau kotoran yang tidak bisa dihilangkan
hanya dengan wudlu. Namun mandi yang dimaksud disini tentunya memiliki karakteristik
serta aturan yang berbeda dari mandi yang hanya untuk membersihkan badan dari kotoran
yang melekat di tubuh. Berikut beberapa hal yang menyangkut mandi dalam Islam:

a.    Hal yang mewajibkan mandi


1.    Bertemunya dua kemaluan
2.    Keluarnya mani
3.    Haidl
4.    Nifas
5.    Wiladah
6.    Meninggal dunia

b.    Fardlu mandi


Fardlu mandi ada tiga yaitu niat, membersihkan najis yang ada di seluruh tubuh serta
mengalirkan air hingga mengenai seluruh anggota tubuh.

c.    Sunnah mandi


Beberapa sunnah mandi yang dianjurkan adalah lima perkara, yaitu:
1.    Membaca basmalah
2.    Berwudlu sebelum melakukan mandi
3.    Menggosok-gosokkan tangan pada tubuh
4.    Berturut-turut
5.    Mendahulukan anggota sebelah kanan
d.    Syarat mandi (Al Ghusl)
Adapun syarat mandi adalah sebagaimana syarat melaksanakan wudlu.

e.    Mandi-mandi yang disunnahkan


Beberapa mandi yang disunnahkan dalam Islam adalah mandi jum’at, mandi dua hari raya ,
mandi dua gerhana , mandi karena islamnya orang kafir serta mandi karena sembuhnya
orang gila dan orang yang berpenyakit ayan.

3.    Tayammum
Menurut bahasa, tayammum adalah menyengaja (‫)القصد‬. Sedangkan menurut ishtilah yaitu
mengusapkan debu pada wajah dan kedua tangan dengan niat tertentu. Tayammum yaitu
sebuah ritual penyucian diri dari hadats dengan menggunakan debu sebagai pengganti air
dikarenakan beberapa sebab atau hal tertentu.

Sebab-sebab tayammum terbagi menjadi dua kategori. Pertama yaitu tayammum yang
wajib mengulangi sholat yang telah dilakukan seperti tayammum karena tidak adanya air di
tempat yang biasanya terdapat air melimpah, lupa meletakkan air, hilangnya air dari
tempatnya dan sebagainya . Kedua yaitu dimana tidak diwajibkan untuk mengulangi sholat
yang telah dilakuakan seperti tayammum karena tidak ada air di tempat yang sudah biasa
tidak ada airnya dan kebutuhan akan air tersebut untuk diminum atau dijual untuk
memenuhi kebutuhan, tidak adanya air kecuali dengan harga tertentu dan tidak ada uang
untuk membeli atau akan dipergunakan untuk kebutuhan lain .

Fardlu tayammum ada lima yaitu memindahkan debu dari tanah atau udara kebagian yang
diusap, niat, mengusap wajah, mengusap dua tangan hingga kedua siku dan tertib.
Beberapa Sunnah tayammum yaitu bersiwak, membaca basmalah, mendahulukan anggota
kanan, berturut-turut, menipiskan debu pada telapak tangan.

Hal hal yang membatalkan tayammum diantaranya yaitu hadats, murtad, mengira telah ada
air di luar sholat, mengerti tentang keberadaan air, mampu untuk membeli air dan
sebagainya.

C.    DASAR HUKUM THAHARAH


Beberapa dalil hukum thaharah dalam al quran dan hadits adalah sebagai berikut:
Surat Al Maidah ayat 6 tentang wudlu, mandi dan tayammum:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.”
   
Surat An Nisa’ ayat 43 tentang mandi dan tayammum:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang
kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika
kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun.”(4:43).

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih dan membersihkan diri dari kotoran yang
bersifat hissiy (indrawi)  seperti najis serta kotoran yang ma’nawi seperti cacat atau aib.
Sedangkan menurut syara’, thaharah adalah sesuatu yang dihitung sunnah untuk
melaksanakan sholat seperti wudhu, mandi, tayammum dan menghilangkan najis.
Beberapa macam thaharah yaitu wudlu untuk menghilangkan hadats kecil,  mandi untuk
menghilangkan hadats besar serta tayammum untukj menggantikan wudlu dalam keadaan
tertentu. Thaharah pada dasarnya adalah sebuah ibadah yang mencakup seluruh ibadah
lainnya. Tanpa adanya thaharah mustahil akan terwujud ibadah yang sah karena ibadah
yang dilakukan seorang hamba haruslah dalam keadaan yang suci untuk mencapai
kesempurnaan.

B.    KATA PENUTUP


Demikian makalah ini kami susun, yang mana tentunya tak lepas dari kekurangan baik
dalam penyusunan maupun penyajian. Karena kami pun menyadari tak ada gading yang tak
retak. Untuk itu kritik dan saran pembaca sekalian sangat kami harapkan demi perbaikan
dan evaluasi dari apa yang kami usahakan. Harapan kami semoga bermanfaat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Al quran Al Karim
Al Ghaziy, Muhammad bin Qasim, Fath Al qarib, (Indonesia: Daar Al Ihya’ Al Kutub Al
‘Arabiyah)
Al Anshariy, Syaikh Al Islam Zakariya, Tuhfat Al Thullab, (Surabaya: Maktabah Al Hidayah)
Al Syathiriy , Sayyid Ahmad ibn Umar, Al Yaqut Al Nafis, Al Haramain

Anda mungkin juga menyukai