Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Fifi Chairunnisya (16190000002)
Ahmad Miftah romadhon (16190000008)
Muhammad Agung Nugroho (16190000011)
Widi Miftahul Jannah (16190000012)
B. Tinjauan Pustaka
Perawatan adalah tindakan yang dilakukan dalam mempertahankan atau
mengembalikan sesuatu pada kondisi kulit sehat dan segar. Perawatan kulit terdiri atas
dua bagian yaitu perawatan dari dalam dan perawatan dari luar. Perawatan kulit dari
dalam adalah merawat kulit dengan mengkonsumsi bahan makanan yang dapat
menyehatkan kulit, sedangkan perawatan kulit dari luar adalah perawatan yang
dilakukan secara langsung pada kulit agar terlihat cantik, cerah dan sehat (Darwati,
2013). Perawatan kulit dari luar dapat menggunakan sediaan kosmetika krim body
scrub.
Body scrub atau dalam beberapa produk ditulis dengan istilah lulur mandi
merupakan lulur yang digunakan saat tubuh dalam keadaan basah (mandi).
Penggunaannya adalah dengan mengoleskan pada seluruh bagian tubuh lalu
menggosoknya perlahan. Lulur jenis ini relatif lebih cocok digunakan untuk pemilik
kulit sensitif karena butiran scrub yang lebih kecil dan lembut, penggunaannya saat
kulit dalam keadaan basah, dan terdapat bahan pembawa yang berfungsi melicinkan
kulit sehingga akan terhindar dari iritasi saat penggosokan (Novitasari, 2018).
Indonesia merupakan negara penghasil kopi ketiga di dunia setelah Brazil dan
Vietnam. Pada tahun 2012 Indonesia mampu memproduksi paling sedikit 748 ribu ton
atau 6,6 % dari produk kopi dunia. Kopi ini dihasilkan dari perkebunan kopi yang
luasnya mencapai 1,3 juta hektar (Hartono, 2013).
Berdasarkan banyaknya jumlah kopi yang ada, maka berimbas terhadap ampas
kopi yang dibuang ke lingkungan. Ampas kopi merupakan residu padat atau endapan
dari seduhan biji kopi yang sudah diolah dan hanya sedikit memiliki sari. Ampas kopi
dapat dimanfaatkan untuk perawatan kulit, diantaranya untuk mengangkat sel-sel kulit
mati di permukaan kulit dan menghaluskan kulit. Butiran kasar yang dimiliki ampas
kopi dapat menggantikan fungsi silika atau garam dalam body scrub (Agustiningsih,
2017).
Pemanfaatan ampas kopi hingga saat ini belum maksimal. Pengembangan
perkebunan, khususnya kopi yang dilakukan saat ini secara tidak langsung juga akan
menambah jumlah ampas kopi yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu sebuah
terobosan baru guna mengolah ampas kopi agar dapat dimanfaatkan dan dak terbuang
sia-sia. Selain itu, ampas kopi yang tersedia di lingkungan sebagai limbah lebih
ekonomis dibandingkan memakai ekstrak kopi atau kopi bubuk murni (Tokimoto
dkk., 2005).
C. Monografi Bahan
1. Ampas kopi
2. Setil Alkohol
Setil alkohol berbentuk lilin, lempengan putih, granul atau dadu. Memiliki bau
yang lemah dan tidak berasa. Kelarutannya yaitu larut dalam etanol (95%) dan
eter, tidak larut dalam air, larut saat dilebur dengan minyak, parafin cair dan padat
dengan titik lebur 45-520C. Dapat meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur
sediaan, dan meningkatkan konsistensi (Raymond, 2009). Dalam losion, krim dan
salep, digunakan karena sifat emoliennya dan sebagai bahan pengemulsi. Sebagai
emolien dan emulgator, digunakan dalam konsentrasi 2-5% (Rowe dkk., 2009).
3. Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak.
Pemeriannya yaitu keras, berwarna putih atau kuning pucat, agak mengkilap,
kristal padat atau serbuk putih atau putih kekuningan, bau lemah atau berasa
lemak. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena, kloroform dan eter; larut
dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam air. Memiliki titik lebur 69- 70oC.
Penggunaannya dalam sediaan topikal sebesar 1-20%, meningkatkan stabilitas,
memperbaiki tekstur dan meningkatkan konsistensi. Tidak hanya itu, asam stearat
juga digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika direaksikan dengan basa (Rowe
dkk., 2009).
4. Trietanolamin
Trietanolamin merupakan cairan kental yang bening, tidak berwarna sampai
kuning pucat dan memiliki bau ammoniak yang lemah, bersifat sangat
higroskopis, memiliki titik lebur 20- 25°C dan pH 10,5. Kelarutannya yaitu
mudah larut dalam air, metanol dan aseton. Digunakan sebagai bahan pengemulsi
dengan konsentrasi 0,5-3%, pengatur pH pada sediaan topikal, dan sebagai
humektan. (Rowe dkk., 2009).
5. Propilen Glikol
Pemeriannya cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik. Kelarutan dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P, dan
dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter
minyak tanah P, dan dengan minyak lemak. Jarak didih pada suhu 1850C sampai
1890C tersuling tidak kurang dari 95,0 % v/v (Depkes RI, 1979). Propilen glikol
banyak digunakan pelarut dan pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi dan
kosmetik. Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, humektan dan
pengawet dalam berbagai formulasi parenteral dan nonparenteral (Rowe dkk.,
2009).
6. Metil Paraben
Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H803. Pemerian metil paraben berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk
kristal putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau dan berasa sedikit terbakar.
Kelarutannya larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dan
dalam 3,5 bagian etanol (95%) P, dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam
eter P, dan dalam larutan alkali hidroksi (Ditjen POM, 1979). Dapat digunakan
sendiri, kombinasi dengan pengawet paraben lain atau dengan antimikroba
lainnya. Lebih efektif terhadap gram negatif daripada gram positif. Penggunaan
dalam sediaan topikal sebanyak 0,02-0,3% sebagai antimikroba, efektif pada pH
4-8 (Rowe dkk., 2009).
7. Propil paraben
Propil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C10H1203. Propil paraben digunakan sebagai bahan pengawet dengan konsentrasi
0,01- 0,6%. Aktivitas antimikroba ditunjukkan pada pH antara 4-8. Secara luas
digunakan sebagai bahan pengawet dalam kosmetik, makanan, dan produk
farmasetika. Penggunaan kombinasi paraben dalam meningkatkan aktivitas
antimikroba. Kelarutan yang sangat larut dalam aseton dan eter, mudah larut
dalam etanol dan metanol, sangat sedikit larut dalam air. Titik didih propil
paraben 295oC (Raymond, 2009).
8. Parfum
Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan atas
nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari parfum
menambah daya tarik dari konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan
produsen (Lachman dkk., 1994).
9. Aquadest
Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan. Air murni
dapat diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion, osmosis, atau dengan
cara yang sesuai. Air murni lebih bebas kotoran maupun mikroba. Air murni
digunakan dalam sediaan-sediaan yang membutuhkan air terkecuali untuk
parenteral, aquadest tidak dapat digunakan (Ditjen POM, 1979).
D. Formula Utama
R/ Ampas kopi 20g
Etil alkohol 1g
Asam stearat 15g
Trietanolamin 2g
Propilen glikol 5g
Metil paraben 0,3g
Propil paraben 0,05g
Parfum 3 tetes
Aquadest ad (ml)
Bahan
1. ampas kopi
2. air suling (aquadest)
3. asam stearate
4. setil alcohol
5. propilen glikol
6. trietanolamina (TEA)
7. parfum
8. propil paraben
9. metil paraben,
10. larutan dapar pH asam (4,01),
11. larutan dapar pH netral (7,01),
12. metilen blue.
G. Perhitungan
20
R/ Ampas kopi x 100=¿ 20g
100
1
Etil alkohol x 100=¿ 1g
100
15
Asam stearat x 100=¿ 15g
100
2
Trietanolamin x 100=¿ 2g
100
5
Propilen glikol x 100=¿ 5g
100
0,3
Metil paraben x 100=¿ 0,3g
100
0,05
Propil paraben x 100 = 0,05
100
Parfum 3 tetes
Aquadest ad (ml)