STRUMA
DI RUANG IBS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG
Disusun Oleh :
FIDHA FAIRUZ SYAFIRA
210104048
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
D. PATOFISIOLOGI
darah untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat
hormon tiroid cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu,
tingkat hormon tiroid terlalu rendah dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini
disebut thyroid stimulating hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini
juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang
ini TRH hormon tiroid TSH menyebabkan perubahan fungsi dan struktur
kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor
mengakibatkan gondok difus. Ketika sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel
inflamasi, atau sel ganas metastasis untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid
dapat berkembang.
kadar hormon tiroid. Jika proses ini berkelanjutan, maka akan mengakibatkan
Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH.
hormone tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor pengikat
Bila kadar-kadar hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan
balik terhadap kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi
pembesaran (hipertrofi).
bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Goiter
suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia yang akan berdampak
Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara menjadi serak atau parau.
Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2. Pemeriksaan Ultrasonografi.
Berfungsi untuk melihat beberapa bentuk kelainan dan konsistensinya.
3. Biopsi Aspirasi Jarum halus.
4. Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran
suhu kulit pada suatu tempat.
5. Penanda tumor berfungsi untuk mengukur peninggian tiroglobulin kadar tg
serum normal antara 1,5-30 nymle.
6. X Ray (foto leher).
7. Tes pengambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter
noduler, menurun pada tiroiditis.
8. T4 dan T3 serum : meningkat
9. T4 dan T3 bebas serum : meningkat
10. TSH : tertekan dan tidak berespon terhadap TRH (tiroid releasing
hormon)
11. Tiroglobulin : meningkat
12. Stimulasi TR : dikatakan hipertiroid jika TRHdari tidak ada sampai
meningkat setelah pembetian TRH.
13. Ambilan tiroid 131 : meningkat
14. Ikatan protein oidium : meningkat
15. Gula darah : meningkat ( seiring dengan kerusakan pada adrenal)
16. Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat
17. Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
18. Elektrolit : hiponatemian yang mungkin sebagai akibat dari respon adrenal
atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti. Hipokalsemia terjadi
dengan sendirinya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis.
19. Katekolamin serum : menurun
20. Kreatinin urine : menurun
21. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.
F. PENATALAKSANAAN
sekali, impotensi.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Berikan teknik
non farmakologis
untuk
mengurangi nyeri
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik
non farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
Edukasi
- Jelasakan tanda
dan gejala
infeksi
Kolaborasi
- Pemberian
imunisasi, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
American Thyroid Association. 2019. Goiter Clinical Thyroidology for the Public
https://www.thyroid.org/wpcontent/uploads/publications/ctfp/volume12/
issue4/ct_public_v124_5_6.pdf
Moorhead, Sue, dkk. 2018. Nursing Outcome Clasification (NOC) Versi Bahasa
Indonesia. Singapura : Elsevier Global Right
Smeltzer & Bare. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC.