1. Peserta hadir :
1. Dokter pedamping
2. Peserta PIDI
3. Masyarakat
Judul laporan
Latar belakang
Pergeseran epidemiologi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular telah
terjadi beberapa dekade ini. Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbesar di
Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah pola makan yang tidak teratur, sehingga menyebabkan
timbulnya masalah gizi, contohnya obesitas. Obesitas merupakan penumpukan lemak yang
berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (intake) dengan energi yang digunakan
(expenditure) dalam waktu yang lama. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi
obesitas pada dewasa usia diatas 18 tahun mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Prevalensi obesitas usia diatas 18 tahun di Indonesia pada tahun 2018 sebesar
21,8%, angka ini meningkat 7% dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 14,8%.
Obesitas disebabkan oleh jumlah asupan energi yang berlebih. Jenis makanan dengan kepadatan
energi yang tinggi (tinggi lemak, gula, serta kurang serat) menyebabkan ketidakseimbangan
energi. Jika terus berlanjut akan terjadi penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat
timbul obesitas. Selain itu pola aktivitas sedentari (kurang aktif) juga menyebabkan energi yang
dikeluarkan tidak maksimal sehingga meningkatkan risiko obesitas. Genetik juga berperan dalam
munculnya obesitas. Penyakit yang dapat timbul jika kondisi tidak ditangani adalah diabetes,
tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui
bagaimana cara mencegah timbulnya obesitas dan apa saja bahaya yang dapat terjadi akibat
obesitas sehingga angka penderita obesitas dapat menurun.
Permasalahan
Pelaksana
Penyuluhan tentang Pencegahan Obesitas dan Dampaknya Terhadap Permasalahan Kesehatan di
Kampung Dara wilayah kerja PKM PARUGA dengan jumlah peserta 39 orang
elama penyuluhan berlangsung, peserta menyimak dengan antusias. Penyampaian materi juga
dilakukan secara 2 arah agar masyarakat dapat lebih menyimak materi yang ingin disampaikan
dan agar mengetahui sejauh mana pemahaman peserta mengenai obesitas. Setelah diberikan
penyuluhan dilanjutkan diskusi tanya jawab. Keterbatasan dari kegiatan ini adalah tidak
disediakan media penyuluhan seperti leaflet atau powerpoint. Diharapkan kedepannya
penyuluhan ini bisa disertai dengan persiapan yang lebih baik dan media penyuluhan visual yang
lebih menarik agar masyarakat bisa menyerap informasi lebih banyak dari materi yang
disampaikan.
1. Peserta hadir :
4. Dokter pedamping
5. Peserta PIDI
6. Masyarakat
Judul laporan
Latar belakang
Kondisi balita pendek atau disebut juga dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi pada
balita yang terjadi sekarang. Pada tahun 2017, sekitar 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di
dunia mengalami stunting. Setengah dari jumlah tersebut berasal dari Asia (55%). Stunting
adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi tersebut diukur dengan panjang atau tinggi badan lebih dari minus dua
standar deviasi median dari kurva standar pertumbuhan anak WHO. Permasalahan ini merupakan
masalah kesehatan kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pemberian
asupan makanan pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Pemberian makanan yang benar pada awal kehidupan sangat berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, perkembangan kognitif, imunitas, pencegahan
obesitas, serta perlindungan masalah alergi juga dipengaruhi oleh hal tersebut. Salah satu
pemberian asupan yang tepat pada awal kehidupan adalah ASI ekslusif selama 6 bulan disertai
dengan makanan pendamping ASI hingga usia 2 tahun. Makanan pendamping ASI diberikan
guna mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bagi anak. Pemberian makanan pendamping ASI
dimulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Pemberian makanan pendamping ASI sangat
bergantung kepada keluarga. Pengetahuan orang tua mengenai makanan pendamping ASI sangat
dibutuhkan, karena jika diberikan dengan jumlah, komposisi, dan waktu yang tidak tepat dapat
menyebabkan anak mengalami permasalahan pada gizi yang berakibat gangguan pada
pertumbuhan dan perkembangan.
Permasalahan
Pelaksana
Penyuluhan tentang MPASI guna mencegah gangguan gizi di Kampung Dara wilayah kerja
PKM PARUGA dengan jumlah peserta 50 orang
Selama penyuluhan berlangsung, peserta menyimak dengan antusias. Penyampaian materi juga
dilakukan secara 2 arah agar masyarakat dapat lebih menyimak materi yang ingin disampaikan
dan agar mengetahui sejauh mana pemahaman peserta mengenai MPASI. Setelah diberikan
penyuluhan dilanjutkan diskusi tanya jawab. Keterbatasan dari kegiatan ini adalah kondisi yang
kurang kondusif.
1. Peserta hadir :
7. Dokter pedamping
8. Peserta PIDI
9. Masyarakat
Judul laporan
Latar belakang
Permasalahan
Pelaksana
Penyuluhan tentang akibat dari stunting terhadap anak bagi kesehatan dan cara mencegah
Stunting di Kampung Dara wilayah kerja PKM PARUGA dengan jumlah peserta 32 orang
Monitoring dan evaluasi
Monitoring yang dilakukan dengan melempar pertanyaan dari pengetian, penyebab dan
penatalaksanaan dari stunting itu sendiri dan Evaluasi di lakukan di akhir dengan cara membuka
sesi tanya jawab dimana narasumber mendapatkan respon yang baik beberapa dan audience
mengajukan beberapa pertanyaan seputar materi.
1. Peserta hadir :
4. Dokter pedamping
5. Peserta PIDI
6. Masyarakat
Judul laporan
Latar belakang
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pola asuh, pola makanan terhadap gizi buruk
pada anak.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah atau menghindari terjadinya
gizi buruk.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Penyuluhan tentang pola asuh, pola makan dan penyakit infeksi terhadap kejadian gizi buruk
Pelaksana
Penyuluhan tentang pola asuh, pola makan dan penyakit infeksi terhadap kejadian gizi buruk di
Oi Ni’u di PKM PARUGA dengan jumlah peserta 47 orang
Monitoring dan evaluasi
Monitoring yang dilakukan dengan melempar pertanyaan bagaimana pola asuk dan pola makan
terhap anak, dan bagaimana gizi terhadap anak yang sesuai terhadap pertumbuhannya itu sendiri
dan Evaluasi di lakukan di akhir dengan cara membuka sesi tanya jawab dimana narasumber
mendapatkan respon yang baik beberapa dan audience mengajukan beberapa pertanyaan seputar
materi.
1. Peserta hadir :
1. Dokter pedamping
2. Peserta PIDI
3. Masyarakat
Judul laporan
GAKY merupakan salah satu masalah gizi yang serius memingat dampaknya secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya
manusia yang mencakup 3 aspek yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan
sosial dan aspek perkembangan ekonomi. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan
salah satunya adalah peningkatan asupan yodium melalui garam beryodium (DepKes, 1998)
Permasalahan
Penyuluhan tentang pengetahuan ibu terhadap penggunaan garam beryodium dengan masalah
kesehatan dan gizi di daerah Wadumbolo wilayah PKM PARUGA dengan jumlah peserta 56
orang
Monitoring yang dilakukan dengan melempar pertanyaan dari pengetian, penyebab akibat yang
akan timbul apabila kekuangan yodhium dalam tubuh itu sendiri dan Evaluasi di lakukan di
akhir dengan cara membuka sesi tanya jawab dimana narasumber mendapatkan respon yang baik
beberapa dan audience mengajukan beberapa pertanyaan seputar materi.
Tgl mulai kegiatan : Tgl akhir kegiatan :
4. Peserta hadir :
1. Dokter pedamping
2. Peserta PIDI
3. Masyarakat
Judul laporan
Latar belakang
Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan
mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi merupakan
unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011).
Keluarga merupakan dukungan utama bagi lanjut usia dalam mempertahankan
kesehatannya. Peran keluatga dalam perawatan lanjut usia adalah menjaga dan merawat lanjut
usia, memberikan gizi yang dibutuhkan lanjut usia. Peran keluarga sangat penting dalam
pemenuhan gizi lanjut usia, maka keluarga harus memperhatikan gizi untuk lanjut usia, serta
keluarga bisa memberikan gizi yang dibutuhkan oleh lanjut usia. Peran keluarga berperan
penting dalam pemenuhan gizi lanjut usia, Lanjut usia juga membutuhkan gizi yang cukup
untuk kekebalan fisiknya. Tetapi sebagian besar keluarga belum mengetahui gizi yang baik
untuk lanjut usia. Keluarga hanya memberikan makanan seadanya tanpa mempedulikan gizi
untuk lanjut usia itu sendiri . (Aries dk, 2006).
Lanjut usia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat juga mengalami
keadaan gizi baik dan gizi kurang baik. Lanjut usia di indonesia yang berada dalam keadaan
kurang gizi sebanyak 3,4%, berat badan kurang 28,3%, berat badan ideal berjumlah 42,4%,
berat badan lebih sebanyak 6,7% dan obesitas 3,4% (Darmojo, 2006).
Permasalahan
1. Tidak tahunya masyarakat bagaimana tentang gizi pada usia lanjut yang mengakibatkan
masalah kesehatan
2. Menyadarkan masyarakat tentang pentingan pengaturan gizi terhadap usia lanjut.
Pelaksana
Pelaksanaan pengetahuan keluarga tentang gizi usia lanjut di rumah di daerah Tolobali wilayak
kerja PKM PARUGA dengan peserta sebanyak 59 orang
Monitoring yang dilakukan dengan melempar pertanyaan dan Evaluasi di lakukan di akhir
dengan cara membuka sesi tanya jawab dimana narasumber mendapatkan respon yang baik
beberapa dan audience mengajukan beberapa pertanyaan seputar materi.
Tgl mulai kegiatan : Tgl akhir kegiatan :
4. Peserta hadir :
1. Dokter pedamping
2. Peserta PIDI
3. Masyarakat
Judul laporan
Latar belakang
Menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang penting dilakukan sebagai upaya
menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi. Menurut British Dietitian Association (BDA) dan
European Food Safety Authority (EFSA), hingga saat ini belum ada makanan atau komponen
bahan makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan serta merta membuat seseorang
tercegah dari infeksi Covid-19. Meskipun demikian, manusia tetap membutuhkan sistem
kekebalan tubuh yang kuat untuk menjalankan fungsi sistem imun secara normal agar tubuh
bugar dan terhindar dari penyakit lainnya. (Aries dk, 2006).
Iwan Surjawan, Rektor Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) menyatakan, Ada
banyak zat gizi yang berperan langsung dalam menjalankan sistem kekebalan tubuh secara
normal. Contohnya, vitamin (seperti vitamin A, B6, folat, B12, C, dan D) dan mineral (seperti
zat besi, seng (zinc), selenium, dan tembaga). Selama pandemi, sebaiknya menghindari konsumsi
makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh, garam dan gula. Seperti keripik, gorengan, mie
instan atau minuman yag mengandung gula secara berlebihan. (Iwan dkk, 2019)
Jika seseorang sering mengonsumsi makanan tersebut, maka resiko terjadinya peningkatan berat
badan, obesitas, penyakit kardiovaskular seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker akan lebih
tinggi.(Antoni, 2019)
Widya Indriani, Faculty of Food Science and Nutrition i3L menjelaskan terdapat perbandingan
nutrisi yang baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan terpenuhinya nutrisi yang
seimbang, kita bisa menjaga fungsi normal sistem kekebalan tubuh. Setiap harinya, tubuh
memerlukan zat gizi makro dan mikro dalam jumlah tertentu untuk proses metabolisme,
menjalankan aktivitas fisik, tumbuh, serta mengganti sel-sel atau jaringan yang rusak dalam
tubuh. "Selain itu, beberapa vitamin, seperti vitamin B kompleks dan C bersifat larut dalam air.
Jika jumlahnya berlebih, tubuh akan mengeluarkan vitamin tersebut melalui air kencing. Oleh
sebab itu penting untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap harinya untuk
menjaga fungsi normal dan sistem kekebalan tubuh,” Widya menambahkan kelebihan kalori di
badan juga dapat meningkatkan resiko terkena Covid-19. Terdapat beberapa penelitian yang
menyataan bahwa kondisi- kondisi atau penyakit yang berkaitan dengan obesitas seperti diabetes
tipe 2, penyakit jantung dan hipertensi dapat memperparah efek Covid-19. “Berdasarkan
pengamatan dari beberapa negara seperti Amerika dan Prancis, orang dengan obesitas yang
terinfeksi Covid-19, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena komplikasi dan lebih tinggi
prevalansinya untuk mendapatkan perawatan intensif atau Intensive Care Unit (ICU) saat
dirawat di rumah sakit (Anonin, 2019)
Permasalahan
1. Bagaimana cara pengaturan gizi masyarakat dalam masa pandemi agas sistem immun menjadi
kuat
2. bagaimana akibat yang akan timbul jika sistem immun menurun dalam masa pandemi dan
terkena covid-19.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Penyuluhan tentang tentang asupan gizi dalam upaya meningkatkan immun di masa pandemi
Covid-19
Pelaksana
Pelaksanaan upaya asupan gizi dalam upaya meningkatkan immun di masa pandemi Covid-19
dengan peserta sebanyak 40 orang
Monitoring dan evaluasi di lakukan dengan pre tes dan pos tes untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan. dan Evaluasi di lakukan di akhir dengan cara membuka sesi tanya jawab dimana
narasumber mendapatkan respon yang baik beberapa dan audience mengajukan beberapa
pertanyaan seputar materi.
1. Peserta hadir :
Judul laporan
Latar belakang
Kebutuhan gizi lansia menjadi penting mengingat pentingnya posisi lansia di rumah tangga
biasanya sudah jarang diperhatikan dan sulit memenuhi kebutuhan gizinya. Selain itu, lansia
juga banyak yang memiliki penyakit degeneratif yang memerlukan gizi yang berbeda
dibandingkan usia produktif.
Kebutuhan gizi lansia terkait dengan beberapa kandungan gizi baik makronutrisi dan
mikronutrisi. Lansia mengalami berbagai macam perubahan sistem pencernaan dan juga dari
organ lain. Selain itu, adanya penyakit degeneratif yang dimiliki oleh lansia tersebut juga
menjadi pertimbangan penting dalam pemenuhan gizi lansia yang berimbang dan sehat.
Tujuan utama pemilihan gizi lansia yang optimal adalah untuk meningkatkan taraf hidup
lansia dan menurunkan angka kesakitan lansia.
Permasalahan
Pelaksana
Penyuluhan tentang Gizi lansia di Puskesmas PARUGA dengan jumlah peserta 32 orang
Pendekatan kepada lansia dilakukan melalui penyuluhan dan diskusi, terlihat bahwa peserta
tampak antusias dan lebih leluasa bertanya kepada narasumber. Setelah diadakan penyuluhan ini,
peserta tampak lebih paham mengenai gizi lansia dan diharapkan kedepannya dapat merubah
sikap dan tingkah laku dalam mengkonsumsi makanan untuk lansia.