STREES ANALYSIS
DI Kerjakan Oleh :
F33118042
KELOMPOK: 7
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
\
\
BAB 1
PENDAHULUAN
\
berat keuntungan. Dengan memiliki struktur dan kegunaan istimewa ini
tidak mengkeraskan apa bila perancangan dan disigner struktur lebih
leluasa berexperimen memanfaatkan perancangan struktur plat dalam
bentuk apapun.
1.2 Tujuan
1.3. Manfaat
\
BAB II
TEORI DASAR
1. Kekuatan ( strenght )
2. Kekakuan ( stiffness )
3. Stabilitas ( stability )
4. Tegangan ( stress )
\
F
σ=
A
A = luas penampang ( m2 )
σ = tegangan
a) Tegangan normal
1. Tegangan puntir
\
Gambar 2.2. Tegangan punter
2. Tegangan geser
\
Gambar 2.4. tegangan tarik
b. Tegangan tekan
c. Tegangan lengkungan
\
kesan pada benda tersebut melengkung. Cerita tentang lengkungan
yang terjadi pada rocer ARM.
Perhitungan panjang
Regangan (Ԑ) dapat dinyatakan degan
∆L
Ԑ=
L
Dimana:
∆L= pertambahan panjang ( m )
\
L = panjang mula-mula ( m )
Ԑ = regangan
σ
E=
Ԑ
Dimana:
= regangan
σ = tegangan
N
E = modulus young / moduus elastisitas ( )
m
\
2.6. Hukum hooke
Hukum hooke berbunyi jika gaya tarik tedak melampaui batas elastis
pegas, maka pertambahan panjang akan sebanding dengan gaya tariknya.
Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hoekc seorang arsitektur yang
ditugaskan membangun kembali gedung-gedung di london yang
mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena itu pernyataan ini
dikenal sebagai hukum hooke.
Lewat perumusan matematis hukum hooke dapat digambarkan
sebagai berikut :
F = -K – X
Dimana:
F = gaya
N
K = konstanta pegas ( )
m
X = pergerakan pegas dari posisi normal ( m )
2.7. Defleksi
1. Kekakuan batang
\
Semakin kaku sebuah batang maka semakin kecil lendutan batang
yang akan terjadi.
2. Besar kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus
dengan besarnya defleksi yang terjadi.
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda,
oleh karena itu besarnya defleksi pada jenis tumpuan yang berbeda
tidaklah sama.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang, jenis beban yang berbeda
tentunya akan menghasilkan besar defleksi yang berbeda-beda
pula.
2. Tumpuan roll
\
Gambar 2.9. Tumpual Rol
3. Tumpuan jepit (fixed support)
Beban berpusat ini titik kerja gaya pada batang dapat dianggap
berupa titik karena luas kontaknya sangat kecil.
\
Gambar 2.12. Beban terbagi rata
3. Beban bervariasi uniform
\
Gambar 2.15. Batang kantilever
\
dibentuk dari beberapa truss yang dihubungkan bersama membentuk
kerangka ruang. Masing-masing truss dirancang untuk menumpu
beban yang bereaksi pada bidangnya, sehingga dapat diperlakukan
sebagai struktur 2 dimensi.
a. Gaya luar
Gaya luar yang menyatakan aksi dari benda lain pada benda
yang sedang dibahas. Gaya-gaya itu menentukan perilaku luar
( eksternal ) benda tegar tersebut. Gaya itu dapat menyebabkan
benda bergerak atau diam.
b. Gaya dalam
\
Gambar 2.18. Contoh gaya dalam
Dari gambar 2.19 (d) jelas terlihat bahwa aksi dari gaya
dalam pada bagian AD adalah tidak terbatas dalam memproduksi
keadaan tegangan tarik atau tekan.
Seperti dalam kasus bagian dua gaya lurus, gaya dalam juga
menghasilkan gesekan (stear) dan lenturan (bending) gaya F
\
disebut gaya poros, gaya V disebut gaya geseram, dan momen (m)
dan kopel dikenal sebagai momen pelenturan pada J.
Kita lihat pada gambar 2.18, bahwa trus dapat dipandang sebagai
kelompok pin bagian dua gaya diagram benda bebas pada gambar
dapat diperlihatkan pada gambar 2.20 berikut.
\
Gambar 2.22 diagram maxwell
Setiap deformasi yang terjadi pada struktur stabil relatif kecil dan di
kaitkan dengan perubahan panjang batang yang di akibatkan oleh gaya
yang timbul di dalam batang sebagai akibat dari gaya eksternal.
\
Gaya batang eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada batang-
batang struktur bentuk stabil. Gaya-gaya yang timbul pada struktur
tersebut adalah gaya tarik murni atau tekan murni
4. Gaya batang
a. Analisis kualitatif
\
Gambar 2.26 rangka batang (A)
b. Stabilitas
Langkah pertama pada analisis rangka batang adalah menentukan
apakah rangka batang ini mempunyai konfigurasi stabil atau tidak.
Secara umum setiap rangka batang yang merupakan suatu susunan
bentuk dasar segitiga merupakan struktur yang stabil. Pada suatu
rangka batang kita dapat menggunakan batang melebihi jumlah
minimum yang diperlukan untuk ke stabilan batang tersebut.
Daerah yang bukan segitiga pada rangka batang akan sangat
berubah bentuk apabila mengalami suatu kondisi pembebanan, yang
dapat mengakibatkan terjadinya keruntuhan rangka batang tersebut.
\
digunakan persamaan yang menghubungkan banyak titik hubung pada
rangka batang dengan batang yang di perlukan untuk kestabilan.
\
Gambar 2.30 rangka batang
\
Gambar 2.33 Gaya tarik kabel
\
Gambar 2.36 bentuk perubahan struktur yang terhubung sendi tanpa
diagonal.
Faktor eksternal bukan merupakan hal utama tetapi hal ini perlu di
perhatikan karena dapat mempengaruhi konfigurasi rangka batang.
Sebagai contohnya, jenis rangka batang pratt dan bowe sangat di
pengaruhi oleh faktor eksternal. Begitu juga masuk melalui atap, rangka
batang sissors sering digunakan untuk memperbesar ruangan yang ada di
bawahnya. Rangka batang dengan bentuk-bentuk lain bias saja di
\
gantikan, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa bentuk tersebutakan akan
efisien akan lebih menarik dari pada tinjauan struktural atau konstansi.
\
Gambar 2.40 rangka batang sissors
\
bawah ini pembebanan kabel yang menyilang dapat menstabilkan
struktur batang.
\
BAB III
METODOLOGI
\
Gambar 3.2 gergaji besi
b) Bahan yang digunakan
\
7. Saat mesin sedang beroprasi harap jangan mengganggu
sistem kerja yang sedang berlangsung
8. Jika kekuatan jembatan sudah sampai batas maksimum
tekan tombol home pada aplikasi
9. Simpan data hasil pengujian yang telah diperoleh dalam
bentuk file
10. Lalu kembalikan penahan pada alat uji pada posisi semula
11. Setelah penekan kembali keposisi semula buka penutup alat
uji dan keluarkan spesimen yang telah diuji.
\
\
\
\
\
\
\
\
BAB V
PEMBAHASAN
\
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil defleksi terhadap batang baja dengan variasi beban dan
tumpuan dapat di tarik kesimpulan yaitu:
6.2 Saran
\
\