Anda di halaman 1dari 3

BRIKET AMPAS TEBU Latar Belakang Langkanya bahan bakar di Indonesia dan meningkatnya harga jual bahan bakar

termasuk minyak tanah, menyebabkan penduduk Indonesia susah untuk mendapatkan bahan bakar tersebut. Krisisnya energi bahan bakar dan kesediaan bahan bakar minyak saat ini kian menipis telah memberikan gambaran bahwa saatnya untuk sekarang kita beralih pada bahan bakar alternative, salah satunya adalah arang briket (Anonim 2009). Banyaknya limbah-limbah pertanian yang terdapat di Kalimantan barat ini, terutama arang tempurung kelapa dan ampas tebu yang keberadaanya tidak bisa dipandang sebelah mata, arang temprung kelapa diperoleh dari limbah kelapa dan ampas tebu diperoleh dari penjual air tebu yang terdapat di Kalimantan, yang mana masih banyakny limbah-limbah hasil pengolahan yang masih a belum dimanfaatkan dengan baik. Penulis ingin mengenalkan salah satu produk bahan bakar alternative yang terbuat dari arang tempurung kelapa dan ampas tebu, yaitu arang briket sebagai pengganti bahan bakar (Anonim 2009). Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan. Karena, selain dari proses pembuatannya yang mudah, ketersediaan bahan bakunyajuga mudah didapat. Beranjak dari kondisi tersebut, peneliti berupaya membuat arang briket dengan kombinasi bahan arang tempurung kelapa dan ampas tebu. Untuk mengetahui kualitas yang baik pada arang briket yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil pengujian kimia meliputi kadar air, kadar abu dan kadar zat menguap sedangkan pengujian fisik dengan pengujian indrawi terhadap tekstur, warna dan lama pembakaran (Anonim 2009). Pembuatan Arang Briket 1. Disiapkan bahan awal untuk pembuatan briket yaitu ampas teb yang telah dihaluskan dengan u hammer mill. 2. Ditimbang serbuk arang dan ampas tebu, kemudian dilakukan pencampuran, antara arang tempurung kelapa dan ampas tebu dengan perbandingan (70:30, 50 : 50 dan 30 : 70). Dengan 300 gram setiap komposisi. 3. Ditambahkan larutan perekat 35% dari setiap komposisi. 4. Dilakukan pencetakan briket dengan alat pencetak briket atau pralon. 5. Dilakukan pengeringan dengan cabinet dryer pada suhu 80C selama 48 jam. Penentuan Losis Saat Pencetakan Berdasarkan gambar 2 di atas, losis pada saat pencetakan yang dihasilkan berkisar 93,3% 96,6%, dengan kata lain pada saat proses pembuatan briket kehilangan sedikit. Proses kehilangan disebabkan oleh pada saat penambahan larutan perekat dan pada waktu pencetakan, dimana pada saat pencetakan ada bahan yang tertingal pada alat pencetakan dan pada saat pengadukan

Penentuan Kadar Air Briket Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen (Winarno 1997). Kadar air juga merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting pada briket yang dihasilkan, dimana kadar air sangat berpengaruh pada kualitas briket. Dari hasil penelitian di atas (Gambar.3) kadar air yang diperoleh relatif sama, ini disebabkan pemanasan dengan temperatur yang sama pada pemanasan briket. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengeringan tidak mempengaruhi pada saat pemanasan perlakuan manapun. Kadar air yang diperoleh sudah memenuhi standar mutu briket arang kayu (SNI 01-6235-2000), yaitu 8%. Kadar air yang rendah dipengaruhi oleh lamanya pengeringan dengan kabinet dryer pada suhu 80C selama 48 jam. Hal ini yang menyebabkan rendahnya kadar air pada briket. Kadar air sangat berperan dalam kualitas briket yang dihasilkan, karena semakin rendahnya kadar air yang diperoleh maka kualitas briket yang dihasilkan akan semakin baik sehingga mempermudah proses pembakaran. Penentuan Kadar Abu Briket Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik (Sudarmadji 1989). Berdasarkan gambar 4 di atas, kadar abu yang diperoleh pa penelitian berkisar antara 6,8071 da 11,6692%. Kadar abu pada perlakuan (50:50) dan perlakuan (70:30) sudah memenuhi standar mutu briket arang kayu, yaitu 8%. Sedangkan pada perlakuan (30 :70) tidak memenuhi standar mutu briket arang kayu, yaitu 8%. Tingginya kadar abu pada perlakuan (30:70) dipengaruhi oleh bahan dasar arang tebu yang digunakan lebih banyak pada perlakuan ini, karena kadar abu ampas tebu pada bahan cukup tinnggi. Kadar abu sangat berperan penting dalam pembuatan briket, karena semakin ti ggi kadar n abu briket maka semakin kurang baik kualitas briket yang dihasilkan, karena briket akan cepat menjadi abu dan proses pembakaran akan lebih singkat. Penentuan Kadar Zat Menguap Kadar zat menguap adalah zat yang menguap yang terdapat pada bahan da yang ikut sar hilang bersama uap air. Berdasarkan gambar 5, kadar zat menguap briket yang diperoleh pada penelitian cenderung tinggi berkisar antara 27,27% - 53,05% yang menyebabkan briket mengeluarkan asap yang banyak. Tingginya kadar zat mudah menguap yang diperoleh dari ketiga perlakuan tersebut disebabkan karena tidak sempurnanya penguraian senyawa non karbon. Tujuan dari penetapan kadar zat mudah menguap ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa yang mudah menguap yang terkandung dalam briket pada suhu 9500C. Lama Pembakaran Lama pembakaran dari ketiga perlakuan tersebut, pada perlakuan (70:30) lama pembakaran yang paling lama, ini disebabkan karena penambahan arang tempurung kelapa lebih banyak dari pada arang tebu. Penambahan arang tebu yang banya menyebabkan briket mengeluarkan banyak k

asap, waktu pembakaran yang singkat dan briket cepat menjadi abu karena kadar abu ampas tebu cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai