Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TRAUMA ABDOMEN
Anggota kelompok :
Kelas : 2A
Assalamu'alaikum Wr . Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan judul Trauma Abdomen ini dengan
tepat waktu. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada Nabi agung Nabi
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Adapun dalam penyusunan makalah tentunya banyak sekali hambatan yang telah
penulis rasakan. Oleh sebab itu, kami berterimakasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu,membina dan mendukung kami dalam mengatasi beberapa hambatan yang penulis
hadapi. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali
lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma abdomen merupakan salah satu dampak terbesar dari kecelakaan lalu lintas
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Cedera pada trauma abdomen dapat terjadi
akibat tenaga dari luar berupa benturan, perlambatan (deselerasi), dan kompresi. Akibat
cedera ini dapat berupa memar, luka jaringan lunak, cedera muskuloskeletal, kerusakan organ
dan ruptur pada berbagai organ.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
KASUS
Laki-laki 16 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri hebat di seluruh perutnya setelah
menabrak truk yang parkir ditepi jalan. Kejadian tersebut sekitar 45 menit sebelum masuk
RS. Pasien mengatakan mual tetapi tidak muntah, badan terasa lemas dan mata berkunang-
kunang. Hasil pemeriksaan didapatkan TD 85/50 mmHg, N 120 x/m, RR 24 x/m, CRT 4
detik, GCS 15, pupil isokor, reflek cahaya positif, konjungtiva anemis, terdapat vulnus
ekskoriatum pada regio abdomen, bising usus terdengar lemah, nyeri tekan di seluruh
abdomen dengan punctum maximum di abdomen kuadran kiri atas. Hasil Laboratorium
didapatkan Hb 8.5 gr/dL, leukosit 26.500/mm3, ureum 25 mg/dL, kreatinin 1 mg/dL, SGOT
24 U/l, SGPT 30 U/l. pada pemeriksaan FAST didapatkan hasil fluid collection di morison
pouch, splenorenal, dan retrovesica.
B. Menentukan Masalah
1. Apa diagnosa medis kasus tersebut?
2. Apa tindakan keperawatan utama nya?
3. Apa saja langkah-langkah yang dapat diambil dari kasus diatas dengan metode
ATLS??
4. Mengapa klien mengalami mata berkunang kunang?
5. Apa yang menyebabkan bising usus lemah?
6. Bagaimana jika vulnus ekskoriatum tersebut tidak segera diatasi?
C. Mencurahkan Pendapat
1. Diagnosa keperawatan pada kasus tersebut yaitu :
- Hipovolemi berhubungan dengan cairan aktif
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Tindakan emergency pada pasien tersebut di IGD adalah resusitasi cairan RL
sebanyak 2000cc, pemasangan kateter untuk monitoring diuresis dan NGT untuk
dekompresi abdomen. Pemberian antibiotika profilaksis dan H2 blocker untuk
mencegah stress ulcer. Dilakukan persiapan transfusi darah dengan Pack Red Cell
(PRC).
3. Metode ATLS bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
o Melihat tanda vital, seperti pernapasan, sirkulasi (peredaran darah), dan
ada tidaknya sumbatan pada saluran napas (ABC)
o Memperhatikan tingkat kesadaran (D) untuk mendeteksi gangguan saraf
o Memeriksa lokasi luka (E) dengan memeriksa semua permukaan tubuh
o Mengetahui jenis senjata atau benda yang memicu cedera
o Memperhatikan jumlah kehilangan darah yang terjadi
4. Benturan keras di kepala seperti tabrakan, kecelakaan, atau cedera bisa membuat
otak terpental ke tengkorak. Akibatnya, bagian belakang otak berisi lobus
oksipital yang memproses informasi visual bisa terganggu dan memicu gejala
mata berkunang-kunang.
5. Penurunan frekuensi bising usus dapat terjadi akibat kondisi tertentu, seperti: Ileus
paralitik (sumbatan usus karena kelumpuhan otot-otot di usus) dan Peritonitis
(meradangnya selaput yang membungkus rongga perut)
6. Jika tidak segera diatasi maka penderita akan mengeluarkan darah terus menerus
D. Pathway
Keluhan :
Nyeri hebat di seluruh perut
Datang ke IGD
Mual tetapi tidak muntah
Badan terasa lemas
Mata berkunang-kunang
TD : 85/50 mmHg
Dilakukan pemeriksaan
N : 120 x/menit
RR : 24 x/menit
Kreatinin 1 mg/dl
SGOT 24 U/1
SGPT 30 U/1
Penatalksanaan :
Non operatif atau konservatif Pemeriksaan penunjang :
Stabilisasi dan Resusitasi Pemeriksaan radiologi
Operatif USG abdomen
Splenektomi total CT scan abdomen
Splenektomi partial
Splenorrhapi
E. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi definisi,etiologi,dan faktor risiko trauma abdomen
2. Menyusun skema/pathway trauma abdomen
3. Mengidentifikasi penatalaksanaan pasien trauma abdomen
4. Mengidentifikasi proses keperawatan pada pasien trauma abdomen
a. Pengkajian pada pasien trauma abdomen
b. Pemeriksaan fisik pada pasien trauma abdomen
c. Pemeriksaan penunjang pada pasien trauma abdomen
d. Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien trauma abdomen
e. Menentukan intervensi keperawtan pada pasien trauma abdomen