Anda di halaman 1dari 20

PEMBUATAN SECARA ASEPTIS

Tujuan dari proses aseptis adalah untuk mempertahankan sterilitas produk yang dibuat dari
komponen-komponen yang masing-masing telah disterilisasi sebelumnya dengan menggunakan salah
satu cara dari metode yang ada. Kondisi operasional hendaklah dapat mencegah kontaminasi mikroba.

Untuk menjaga sterilitas komponen dan produk selama-proses aseptis, perhatian perlu diberikan pada :
 lingkungan;  personil;  permukaan yang kritis;  sterilisasi wadah / tutup dan prosedur
pemindahannya;  waktu tunggu maksimum bagi produk sebelum pengisian ke dalam wadah akhir; dan
 filter untuk sterilisasi.

TUGAS PM 3 ASEPTIC DISPENSING

Desain Lay Out Ruang Aseptic Dispensing dan Ruang Sitostatik


Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus untuk
menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan lingkungannya.

Desain ruangan steril menurut CPOB dengan keterangan tekanan ruangan dengan +
 Ruang persiapan : Ruang yang digunakan untuk alat Kesehatan dan bahan obat (etiket,
pelabelan, perhitungan dosis, dan volume cairan).
 Ruang Steril atau clean room

Ruangan steril yang harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel
2. Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
3. Suhu 18-22°C
4. Kelembaban 35-50%
5. Dilengkapi High Efficiency Particulate (HEPA) filter
6. Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar ruangan
7. Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat Kesehatan dan bahan obat sebelum dan
sesudah dilakukan pencampuran. Pass box terletak di antara ruang persiapan dan ruang
steril.

 Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian: sebelum masuk ke ruang antara, petugas
harus mencuci tangan, ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindng diri (APD).
 Ruang Antara : Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara

Alur lalu lintas orang dan barang dibedakan untuk masuk ke ruangan steril. Sebelum
melakukan kegiatan aseptik dispensing, petugas mengganti semua peralatan untuk memenuhi
standar CPOB di ruang persiapan. Petugas kemudian masuk ke ruang ganti/gowning,
sedangkan alat dan bahan masuk lewat pass box. Setelah petugas mengganti pakaian dengan
APD lengkap petugas langsung masuk ke ruang pencampuran. Idealnya untuk tiap ruangan
memiliki perbedaan tekanan 10-20 pascal dimana ruang paling bersih memiliki tekanan yang
paling positif untuk produk non sitostatika atau produk yang dijaga dari kontaminasi.
Sedangkan untuk produk atau obat sitostatika dibuat tekanannya semakin negatif untuk
mencegah paparan zat kepada petugas dan lingkungan.

8. Laminar Air Flow


Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki efisiensi tingkat tinggi,
sehingga dapat berfungsi sebagai penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara, menjaga aliran
udara yang konstan di luar lingkungan dan mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.

Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :
a. Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air Flow)
Aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga petugas tidak terlindungi dari partikel ataupun uap
yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk pencampuran obat steril non sitostatika.

b. Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow)


Aliran udara langsung mengalir ke bawah dan jauh dari petugas sehingga memberikan lingkungan kerja
yang lebih aman.
Untuk penanganan sediaan sitostatika menggunakan LAF vertikal Biological Safety Cabinet (BSC)
kelas II dengan syarat tekanan udara di dalam BSC harus lebih negatif daripada tekanan udara di
ruangan.

Untuk pencampuran obat suntik non sitostatika atau bahan-bahan yang tidak berbahaya bagi
petugas maka menggunakan LAF tipe horizontal. Udara laminar yang berasal dari HEPA filter
akan bergerak keluar ke arah petugas sehingga menjamin sediaan terjaga dari kontaminasi
partikel dan mikroorganisme.

● Pass-box dengan pintu berganda (air-lock)


● Barometer
● Termometer
● Wireless intercom

Standar Aseptik Dispensing

1. Ruangan steril yang terpisah

2. Laminar air flow atau clean classroom 100

3. Sistem kualitas steril (adanya HEP A filter)

4. Biological Safety Cabinet

5. Adanya program jaminan mutu Pencampuran sediaan steril harus memperhatikan


perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme
Peralatan

1.Safety cabinet / laminair airflow cabinet

2.Hepa filter

3.Pass box dengan pintu berganda (air-lock)

4.Barometer

5.Termometer

6.Wireless intercom

7.Alat pelindung diri


Dalam ruangan steril pencampuran obat di RS Muhammadiyah Gamping peralatan sudah
hampir tersedia semua. Safety cabinet dan lapisan wadah yang menyerap air, heap filter, pass
box, thermometer. Yang belum tersedia di ruang aseptik dispensing adalah ruang antara,
namun dengan kondisi ruangan yang sudah penuh dibutuhkan perombakan ruangan ulang.
Sedangkan untuk Safety cabinet atau LAF sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu. Adapun
Langkah-langkah pembersihan LAF sebagai berikut :
Mengopersikan SAFETY CABINET/LAMINAIR AIR FLOW

 Nyalakan LAF sebelum digunakan


 Nyalakan UV selama 10 menit
 Matikan UV
 Tunggu supaya LAF stabil
 Usap LAF sebelum dan setelah preparasi
Kebutuhan SDM dan kualifikasinya

Sumber Daya Manusia


Petugas yang melakukan pencampuran sediaan steril harus sehat dan khusus untuk penanganan sediaan
sitostatika petugas tidak sedang merencanakan kehamilan, tidak hamil maupun menyusui.

a. Apoteker
Setiap apoteker yang melakukan persiapan/ peracikan sediaan steril harus memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut:
 Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penyiapan dan pengelolaan komponen sediaan
steril termasuk prinsip teknik aseptis.
 Memiliki kemampuan membuat prosedur tetap setiap tahapan pencampuran sediaan steril.
Apoteker yang melakukan pencampuran sediaan steril sebaiknya selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
b. Tenaga Kefarmasian (Asisten Apoteker, D3 Farmasi)
Tenaga Kefarmasian membantu Apoteker dalam melakukan pencampuran sediaan steril memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut :
● Petugas yang melakukan pencampuran sediaan steril harus sehat
● Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika petugas tidak sedang merencanakan kehamilan, tidak
hamil maupun menyusui
● Petugas sudah mengikuti pelatihan pencampuran sediaan steril dan sitostatik

Keikutsertaan dalam pelatihan dan mencari referensi ilmu mengenai aseptic dispensing
penting untuk meningkatkan mutu kerja dan pelayanan khususnya dalam bidang dispensing
sediaan parenteral, karena pemberian pelatihan memberikan efek pengetahuan dan peningkatan
mutu kerja SDM.4 Dibutuhkan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan
SDM.

SPO Penyiapan Obat Aseptik Dispensing dan Penyiapan Sitostatika


a. Penyiapan obat aseptik dispensing

PENYIAPAN OBAT ASEPTIK DISPENSING

No. Dokumen No. Revisi : Halaman :

025-FAR/VI/2022 001 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR Apoteker Penanggung Jawab
OPERASIONAL
(SPO) apt. Kel E, S.Farm

Pengertian 1. Aseptik dispensing adalah teknik aseptik dengan menjamin


ketepatan sediaan steril yang dibuat dan bebas kontaminasi.
2. Produk steril adalah sediaan yang selain memenuhi persyaratan
fisika-kimia juga persyaratan steril yang bebas dari
mikroorganisme dan proses pencampuran bahan obat steril
dilakukan di dalam ruang steril.

Tujuan Penyiapan obat aseptik dispensing bertujuan untuk menjamin


sterilitas dan stabilitas produk, menjamin produk bebas dari
kontaminasi mikroba, melindungi petugas dari paparan zat
berbahaya, dan menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.

Penanggung jawab Apoteker

Kebijakan Keputusan Direktur Nomor: PKU-Gamping/11/VI/20222 tentang


penyiapan obat aseptic dispensing di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping.

Prosedur A. Prosedur persiapan


1. Menskrining resep pasien dengan prinsip 5 TEPAT (pasien,
obat, dosis, rute, dan waktu pemberian)
2. Memeriksa kondisi sediaan (nama obat, kekuatan, tanggal
kadaluarsa)
3. Melakukan konfirmasi ke dokter atau farmasi apabila
terdapat ketidaksesuaian baik obat maupun instruksi
4. Menghitung jumlah sediaan yang diperlukan
5. Memilih jenis pelarut yang kompatibel dengan sediaan
6. Menghitung pelarut yang dibutuhkan
7. Mempersiapkan bahan dan alat terdiri :
-alkohol swab
-alkohol 70% dalam botol spray
-alas penyerap cairan yang sudah disterilkan
-spuit injeksi yang dibutuhkan
-label obat
-wadah untuk memisahkan obat tiap pasien
8. Memasukkan alat serta obat-obatan yang akan dilakukan
pencampuran kedalam ruang steril melalui pass box
B. Prosedur menggunakan APD
1. Melepas jam tangan dan perhiasan
2. Mencuci tangan dengan prosedur 6 langkah
3. Menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa baju
pelindung, masker, handscoon, dan hair cap
C. Prosedur pencampuran
1. Menggunakan APD
2. Menghidupkan LAF
3. Menghidupkan lampu UV 5 - 10 menit
4. Matikan lampu UV
5. Membersihkan meja kerja alkohol 70% dengan gerakan
searah
6. Meletakkan kain penyerap cairan
7. Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk
bekas obat
8. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %
9. Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.
10. Menyeka seluruh alat dan wadah obat sebelum digunakan
dengan alkohol 70%
11. Meletakkan alat dan bahan di dalam LAF sesuai tata letak
(Work, Clean dan Sterile)
12. Melakukan pencampuran secara aseptis
13. Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang
sudah berisi obat
14. Memasukkan spuit atau infus ke dalam wadah tersendiri
untuk mencegah kontaminasi dan tertukar dengan obat
pasien lain
15. Memasukkan spuit atau infus ke dalam wadah untuk
pengiriman.
16. Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus
melalui pass box
17. Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah
pembuangan khusus
-Sampah jarum dan bekas ampul dibuang pada safety box
-Sampah infeksius dibuang pada tempat sampah berwarna
kuning
-Sampah umum dibuang ditempat sampah warna hijau
18. Membersihkan kembali area kerja
D. Prosedur melepaskan APD
1. Melepas sarung tangan luar dengan menempatkan jari-jari
sarung tangan di luar manset, angkat sarung tangan luar
dengan menarik ke arah telapak tangan
2. Melepas baju pelindung
3. Melepas hair cap
4. Melepas sarung tangan dalam dengan bagian luar tidak
boleh menyentuh kulit
5. Mencuci tangan dengan prosedur 6 langkah

Unit terkait Instalasi Farmasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping Yogyakarta
b. Penyiapan obat sitostatika

PENYIAPAN OBAT SITOSTATIKA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

026-FAR/VI/2022 001 1/5

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL Apoteker Penanggung Jawab
PROSEDUR
(SPO) apt. Kel E, S.Farm

Pengertian 1. Aseptic dispensing adalah mencampur obat atau sediaan obat di


dalam kondisi steril dengan meminimalkan kontaminasi dari
luar.
2. Produk steril adalah sediaan yang selain memenuhi persyaratan
fisika-kimia juga persyaratan steril yang bebas dari
mikroorganisme, dan proses pencampuran bahan obat steril
dilakukan di dalam ruang steril.
3. sitostatika adalah kelompok obat yang bersifat sitotoksik yang
digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.
4. dispensing sediaan sitostatika adalah tata cara menangani obat
sitostatika secara profesional yang merupakan rangkaian
perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru
dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain yang
dilakukan secara aseptis oleh apoteker di sarana pelayanan
kesehatan dan didukung dengan peralatan dan ruangan yang
dapat menjamin keamanan petugas dan lingkungan dari
keterpaparan obat sitostatika serta dapat menjaga sterilitas dari
produk yang dihasilkan.

Tujuan Tujuan dispensing sediaan steril sitostatika adalah untuk menjaga


supaya tidak terjadi infeksi nosokomial, kontaminasi sediaan,
paparan terhadap petugas dan lingkungan, mencegah risiko
kesalahan terkait penggunaan sediaan obat, dan untuk menjamin
kualitas mutu sediaan.

Penanggung Jawab Apoteker

Prosedur Prosedur Persiapan Alat dan Bahan:


1. Menskrining resep pasien dengan prinsip 5 TEPAT (pasien,
obat, dosis, rute, dan waktu pemberian).
2. Memeriksa kondisi obat-obatan sitostatika yang diterima (nama
obat, kekuatan, jumlah, tanggal kadaluarsa).
3. Melakukan konfirmasi ulang kepada dokter atau farmasi jika
ada yang tidak jelas/tidak lengkap baik obat maupun
instruksinya.
4. Menghitung kesesuaian dosis.
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai.
6. Menghitung volume pelarut yang digunakan.
7. Membuat label obat yang disiapkan, meliputi : nama pasien,
tanggal lahir dan nomer rekam medis.
8. Menyiapkan wadah untuk mengurangi kontaminasi dan
memisahkan wadah antara satu pasien dengan pasien lain.

Prosedur Menggunakan APD:


1. Pakaian steril disimpan dan ditangani sedemikian rupa setelah
dicuci dan disterilkan.
2. Jam tangan, perhiasan dilepaskan dan disimpan ke lemari
penyimpanan.
3. APD (APD yang digunakan sebelumnya) dan sepatu dilepas,
disimpan di tempat yang telah disediakan.
4. Mencuci tangan sesuai prosedur 6 langkah.
5. Menggunakan Alat Pelindung Diri (Masker, Handscoon
double, Haircap, Kacamata pelindung, Baju pelindung).

Prosedur Masuk ke Area Pencampuran:


1. Mencuci tangan sesuai prosedur 6 langkah dengan alkohol 70%
atau larutan desinfektan lainnya.
2. Membuka pintu untuk memasuki ruang penyangga dan ruang
steril hendaknya dengan siku tangan.
3. Menutup kembali Pintu dengan menggunakan siku tangan.

Rekonstitusi Obat Sitostatika:


1. Persiapan pencampuran obat sitostatika
a. Mencuci tangan sesuai protap.
b. Memakai perlengkapan pelindung atau APD sesuai protap.
c. Menyiapkan clean room
● Menghidupkan BSC (Biological Safety Cabinet)
(teori: 5 menit) praktiknya: satu jam sebelum
digunakan.
● Dekontaminasi dan desinfeksi BSC. Biarkan lima
menit sebelum digunakan untuk menghilangkan
aerosol residu.
● Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan
sitostatika.
● Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas
sediaan sitostatika.
● Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan
menyemprot alkohol 70%.
● Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass
box.
● Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan
dilarutkan di atas meja BSC.
● Safety box untuk benda-benda tajam diletakkan tidak
jauh dari BSC.
2. Pencampuran obat sitostatika
a. Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.
b. Obat dan alat kesehatan dalam keadaan tanpa kardus dan
sudah diseka dengan alkohol, dimasukkan ke dalam clean
room melalui pass box.
c. Seluruh obat dan perlengkapan pencampuran diletakkan di
atas alas kemoterapi.
d. Melakukan pencampuran dengan memperhatikan protap.
Setelah selesai direkonstitusi, syringe dan bag infus diseka
alkohol dan diberi label obat.
e. Khusus untuk obat-obat yang harus terlindung dari cahaya,
dibungkus alumunium foil steril.
f. Masukkan kedalam box kemoterapi dan dikeluarkan
melalui pass box.
g. Sisa syringe, jarum dan bekas vial/ampul dimasukkan ke
dalam safety box yang tertutup dan dimasukkan ke dalam
kantong buangan berwarna ungu.
3. Setelah pencampuran obat sitostatika
a. Apoteker melakukan pemeriksaan kembali obat yang
sudah siap dikirim ke ruangan dengan protokol terapi:
● Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit
yang sudah berisi sediaan sitostatika .
● Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium
foil untuk obat-obat yang harus terlindung cahaya.
● Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam
wadah pembuangan khusus.
● Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan
sitostatika ke dalam wadah untuk pengiriman.
● Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah
berisi sediaan jadi melalui pass box.
● Melepas APD sesuai prosedur tetap
b. Memberi label besar meliputi: nama pasien, nomor MR,
jumlah paket, tanggal penyiapan.
c. Obat sitostatika yang telah disiapkan dikeluarkan melalui
pass box.
d. Apoteker melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC
serta melepaskan perlengkapan pelindung sesuai SOP.
e. Apoteker menghubungi perawat ruangan untuk
pengambilan obat sitostatika yang telah disiapkan.
f. Perawat mengambil obat sitostatika di depo farmasi rawat
inap dengan memperhatikan hal berikut:
● Box kemoterapi tertutup rapat dan diberi label
peringatan (label peringatan harus jelas terlihat dari
luar).
● Perawat menggunakan baju pelindung dan sarung
tangan sesuai dengan protap.
● Serah terima dengan perawat, mengisi jam diterima
dan paraf. Sebelum pemberian kepada pasien perawat
akan mengecek kembali label obat: nama pasien,
nomor MR, ruangan, nama obat, konsentrasi, rute,
larutan infus, kadaluarsa campuran, dan kondisi
penyimpanan.

Prosedur Pembuangan Limbah:


1. Menggunakan APD.
2. Tempatkan limbah pada kontainer buangan tertutup (limbah
tajam seperti syringe, vial, dan ampul diletakkan di kontainer
yang tidak tembus benda tajam).
3. Diberi label peringatan pada luar kantong.
4. Membawa limbah ke pembuangan dengan troli tertutup.
5. Cuci tangan sesuai prosedur 6 langkah.
6. Pemusnahan limbah bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT.
ARAH

Penanganan Tumpahan Sitostatika


Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruangan steril:
1. Meminta tolong, dan jangan meninggalkan area sebelum 1.
diizinkan.
2. Memberi tanda peringatan di sekitar area.
3. Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
4. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan
menggunakan alat seperti sendok dan tempatkan dalam kantong
buangan.
5. Serap tumpahan cair dengan kasa penyerap dan buang dalam
kantong tersebut.
6. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam
kantong tersebut.
7. Cuci seluruh area dengan larutan detergen.
8. Bilas dengan aquadest.
9. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat
terangkat.
10. Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, lalu tempatkan dalam
kantong pertama.
11. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
12. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan
dalam, tempatkan dalam kantong kedua.
13. Ikat kantong secara aman dan masukkan dalam tempat
penampung khusus untuk dimusnahkan.
14. Cuci tangan sesuai prosedur 6 langkah.
15. Pemusnahan limbah bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT.
ARAH.

Membersihkan tumpahan di dalam BSC :


1. Serap tumpahan dengan dengan kassa untuk tumpahan cair atau
handuk untuk tumpahan serbuk.
2. Melepas sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung
tangan yang baru.
3. Angkat secara hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca
sekaligus dengan alas kerja/meja/penyerap dan tempatkan
dalam wadah buangan.
4. Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent,
bilas dengan aqua destilata menggunakan kassa. Buang kassa
dalam wadah pada buangan.
5. Ulangi pencucian sebanyak 3x.
6. Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.
7. Tutup wadah dan buang dalam buangan akhir.
8. Melepas APD, sarung tangan, dan masker dalam wadah
buangan akhir untuk dimusnahkan.
9. Cuci tangan sesuai prosedur 6 langkah.
10. Pemusnahan limbah bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT.
ARAH.

Kebijakan Keputusan Direktur Nomor: PKU-Gamping/10/VI/2022 tentang


Dispensing Obat Sitostatika di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping Yogyakarta.

Unit terkait Instalasi Farmasi Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Gamping


Yogyakarta
5. SPO Penggunaan Spill Kit

PENGGUNAAN SPILL KIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

027-FAR/VI/2022 001 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL Apoteker Penanggung Jawab
PROSEDUR
(SPO) apt. Kel E, S.Farm

Pengertian 1. Pemberian tumpahan darah atau cairan tubuh adalah suatu


kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan darah atau
cairan tubuh yang terdapat pada lantai sehingga tetap
bersih.
2. Spill kit adalah seperangkat alat yang digunakan untuk
menangani jika terjadi tumpahan darah atau cairan tubuh
infeksius agar tidak membahayakan tenaga kesahatan,
pengunjung dan orang lain yang berada di lingkungan
pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitarnya.

Tujuan Sebagai acuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada


pelayanan kesehatan dan tersedia peralatan penanganan
tumpahan darah atau cairan tubuh

Penanggung Jawab Apoteker

Kebijakan Keputusan direktur Nomor: PKU-GAMPING/10/IV/2022


tentang penggunaan Spill Kit di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta

Prosedur Alat (1 set Spill Kit) :


1. Masker
2. Sarung tangan
3. Apron atau celemek
4. Kacamata pelindung
5. Koran
6. Kain atau bahan yang dapat penyerap cairan tubuh
7. Penjepit
8. Plastik kuning infeksius
9. Papan dan peringatan basah

Bahan :
1. Larutan Klorin

Prosedur :
1. Petugas mengambil 1 set Spill Kit dan papan tanda
peringatan lantai basah.
2. Pasang papan tanda peringatan dekat dengan area
tumpahan darah atau cairan tubuh.
3. Petugas membuka set Spill Kit dan memakai APD dengan
urutan gaun pelindung, masker, kacamata dan sarung
tangan.
4. Buka dan siapkan plastik kuning.
5. Taburkan bubuk klorin pada tumpahan darah cairan tubuh.
6. Bersihkan tumpahan darah atau cairan tubuh dengan kain
atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh.
7. Selesai pembersihan buang kain atau bahan yang bisa
menyerap cairan tubuh kedalam plastik kuning.
8. Ikat plastik kuning yang berisi alat dan barang yang sudah
terkontaminasi.
9. Bereskan peralatan (kotak Spill Kit dan kacamata).
10. Buang plastik kuning ke sampah medis.
11. Lepaskan APD dengan urutan sarung tangan, kacamata,
gaun pelindung dan masker lalu buang di sampah medis.
12. Bersihkan kacamata dan kotak Spill Kit.
13. Kembalikan kotak Spill Kit di tempat penyimpanannya.
14. Cuci tangan sesuai prosedur 6 langkah.

Unit terkait Instalasi Farmasi Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah


Gamping Yogyakarta

a. Cara memegang syringe


b. Transfer cairan ke ampul
Usap ampul dan objek lain dengan alkohol 70%
Letakkan ampul pada working zone
Letakkan syringe dan jarum yang masih berada dalam kemasan pada jarak 6
inci dari luar LAF Pertama siapkan syringe dan jarum sesuai dengan prosedur
standar yang telah dibicarakan sebelumnya
Usap leher ampul menggunakan alkohol 70 %
Pastikan cairan yang terdapat pada bagian kepala ampul telah bersih sebelum
mematahkan leher ampul.

Area kerja LAF

Anda mungkin juga menyukai