Anda di halaman 1dari 55

Chapter 1

A. Filsafat Sosial, Sosiologi Modern, dan Komunikasi Teori sosiologi dalam perkembangannya dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran abad pencerahan yang berkembang pada periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Pada awal perkembangannya pemikiran manusia menaruh harapan yang besar terhadap mitos, logos, dogma, dan kemudian beralih pada logos (pikiran manusia) lagi. Secara singkat sejarah filsafat ilmu pengetahuan mencatat perkembanganperkembangan tersebut, sebagai berikut : 1. Sebelum Yunani Kuno (sebelum 600 SM) Pada masa ini masih berpegang teguh dan menjunjung tinggi mistik karena pada masa ini mistik sering digunakan untuk memecahkan semua permasalahan seperti transportasi, komunikasi, tatanegara, hukum, pertahanan dan keamanan, ekonomi, agama dan sebagainya, 2. Yunani Kuno (600 SM) Pada periodisasi ini sekitar 600 SM periode ini ditandai oleh pergeseran pemikiran dari mitos ke logos. Penjelasan-penjelasan mistik yang berdasarkan kepercayaan irasional tentang gejala-gejala alam bergeser pada penjelasan logis yang berdasarkan pada rasio. 3. Abad Pertengahan (300 SM-1300 M) Pada masa ini pemikiran filsuf pada abad ini kehilangan otonominya, karena pada masa ini pemikirannya bercirikan pada teosentris yaitu pemikiran yang berpusat pada wahyu Tuhan. 4. Filsafat Modern (Abad 17-19) Masa ini berjalan kurang lebih selama 10 abad, pemikiran di periodisasi ini berdasarkan rasio direpresi oleh kebenaran teologis yang berdasarkan iman. 5. Positivisme (Abad ke-20) Pada periodisasi ini munculah istilah sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat secara ilmiah. Positivsme memiliki pengaruh yang amat kuat terhadap berbagai disiplin ilmu bahkan sampai dewasa ini. Pengarug tersebut dikarenakan klaimklaim yang dikenakan oleh positivisme terhadap ilmu pengetahuan.

6. Posmodernisme Posmoderisme sangat anti terhadap ide-ide, seperti kemajuan, emansipasi, linieritas sejarah, dan sebagainya. Posmodernisme sesungguhnya merupakan terminologi untuk mewakili suatu pergeseran wacana diberbagai bidang, seperti seni, arsitektur, sosiologi, literatur, dan filsafat yang beraksi keras terhadap wacana modernisme yang terlampau mendewakan rasionalistas sehinnga mengeringkan kehidupan dari kekayaan dunia batin manusia. B. Sosiologi Modern . Erikson (Ritzer, 2004:16) mengatakan bahwa, menurut Erikson bukanlah penemu Sosiologi Modern, karena selain teori Sosiologi Konservatif banyak dipelajari oleh gurunya, Adam Smith atau para moralis Skotlandia adalah sumber sebenarnya dari sosiologi Modern. Namun Comte memiliki jasa yang besar pada dunia karena memperkenalkan sosiolgi kepada dunia. Orang yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857), walau banyak pertentangan yang perkembang dikalangan para ahli sosiologi yang salah satunya adalah Erikson (Ritzer, 2004:16) yang mengatakan bahwa Comte bukanlah penemu Sosiologi Modern karena tidak sesuai yang dipelajari oleh gurunya Cloude Henri SaintSimin (1760-1825) tang telah banyak mempelajari ilmu sosiologi. Cloude Henri Saint-Simi menemukan bahwa Adam Smith atau para moralis Skotlandia adalah sumber sebenarnya dari sosiologi Modern. Namun Comte memiliki jasa yang besar pada dunia karena memperkenalkan sosiolgi kepada dunia. Pikiran-pikiran Comte pada waktu itu didasarkan pada pendekatan teori evolusinya dan hukum tiga tingkatan (Ritzer, 2004:17). Comte mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, atau bahkan pemikiran masyarakat dan dunia sepanjang sejarahnya. Pertama, tahap teologis dalam tahap ini sistem gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama dan keteladanan kemanusian menjadi dasar segala hal. Kedua, tahap metafisika yang ditandai oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukanlah para dewa. Ketiga, tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan pada sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap kecenderungan penyebab absolut (Tuhan atau alam) dan 2

memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dan dunias sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya. C. Lahirnya Sosiologi Komunikasi Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebutkan oleh Comte dengan social dynamic, kesadaran kolektif oleh Durkheim, dan interaksi sosial oleh Karl Marx serta tindakan komunikatif dan teori komunikasi oleh Habermas adalah awal mula lahirnya persperktif sosiologi komunikasi. Bahkkan melihat kenyataan semacam itu, maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural-fungsional maupun dalam perspektif konflik. ALIRAN PEMIKIRAN DALAM PARADIGMA SOSIOLOGI KOMUNIKASI Aliran pemikiran yang Melahirkan Paradigma Dalam Sosiologi Komunikasi

Striktural-Fungsional Auguste Comte Emile Durkheim Talcott Parson Rabert K. Merton

Konflik-Kritis Karl Marx Jurgen Habermas John Dewey

Saat ini perspektif teoritis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada fokus kajian sosiologi mengenai interaksi sosial dan semua aspek yang bersentuhan dengan fokus kajian tersebut. Dalam komunikasi juga persoalkan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat subyektif dan ditentukan oleh konteks sosial ketika informasi itu disebar dan diterima. 3

Chapter II

A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial oleh sebab itu kenapa manusia makhluk sosial. Karena pada dasarnya manusia tidak mampu hidup sendiri didalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya.Terutama dalam konteks sosial budaya, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan yang lainnya. Fungsi-fungsi sosial manusia lahir dari kebutuhan akan fungsi tersebut oleh orang lain, dengan demikian pruduktivitas fungsional dikendalikan oleh berbagai macam kebutuhan manusia. Penyelarasan kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan individu, kelompok dan kebutuhan sosial satu dan lainnya, menjadi konsentrasi utama pemikiran manusia dalam masyarakatnya yang beradab. Sebagaimana dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupan manusia, Sehubungan dengan itu, beberapa konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi dengan sosiologi komunikasi adalah konsep tentang sosiologi , community, communication, telematika, merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi. 1. Sosiologi Menurut Hassan Shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya ( tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatrnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya. (1993:2). 4

2. Community Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya, biasanya dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu relatif lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antar manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam sistem hidup tersebut, maka muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia dengan lainnya. 3. Teknologi Telematika Istilah tekhnologi telematika (telekomunikasi, media, dan informatika) bermula dari istilah tekhnologi informasi (Information Technology atau IT). Istilah ini mulai populer diakhir dekade 70an. Pada masa sebelumnya, teknologi informasi masih disebut dengan istilah teknologi komputer atau pengolahan data elektronik atau PDE (Electronic Data Processing atau EDP). Menurut kamus Oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. 4. Communication Onong Uchyana mengatakan komunikasi sebgai proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Uchyana, 2002:11) Jadi, lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat ; termasuk konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan media komunikasi. 5. Sosiologi Komunikasi Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992:471), sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan 5

kelompok maupun antar kelompok. Menurut Soekanto, Sosiologi komunikasi juga ada kaitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada publik. Menurut Effendy (2001:6-9), ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari komponennya, bentuknya, sifatnya, metodenya, modelnya, bidangnya, dan sistemnya. a. 1. 2. 3. 4. b. Proses Komunikasi 1. Proses secara primer 2. Proses secara sekunder c. Bentuk Komunikasi 1. Komunikasi intrapersonal 2. Komunikasi kelompok 3. Komunikasi massa 4. Komunikasi media d. Sifat komunikasi 1. Tatap muka 2. Bermedia 3. Verbal 4. Nonverbal e. Metode Komunikasi 1. Jurnalistik 2. Hubungan masyarakat 3. Periklanan 4. Pameran 5. Publisitas 6. Propaganda 7. Perang urat saraf 8. Penerangan 6 Komponen Komunikasinya Komunikator Pesan Media Komunikan

f. Teknik komunikasi 1. Komunikasi informatif 2. Komunikasi persuasif 3. Komunikasi instruktif 4. Hubungan manusiawi g. Tujuan komunikasi 1. Perubahan sikap 2. Perubahan pendapat 3. Perubahan perilaku 4. Perubahan sosial h. Fungsi Komunikasi 1. Menyampaikan informasi 2. Mendidik 3. Menghibur 4. Mempengaruhi i. Model Komunikasi 1. Komunikasi satu tahap 2. Komunikasi dua tahap 3. Komunikasi multitahap j. Bidang Komunikasi 1. Komunikasi sosial 2. Komunikasi manajeman/organisasional 3. Komunikasi perusahaan 4. Komunikasi politik 5. Komunikasi internasional 6. Komunikasi antar budaya 7. Komunikasi pembangunan 8. Komunikasi lingkungan 9. Komunikasi Tradisional B. Ranah, Kompleksitas, dan Objek Sosiologi Komunikasi 7

Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok, masyarakat, dan sistem dunia. Dimana ranah ini bersentuhan dengan wilayah lain seperti teknologi telematika, komunikasi, proses dan interaksi sosial, serta budaya kosmopolitan. Berdasarkan penjelasab mengenai ranah sosiologi komunikasi, maka objek sosiologi komunikasi adalah seperti berikut : Gambar 3 Objek Sosiologi Komunikasi Objek Keilmuan

Materil manusia

Formal Proses social dan komunikasi (interaksi social) : Telematika dan realitasnya Efek media dan norma social baru Perubahan sosial dan komunikasi Masalah sosial dan media massa Cybercommunity Aspek hukum dan bisnis media

Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aspek aktivitas sosiologi yaitu proses sosial komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan realitas-realitasnya. Aspek ini menyangkut persoalan teknologi media, teknologi komunikasi, dan berbagai persoalan konveregensi yang ditimbulkannya termasuk realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai sebuah ruang publik baru.

Chapter III
STRUKTUR dan PROSES SOSIAL A. Struktur Masyarakat Untuk memenuhi kebutuhan naluriah manusia, maka manusia perlu melakukan proses adaptasi antara manusia dengan lingkunganya, maka proses tersebut akan melahirkan struktur sosial dlam kehidupannya struktur tersebut yaitu kelompok sosial yang merupakan kehidupan manusia dalam himpunan/ satu kesatuan manusia yang secara fisik relatif kecil yang hidup secara rukun. Dalam kelompok sosial terdapat beberapa karakter yang dapat di bagi. Pertama, Kelompok formal sekunder (memiliki aturan dan struktur yang tegas, terbentuk berdasarkan tujuan yang sama), Kedua, Kelompok formal primer (tidak memiliki aturan yang jelas, di bentuk berdasarkan tujuan yang tidak jelas/ abstrak). Ketiga, Kelompok informal sekunder (bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas serta terbentuk berdasarkan sesaat dan sifatnya tidak mengikat, bahkan dapat terbentuk meskipun tidak memiliki tujuan yang jelas, dan yang terakhir adalah Kelompok informal primer (terbentuk akibat lunturnya sifat-sifat diluar kelompok yang tidak dapat ditampung oleh kelompok) Dalam proses adaptasi antara manusia dengan lingkungannya, terbentuk juga struktur sosial yang lain yaitu Lembaga (pranata) Sosial. Merupakan sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-proses sosial didalam masyarakat dengan wujud konkret berupa aturan, norma, adat istiadat, dan lainnya dalam suatu kelembagaan. Selain itu dalam Struktur sosial ada perbedaan strukur yang sering disebut dengan Stratifikasi sosial (social stratification) adalah struktur sosial yang berlapis lapis dalam masyarakat, dimana lapisan sosial tersebut memiliki strata mulai dari yang paling rendah sampai yang tertinggi. Terdapat tiga tingkatan dalam kelas sosial yaitu kelas atas (Upper class) terdiri dari kelompok elite di masyarakat yang jumlahnya sangat terbatas; kelas menengah (middle class) mewakili kelompok profesional, kelompok pekerja, wiraswastawan, pedagang dan kelompok fungsional lainnya; kelas bawah (lower class) mewakili kelompok pekerja kasar, kaum buruh harian/ lepas, dan sejenisnya. Adapun pembentukan kelas sosial ini berdasarkan : ukuran kekayaan, ukuran kepercayaan, besarnya kekuasaan, 9

ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Dalam lapisan masyarakat, suatu kelas sosial dapat mengalami pergerakan dari kelas sosial satu ke kelas sosial lainnya. Perpindahan status sosial ini disebut Mobilitas Sosial (social mobility). Pergerakan ini dapat berupa peningkatan atau malah penurunan. Adapun pembagiannya gerak sosial yang meningkat (social climbing); gerak sosial yang menurun (social sinking); dan gerak sosial horizontal. Ketiga jenis mobilitas sosial ini dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja tergantung bagaimana seseorang bersikap pada setiap lingkungan sosial dan sebaliknya. Struktur sosial yang terakhir adalah Kebudayaan (culture) yang merupakan produk dari seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (Soekanto, 2002: 173) bahwa kebudayaan sebagai semua hasil karya (material culture), rasa (spiritual culture), dan cipta masyarakat (immaterial culture). Kebuadayan secara universal memiliki unsur-unsur penting yang lebih luas yaitu : Sistem teknologi, Sistem mata pencaharian hidup (Sistem ekonomi produksi) Sistem social, Sistem bahasa, Kesenian, Sistem ilmu pengetahuan Sistem religi Sistem pertahanan dan kekuasaan Sistem norma dan aturan Sistem pendidikan Sistem kesehatan Sistem pertahanan (kekuatan) Terkait dengan itu ada 3 gejala kebudayaan (Ideas, Actifact, Artifact) dan 3 wujud kebudayaan (wujud kebudayaan sebagai totalitas dari ide ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya; wujud kebudayaan sebagai sebuah totalitas dati aktifitas serta tindakan berpola

10

dari manusia dalam masyarakat; dan wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. B. Proses dan Interaksi Sosial Proses interaksi sosial merupaka proses dimana hubungan sosial yang dinamis

menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Karena syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan adanya komunikasi (communication). Kontak sosial antara orang perorangan, kelompok masyarakat, dan dunia global, dimana kontak sosial terjadi secara simultan diantara mereka. Dalam Fenomena komunikasi kontak sosial juga dipengaruhi oleh media, jadi terkadang media mempengaruhi isi dari informasi dan penafsirannya. 3 unsur penting dalam komunikasi yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima (audience). Namun selain 3 unsur ini yang terpenting dalam komuniksi adalah proses memaknai informasi bersifat subjektif dan kontekstual. Subjektif artinya antara sumber informasi dan audience memiliki kepastian untuk memaknai informasi berdasarkan pada tingkat pengetahuan kedua pihak. Sedangkan kontekstual pemaknaan itu berdasarkan waktu, dan tempat dimana informasi itu diperoleh dan di mana kedua pihak itu berada. Dengan demikian sosial-budaya ikut serta dalam pemaknaan informasi yang diterima dan disebarkan. C. Proses-Proses Interaksi Sosial Proses sosial sebagai akibat dari interaksi sosial ada 2 golongan yang dapat dibedakan yaitu. Pertama, adalah Proses Asosiatif yang terjadi karena saling adanya pengertian dan kerjasama timbal balik antara orang perorang / kelompok satu dengan yang lainnya, dimana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama. Proses asosiatif dapat berupa kerjasama (cooperation), Accomodation, dan Asimilasi yaitu proses penggabungan dua kebudayaan yang berbeda kemudian menghasilkan budaya baru yang berbeda dengan budaya asalnya. Kedua, adalah Proses sosial Disosiatif, yang merupakan proses perlawanan (oposisi) oleh individu / kelompok untuk melawan seseorang/ kelompok tertentu yang dianggap tidak mendukung perubahan dalam mencapai tujuan bersama. Bentuk dari proses perlawanan berupa persaingan, kompetisi, dan konflik.

11

Chapter IV
PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT A. Komunikasi Langsung (tatap muka) Syarat yang harus ada dalam komunikasi tatap muka adalah adanya interaksi komunikator dengan komunikannya yang langsung bertemu dan prosesnya dipengaruhi oleh emosi, perasaan diantara kedua pihak, dan masing-masing pihak akan memperoleh umpan balik dari proses komunikasi yang terjadi. Dalam penerapan komunikasi langsung terjadi interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, kelompok dengan masyarakat yang prosesnya bertemu secara langsung. Konsep komunikasi tatap muka berkembang menjadi konsep hubungan antar pribadi, tapi tatap muka yang dimaksud adalah sebuah konsep yang fleksibel, tidak saja tatap muka dalam artian langsung saling melihat satu dengan lainnya, namun tatap muka yang dimaksud adalah sebuah hubungan interpersonal yang memungkinkan kedua belah pihak mengembangkan theater of the mind saat melakukan proses komunikasi melalui media berdasarkan pengalaman saling melihat diantara mereka sebelumnya. B. Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan tujuan untuk mennyampaikan informasi kepada khalayak luas. Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya meliputi komunikator, media massa, informasi (pesan) massa, gatekeeper (penyeleksi informasi), khalayak (publik), umpan balik (feed back). Dalam konsepnya, Massa memiliki unsur-unsur penting yaitu terdiri dari masyarakat dalam jumlah besar (large aggregate), tidak bisa dibedakan satu dengan yang lainnya karena terlalu besar jumlahnya (undifferentiated), sebagian besar anggota massa memiliki negatif image terhadap pemberitahuan media massa, sukar di organisir karena jumlahnya terlalu besar, massa merupakan refleksi dari keadaan sosial masyarakat secara keseluruhan. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi diantara mereka bersifat hanya sementara. Proses komunikasi massa juga belangsung impersonal (nonpribadi) dan tanpa nama, juga berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) dimasyarakat.

12

Jika dilihat dari Audiensi Massa, komunikasi massa mempunyai khalayak yang memiliki sifat seperti yang telah dijelaskan pada konsep massa, namun lebih spesifik teragregat pada media massa yaitu terdiri dari jumlah besar (pendengar radio, televisi, pembaca koran); tersebar dimana mana, jadi pemberitaan dari media massa dapat diperoleh oleh masyarakat dari berbagai tempat dan kapan saja; audiensi massa dapat memilih untuk berinteraksi atau tidak tehadap media massa; audiensi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang sifatnya sangat heterogen, tidak terorganisir dan bergerak sendiri-sendiri. Secara garis besar komunikasi massa memiliki fungsi sebagai berikut. fungsi pengawasan berupa peringatan dan kontrol sosial/ kegiatan persuasif, fungsi Social Learning dengan melakukan guiding dan pendidikan sosialkepada semua masyarakat, funsi penyampaian informasi kepada khalayak, fungsi transformasi budaya yang dilakukan bersama sama yang didukung oleh media massa, sebagai medium hiburan-an. Komunikasi massa sebagai sistem sosial terdiri dari nara sumber, publik, media massa, aturan hukum perundang undangan/ norma dan nilai serta kode etik yang mengatur pelaksanaan semua stakeholder komunikasi massa, institusi yang ikut mendukung memberi kontribusi terhadap kegiatan komunikasi massa (seperti percetakan, peiklanan, badan sensor), pihak pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi mass (permodalan dll) serta unsur penunjang lainnya. C. Peran Media Massa Media massa merupakan institusi sebagai penggerak agent of change yang mempunyai peran penting dalam menjalankan paradigmanya yaitu, sebagai media edukasi, media informasi, sebagai media hiburan, sebagai agent of change media massa juga menjadi institusi budaya yaitu pendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi masyarakat bermoral dan mencegah budaya yang justru akan merusak peradaban manusia dan masyarakatnya. Media massa seharusnya fokus pada realitas masyarakat tidak hanya pada potret kekuasaan saja.

13

Chapter V
A. Perubahan Sosial Perubahan sosial di lingkungan masyarakat hanya dapat terjadi bilamana ada kesediaan masyarakat untuk meninggalkan sistem sosial yang lama dengan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial ini mencakup beberapa aspek, antara lain adalah perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan perubahan budaya materi. Perubahan sosial secara umum adalah sebuah proses sosial yang dialami masyarakat serta semua unsurunsur budaya dan sistem sosialnya yang dipengaruhi unsur-unsur eksternal untuk meninggalkan sistem sosial mereka yang lama dan menggunakan pola sistem sosial yang baru. Perubahan pola pikir dan sikap nasyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai masalah sosial dan budaya yang ada di sekitarnya yang memiliki konsekuensi terhadap pola pikir masyarakat tersebut. Sedangkan aspek yang kedua, yakni perubahan perilaku masyarakat menyangkut perubahan sistem sosial dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial yang baru dan mulai beralih pada sistem sosial yang baru. Aspek ketiga, lebih menyangkut pada perubahan kebutuhan masyarakat seiring dengan persubahan sosial, kebutuhan materi pun juga turut bergeser. Masyarakat memiliki tahapan transisi sosial atau fase kehidupan yang terus berkembang, fase-fase tersebut antara lain adalah sebagai berikut. - Fase primitif Fase dimana masyarakat hidup terisolir dan hidup berpindah-pindah sesuai dengan tempat yang menyediakan sumber penghidupan bagi mereka - Fase agrokultural Ketika lingkungan alam tidak lagi mampu memberi sumber pengidupan yang cukup bagi masyarakat, maka manusia mulai bercocok tanam untuk membuat sumber penghidupan serta mulai berburu. 14

- Fase tradisional Pada fase ini masyarakat mulai hidup menetap di dekat sumber penghidupan mereka, seperti di pinggir sungai dan lereng bukit. Pada fase ini pula mereka mulai membentuk sebuah komunitas kecil semacam desa dan mereka mulai berinteraksi satu sama lain. - Fase transisi Kehidupan desa sudah sangat berkembang dan mereka sudah tidak lagi hidup secara terisolasi. - Fase modern Fase ini sudah menonjolkan individualisme masyarakat yang menjagi cirri khas kehidupan modern. Masyarakat juga sudah menjadi cosmopolitan. Namun sistem religi dan control masyarakat mulai diabaikan. - Fase post modern Fase ini pertama kali dikenali pada tahun 1980-an di Amerika Serkat dan mulai masuk ke Indonesia pada awal 1990-an. Masyarakat pada fase ini umumnya sudah melampaui syarat-syarat masyarakat modern. Sifat-sifat yang menonjol dari masyarakat post modern antara lain adalah mereka hidup secara nomaden, yang artinya kehidupan mereka terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu, manusia post modern juga lebih suka menghargai privasi.

B. Budaya Massa dan Budaya Populer Menurut Dennis McQuail (1994: 31), kata massa memiliki dua makna, yakni makna positif dan negative. Makna negative yaitu massa memiliki arti kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat mencapai tujuan kolektif. Sedangkan makna negatifnya adalah yang berkaitan dengan kerumunan atau orang banyak yang tidak teratur. 15

Media massa merupakan institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, media massa telah menjadi sebuah kebutuhan masyarakat, terutama di perkotaan. Hal ini mengingat masyarakat perkotaan pada umumnya tidak mengenal satu sama lain. Mereka hanya saling berinteraksi dengan didasari oleh kepentingan tertentu. Sehingga peran media massa sangat essensial. Untuk menjadi khalayak media massa, perlu beberapa syarat. Pertama, harus bisa membaca. Kedua, memiliki radio atau televisi. Ketiga, kebiasaan memanfaatkan media. Hal ini karena media massa berbeda dengan komunikasi antar pribadi. Apabila tidak memenuhi syarat diatas, maka orang tidak bisa menjadi seorang khalayak media massa. Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Menurut Ben Agger (1992: 24) budaya populer dapat dikelompokkan menjadi empat aliran, yaitu : 1. 2. 3. Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial Kebudayaan populer menghancurkan kebudayaan tradisional Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx

kapitalis 4. Kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas

Kebudayaan populer banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang/kalangan. Budaya populer juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu. Sebagaimana dijelaskan bahwa budaya populer lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan yang kemudian mengesankan lebih konsumtif. Menurut Richard Dyers, hiburan merupakan proses emosi jiwa dan perkembangan implikasi emosi diri. Prinsip-priinsip yang menonjol dalam hiburan adalah kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia yang pada akhirnya akan menjelma menjadi sebuah kebutuhan besar manusia. dalam dunia kapitalisme, hiburan dan bahkan budaya telah menjelma menjadi industri. 16

Chapter VI
A. Perkembangan Teknologi Media 1. Riwayat Komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan Menurut Nordenstreng dan Varis (1973), ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komnikasi manusia, yaitu : 1) Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia. 2) Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa 3) Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya 4) Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televise, hingga satelit Dari empat titik ini kemudian manusia berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya, yaitu: Pertama, manusia mampu berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa dan symbolsimbol visual lainnya. Kedua, manusia mampu menafsirkan bahasa dan symbol-simbol berdasarkan persepsi dirinya maupun berdasarkan persepsi orang lain. Ketiga, manusia mampu belajar menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya serta menciptakan dan menggunakan alat (teknologi) yang diperlukan dalam mengatasi lingkungannya. 2. Perkembangan Komunikasi dan Teknologi Komunikasi bahwa dalam hubungan komunikasi di

Everett M. Rogers (1986) mengatakan

masyarakat, dikenal empat era komunikasi yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Sementara itu, Sayling Wen membagi media komunikasi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Media Komunikasi Antarpribadi 17

Sayling Wen mengategorikan perkembangan awal pada media komunikasi antarpribadi dengan enam media seperti : 1) Suara. Pada periode ini manusia lebih banyak mengembangkan model komunikasi dengan suara, seperti tawa, tangis, dan teriakan. Namun penggunaan model komunikasi dengan cara ini memiliki banyak keterbatasan makna yang kadang tidak efektif dalam praktik komunikasi. Hal ini mendorong lahirnya bahsa, di mana bahasa mengirimkan pesan yang jauh lebih efektif bila dibandingkan hanya dengan suara. 2) Grafik. Sebelum ditemukan teks, media komunikasi antarpribadi manusia

dilakukan dengan menggunakan grafik. Penggunaan grafik ini seperti yang ditemukan pada kehidupan prasejarah seperti di Lascaux Cave di Perancis Selatan, terdapat lukisan hewan di dinding batunya. 3) Teks. Suara atau bahasa maupun grafik dalam berkomunikasi memiliki

keterbatasan. Sayling Wen, mengatakan beberapa kelemahan komunikasi dengan suara dan grafik, yaitu terutama untuk mengomunikasikan sesuatu yang abstrak, konsep-konsep abstrak akan sulit dikomunikasikan dengan suara dan grafik. Sementara suara sendiri mudah dilupakan sehingga pesan tidak sepenuhnya dapat disimpan. Upaya-upaya manusia untuk mengatasi kelemahan suara ini, maka mendorong lahirnya teks dalam model-model komunikasi alternative pada saat itu. 4) Musik. Dalam banyak budaya masyarakat, musik dapat digunakan sebagai

alat komunikasi antarpribadi, pada masyarakat Aborigin sampai saat ini masih menggunakan musik untuk berkomunikasi. Ketika berburu mereka menggunakan suara-suara tabuhan, begtu juga ketika mereka panen, mereka berkumpul, menari dan bernyanyi. Walaupun saat ini di masyarakat telah ada alat-alat komunikasi modern, namun alat-alat musik tradisional tetap saja dilestarikan sebagia media komunikasi antarsesama anggota masyarakat. 5) Animasi. Adalah gambar tunggal yang dapat menyampaikan sekian

banyak makna, yang umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi dari seseorang ke orang lain. 18

6)

Video. Adalah salah satu media antarpribadi yang lahir di zaman

teknologi modern. Melalui video orang dapat menyampaikan gagasan mereka kepada orang lain. b. Media Penyimpanan Sayling Wen mengatakan bahwa, jenis-jenis media penyimpanan adalah : 1) Buku dan Kertas. Buku menjadi media penyimpanan teks dan grafik yang paling lama umurnya, sehinga buku dan kertas menjadi peninggalan umat manusia yang sangat penting. Kira-kira 3000 tahun lalu, bangsa Tinonghoa menemukan buku. Di zaman Sumerians dan Mesir, buku dipahat pada batu ubin besar, tanah liat, atau daun papirus. 2) Kamera. Gagasan awal lahirnya kamera adalah lukisan potret yang

pernah dilakukan oleh seorang pelukis istana, yaitu Wang Zhaojun. Orang kemudian membutuhkan sebuah teknologi yang dapat memotret objek secara lebih objektif. Dan sekitar 150 tahun lalu Louis Jacques Mande Daguerre dari Perancis menemukan daguerreotype yang merupakan tipe fotografi pertama yang mengekspos gambar pertama dan jelas pada tahun 1837 yang kemudian disempurnakan pada revolusi industry dengan perekayasaan mekanis dan optic. 3) Alat Perekam Kaset. Selang berapa lama ketika kamera ditemukan,

Thomas Alva Edison menemukan Phonograph, yaitu alat pemutar piringan hitam. 4) Kamera Film Proyektor. George Eastman, seorang penemu di zaman

Edison, menghasilkan film seluloid yang memunkinakn pengambilan gambar serangkaian aksi dalam satu rol film. Dickson menemukan kamera film dengan menggunakan seluloid dan Thomas Armat mengembangkan kamera tersebut menjadi proyektor. Sayling Wen berpendapat bahwa karena persistensi penglihatan manusia, serta penemuan kamera, penggulung film serta proyektor, animasi, dan film dapt dihasilkan. 5) Pita Perekam Video. Pertengahan abad ke-20, perusahaan TV belum

dapat merekam program-programnya sehingga semua acara disiarkan secar 19

langsung. Kesulitan ini terjadi apabila TV ingin menyirkan kembali acara-acara itu. Pada tahun 956, sebuah perusahaan Amerika meluncurkan alat perekm video yang pertama di dunia, yang dapat merekam gambar pada kaset magnetis. Dan pada tahun 1972, Philip memperkenalkan alat perekam video baru yang dilengkapi dengan pengatur arus listrik, pengatur waktu, dan dapat dikoneksikan dengan TV sehingga memudahkan pengerjaan siaran TV. 6) Disk Optikal. Teknologi penyimpanan lainnya yang berkembang dengan

pesat dengan menggunakan optikal, yaitu disk video, Disk Video Compact (VCD), CD Foto, CD Plus, CD Interakti (CDI), Digital Versatile Disk (DVD). Semua teknologi ini menggunakan teknologi optikal untuk mebaca piringan logam. 7) Disket dan Hard disk. Disket dan hard disk menggunakan teknologi

optikal dengan bahan yang berbeda. Disket diproduksi dari plastic sedangkan hard disk dibuat dari logam dengan mengandalkan jarum baca menggantikan fungsi optic. 8) Flash Disk. Flash disk merupakan teknologi elektrik penyimpanan data

dengan mengandalkan chip untuk menyimpan, membaca, dan menulis data maupun gambar. c. Media Transmisi Transmisi media bukanlah sekedar tentang penyimpanan serta penyebaran. Transmisi media dapat dibagi menjadi tiga kategori. (a) Komunikasi, transmisi dari orang ke orang, di mana baik pengirim maupun penerimanya adalah spesifik. (b) Penyiaran adalah transmisi dari satu ke banyak orang. (c) Jaringan adalah transmisi dari banyak ke banyak orang. a) Komunikasi

Pada sdasarnya, komunkasi adalah transmisi dari satu oran ke satu orang, di mana pengirim maupun penerimanya spesifik. Sekitar 600ntahun SM, di mana mistik amat mendominasi kehidupan manusia, maka ddiperkirakan manusia amat memanfaatkan angin sebagai medium transmisi untuk berkomunikasi. Baru 20

kemudian ketika manusia mulai mengenal logos, dimulai dari lahirnya pemikiranpemikiran yang menolak mistik sebagai pertanda lahirnya logos, segala jenis transmis, termasuk system pos berkuda, telegraf, telepon, facsimile,dsb mulai ditemukan dan diperkenalkan di masyarakat. 1) Komunikasi Pos Berkuda. Pesan-pesan dikirimkan oleh para penunggang kuda. Setiap kali seorang tukang pos tiba di kantor kurir, ia pindah ke kuda lainnya agar ia dapat menempuh jarak kira-kira 500 kilometer dalam satu hari. 2) Telegraf dan Telepon. Pada tahun 1837, Samuel Finley Breese Morse

untuk pertama kalinya mendemonstrasikan telegrafi di depan publik. Ia temukan kode morse, yang menggunakan sirkuit terbuka dan tertutup untuk mewakili tanda nol dan satu. Kemudian tahun 1876, Alexander Graham Bell menemukan telepon dan sukses menggunakan fasilitas telepon untuk menstranmisikan suara walaupun jarak transmisinya baru beberapa kaki. 3) Teleks dan Faksimile (Fax). Teleks menggunakan sambungan telepon

dan mengharuskan baik pengirim maupun penerima memiliki alat yang sama. Dengan sebuah keyboard, sang pengirim mengetik pesan dalam bahasa sedrehana dan seketika itu juga, mesin penerimanya akan mencetak pesannya. 4) Pesawat Pager dan SMS. Cara kerja SMS pager ini adalah seorang dapat

mengirimkan pesan kepad aorang lain yang memiliki pesawat pager dengan menggunakan telepon yang digunakan untuk menghubungi stasiun radio pager, kemudian melalui operator pager ia dapat mengirim pesannya. Setelah teknologi pesawat seluler popular di masyarakat, teknologi pager ini diadopsi oleh pesawat seluler, maka orang dapat mengirim pesan langsung point-to point melalui telepon seluler. 5) Surat Elektronik (e-mail). Perkembangan teknologi internet menciptakan

berbagai diversifikasi teknologi transmisi, antara lain e-mail. Lewat e-mail, kita dapat menstransfer pesan-pesan secara cepat ke berbagai tempat di dunia.

21

6)

Telepon Video dan Telepon Bergerak (Seluler). Telepon seluler tidak

saja berfungsi begaia teknoloi komunikasi, namun juga menjadi multimedia yag dapat menyediakan segala macam kebutuhan, baik sebagai media penyimpanan, media processing maupun sebagai media penyiaran yang dapat secara real time berfungsi sebagaimana media transmisi. 7) Produk (Konvergensi) Telematika Baru (yang membingungkan).

Generasi manusia dapat menikmati teknologi yang sama. Masa-masa ini dapat disebutkan sebagai masa anomi (kekacauan) dalam sebuah proses penemuan teknologi komunikasi sebelum manusia menemukan teknologi komunikasi yang menjadi platform teknologi komunikasi dalam abad ini. b) Penyiaran

Media penyiaran yang digunakan manusia mencakup : 1) Teriakan, Papan Pengumuman, dan Tabuhan Drum. Teriakan oleh hampir sebagian besar budaya masyarakat untuk digunakan

menyampaikan sesuatu kepada banyak orang. Pada masyarakat lainnya dengan tradisi lain, biasanya menggunakan lembar-lembar papan atau medium tembok dsb untuk menyampaikan pengumuman pimpinan mereka ke masyarakat umum. Sedangkan tabuhan drum digunakan untuk menyampaikan berita tentang peintah bekerja maupun perang. 2) Surat Kabar dan Majalah. Surat kabar (ataupun majalah) adalaj

kelanjutan dari teknologi teks dan grafis yang sudah ditemukan beberapa abad yang lalu. Karena itu, surat kabar dan majalah hanya menstransmisikan informasi berupa teks dan grafis. Namun surat kbar menjadi popular karena sifatnya yang sederhana menyebabkannya hamper tak tergantikan oleh media apapun. 3) Radio. Saat ini radio begitu terkenal di masyarakat, dengan pendengarnya

yang spesifik karena kemampuannya yang luar biasa untuk menciptakan theatre of the mind dalam pikiran pendengarnya. Raio juga memiliki

22

kemampuan mengirimkan transmisi dengan jangkauan yang sangat luas sehingga menjangkau daerah-daerah pedesaan maupun lautan yang jauh. 4) Televisi (televise nirkabel, kabel, dan satelit) dan televise mobil.

Sebagaimana radio, televise juga memanfaatkan teknologi satelit, internet maupun kabel sehingga memungkinkan orang dapat menyaksikan siaran televise di mana dan kapan saja secara real time. Dengan memanfaatkan teknologi satelit, selain televise dapat digunakan di rumah, telah diproduksi pula televise mobil yang dapat dibawa ke mana-mana, dengan demikian orang dapat menyaksikan televise di mana pun berada. 5) Telepon seluler. Saat ini seseorang yang ingin menginformasikan pesan

kepada orang lain dapat menggunakan telepon selulernya untuk menyirkan informasi itu kepada siapa saja yang nomor teleponnya ada dalam selulernya. c) Jaringan

Jaringan merupakan transmisi dari banyak orang ke banyak orang, tetapi juga mencakup dari satu orang ke satu orang dan dari satu orang ke banyak orang. Sejauh ini, jaringan yang digunakan banyak orang adalah internet. 1) Internet. Adalah bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti computer, televisi, radio, dan telepon. Kekuatan internet, bukan sekedar kecanggihan hardwaretetapi juga pada kerumitan softwarenya. Aplikasi software komunikasi dan kolaborasi koneksi digunakan untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi jaringan yang ada dalam cybercommunication. Dalam internet berkembang berbagai program lain yang menjadi aplikasi komunikasi antar sesama masyarakat maya. E-commerce. Digunakan ntuk mendukung kegiatan pembelian

dan penjualan, pemasaran produk, jasa, dan informasi melalui internet atau extranet.

23

E-ntermediary. Sehubungan dengan penggunaan e-commerce

untuk mendukung perdagangan melalui internet, muncul pula perantara yang berbasis internet, dan dikenal dengan sebutan e-intermediary Teknologi Web. Internet dioperasikan antara lain melalui aplikasi

web. Sehingga seseorang bisa memiliki sebuah ruang dalam dunia maya. Dengan memiliki web berarti seseorang memiliki alamat di Internet. 2) Internet Berbandwith Lebar dan Layanan-layana Video Atas

Permintaan (video on demand atau VOD). Internet yang sekarang ini dapat mentransmisikan hanya lima jenis media. Ini memicu pengembangan internet berbandwith lebar dan infrastruktur yang mampu membawa media keenam yaitu video.

Selain Rogers dan Sayling Wen yang mengelompokkan teknologi komunikasi dalam beberapa era, maka Haag dkk membagi teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok, yaitu : 1) Teknologi masukan (input technology) 2) Teknologi keluaran (output technology) 3) Teknologi perangkat lunak (software technology) 4) Teknologi penyimpanan (storage technology) 5) Teknologi komunikasi (telecommunication technology) 6) Mesin pemroses (processing machine) atau lebih dikenal dengan istilah CPU. 3. Empat Era Perkembangan Komputerisasi

Ada empat era penting sejak ditemukannya komputer sebagai alat pengolah data sampai dengan era Internet. Setiap era memiliki karakteristik masing-masing dan secara langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang erat dengan alam kompetisi dunia usaha, baik secara mikro maupun makro. 24

1)

Era Komputerisasi. Pemakaian computer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, Karen aterbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, menggunakan computer jauh lebih efisien dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu computer pada saat itu adalah untuk administrasi back office terutama yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.

2)

Era Teknologi Informasi. Kegunaan computer di perusahaan bukan hanya untuk meningkatkan efisiensi, tapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja ynag lebih efektif. Divisi EDP (Electronic Data Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan computer, seperti mengolala database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Pada era ini computer sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan ompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayana atau jasa.

3)

Era Sistem Informasi. Tidak seperti kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan yang lebih ditekankan adalah system informasi, karena computer dan teknologi informasi merupakan komponen dari system tersebut. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional menuju perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan.

4)

Era Globalisasi Informasi. Sejak pertengahan tahun 1980-an perkembangan di bidang teknolog informasi sedemikian pesatnya, sehingga jika digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial. Meski sulit menemukan teori yang dapat menjelaskan fenomena yang terjadi dapat disimpilkan sebagai berikut: Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi

informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antarnegara dalam hal flow of information. Lingkungan bisnis saat ini serng berubah dan dinamis. Perubahan yang

terjadi tidak hanya sebagai dampak kompetisi, namun karena adanya factor25

faktor eksternal lain, seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), dan sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung meghasilkan kebijakan-kebijakan dan peraturan baru ynag harus ditaati perusahaan. 4. Media Masa Depan dan Platform Teknologi Komunikasi

Saat ini perkembangan teknologi telematika berada pada situasi anomi, di mana tidak ada platform yang jelas arah pengembangannya. Sehubungan dengan itu perkembangan media baru (new media) menjadi kajian tersendiri yang serius dalam aspek-aspek sosial. Pneggunaan jarngan berkabel memiliki keterbatasan gerak, karena itu untuk mendukung aktivitas masyarakat yang dinamis, maka platform media masa depan, adalah nirkabel yang berbandwith lebar. Platform teknologi komunikasi masa depan juga membutuhkan computer notebook multimedia yang berfungsi sebagai terminal media, computer ini memiliki kemampuan berkoneksi dengan teknologi apa saja sehingga memudahkan konvergensi dengan teknologi apa saja, di mana saja, dan kapan saja. Platform teknologi komunikasi juga membutuhkan jaringan nirkabel multimedia genggam. Teknologi ini sudah dapat digunakan dalam bentuk PDA. B. Adopsi Inovasi dan Sikap Masyarakat Terhadap Media Neubeck dan Clasberg melihat bahwa perubahan sosial ke depan menghadapi persoalan energy terutama menyangkut tenaga kerja manusia, sehingga perlu memikirkan persoalan pengembangan teknologi dalam proses ketenagakerjaan, walaupun hal ini berhadapan dengan persoalan-persoalan politik di suatu Negara, karena pengambilalihan teknologi terhadap tenaga kerja manusia menjadi persoalan-persoalan politik yang seringkali dapat menjatuhkan sebuah pemerintahan. Sementara itu, Sztompka mengatakan bahwa konsep perubahan sosial tercipta dari teori system, di mana perubahan sosial adalah sebuah perubahan yang terjadi dalam sebuah system, baik pad atingkat makro; keseluruhan masyarakat dunia (kemanusiaan), tingkat menengah (mezo), tingkat bangsa (natin state), maupun regional. Seperti dijelaskan Sztompka, bahwa konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan: (1)perbedaan, (2) pada waktu yang berbeda, (3) di antara keadaan sosial yang sama. Dengan demikian, bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari system sosial sebagai satu kesatuan. Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu 26

berhubungan dengan difusi inovasi, di mana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu pengetahuan yang baru. Ada empat unsur hal yang selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu (1) inovasi, (2) saluran komunikasi, (3) waktu, dan (4) system sosial. Keempat unsur ini berlangsung dalam system yang simultan, di mana masing-masing system itu berhubungan satu dengan lainnya selama proses difusi inovasi itu berlangsung. Difusi inovasi juga berhubungan dengan rentang waktu yang berlalu selama difusi inovasi berlangsung. Rentang waktu itu berlangsung dari pengguna pertama inovasi sampai dengan pengguna terakhir. Sebagaimana Talcott Parsons, menjelaskan teori system sosial, bahwa setiap masyarakat memiliki system sosial yang dapat digambarkan dengan AGIL. A adalah Adaptation, di mana system beradaptasi dengan lingkungannya. G adalah Goal attainment, di mana system memiliki tujuan-tujuan yang akan dicapai. I adalah Integration, di mana setiap bagian system berhubungan satu dengan lainnya secara erat dan saling mendukung fungsi masing-masing. L adalah Latency (pattern maintenance). System juga secara laten memiliki kemampuan untuk mempertahankan pola-pola, bahkan memiliki kemampuan untuk memperbaiki system yang rusak apabila ada serangan dari luar system. Karena itu, tahap persuasif menentukan keputusan seseorang untuk mengadopsi atau menolak inovasi itu. Tahap keputusan memberi kepastian terhadap tahap pelaksanaan inovasi. Setiap pilihan dalam tahap keputusan dan pelaksanaan inovasi akan memasuki tahap terakhir dalam proses inovasi, yaitu tahap konfirmasi. Bagi yang mengadopsi inovasi akan memberi alasan dan mencari alasan, termasuk melakukan konfirmasi terhadap pilihanpilihannya untuk mengadopsi inovasi begitu juga sebaliknya. Keterbukaan masyarakat terhadap sebuah inovasi memungkinkan ia mengadopsi inovasi teknologi telematika. Informasi sebelumnya tentang sebuah inovasi menjadi alasan terhadap sikap ia untuk menentuan sikap menolak atau mengadopsi inovasi itu, namun informasi cenderung mendorong keterbukaan, dan keterbukaan mendorng sikap menerima inovasi, serta sikap menerima inovasi mendorong perilaku untuk memanfaatkan atau menggunakan inovasi itu.

27

Chapter VII A.CYBERCOMMUNITY


1. Masyarakat Global dan Pembentukkan Masyarakat Cybercommunity

Ketika informasi berkembang secara massal maka teknologi itulah yang akan mengubah kehidupan masyarakat dunia global dan tanpa disadari teknologi juga bisa mengubah kehidupan masyarakat dalam dua komunitas yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya. Masyarakat Nyata adalah sebuah kehidupan masyarakat secara inderawi dapat dirasakan dalam kehidupan nyata, dimana hubungan-hubungan social sesama anggota masyarakat dibangun melalui penginderaaan. Secara nyata kehidupan masyarakat manusia dapat disaksikan apa adanya. Masyarakat Maya adalah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas. Kehidupan ini bukanlah dunia akhirat manusia, karena kehidupan ini adalah sisi lain dari kehidupan materi dibumi dan alam jagat raya.
2. Masyarakat Maya Sisi Lain Kehidupan Manusia

Dunia maya menciptakan hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan makna kehidupan manusia sebagai lambing pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan alam semesta. Sebagai ciptaan manusia maka masyarakat maya menhgembangkan nilai-nilai masyarakat nyata didalamnya. Nilai-nilai tersebut yaitu (a) proses-proses sosial dan interaksi sosial, (b) kelompok sosial maya, (c) kebuadayaan dan masyarakat maya, (d) pranata dan Kontrol sosial masyarakat maya,dan (e) Stratifikasi Sosial, kekuasaan, dan kepemimpinan masyarakat maya (f) perubahan sosial dalam masyarakat maya. a. Proses-Proses Sosial dan Interaksi Sosial

Proses social maya dan interaksi sosial dalam masyarakat maya yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat menetap untuk selam-lamanya. Dalam proses sosial dan interaksi sosial ini ditentukan oleh keperluan mereka dalam dunia maya. Interaksi sosial sementara, terjadi pada masyarakat yang sepintas lalu ingin jalan-jalan dan bermain di dunia maya melalui browsing dan chatting, atau kemudian meninggalkannya. 28

b.

Kelompok Sosial Maya

Komunitas maya memiliki kehhidupan yang pada umumnya dibagi menjadi dua model keanggotaan kelompok maya, yaitu kelompok intra dan inter. Kelompok Intra, sering disebut juga dengan intranet yang secara otonom mengatur diri merkea sendiri, memliki aturan-aturan tersendiri secara intern. System ini bersifat server to server dan melaluii personal computer to server yang secara langsung terhubung melalui satelit. Sedangkan, Kelompok Inter sering disebut dengan internet yang merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat maya yang artinya kelompk yang didasarkan dengan kebutuhan layanan tuan rumah (website) terhadap tamu yang terdiri dari dua status anggota. Pertama adalah keanggotaan yang bersifat free (bebas biaya) seperti keanggotaan dalam pelayanan mail, chatting, dan beberapa website tertentu, Kedua adalah keanggotaan yang bersifat tetap berdasarkan pada status member pada provider website tertentu. c. Kebudayaan dan Masyarakat Maya

Dalam masyarakat maya, kebudayaan yang dikembangkan adalah budaya-budaya pencitraaan dan makna disetiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis. Budaya ini sangat subjektif atau lebih objektif apabila disebut intersuybjektif yang sangat didominasi oleh para creator dan imajineter yang setiap saat mencurahkan pemikiran mereka dalam tiga hal secara terpisah. Pertama, kelompok yang senatiasa bekerja untuk menciptakan mesin-mesin teknologi informasi yang lebih canggih dan realistis. Kedua, kelompok yang setiap saat menggunakan mesin-mesin itu untuk menciptakan karya-karya imajinasi yang menajubkan di dunia hiper-realitas. Ketiga, masyarakat pada umumnya yang setiap menggunakan mesin-mesin dan karya-karya imajinasi itu sebagai bagian dari kehidupannya. d. Pranata dan Kontrol Sosial Masyarakat Maya

Masyarakat maya memiliki sistem pranata dan kontrol sosial.fungsi ini bermanfaat untuk menyeleksi kewajiban-kewajiban individu pemakai jasa yang dapat diakses dari sebuah website dan perlu diketahui pula ada pranata lain yang menyebutkan semua informasi yang ada dalam dunia maya menjadi milik publik yang dapat diakses secara bebas oleh

29

semua orang. Selain hal-hal tersebut tidak ada pranata masyarakat maya yang membedakan dengan pranata masyarakat nyata.
e.

Stratifikasi Sosial, Kekuasaan, dan Kepemimpinan Masyarakat Maya

Masyarakat maya dapat dibedakan melalui stratifikasi yang berdasarkan pada seberapa besar kepemilikan jaringan dan informasi yang dapat diakses darinya dan jumlah masyarakat maya yang lalu-lalang di sebuah jaringan atau website menjadi dasar argumentasi yang kuat untuk menentukan stratifikasi sosial. Dalam hal ini stratifikasi masyarakat maya dapat dibedakan menjadi tiga stratifikasi. Pertama, seperti http://, www., adalah pemilik stratifikasi terttinggi yang memiliki jaringan terbesar dalam dunia maya. Kedua, seperti: .com, .net, .org, .gov, .go, .id dan sebagainya. Kelompok ini unggul pada luasan space yang dimilikinya. Ketiga, seperti; yahoo, hotmail, mailcity, amazon, usa, google, dan sebagainya. Mereka ini menguasai informasi yang amat beragam dan sangat banyak memiliki koneksi dengan beragam situs yang digemari oleh masyarakat maya, serta memiliki kecepatan akses yang menajubkan. f. Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Maya

Perubahan dalam masyarakat maya dikenal dengan dengan dua karakter perubahan. (a) perubahan fisikal yang ada dalam mesin-mesin computer dan (b) terjadi perubahan sosial yang ditandai mulai munculnya masalah-maslah dalam masyarakat nyata dimana perubahan yang terjadi itu merupakan sebuah hukum alam semesta serta setiap saat akan bermunculan masalah-masalah baru pula. 3. Hyper Reality: Sisi Lain Masyarakat maya Media mengkonstruksikan sedemikian rupa realitas kehidupan dalam sebuah masyarakat maya sehingga perbedaan antara nyata dan fantasi menjadi sangat tipis. Dapat dikatakan masyarakat maya hidup dalam dunia maya dan khayal. Karena informasi yang media sampaikan lebih nyata dari pengetahuan manusia tentang sejarah mereka dan etika kehidupannya. Namun antara media informasi dan pengetahuan itu membentuk sikap, perilaku, dan peradaban manusia.

30

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas cybercommunity juga bisa dimanfaatkan dalam sebuah pemerintahan yang menggunakan konsep e-office, e-confrence, e-mail, e-fax, e-file, dan sebagainya. Sisi lain dari Cybercomunity juga menciptakan imitasi kejahatankejahatan yang bisa ditemukan di masyarakat nyata (Cybercrime). Maka istilah cyberlaw muncul untuk menjadi perangkat hukum positif yang mengatur dan menghukum setiap pelanggran hukum yang dilakukan dalam Cibercomunity.

31

Chapter VIII
A. Diskursus Realitas Sosial Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah aktor yang kreatif dari realitasnya. Dalam banyak hal manusia mempunyai kebebasan untuk bertindak secara aktif dan kreatif diluar batas control struktur dan pranata sosialnya dimana individu tersebut berasal. Manusia juga dapat menciptakan realitas sosial yang relative bebas didalam dunia sosialnya. Konstruksi sosial yang diciptakan manusia dalam membuat sebuah realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Pada realitas itu kenyataannya secara realitas sosial pada individu-indvidu realitas pelaku sosial sosial dan

dikonstruksikan dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain sehingga memantapkan objektif. Individu mengkonstruksikan merekonstruksikannya dalam dunia realitas dalam institusi sosialnya. B. Konstruksi Sosial Sebagai Ilmu Dan Filsafat Dalam aliran filsafat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Socrates menemukan jiwa dalam tiubuh manusia, Plato menmukan akal budi, Aristoteles mengenalkan istilah informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya. Ia mengatakan, manusia adalah makhluk sosial, setiap perkataan harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika dan dasar pengetahuan adalah fakta. Sejauh ini perkembangan konstruktivisme ada tiga macam yaitu: konstruktivisme radikal, konstruktivisme realisme hipotesis, konstruktivisme biasa (Suparno, 1997:25). Dari tiga macam konstruktivisme tersebut terdapat kesamaan, dimana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau lingkungan sekitarnya. Kemudian individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya itu berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada sebelumnya. itu berdasarkan subjektivitas individu lain

32

Konstruksi sosial dalam menciptakan sosiologi pengetahuan menjelaskan dialektika hubungan antara diri dengan sosiokultural. Dialektika ini berlangsung dalam tiga momen simultan yaitu (a) eksternalisasi (penyesuaian diri) dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia, (b) objektivasi yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi, dan (c) internalisasi yaitu proses dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotannya. Tiga dialektika tersebut memunculkan suatu proses konstruyksi sosial yang dilihat dari segi asal mulanya merupakan hasil ciptaan manusia, yaitu butan interaksi intersubjektif. C. Konstruksi Sosial Media Massa Ruang lingkup teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung sangat cepat dan sebarnnya merata. Sedangkan kontruksi sosial media massa berperan mengoreksi kelemahan dan melengkapi konstruksi sosial atas realitas. Namun proses simultan diatas tidak bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahapan penting yaitu tahap menyiapkan materi konstruksi, tahap sebaran konstruksi, dan tahap konfirmasi. Faktanya tahapan-tahapan tersebut dikonstruksikan sedemikian rupa oleh media massa untuk menciptakan sebuah realita yang sering disebut dengan realita media. Realita media dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model peta analog adalah model dimana realitas sosia dikonstruksikan oleg mediaberdasrak sebuah model analogi sebagimana realitas itu terjadi secara rasional. Jadi, realitas peta analog adalah suatu konstruksi realitas yang dibangun berdasarkan konstruksi sosial media massa. Seperti sebuah analogi kejadian yang seharusnya terjadi, bersifat rasional, dan dramatis. Kedua, model refleksi sosial adalah model yang merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi didalam masyarakat. D. Realitas Sosial Bentukan Media Massa Pada realitasnya masyarakat membutuhkan sistem teknologi yang baik, karena

fungsi teknologi adalah kunci utama perubahan masyarakat. Dengan demikian teknologi 33

secara fungsional menguasai masyarakat bahkan pada fungsi yang substansial, yang artinya media menguasai pikiran-pikiran manusia dengan cara membangun teater dalam pikiran manusia (theater of mind). Kekuatan media dalam mengkonstruksikan theater of mind dapat membangun berbagai realitas berdasarkan dunia apa yang diinginkannya tentang suatu produk media yang akan disajikan kepada masyarakat. Akan tetapi, kekuatan media dalam menciptakan theater of mind tidak dapat selamanya dibuktikan dalam dunia nyata realitas media merupakan gambaran terhadap sebuah dunia yang hanya terdapat dalam media tersebut. E. Sumber Nilai Acuan Konstruksi Sosial Media Massa Umumnya nilai yang dikonstruksikan oleh media massa adalah nilai yang bersumber dari redaktur dan para desk media massa. Kalau dikatakan, bahwa media massa adalah replikasi dari masyarakat disekitarnya maka artinya replikasi itu diwakilkan nilai-nilai dan norma yang ada pada redaktur dan desk media massa tertentu.

34

Chapter IX
A. BASIS SOSIAL DAN PARADIGMA TEORI KOMUNIKASI Ilmu komunikasi pada umumnya dipengaruhi oleh ilmu-ilmu sosial disamping oleh ilmuwan dan stakeholdernya, dimana ilmu sosial adalah induk dari ilmu komunikasi. Menurut sandjaja (2005: 11), bahwa ilmu komunikasi pada dasasrnya adalah salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bercirikan multi perspektif dan multi paradigma. Selanjutnya ia mengatakan, berdasarkan basis keilmuan, perspektif dan paradigm yang diterapkan dalam ilmu komunikasi bermacam ragam. Berdasarkan metode dan logika, terdapat empat perspektif yang mendasari teori dalam ilmu komunikasi yaitu, covering lows, rules, system, dan symbolic interactionism. B. Jenis pengetahuan dan paradigm lain dalam komunikasi Ilmu komunikasi menurut Charles R. Berger dan Steven H. Chaffe (1987: 15 dalam Sandjaja, 2005: 9) dapat didefinisikan sebagai berikut: Communication science seeks to understand the production, processing and effects of and signal system by developing testable theories, containing lawful generalizations, that explain phenomena associated with production, processing, and effects. Ilmu komunikasi berupaya memahami produksi, pemrosesan dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang, melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji , berisikan generalisasi-generalisasi yang sah yang menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, pemrosesan dan pengaruh dari system tanda dan lambing tersebut. Pengertian komunikasi ini cenderung bersifat positivistik. Sementara menurut Stephen W. Littlejohn (2002: 11 dalam Sendjaja, 2005), Komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang memiliki cirri-ciri; berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang berprilaku dalam menciptakan, mempertukarkan, serta menginterprestasikan, pesan-pesan. 1. Pandangan Humanistik Menurut Little John (1996: 11), tujuan humanitas adalah memahami respons subjektif individual. Sains adalah suatu aktivitas di luar sana sedangkan humanitas menekankan di dalam sini. Sains berfokus pada dunia penemuan, humanitas berfokus pada orang penemu. 2. Pandangan Social Science

35

Salah satu pendekatan dalam ilmu pengetahuan adalah ilmu sosial. Dalam berupaya mengobservasikan dan menginterprestasikan pola-pola perilaku manusia pakar ilmu sosial menjadikan manusia sebagai objek studi yang harus diobservasinya. Secara umum ilmu komunikasi mempunyai tiga karakteristik sebagai berikut. Pertama, ilmu komunikasi merupakan ilmu social yang bersifat multidisipliner dan bidang kajiannya sangat luas. Kedua, ilmu komunikasi tidak hanya ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritisakademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai kalangan praktisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan dalam proses produksi system tanda dan lambing merupakan salah satu objek kajian utama.

C. PENDEKATAN KEILMUAN DALAM KOMUNIKASI Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan, Pertama, disebut pendekatan non ilmiah atau unscientific dan kedua pendekatan ilmiah atau scientific.
1. Pendekatan Unscientific

Dalam sejarah manusia, usaha untuk menjawab dorongan ingin tahu, dan kebenaran, bermula dari pendekatan ini. Sebelum orang menggunakan pendekatan scientific, pendekatan pendekatan unscientific sudah digunakan dalam waktu yang cukup lama. Pada pendekatan unscientific umumnya manusia menjawab dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran melalui; secara kebetulan, secara trial and error, melalui otorisasi seseorang, wahyu. a. Penemuan Secara Kebetulan Adalah penemuan yang didapat seseorang dengan cara kebetulan. Kelemahan yang terkandung dalam penemuan ini bahwa manusia akan bersifat pasif terhadap dorongan ingin tahunya karena semua didapat secara kebetulan.
b. Penemuan Secara Trial and Error

Suatu usaha secara trial and error tidak diawali dengan sebuah harapan, kendati tetap memilik tujuan yang tak menentu, bahkan sering kali seseorang memulai trial and error

36

dengan harapan yang hampa. Hingga suatu saat dari proses usaha tersebut mulai membuahkan hasil. c. Penemuan Melalui Otoritas Pendekatan ini lebih praktis disbanding pendekatan lainnya. Menemukan kebenaran melalui otoritas membutuhkan orang lain yang dapat dijadikan subjek otorisasi, karena pada pendekatan ini sadar ataupun telah mengakui ketidakmampuan rasio seseorang untuk memecahkan problem kebenaran yang sedang dihadapinya. Perkembangan selanjutnya pendekatan ototritas hanya cocok untuk menemukan kebenaran dokmatis bagi kepentingan tertentu sepeti dalam kehidupan beragama, upaya-upaya penyembuhan penyakit, dan bentuk-bentuk kepatuhan lainnya dalam system kekerabatan dan monarki. d. Menemukan Kebenaran Melalui Wahyu Pada orang tertentu menganggap sumber kebenaran hanyalah berasal dari sang pencipta. Karena itu ia hanya mau berbicara dan memberi keputusan apabila sudah mendapatkan wahyu. Meski sumber kebenaran ini adalah bentuk penemua kebenaran yang paling tradisional, namun cara seperti ini tetap saja digunakan hingga saat ini.
2. Pendekatan Scientific

Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan Kritik-Rasional dan atau Scientific Research. Ada dua macam proses yang dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Pertama, berpikir kritis rasional yang kedua adalah penelitian ilmiah. a. Berpikir Kritis-Rasional Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir. Proses berpikir adalah menghubungkan hal satu dengan hal lainnya, menggunakan objek berpikir dan menghubungkannya dengan objek lainnya, membuat tesis, dan mengkajina dengan anti tesis, kemudian menghasilkan tesis, inlah yang dimaksud dengan proses berpikir kritis rasional.
b. Penelitian Ilmiah (Scientific Research)

Aktivitas manusia menemukan kebenaran atau pengetahuan melalui penelitian ilmiah adalah usaha yang paling maksimal yang dapat diterima oleh akal sehat sampai saat ini. Riset ilmiah harus memadukan antara dua proses berpikir itu dalam satu kegiatan ilmiah.

37

JENIS TEORI KOMUNIKASI 1. Jenis-jenis Teori Komunikasi Little John (1996: 21) mengatakan, secara umum teori komunikasi dibagi berdasarkan dua kelompok, kelompok pertama disebut teori-teori umum. Kedua, teori-teori kontekstual. Ada empat teori dalam kelompok teori umum, yaitu : 1) Teori-Teori Fungsional Dan Struktural Ciri dan jenis teori ini dibangun berdasarkan asumsi dasar teori yaitu: (1) Masyarakat adalah organism kehidupan;(2) Masyarakat memilikisub-sub system kehidupan, (3) masingmasing subsistem memiliki fungsi yang berbeda, (4) Fungsi-fungsi subsistem saling member kontribusi pada subsistem lainnya, (5) setiap fungsi akan terstruktur dalam masyarakat berdasarkan fungsi masing-masing. Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistic, menekankan pengkajiannya dalam hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahas dan sistem sosial. Pendekatan fungsionalisme yang menekankan tentang cara pengorganisasian dan mempertahankan system, kedua pendekatan ini sama-sama sebagai struktur yang berfungsi. Menurut Little John (1996: 14) beberapa persamaan dari keduanya adalah sebagai berikut : a) Keduanya sama-sama mementingkan stabilitas kerukunan pada waktu tertentu daripada perubahan dalam waktu tertentu. b) Sama-sama mempunyai kecenderungan memusatkan perhatian pada akibat-akibat yang tidak diinginkan daripada hasi sesuai tujuan. c) Samasama punya kepercayaan bahwa realitas itu pada dasarnya objektif dan independent. d) Sama-sama bersifat dualistic e) Sama-sama memegang prinsip the correspondence theory of thruth (teori kebenaran yang sesuai). 2) Teori-teori Behavioral dan Cognitive

38

Menurut Sendjaja (2002: 1-23), sebagaimana halnya dengan teori-teori strukturalisme dan fungsional, teori-teori behavioral dan cognitife juga merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Perbedaan antara aliran behavioral dan kognitif denganaliran strukturalis dan fungsional hanya terletak pada focus pengamatan serta sejarahnya. Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual. 3) Teori-teori Konvensional dan Interaksional Teori-teori berpandangan bahwa kepandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaankebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan siymbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). 4) Teori-teori Kritis dan Interpretatif Mengacu pandangan Sendjaja (2002: 1.25), bahwa kelompok teori ini gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretative (interpretative sociology), pemikiran Max Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran Frankfurt school serta sebagai pendekatan tekstual seperti teori-teori retorika, biblical, dan kesusastraan. 2. Teori Teori Konstektual Teori-teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan sebagai berikut: (1) Komunikasi intra pribadi (intra-personal-communication); (2) Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication); (3) kelompok komunikasi (group communication); (4) komunikasi organisasi (organizational communication); (5) komunikasi massa (mass communication). Intra-personal communication adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Interpersonal communication adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung dan tidak langsung. Group communication memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompokkelompok kecil, komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. 39

Organizational communication menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Mass communication adalah komunikasi melalui media masa yang ditujukkan pada sejumlah khalayak yang besar.

40

D. MODEL DAN PROSES KOMUNIKASI 1. Model Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis atau common dalam bahasa inggris yang berarti sama. Berkomunikasi bererti kita sedang berusaha untuk mencapai kesamaan makna. Stewart L. Tubs dan Sylvia Moss dalam buku human communication menjelaskan 3 model komunikasi: Pertama, model komunikasi linier, yaitu model komunikasi satu arah dimana komunikator memberikan stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Kedua, model komunikasi dua arah, adalah model komunikasi interaksional, merupakan kelanjutan dari pendekataan linier. Pada model ini terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ketiga, model komunikasi transaksional, yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam bentuk konteks hubungan (relationship) diantara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi (Sendjaja, 2002: 4,4). 2. Proses Komunikasi Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambing-lambang untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian. Sementara Skinner dari perspektif perilaku memandang komunikasi sebagai komunikasi verbal atau simbolis dimana sender berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver. Pada umumnya proses komunikasi antarmanusia dapat digambarkan dalam model berikut.

41

Indection Decode Encode Transmitted By MESSAGE Words Action Pictures Speaking Writing Acting Drawing FEEDBACK

CHANNEL Reception By Decode

Listening

Reading Observasing ENCODE

Dalam kehidupan sehari-hari, proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation, yaitu penciptaan suatu gagasan atau pemilihan suatu perangkat informasi untuk dikomunikasikan. Langkah kedua dalam suatu penciptaan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kata, tanda,atau lambing yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat dimana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tertulis, ataupun perilaku non verbal, seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah, atau gambar-gambar. Langkah ketiga dalam komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi, Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Tahap terakhir dalam komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang disampaikan kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata atupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi (Sendjaja, 2002:4.7).

42

E. LINGKUP TEORI KOMUNIKASI 1. Teori Komunikasi Kelompok Kelompok merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, karena melalui kelompok memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya. 2. Teori Komunikasi Organisasi Komunikasi adalah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan, ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Dalam konteks organisasi pemahaman mengenai peristiwa yang terjadi didalamnya(tubuh organisasi) bahwa komunikasi merupakan sebuah aspek penting, baik organisasi profit maupun organisasi non profit. 3. Teori Komunikasi Massa Pada prinsipnya konsep teori komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. 4. Teori Komunikasi Interpretatif Dan Kritis a. Teori Komunikasi Interpretasi Mengacu pada pendapat Sendjaja (2009:9.11), bahwa pendekatan interpretasi yang dikenal dalam istilah jerman Verstehen atau pemahaman, berusaha untuk menjelaskan makna dari tindakan. Karena suatu tindakan memiliki banyak arti, maka makna tidak dapat dengan mudah ditangkap begitu saja. Teori Interpretatif ini antara lain mengadopsi teori interaksi simbiolis, teori hermenuetik, teori semiotika, maupun teori simbol. b. Teori Komunikasi Kritis Wacana ilmu social kritis pada dasarnya memiliki implikasi ekonomi dan politik, maupun sosiologis tetapi banyak diantaranya yang berkaitan dengan komunikasi dan tatanan interaksi social dan komunikasi dalam masyarakat. Meskipun demikian biasanya teoritis kritis biasamya menyangkut banyak hal dalam keseluruhan sistem masyarakat.

43

F. TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI ANTARPRIBADI 1. Teori-teori Diri dan Orang Lain Pribadi adalah individu yang berbeda satu sma lain, perbedaan tersebut membuat orang mengenal individu secara khas. Kualitas individu menentukan kekhasannya dalam hubungannya dengan orang lain. a. Persepsi Terhadap Diri Pribadi Langkah pertama dalam persepsi diri adalah menyadari diri sendiri, yaitu mengungkap siapa dan apa kita ini, dan sesungguhnya menyadari siapa diri kita, adalah juga persepsi diri. b. Kesadaran Pribadi Memahami tentang diri sendiri bagaikan kita berkacakan cermin, bahwa apa yang kita lihat adalah apa yang sebenarnya. Ketika orang menyadari siapa dirinya secara simultan ia juga telah mempersepsikan dirinya sendiri. c. Pengungkapan Diri Proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi fokus penelitian dan teori komunikasi tentang hubungan merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya. Sidney Journad (1971, Sendjaja, 2002:2.141) menandai sehat atau tidaknya komunikasi pribadi dengan melihat keterbukaan yang terjadi didalam komunikasi. 2. Teori Hubungan Antarpribadi a. Memahami Hubungan Antar Pribadi Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari hubungan komunikasi antar pribadi memiliki peranan penting dalam membentuk kehidupan masyarakat terutama ketika hubungan tersebut mampu member dorongan kepada orang tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan orang lain. b. Teori-Teori Pengembangan Hubungan 1) (Self Disclosure) Proses pengungkapan diri adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain atau sebaliknya.Pengungkapan diri dilakukan dalam 44

dua bentuk; pertama, dilakukan secara tertutup yaitu seseorang mengungkapkan informasi diri kepada orang lain secara sembunyi-sembunyi melalui ungkapan dan tindakan, dimana ungkapan dan tindakan itu merupakan sebuah keterbukaan tentang apa yang terjadi pada diri seseorang.

2)

(Social Penetration) Altman dan Taylor (1973, Sendjaja,2002: 2,42) mengemukakan suatu model perkembangan hubungan yang disebut social penetration atau penetrasi social. Yaitu proses dimana orang saling mengenal satu dengan yang lainnya. Model ini selain melibatkan self disclosure juga menjelaskan bilamana harus melakukan self disclosure dalam perkembangan hubungan.

3)

(Process View) Proces view menganggap bahwa kualitas dan sifat hubungan dapa diperkirakan hanya dengan menggunakan atribut masing-masnig sebagai individu dan komunikasi antara atribu-atribut tadi.

4)

Social Exchange Teori ini menelaah bagaimana kntribusi seseorang dalam suatu hubungan dimana hubungan mempengaruhi kontribusi orang lain. Biasanya dalam konteks hubungan ini orang memiliki banyak alternate fyang dapat diberikan dalam model pertukaran sosial dimana pilihan-pilihan dan alternative tersebut memilki ukuran yang dapat ditoleransi seseorang dengan mempertimbangkan alternatife yang dia miliki.

G. TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI KELOMPOK 1. Pengertian Komunikasi Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki hubunan intensif diantara sesame mereka, terutama kelompok primer, intensitas hubungan diantara mereka adalah persyaratan utama yang dilakukan orang-orang dalam sebuah kelompok tersebut. Kelompok juga memiliki tujuan-tujuan yang 45

diperjuangkan bersama, sehingga kehadiran setiap orang dalam kelompok diikuti dengan tujuan-tujuan pribadinya. Dengan demikian dalam sebuah kelompok memiliki dua tujuan, yaitu tujuan kelompok dan tujuan pribadi yang terdapat pada kelompok itu sendiri. 2. Karakteristik Komunikasi Kelompok Karakteristik dalam kelompok ditentukan dalam dua hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam kelompok berhubungan dan berprilaku satu dengan yang lainnya. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuia kedudukannya, maka ia telah menjalankan peran. 3. Fungsi Komunikasi Kelompok Keberadaan suatu kelompok dalam suatu masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan social, pendidikan, persuasi, pemecahan maslah, dan pembuatan keputusan serta fungsi terapi (Sendjaja, 2002: 3.8). a. b. Fungsi kelompok dalam kelompok adalah hubungan social, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara hubungan social diantara para anggotanya. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok c.
d.

baik

formal

maupun

informal

bekerja

untuk

mencapai

dan

mempertukarkan pengetahuan. Fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya mau melakukan atau tidak mau melakukan sesuatu. Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan. e. Fungsi terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan karena objek dari kelompok terapi adalah membantu individu mencapai perubahan personalnya. 4. Tipe Kelompok Soeryono Soekanto secara umum menjelaskan, bahwa kelompok secara umum terdiri dari beberapa rumpun; pertama, adalah kelompok teratur yaitu kelompok yang dapat 46

dijelaskan strukturnya, norma, dan perannya seperti ingroup dan outgroup. Kedua, kelompok yang tidak teratur yaitu kerumunan dan publik. Ketiga, masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Keempat, kelompok kecil (group).

47

H. TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI ORGANISASI 1. Pengertian Komunikasi Organisasi Organisasi adalah suatu kumpulan atau system individual yang berhierarkisecara jenjang dan memiliki system pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu organisasi sebenarnya memiliki batasan yang hamper sama dengan kelompok, bedanya adalah pada jumlah anggota yang lebih banyak dan struktur yang lebih rumit, maka norma-norma organisasi dapat dikatakan lebih komplek. 2. a. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Fungsi Informatif Seluruh anggota organisasi berharap mendapatkan inofrmasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggotanya dapat melakukan pekerjaanya dengn pasti. b. Fungsi Regulasi Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga organisasi ada dua hal yang berpengaruh pada fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atu tatanan orang yang berada dalam manajemen, yaitu mereka yang memiliki wewenang untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Namun, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: 1) 2) 3) 4) Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah. Kekuatan pimpinan dalam memberikan sanksi. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seseorang pemimpin sekaligus pribadi. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message.artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan. c. Fungsi Persuasif Dalam suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada member perintah. 48

d.

Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan salauran yang memungkinkan

karyawannya dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan di waktu istirahat masa kerja. 3. Pendekatan Hubungan Manusiawi Ada beberapa hal dasar dari pendekatan human relations, yaitu; (a) produktivitas ditentukan oleh norma sosial bukan faktor psikologis; (b) seluruh imbalan yang bersifat non ekonomis,sangat penting dalam memotivasi para karyawan; (c) karyawan biasanya memberikan reaksi suatu persoalan, lebih sebagai kelompok daripada sebagi individu; (d) kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dan mencakup aspek-aspek formal dan informal.

I. TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA 1. 2. 3.


4.

Stimulus Respon Komunikasi Dua Tahap Dan Pengaruh Antarpribadi Difusi Inovasi Teori Agenda-Setting Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Spiral of Silence Informations Gaps Use and Gratifications Teori Use and Effect Information Seeking Konstruksi Sosial Media Massa Laswell Model

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

KEEMPAT TEORI PERS

49

1.

Teori Otoriter Penemuan alat cetak pers dan plat huruf yang mudah dipindah terjadi pada saat

dunia di bawah kekuasaan otoriter system kerajaan dengan kekuasaan absolutnya. 2. Teori Liberal Teori liberal pers berkembang sebagai dampak dari masa pencerahan dan teori umum tentang rasionalisasi serta hak-hak alamiah yang berusaha melawan pandangan yang otoriter. Teori liberal pes berkembang di Inggris selama abad ke-18 tetapi tidak diperbolehkan dijalankan dikoloni inggris di Amerika Utara hingga putusnya hubungan dengan negara induk tersebut. 3. Teori Tanggung Jawab Sosial Di abad kedua puluh di Amerika Serikat, ada gagasan yang berkembang, bahwa media satu-satunya industry yang dilindungi Piagam Hak Asasi Manusia, harus memenuhi tanggung jawab social.Teori Tanggung Jawab Sosial berpendapat bahwa, selain bertujuan memberikan informasi, menghibur, mencari untung, juga bertujuan membawa konflik ke arena diskusi. 4. Teori Komunis Soviet Teori otoriter pers dibanyak negara berubah menjadi teori Totaliter-Soviet. Soviet berpandangan bahwa tujuan utama media adalah membantu keberhasilan dan kelangsungan sistem soviet. Media dikontrol oleh tindakan ekonomi dan politik dari pemerintah dan badan pengawas dan hanya anggota partai yang loyal dan anggota partai ortodoks saja yang bias menggunakan media secara regular. Media dalam system soviet dimiliki dan dikontrol oleh negara dan ada hanya sebagai kepanjangan tangan Negara. J. TEORI KOMUNIKASI DUNIA MAYA ATAU TEORI CYBERCOMMUNITY Realitas maya atau cybercommunity adalah sebagai akibat langsung dari perkembangan dari teknologi telematika yang semakin pesat sehingga oleh banyak ilmu cabang social mulai melihat masalah cybercommunity sebagai sebuah arena kajian yang menarik sebuah sosiologi kehidupan baru yang menarik dikaji. Severin dan Tankard (2005), dalam bukunya tentang teori komunikasi, menjelaskan tentang komunikasi dunia maya dimana yang dimaksud oleh Severin dan Tankard sebagai dunia maya adalah cybercommunity itu. Beberapa bagian penting dari teori komunikasi dunia maya, yaitu (1) 50

konsep dasar komunikasi digital, seperti dunia maya, (virtual reality) komunitas maya chat rooms, multi-user domain, interaktivitas, hypertext, dan multimedia; (2) ruang dan wilayah teori komunikasi dunia maya, seperti penentuan agenda (agenda-setting), manfaat dan gratifikasi, pembauran inovasi, kesenjangan pengetahuan, kredibiltas media dan gagasan McLuhan tentang media baru; dan (3) riset-riset baru pada komunikasi cyber, yaitu mediamorfosis, riset tentang hypertext, riset multimedia, riset desain antar muka (komunikasi dua-arah), riset eros digital atau cinta online, riset tentang kecanduan internet, serta riset tentang pemakaian internet dan depresi.

51

Chapter X
EFEK MEDIA MASSA Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan dan saluran hiburan, namun kenyataannya juga memberikan efek lain diluar fungsi tersebut. Efek media massa bukan hanya mempengaruhi sikap seseorang namun juga mempengaruhi perilaku bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa mampu berpengaruh pada system sosial maupun sistem budaya. Efek media dapat berpengaruh dalam jangka waktu pendek namun juga member efek dalam waktu yang lama. Denis McQuail (2002: 425-426) menjelaskan, bahwa efek media massa memiliki typology yang terdiri dari empat bagian, Pertama, efek media merupakan efek yang direncanakan. Kedua, efek media massa yang tidak direncanakan (terjadi diluar kontrol media atau orang lain). Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan, dank eras mempengaruhi seseorang atau masyarakat. Keempat, efek media massa terjadi dalam waktu yang lama sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi, inovasi, control social sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan perubahan-perubahan budaya. Berikut ini adalah skema tipologi efek media massa (mcquail, 2002:426).

52

GAMBAR 1: TIPOLOGI EFEK MEDIA MASSA (MCQUAIL, 2002:426)


Efek Terencana Propaganda Respons individu Kampanye Media Difusi Pembangunan

Difusi Pemberitaan

News Learning

Difusi Inovasi Penyebaran Pengetahuan Framing Agenda Setting

pendek

lam a Kontrol Sosial Socialization

T I M E
Reaksi Individual Reaksi Kelompok Kekerasan Media

Event Outcome Konsep realitas Perubahan kelembagaan Perubahan budaya Efek Tak Terencana

A.

Efek Media Yang Terencana Efek media massa yang dapat direncanakan bias terjadi dalam waktu yang pendek atau cepat, tetapi juga bias terjadi dalam jangka waktu yang lama. Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, respons individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita, dan agenda-setting.

B.

Efek Media Yang Tidak Terencana Efek media massa yang terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi, yaitu terjadi dalam waktu yang cepat dan terjadi dalam waktu yang lama. Yang terjadi dalam waktu cepat merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mengagetkan masyarakat. Begitu pula pemberitaan media tentang kekerasan dan criminal yang sekilas dalam waktu dekat tidak bermasalah, namun tanpa disadari lama-kelamaan 53

perilaku buruk yang dilihat dalam pemberitaan dapat muncul dipikiran seseorang yang mungkin dalam keadaan tertentu menyebabkan seseorang melakukannya dengan terpaksa atau secara tanpa disadari. Tingkat kekuatan dan kerusakan sosial yang diakibatkan oleh media massa dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap Satu, efek yang paling mudah terjadi adalah pada tatanan fisik dan perilaku individual (perilaku organism) yang berdampak pada perilaku kelompok dan masyarakat. Tahap Dua, efek merusak pada tatanan sikap (norma personal) dan norma lain disekitar sikap seperti merusak system sosial sampai dengan merusak sistem budaya serta lingkungan yang lebih luas.

GAMBAR 2. KERUSAKAN SOSIAL AKIBAT EFEK MEDIA MASSA

Efek Media Massa

Merusak Sistem Perilaku

Merusak Perilaku Kelompok Perilaku Masyarakat

Efek Media Massa

Merusak Sikap dan Sistem Kepribadian

Merusak Sistem Sosial Sistem Budaya, dan Lingkungan yang lebih luas

Selain apa yang dijelaskan McQuail diatas tentang efek media massa dan tingkat kerusakan social yang terkadi akibat dari efek media, secara empiric, efek media massa yang tidak diharapkan (cenderung merusak) memiliki andil dalam hal pembentukan sikap, perilaku, dan keadaan masyarakat seperti berikut ini. 1. Penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari tradisional ke modern, dari modern ke postmodern, dan dari taat beragama ke sekuler.

54

2. 3. 4. 5.

Media massa kapitalis telah memicu hilangnya berbagai bentuk kesenian dan budaya tradisional dimasyarakat yang seharusnya dipelihara. Terjadinya perilaku imitasi yang kadang menjurus kepada meniru hal buruk dari apa yang dilihat dan didengar dari media. Efek media massa sering brutal menyerang seseorang dan merusak nama baik orang tersebut (pembunuhan karakter). Persaingan media massa yang tidak sehat menyebabkan media melakukan pemberitaan yang justru menyebabkan terciptanya perilaku pelanggaran norma sosial.

6. 7. 8.

Pemberitaan pornomedia menyebabkan lunturnya lembaga perkawinan dan norma seks keluarga di masyarakat. Berita kekerasan dan terror di media massa memicu terbentuknya ketakutan massa di masyarakat. Media massa kapitalis telah sukses mengubah masyarakat; dari kota sampai ke desa; menjadi masyarakat konsumerisme dan masyarakat pemimpi, masyarakat yang hidup dalam dunia seribu satu malam tanpa harus bekerja keras.

9.

Media massa cenderung menjadi alat provokasi sebuah kekuasaan sehingga efek media massa menindas rakyat, bahkan dalam skala luas media massa menjadi alat kolonialisme modern dengan memihak kepada suatu negara adidaya.

55

Anda mungkin juga menyukai