Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Batam, 21 Desember 2021
Sadari telaumbanua
Nama Mahasiswa
Jawaban
1. Pengaruh MSCI Indonesia Index terhadap IHSG yaitu MSCI ini dapat memberikan pengaruh
yang besar terhadap indeks saham suatu negara. Di Asia dan pasar saham Indonesia, MSCI
menerbitkan MSCI The Emerging Market Index dan MSCI Indonesia Index. MSCI The
Emerging Market Index mengukur kinerja pasar saham di negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Sementara itu, MSCI Indonesia Index secara khusus mengukur kinerja pasar saham
Indonesia. Kinerja IHSG melibatkan semua saham di pasal modal indonesia, sehingga kinerja
juga merefleksikan kinerja pasar modal indonesia. IHSG biaya dihitung tiap hari pada saat
penutupan transaksi.
Sumber EKSI4203 modul 2 kb 2.
2. IPO (Initial public Offering) adalah salah satu cara perusahaan untuk go public di pasar modal.
a) Jika investor ingin berinvestasi pada perusahaan yang baru saja atau sedang dalam
masa IPO ada untung ruginya berinvestasi dalam saham perusahaan selama atau segera
setelah IPO mungkin tidak sesuai untuk investor pemula yang mencari investasi yang
stabil atau dapat diprediksi. Seperti halnya investasi dalam saham, nilai saham dapat
naik atau turun setelah IPO. Tetapi lonjakan di kedua arah cenderung lebih dramatis di
tahap awal perdagangan saham. Salah satu alasannya adalah bahwa investor masih
memutuskan berapa nilai saham yang seharusnya. Contohnya investasi dalam saham,
nilai saham dapat naik atau turun setelah IPO. Tetapi lonjakan di kedua arah cenderung
lebih dramatis di tahap awal perdagangan saham. Salah satu alasannya adalah bahwa
investor masih memutuskan berapa nilai saham yang seharusnya. Alasan lain adalah
meningkatnya perhatian media yang dapat menghasilkan sensasi baik atau buruk untuk
perusahaan yang baru saja terdaftar.
b) Resiko jika memperdagangkan saham yang baru saja terdaftar yaitu Ada risiko untuk
memperdagangkan semua jenis saham, terutama saham perusahaan yang baru saja
terdaftar volatilitas harga saham cenderung lebih tinggi, sehingga harga saham dapat
naik atau turun dalam jumlah yang signifikan dalam satu hari. Risiko untuk investasi
saham selalu ada potensi kehilangan uang ketika kamu berinvestasi di saham. Kamu
harus memikirkan tujuan investasi dan risiko yang akan diterima sebelum berinvestasi.
Harga saham bisa jatuh – itu adalah risiko yang diambil investor sebagai kebalikan atas
keuntungan potensial. Dan risiko ini sangat lazim dengan saham yang baru saja
terdaftar.
Sumber : https://blog.pluang.com/cerdascuan/ipo-adalah/#mengapa-perusahaan-
mendaftarkan-saham-mereka
3. Alasan terjadi peningkatan investor ritel di pasar modal dimasa pandemik karena Dikutip dari
Bareksa.com - Jumlah investor ritel terus bertumbuh setiap tahunnya. Hingga Maret 2021,
jumlah investor ritel yang ditandai dengan single investor identification (SID) sudah mencapai
4,9 juta orang.
kondisi makro ekonomi pada saat pandemi Covid-19, berbeda jauh dengan krisis pada
tahun 1998. Kondisi yang membedakan antara krisis pada tahun 2020 dan 1998 adalah
jumlah uang yang beredar meningkat karena stimulus yang diberikan pemerintah masif
sekali. Bank Indonesia juga tidak hanya menurunkan suku bunga, tapi juga
melakukan quantitative easing.
Faktor pendukung lainnya adalah kemajuan teknologi dan kebangkitan pasar modal.
Pemerintah dalam hal ini juga mendorong penjualan Surat Berharga Negara (SBN)
melalui platform online seiring dengan kemajuan teknologi ini.
Kondisi demografis juga mendukung perkembangan industri reksadana. Generasi
milenial yang berusia 40 tahun ke bawah mulai berpikir untuk menyiapkan dana masa
depannya. Pasalnya, mereka ingin memiliki tingkat kekayaan yang lebih baik dari
orang tuanya, di sisi lain juga ingin mempersiapkan dana untuk anak-anaknya.
Terciptanya kepercayaan masyarakat untuk mengambil langkah upaya
menyejahterakan diri yang berasal dari ketidakpastian pandemi.
Sumber https://www.bareksa.com/berita/pasar-modal/2021-04-09/pandemi-masih
melanda-jumlah-investor-pasar-modal-terus-melesat/
4. 3 investasi di sektor yang masih mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan optimal
di tengah pandemi dan pertimbangannya ada tiga sektor yang mengalami booming dan lain
yang diperkirakan bisa mendapatkan potensial atau manfaat dari Covid-19 ini adalah sektor
jasa logistik, jasa telekomunikasi elektronik, makanan dan minuman. Bahwa di masa pandemi
COVID-19, para investor tetap dapat memperoleh keuntungan dalam berinvestasi saham
apabila setiap keputusan yang dilakukan investor tersebut di dukung oleh perhitungan yang
matang. Investor harus cermat dalam memilih sektor apa saja yang akan dituju. Investor perlu
melakukan analisis fundamental agar tidak salah dalam menempatkan dana, dan melakukan
diversifikasi saham untuk mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar dalam berinvestasi.
Proferti. Pembelian properti ini bukan semata-mata bertujuan untuk langsung dijadikan
hunian pribadi, melainkan sebagai investasi.
Reksa dana pasar uang. Pasar modal masih dalam kondisi tertekan di tengah-tengah
perjuangan melawan pandemi COVID-19. IHSG yang merupakan indeks acuan utama
di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menerus tertekan, demikian pula dengan kinerja
investasi reksa dana.
Logam mulia
Harga logam mulia relatif stabil, bahkan kian mengalami kenaikan di atas inflasi.
Ditambah lagi kemudahan yang diberikan oleh banyak e-Commerce melalui sistem
‘menabung emas digital’ bagi milenial yang tidak mau kerepotan berurusan dengan
bentuk fisik emas. Tapi perlu diingat, jangan sembarangan percaya dengan lembaga
keuangan yang menawarkan investasi emas dalam bentuk logam mulia. Sebab, saat ini
masih banyak lembaga investasi bodong yang mengatasnamakan tabungan logam
mulia.
Sumber : https://koinworks.com/blog/jenis-investasi-saat-corona/