Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Strategi Pencegahan Penularan dan Perkembangan Vektor Penyakit


Pengaruh perubahan iklim khususnya suhu, curah hujan dan kelembaban telah
menampakan pengaruh terhadap daya tahan hidup/bionomik vektor nyamuk dan laju
transmisi penyakit ditularkan nyamuk terutama Malaria dan Demam Berdarah Dengue
maupun Filariasis. Kemampuan vektor dalam menularkan malaria ditentukan oleh interaksi
yang kompleks dari beberapa faktor, antara lain: host, vektor, zat patogen dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan (abiotik) yang banyak berperan adalah faktor iklim. Suhu
(temperatur) berpengaruh terhadap kepadatan, frekuensi menggigit, lamanya menggigit
nyamuk, dan periode inkubasi ekstrinsik plasmodium. Curah hujan akan menyediakan
genangan air sebagai tempat (media) menempatkan telur dan mengembangkan jentik,
serta dapat menambah kerapatan tumbuhan (vegetasi) yang memungkinkan
bertambahnya perindukan nyamuk. Faktor iklim lainnya adalah meningkatnya
kelembaban udara dapat memperpanjang hidup nyamuk (longevity) (Martens, et al., 1999).
Peningkatan penularan penyakit yang ditularkan nyamuk di zona pesisir berhubungan
dengan perubahan iklim. Naiknya permukaan laut berbanding lurus dengan perubahan iklim
global yang mengakibatkan terjadinya peningkatan penularan penyakit oleh nyamuk. Hal ini
menyebabkan perlunya perhatian khusus untuk memantau kejadian penyakit dan
pengendalian perkembangan preimaginal vektor nyamuk di daerah pesisir buatan dan alami
habitat payau / salin. Penting bagi lembaga kesehatan nasional dan internasional menyadari
peningkatan risiko penyakit yang ditularkan nyamuk di zona pesisir dan melakukan
pencegahan dan strategi mitigasi. Penerapan langkah-langkah yang tepat bisa sangat
mengurangi potensi peningkatan penularan penyakit akibat nyamuk karena perubahan iklim
dan kenaikan permukaan laut di pesisir (Jastam, 2014).
Menurut Permenkes Nomor 1018 tahun 2011 Strategi Adaptasi Perubahan Iklim
Kesehatan (Strategi APIK) dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu Menyiapkan peraturan
perundang - undangan, Sosialisasi dan advokasi, Pemetaan populasi dan daerah rentan,
Meningkatkan sistem tanggap perubahan iklim, Meningkatkan kemitraan, Meningkatkan
pemberdayaan masyarakat, Meningkatkan pengendalian dan pencegahan penyakit,
Meningkatkan surveilans dan sistem informasi, Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia,
Meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan (Rofifah, 2020).
Global Vector Control Response (GVCR) 2017–2030 telah disetujui oleh World
Health Organization pada tahun 2017. GVCR ini memberikan panduan strategis kepada
negara-negara dan mitra pembangunan untuk segera memperkuat pengendalian vektor
sebagai pendekatan mendasar untuk mencegah penyakit dan menanggapi wabah. Untuk
mencapai hal ini diperlukan penyelarasan kembali program pengendalian vektor, didukung
oleh peningkatan kapasitas teknis, peningkatan infrastruktur, penguatan sistem pemantauan
dan pengawasan, dan mobilisasi masyarakat yang lebih besar. Pada akhirnya, hal ini akan
mendukung penerapan pendekatan komprehensif untuk pengendalian vektor yang akan
memungkinkan pencapaian tujuan nasional dan global khusus penyakit dan berkontribusi
pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan
Cakupan Kesehatan Universal (Universal Health Coverage) (Ramasamy, 2012).
Elemen penting dalam pengendalian penyakit yang ditularkan melalui vektor adalah
perubahan perilaku sehingga perlu diberikan pendidikan dan meningkatkan kesadaran sehingga
masyarakat tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri dan komunitas mereka dari nyamuk,
kutu, serangga, lalat dan vektor lainnya (Jastam, 2014).
Martens P. and Hall Lisbeth. 2000. Malaria on the Move : Human Population Movement
and Malaria Transmission. Jurnal.
(http://www.cdc.gov/ncidod/eid/vol6no1/martens.htm. 27-11-2012).

Jastam MS. Distribusi Spasial Spesies Larva Anopheles Di Daerah Pesisir Kota Makassar
Tahun 2013. Al-Sihah Public Heal Sci J. 2014;VI(2):410-423.

Ramasamy R, Surendran SN. Global climate change and its potential impact on disease
transmission by salinity-tolerant mosquito vectors in coastal zones. Front Physiol.
2012;3(June):1-14.

Rofifah D. Rencana Aksi Kegiatan (Rak) 2020-2024. Pap Knowl  Towar a Media Hist Doc.
2020;12–26.

Anda mungkin juga menyukai