Anda di halaman 1dari 2

Review Jurnal

“Biodiesel Production from Waste Coconut Oil in Coconut Milk


Manufacturing”

Latar Belakang dan Tujuan Percobaan


Proses pembuatan santan kelapa telah berkembang di Thailand, sekitar 2000
– 3000 kg santan perhari hilang dari proses ke pembuangan limbah. Limbah minyak
kelapa terakumulasi di pembuangan limbah menjadi lemak padat yang mengapung
diatas air limbah. Limbah lemak ini harus dikeluarkan dari pembuangan limbah
untuk mencegah air limbah fermentasi menjadi biogas. Limbah minyak kelapa dapat
menjadi masalah lingkungan serta menghasilkan bau terhadap lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tiga langkah proses sintesis
biodiesel yang terdiri dari hidrolisis dengan katalis asam, esterifikasi dengan katalis
asam dan transesterifikasi dengan basa.
Metode Percobaan
Pada proses pertama dari hidrolisis, 100 g dari limbah minyak kelapa dan asam
klorida ditambahkan dengan jumlah tertentu kedalam reaktor kemudian dpanaskan
hingga 100 °C dengan pengadukan 500 rpm selama 30 menit. Ketika reaksi selesai,
campuran di saring untuk memisahkan residu dari asam lemak tinggi. Kemudian
dipisahkan dalam corong pisah selama 15 menit dan dipanaskan pada suhu 100 °C
selama 30 menit untuk memisahkn air.
Pada percobaan kedua campuran dimasukakkan kedalam labu leher tiga dan
dipanaskan dan diaduk dengan magnetic stirrer dengan pemanas agitator. Campuran
ditambahkan 20 g asam dan minyak dan dipanaskan pada temperatur agitasi.
Ditambahkan campuran katalis dan metanol setelah reaksi dan kemudian dimasukkan
dalam corong pemisah selama 3 jam kemudian produk di transesterifikasi.
Pada percobaan ketiga transesterifikasi, minyak dengan kandungan asam lemak
bebas rendah dari 2% dan produk esterifikasi ditambahkan sejumlah metanoldan
katalis KOH. Setelah waktu reaksi dimasuhkan dalam corong pisah dan dicuci
dengan air. Kemudian dipanaskan untuk menghilangkan kadar air dengan suhu 100
°C dan setelahnya dikarakterisasi.
Kesimpulan
Limbah minyak kelapa di pelajari dalam reaksi hidrolisis asam, esterifikasi
asam dan transesterifikasi alkali. Kondisi optimum dari hidrolisis asam untuk
memperoleh minyakj dengan kandungan asam lemak bebas tinggi dapat digunakan
sebagai material adalah 5% dari massa asam klorida. Tahap kedua adalah untuk
mengurangi kadar FFA dan mengkonversi FFA menjadi metil ester. Pada tahap
ketiga pada perbandingan molar metahol dan minyak 6:1 diperoleh hasil yang
mendekati standar

Anda mungkin juga menyukai