Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK

NAMA/NIM : 1. Puji Utami/20190420248

2. Muhammad Choirul Huda/20190420279

3. Muhammad Akbar Pamungkas/20190420301

KELAS :D

MAKUL : Manajemen Strategik

DOSEN : Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., Ak., CA.

McDONALD’S VS BURGER KING

 McDonald’s
Restoran ini didirikan oleh Richard & Maurice McDonald's pada tahun 1937 di
sebelah timur kota Pasadena. Saat itu McDonald's hanya merupakan restoran Drive In
yang pada waktu itu sedang berkembang pesat trend Drive In. Bangunan restorannya
berbentuk persegi delapan, dengan mengekspose ruangan dapurnya dan tidak memiliki
tempat duduk di bagian dalam restorannya. Kedua bersaudara tersebut kemudian berniat
untuk lebih mengembangkan restoran mereka, yang pada saat itu sudah cukup sukses dan
menguntungkan. Fokus pengembangannya adalah pada kecepatan pelayanan yang
diharapkan akan meningkatkan volume pembelian konsumen. Konsep utama yang
diterapkan adalah kecepatan, harga terjangkau dan volume. Restoran ini juga telah
memiliki logo sendiri yaitu The Golden Arch. Logo ini dirancang oleh George Dexter
yang merupakan seorang perancang neonsign. Logo ini memiliki warna kuning terang dan
berbentuk simple, mudah diingat dan jugasecara tidak langsung mencerminkan huruf “M”
dari McDonald's. Pada saat itu, terjadi persaingan ketat pada bisnis Drive In dan
McDonald's bersaudara ini mengalami kesulitan dalam berorganisasi dan menggerakkan
yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha mereka. Dan saat itulah mereka bertemu
dengan seseorang yang bernama Ray Kroc. Ray Kroc lah yang membantu McDonald's
bersaudara untuk mengembangkan usaha tersebut. Jadi tidak benar jika selama ini orang
menganggap bahwa Ray Kroc lah yang mendirikan McDonald's untuk pertama kalinya.
Restoran McDonald's–nya yang pertama bukanlah McDonald's yang pertama. Ray Kroc
kemudian melakukan pengembangan restoran melalui konsep fast food.
Pada sekitar tahun 1955 Ray Kroc mulai menjual waralaba McDonald's dan untuk
pertama kalinya perusahaan fast food (siap saji) di San Bernandino, California
menggunakan sistem franchise (waralaba). Sistem waralaba ini muncul dalam suatu
bentuk yang mirip dengan yang kita saksikan sekarang, yaitu sebuah rancangan
permasalahan yang disusun dengan seksama dan didokumentasikan secara lengkap dengan
perjanjian-perjanjian mendetail antara perusahaan dalam hal ini adalah McDonald's
dengan perusahaan yang akan berliansi. Jadi selama tahun 1950-an hingga tahun 1960-an,
produk-produk burger McDonald's yang merupakan produk-produk fast food,
didistribusikan dengan cara penjualan langsung. Bisnis waralaba McDonald's ini mulai
menyebar ke berbagai daerah dan negara bagian. Untuk itu Kroc menerapkan prosedur
operasi standar (Standart Observation Checklist) untuk pembuatan hamburger dengan
spesifikasi yang diduga sangat ketat, yaitu lemak dibawah 19%, berat 1,6 ounce, diameter
3,873 inch, dan onion 0,23 ounce. Selain memperlakukan pewaralaba secara strategis,
Kroc juga memberikan suatu sistem operasi kepada partner-partner barunya. Sistem inilah
yang memberikan kepastian semua produk yang disajikan adalah sama. Untuk itulah
profesionalisme harus diterapkan. Dalam paradigma yang baru setiap operator dan
pewaralaba bertindak seperti seorang manajer pabrik yang harus menerapkan manajemen
professional.
Maka pada tahun 1961, Kroc meluncurkan program pelatihan yang kemudian
dinamakan sebagai Hamburger University di restoran yang baru yaitu di Elk Village,
Illinois. Di sana para pewaralaba dan operator dididik dalam cara-cara ilmiah dalam
menjalankan restoran yang sukses dan dilatih dalam aspek-aspek operasi McDonald's
berupa mutu, pelayanan, kebersihan dan nilai (Quality, Service, Cleanliness, and Value).
Hingga tahun 1960 Ray Kroc telah membuka 200 restoran di seluruh Amerika Serikat.
Dan pada tahun 1961, Ray Kroc telah membeli saham perusahaan dari McDonald's
bersaudara dengan hampir senilai US$ 3.000.000,00. Perusahaan fast food McDonald's ini
terus mengembangkan jaringan waralabanya di lebih dari 60 negara. Dan saat ini
McDonald's Corporation Bersama dengan franchise dan cabang-cabangnya telah
berjumlah lebih dari 14.000 restoran. McDonald's melayani lebih dari 22 juta orang setiap
harinya atau sekitar 14.000 tamu setiap menitnya. Tidak diragukan lagi kalau hal ini
menjadikan McDonald's sebagai organisasi bergerak di bidang makanan yang terbesar di
dunia.
 Burger King
Burger King merupakan salah satu restoran cepat saji yang menyajikan hamburger
sebagai menu utamanya. Burger King didirikan pada tahun 1945 oleh James Mc Lamore
dan David Edgerton dan berpusat di Miami-Dade Country, Florida, Amerika Serikat.
Sebelumnya Burger King adalah sebuah cabang dari restoran yang bernama Insta-Burger
King yang didirikan oleh Keith J. Kramer dan Matthew Burns.
Pada tahun 1955 Burger King telah beroperasi di 40 lokasi di seluruh Amerika. Tahun
1961 Burger King menjual lisensi franchise-nya kepada pengusaha di Amerika Serikat dan
pada saat itu juga nama restoran berubah menjadi Burger King Corporation. Pada tahun
1963 Burger King mulai melakukan ekspansi ke luar Amerika dan membuka cabang
restoran untuk pertama kalinya di San Juan, Puerto Rico. Namun pembukaan gerai di
Puerto Rico tidak mendapat tanggapan yang serius di dunia internasional. Tanggapan ini
justru muncul ketika dibuka cabang restoran Burger King di Kanada tahun 1969. Setelah
pembukaan cabang di Kanada, restoran ini mulai diminati ke benua lainnya seperti, di
Eropa dengan Madrid sebagai kota pertamanya pada tahun 1972, Asia Timur pada tahun
1982 dan termasuk Negara lain yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan serta
Indonesia.

 Analisa Eksternal Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi dari perusahaan Mc


Donald’s dan Burger King
1. Mc Donald’s
a. Faktor Politik yang Mempengaruhi Bisnis McDonald’s
Aspek analisis ini mengacu pada efek tindakan dan kebijakan pemerintah terhadap
lingkungan makro atau jauh dari bisnis McDonald's dan ekonomi secara keseluruhan.
Intervensi pemerintah dapat menentukan laju dan jalur perkembangan usaha. Dalam
kasus McDonald, faktor eksternal politik yang paling signifikan dalam lingkungan
industri rantai restoran cepat saji adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan perjanjian perdagangan internasional (peluang).
 Pedoman pemerintah untuk diet dan kesehatan (ancaman dan peluang).
 Mengembangkan kebijakan kesehatan masyarakat (ancaman dan peluang).

McDonald's Corporation memiliki kesempatan untuk memperluas bisnis


multinasionalnya berdasarkan perdagangan internasional yang lebih baik, yang dapat
meningkatkan rantai pasokan global. Analisis ini juga mengidentifikasi pedoman
pemerintah untuk diet dan kesehatan sebagai ancaman dan peluang bagi bisnis rantai
restoran. Misalnya, faktor eksternal politik ini menjadi ancaman karena memberi
tekanan pada McDonald's, yang selama ini menjadi sasaran kritik terkait dampak
produknya terhadap kesehatan konsumen. Meskipun demikian, faktor eksternal yang
sama ini menciptakan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan produknya.
Perubahan yang sesuai dalam strategi persaingan generik McDonald's dan strategi
pertumbuhan intensif dapat mengatasi faktor eksternal ini. Sehubungan dengan itu,
pemerintah telah mengembangkan kebijakan kesehatan masyarakat, yang
menghadirkan ancaman dan peluang bagi bisnis rantai restoran. Misalnya, faktor
eksternal ini mengancam perusahaan melalui kebijakan yang mengubah program
makanan sekolah umum untuk siswa. Namun, bisnis dapat meningkat melalui
penyesuaian untuk memberikan pilihan yang lebih sehat kepada konsumen. Bauran
pemasaran McDonald's atau 4P sudah mencakup pilihan yang sehat, seperti salad,
tetapi perusahaan dapat menambahkan lebih banyak untuk meningkatkan statusnya
dalam mengatasi faktor eksternal politik ini. Aspek analisis dari McDonald's
Corporation ini menunjukkan bahwa faktor eksternal politik menghadirkan peluang
meskipun ada ancaman terhadap bisnis.

b. Faktor Ekonomi Penting bagi McDonald's Corporation


Aspek analisis ini berkaitan dengan efek kondisi dan tren ekonomi pada
lingkungan terpencil atau makro McDonald's. Perubahan ekonomi secara langsung dan
tidak langsung mempengaruhi kinerja bisnis. Ekonomi global, ekonomi regional, dan
ekonomi lokal mempengaruhi lingkungan industri McDonald melalui faktor-faktor
eksternal ekonomi berikut:
 Pertumbuhan negara maju yang lambat tapi stabil (peluang).
 Perlambatan ekonomi Tiongkok (ancaman).
 Pertumbuhan pesat negara-negara berkembang (peluang).

Pertumbuhan ekonomi negara maju yang lambat namun stabil merupakan


peluang bagi McDonald's untuk tumbuh dan meningkatkan stabilitas bisnis rantai
restorannya. Pasar AS tetap menjadi kontributor terbesar pendapatan perusahaan,
tetapi bisnis juga mendapat manfaat dari pemulihan yang stabil dan pertumbuhan
pasar Eropa. Di sisi lain, perlambatan ekonomi Tiongkok dianggap sebagai ancaman
dalam analisis ini. Faktor eksternal ini menjadi isu strategis karena pasar China
merupakan penyumbang utama pendapatan McDonald's. Meskipun demikian,
perusahaan memiliki peluang untuk tumbuh melalui ekspansi di pasar berkembang
yang tumbuh tinggi, seperti di Asia. Dalam aspek analisis PESTEL/PESTLE
McDonald's ini, faktor eksternal ekonomi terutama memberikan peluang bagi
pertumbuhan bisnis.

c. Faktor Sosial/Sosial Budaya yang Mempengaruhi Lingkungan Bisnis McDonald


Aspek analisis ini mengacu pada kondisi sosial yang mendukung atau membatasi
bisnis McDonald's. Tren sosial memengaruhi perilaku konsumen dan, pada gilirannya,
memengaruhi lingkungan bisnis yang jauh atau makro dalam hal pendapatan. Dalam
kasus McDonald's Corporation, faktor eksternal sosial budaya yang paling signifikan
adalah sebagai berikut:
 Meningkatnya pendapatan disposabel (peluang).
 Gaya hidup sibuk di lingkungan perkotaan (opportunity).
 Meningkatkan keragaman budaya (ancaman dan peluang).
 Tren gaya hidup sehat (ancaman & peluang).

Berdasarkan faktor eksternal berupa peningkatan pendapatan disposabel,


McDonald's memiliki peluang untuk tumbuh berdasarkan meningkatnya
kecenderungan konsumen untuk membeli makanan cepat saji daripada memasak di
rumah. Kecenderungan ini juga terkait dengan gaya hidup sibuk di lingkungan
perkotaan. Gaya hidup ini meningkatkan kemungkinan konsumen untuk makan di
restoran seperti McDonald's daripada memasak makanan di rumah. Di sisi lain,
keragaman budaya yang meningkat dianggap sebagai ancaman dan peluang dalam
konteks analisis ini. Misalnya, faktor eksternal sosiokultural ini menciptakan
serangkaian preferensi konsumen yang beragam berdasarkan berbagai pasar lokal dan
regional yang harus diperhitungkan oleh McDonald's dalam pengembangan produk.
Ketidakmampuan untuk melakukannya dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Bisnis makanan cepat saji memiliki peluang untuk meningkatkan fleksibilitas dalam
desain produk untuk memenuhi preferensi konsumen di pasar yang berbeda di seluruh
dunia. Selain itu, tren gaya hidup sehat merupakan ancaman terhadap McDonald's,
berdasarkan kritik tentang efek kesehatan yang merugikan dari banyak produk
perusahaan. Perusahaan memiliki peluang untuk meningkatkan kesehatan item
menunya. Dengan demikian, faktor eksternal sosial dalam aspek analisis dari
McDonald's Corporation ini menciptakan peluang besar untuk pengembangan bisnis.
Pengaruh faktor eksternal ini mempengaruhi persepsi konsumen tentang perusahaan.
Strategi tanggung jawab sosial perusahaan McDonald's dan inisiatif manajemen
pemangku kepentingan sebagian menangkal efek negatif dari tren sosial semacam itu
pada bisnis.

d. Faktor Teknologi dalam Bisnis McDonald


Aspek analisis ini berkaitan dengan dampak teknologi dan tren terkait pada
lingkungan perusahaan yang jauh atau makro. Dalam kasus analisis eksternal ini,
keberhasilan McDonald's Corporation bergantung pada adaptasi bisnis untuk
memaksimalkan manfaat dari tren dan sumber daya teknologi. Perusahaan perlu
mengatasi faktor-faktor eksternal teknologi berikut:
 Aktivitas R&D moderat di industri (peluang).
 Meningkatkan otomatisasi bisnis (peluang).
 Meningkatkan penjualan melalui perangkat seluler (peluang).

McDonald's memiliki kesempatan untuk meningkatkan investasi penelitian


dan pengembangannya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis. Dalam
kasus analisis ini, tujuan strategisnya adalah untuk mencapai tingkat aktivitas R&D
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing. Selain itu, perusahaan dapat
menerapkan lebih banyak otomatisasi untuk memaksimalkan produktivitas,
berdasarkan faktor eksternal peningkatan otomatisasi bisnis. Otomatisasi semacam itu
memerlukan perubahan dalam manajemen operasi McDonald dan pendekatan
produktivitas. Selain itu, bisnis dapat meningkatkan layanan selulernya untuk
menjangkau lebih banyak konsumen melalui aplikasi selulernya. Berdasarkan tren
teknologi peningkatan penjualan melalui perangkat seluler, perusahaan dapat
mengharapkan pertumbuhan pendapatan melalui saluran seluler. Dalam aspek
teknologi analisis ini, McDonald's memiliki peluang besar untuk mengembangkan
bisnis restoran cepat sajinya.

2. Burger King
a. Faktor Politik:
Burger King adalah salah satu rantai makanan terbesar di dunia. Pada tahun
2014, Burger King Worldwide bergabung dengan Tim Hortons, dan perusahaan
induk baru dibentuk Restaurant Brands International. Karena kantor pusat
perusahaan induk berlokasi di Kanada, ia menikmati tarif pajak perusahaan yang
lebih rendah atas laba luar negeri. Keuntungan luar negeri Burger King tunduk
pada undang-undang perpajakan Federal AS, yang mengamanatkan pajak setelah
repatriasi juga mengakibatkan pajak berganda. Dengan demikian, Burger King
kini dapat menikmati penghematan pajak. Merek terus memperluas tokonya di
pasar Asia seperti Cina dan India. Di India, telah mengajukan kasus merek
dagang. Ada kasus sendi di mal dengan nama atau logo yang sama,
mempengaruhi bisnisnya. Dengan demikian, peristiwa ini mempengaruhi kinerja
keuangan bisnis. Selain itu, Brexit dapat berdampak pada rantai pasokan,
keuangan, pajak, hukum, dan sisi perdagangan dari operasi Burger King di
Inggris, dan Uni Eropa. Hal yang sama telah dinyatakan sebagai risiko dalam
laporan tahunan Restaurant Brands International.
b. Faktor Ekonomi:
Karena ini adalah merek global, itu dipengaruhi oleh beberapa faktor
ekonomi. Dampak Covid-19 dan penguncian yang diakibatkannya telah
mengakibatkan penurunan pendapatan global. Burger King juga menghadapi
risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan perubahan suku bunga.
Perusahaan mencoba meminimalkan risiko ini dengan melakukan diversifikasi
geografis dan menggunakan derivatif, strategi ini mungkin tidak selalu efektif
sepenuhnya dan dapat mempengaruhi kinerja bisnis. Karena memiliki model
bisnis yang dipimpin waralaba, itu juga padat karya. Biaya tenaga kerja dan tren
kenaikan upah jangka panjang di pasar berkembang dan pasar maju berpotensi
mempengaruhi profitabilitas bisnis. Selain itu, ia menghadapi risiko dari serikat
pekerja yang mempengaruhi operasi sehari-harinya. Ia melihat peluang luar biasa
di India dan terus memperluas tokonya. Hingga September 2020, perseroan
memiliki 260 gerai. Burger King India Ltd. datang dengan IPO pada tahun 2020.
IPO itu bernilai Rs. 810 crore.
c. Faktor Sosial:
Banyak faktor sosial yang menentukan bisnis Burger King. Ketika
pembatasan akibat penguncian yang disebabkan Covid-19 dicabut atau dikurangi
secara bertahap, konsumen masih khawatir tentang aturan jarak sosial dan
keamanan makanan. Oleh karena itu, mereka perlu memastikan bahwa makan di
luar aman bagi orang-orang. Misalnya, di Italia, ia berencana untuk
memperkenalkan aplikasi untuk tiga restorannya di Milan, yang memungkinkan
pengguna untuk memeriksa apakah restoran itu ramai kapan saja. Meningkatkan
kesadaran kesehatan masyarakat menimbulkan tantangan baru bagi Burger King.
Beberapa produknya mengandung kafein, produk susu, gula, alergen, dll.
Makanan ini dapat menimbulkan risiko kesehatan. Juga, di AS dan Inggris ada
peningkatan kesadaran akan risiko kesehatan, seperti obesitas. Ada juga tren yang
berkembang menuju makanan vegan di banyak negara. Dengan demikian, hal ini
dapat menyebabkan meningkatnya perubahan selera dan preferensi konsumen,
sehingga mengurangi penjualan di masa mendatang.
d. Faktor Teknologi:
Burger King memulai layanan The Traffic Jam Whopper di Meksiko. Di
kota-kota sering terjadi kemacetan yang sangat panjang. Rantai menciptakan
layanan di mana komuter dapat memesan makanan di aplikasi King, melalui
perintah suara. Kemudian pengendara sepeda mengantarkan makanan di tengah
kemacetan. Perusahaan juga menggunakan data waktu nyata untuk memahami
konsentrasi lalu lintas dan memperingatkan restoran lokal untuk memastikan
pengiriman yang cepat. Pada minggu pertama, ini menghasilkan peningkatan
pesanan sebesar 60%. Burger King meluncurkan desain restoran baru yang
disebut sebagai "Restoran Masa Depan". Restoran-restoran ini akan memiliki
komponen yang mendukung teknologi. Ini termasuk pengiriman tepi jalan, Pick
Up Locker, Drive-Thru dan dapur gantung dan ruang makan. Misalnya, pesanan
pengiriman dapat diambil dari loker makanan berkode yang menghadap ke luar
restoran. Hal ini memungkinkan makanan untuk dipindahkan dari dapur untuk
mengambil loker.

 Analisa Porter 5 Forces Pada Perusahaan McDonald’s dan Burger King


a. McDonald’s
Posisi McDonald's sebagai pemimpin global di pasar restoran makanan cepat
saji sebagian merupakan hasil efektivitas perusahaan dalam merespons Lima
Kekuatan di lingkungan industrinya. Model analisis Lima Kekuatan Michael Porter
mengidentifikasi faktor eksternal yang paling relevan yang mempengaruhi organisasi
bisnis. Dalam analisis Lima Kekuatan McDonald’s, fokusnya adalah pada industri
restoran makanan cepat saji. Lingkungan industri ini berinteraksi dengan McDonald's
untuk mempengaruhi potensi dan kesuksesan perusahaan. Meskipun demikian,
kesuksesan global saat ini menunjukkan bahwa McDonald's tetap efektif dalam
menangani kelima kekuatan ini dan dalam mengatasi masalah terkait.
Analisis Lima Kekuatan McDonald's
Dalam analisis Lima Kekuatan ini, McDonald's mengalami efek faktor eksternal
dengan intensitas yang bervariasi. Perusahaan harus menerapkan strategi untuk
memenuhi faktor eksternal ini dan meminimalkan dampak negatif.
Singkatnya, analisis Lima Kekuatan McDonald's menghasilkan intensitas lima
kekuatan berikut:
1. Persaingan persaingan atau persaingan (strong force).
2. Daya tawar pembeli atau pelanggan (kekuatan kuat).
3. Perundingan kekuatan pemasok (weak force).
4. Ancaman pengganti atau substitusi (kekuatan kuat).
5. Ancaman pendatang baru atau masuk baru (moderate force).
Hasil analisis Lima Kekuatan menunjukkan bahwa McDonald's perlu
memprioritaskan isu-isu yang berkaitan dengan persaingan, konsumen, dan substitusi,
yang kesemuanya memberikan kekuatan kuat pada perusahaan. Kemungkinan
tindakan McDonald's untuk mengatasi masalah ini adalah inovasi produk. Produk
McDonald baru bisa menarik dan mempertahankan lebih banyak pelanggan. Juga,
analisis Lima Kekuatan ini menunjukkan bahwa McDonald's dapat menerapkan
standar kualitas yang lebih tinggi untuk mengatasi persaingan dan substitusi di pasar
jenuh ini.
1. Competitive Rivalry atau Competition dengan McDonald's (Strong Force)
McDonald's menghadapi persaingan ketat karena pasar restoran fast food
sudah jenuh. Unsur analisis Lima Kekuatan ini menangani efek perusahaan
pesaing di lingkungan industri. Dalam kasus McDonald's, kekuatan persaingan
kompetitif yang kuat didasarkan pada faktor eksternal berikut:
• Jumlah perusahaan yang tinggi (kekuatan kuat).
• Agresivitas perusahaan yang tinggi (kekuatan kuat).
• Biaya beralih rendah (kekuatan kuat).
Industri restoran makanan cepat saji memiliki banyak perusahaan dengan
berbagai ukuran, seperti rantai global seperti restoran makanan cepat saji
McDonald's dan lokal. Juga, sebagian besar perusahaan menengah dan besar
secara agresif memasarkan produk mereka. Selain itu, pelanggan McDonald's
mengalami biaya switching yang rendah, yang berarti mereka dapat dengan
mudah berpindah ke restoran lain, seperti Burger King. Dengan demikian, unsur
analisis Lima Kekuatan McDonald's ini menunjukkan bahwa persaingan adalah
salah satu kekuatan eksternal yang paling signifikan dalam bisnis ini.
2. Ancaman Peserta Baru atau Entri Baru (Moderate Force)
Pendatang baru dapat mempengaruhi pangsa pasar McDonald's. Unsur analisis
Lima Kekuatan ini mengacu pada efek pemain baru terhadap perusahaan yang
ada. Dalam kasus McDonald's, ancaman masuk baru moderat didasarkan pada
faktor eksternal berikut:
• Biaya beralih rendah (kekuatan kuat).
• Biaya modal sedang (moderate force).
• Biaya pengembangan merek yang tinggi (weak force)
Karena biaya pengalihan yang rendah, konsumen dapat dengan mudah
berpindah dari McDonald's ke perusahaan makanan cepat saji baru. Juga, biaya
modal moderat untuk mendirikan restoran baru membuatnya cukup mudah bagi
perusahaan kecil atau menengah untuk mempengaruhi McDonald's. Namun,
mahal untuk membangun merek yang kuat yang bisa menandingi merek
McDonald's. Dengan demikian, unsur analisis Lima Kekuatan ini menunjukkan
bahwa ancaman pendatang baru adalah masalah besar bagi McDonald's.
3. Ancaman Pengganti atau Pergantian (Strong Force)
Pengganti adalah perhatian yang signifikan untuk McDonald's. Unsur analisis
Lima Kekuatan ini membahas potensi efek pengganti pada pertumbuhan
perusahaan. Dalam kasus McDonald's, faktor eksternal berikut membuat ancaman
substitusi menjadi kekuatan yang kuat:
• Ketersediaan pengganti tinggi (kekuatan kuat).
• Biaya beralih rendah (kekuatan kuat).
• Rasio kinerja-terhadap-biaya tinggi (kekuatan kuat)
Ada banyak pengganti produk McDonald's, seperti produk dari produsen
makanan rakyat dan toko roti lokal. Konsumen juga bisa memasak makanan
mereka di rumah. Hal ini juga mudah untuk beralih dari McDonald's ke pengganti
ini (biaya switching rendah). Selain itu, substitusi ini kompetitif dalam hal kualitas
dan kepuasan konsumen. Dalam elemen analisis Lima Kekuatan McDonald's ini,
pengganti merupakan isu utama yang harus ditangani perusahaan melalui
pendekatan seperti peningkatan kualitas produk.
4. Menawar Kekuatan Pemasok McDonald's (Lemahnya Angkatan)
Pemasok juga mempengaruhi McDonald's. Unsur analisis Lima Kekuatan ini
menunjukkan dampak pemasok terhadap perusahaan. Dalam kasus McDonald's,
lemahnya tawar menawar pemasok didasarkan pada faktor eksternal berikut:
• Sejumlah besar pemasok (kekuatan lemah).
• Integrasi vertikal rendah ke depan (kekuatan lemah).
• Pasokan keseluruhan yang tinggi (kekuatan lemah).
Populasi pemasok yang besar melemahkan pengaruh pemasok individual
terhadap McDonald's. Hal ini terutama terjadi karena kurangnya aliansi regional
atau global di antara para pemasok. Sehubungan, sebagian besar pemasok
McDonald's tidak terintegrasi secara vertikal. Ini berarti mereka tidak
mengendalikan jaringan distribusi yang terkait dengan fasilitas McDonald's. Juga,
kelimpahan relatif bahan seperti tepung dan daging mengurangi pengaruh
pemasok terhadap McDonald's. Dengan demikian, unsur analisis Lima Kekuatan
ini menunjukkan bahwa kekuatan pemasok adalah masalah minimal untuk
McDonald's.
5. Daya tawar dari pelanggan McDonald's / pembeli (strong force)
McDonald's harus mengatasi kekuatan pelanggan yang signifikan. Unsur
analisis Lima Kekuatan ini berkaitan dengan pengaruh dan tuntutan konsumen.
Dalam kasus McDonald's, berikut adalah faktor eksternal yang berkontribusi pada
kekuatan tawar menawar yang kuat:
• Biaya beralih rendah (kekuatan kuat).
• Sejumlah besar penyedia (kekuatan kuat).
• Ketersediaan pengganti yang tinggi (kekuatan kuat).
Karena kemudahan berpindah dari satu restoran ke restoran lain (biaya
peralihan rendah), pelanggan dapat dengan mudah memaksakan tuntutan mereka
pada McDonald's. Sehubungan, karena kejenuhan pasar, konsumen bisa memilih
dari banyak restoran fast food selain McDonald's. Juga, ada banyak pengganti
perusahaan seperti McDonald's. Pengganti ini termasuk gerai makanan, roti
buatan, dan juga makanan yang bisa dimasak di rumah. Berdasarkan unsur
analisis Lima Kekuatan ini, McDonald's harus mengembangkan strategi untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan.

b. Burger King
Bisnis Burger King berada di bawah pengaruh faktor eksternal. Model analisis
Lima Kekuatan menganggap faktor-faktor yang paling berpengaruh signifikan
terhadap bisnis. Di lingkungan industri makanan cepat saji / fast food, intensitas Lima
Angkatan di Burger King adalah sebagai berikut:

1. Persaingan persaingan atau kompetisi (Strong Force)

2. Daya tawar pembeli atau pelanggan (Strong Force)

3. Kekuatan tawar menawar dari pemasok (weak force)

4. Ancaman pengganti atau substitusi (Strong Force)

5. Ancaman pendatang baru atau masuk baru (Moderate Force)

Rekomendasi. Mengingat intensitas kelima kekuatan tersebut, sangat cocok bagi


Burger King untuk fokus pada persaingan, pelanggan, dan ancaman pendatang baru.
Untuk mengatasi kekuatan persaingan, Burger King bisa menerapkan pemasaran yang
lebih agresif. Untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, perusahaan dapat
meningkatkan kualitas produknya. Selain itu, untuk mengatasi ancaman pendatang
baru, Burger King dapat memperbaiki citra mereknya untuk mempertahankan kinerja
tinggi meski mengalami kejenuhan di lingkungan industri restoran cepat saji.

1. Competitive Rivalry atau Competition dengan Burger King (Strong Force)


Burger King bersaing dengan perusahaan besar seperti McDonald's dan
Wendy's. Tingkat persaingan diteliti dalam aspek model Analisis Lima Kekuatan
ini. Berikut ini adalah faktor eksternal utama yang menciptakan kekuatan
persaingan kompetitif yang kuat melawan Burger King:

• Tingginya jumlah pesaing (Strong Force)

• Beragam perusahaan tinggi (Strong Force)

• Biaya pengalihan rendah (Strong Force)

Pasar restoran cepat saji jenuh dengan perusahaan dengan ukuran berbeda.
Burger King juga harus mempertimbangkan beragam perusahaan dalam hal jenis
produk, fokus pasar, dan karakteristik lainnya. Selain itu, persaingan persaingan
sangat kuat karena biaya pengalihan yang rendah, yang sesuai dengan kemudahan
nasabah dalam mentransfer dari Burger King ke perusahaan lain. Aspek analisis
Lima Kekuatan ini menunjukkan bahwa persaingan merupakan perhatian utama
bisnis Burger King.
2. Ancaman Peserta Baru atau Entri Baru (Moderate Force)

Pendatang baru bisa mengganggu performa Burger King. Dampak masuknya


baru di lingkungan industri restoran makanan cepat saji diuji dalam aspek analisis
Lima Kekuatan ini. Faktor eksternal yang menyebabkan ancaman moderat
pendatang baru terhadap Burger King adalah sebagai berikut:

• Biaya pengalihan rendah (Strong Force).

• Kerugian biaya sedang (Moderate Force).

• Biaya sedang melakukan bisnis (Moderate Force).

Sekali lagi, biaya pengalihan yang rendah menunjukkan bahwa mudah bagi
konsumen untuk mentransfer dari Burger King ke perusahaan baru (pendatang
baru). Namun, pendatang baru menghadapi kerugian biaya moderat karena
perusahaan besar seperti Burger King mendapatkan keuntungan dari skala
ekonomi yang tidak dimiliki banyak perusahaan baru. Selain itu, biaya usaha
yang moderat dapat menimbulkan tantangan finansial bagi pendatang baru.
Berdasarkan aspek analisis Lima Kekuatan ini, ancaman pendatang baru
merupakan masalah besar dalam bisnis Burger King.

3. Ancaman Pergantian atau Pengganti Burger King (Strong Force)

Pengganti secara teknis bersaing dengan produk Burger King. Aspek model
Analisis Lima Kekuatan ini menentukan pengaruh substitusi di lingkungan
industri restoran makanan cepat saji. Dalam kasus Burger King, faktor eksternal
berikut yang berkontribusi pada ancaman substitusi yang kuat:

• Biaya pengalihan rendah (Strong Force).

• Ketersediaan tinggi pengganti (Strong Force).

• Performa yang memuaskan dari substitusi (Strong Force).

Pelanggan dapat dengan mudah mentransfer dari Burger King ke pengganti


(biaya switching rendah). Selain itu, ada banyak pengganti untuk dipilih,
termasuk restoran fine dining dan masakan rumah. Kondisi ini memperkuat
ancaman substitusi melawan Burger King. Selain itu, sebagian besar pengganti ini
memuaskan dalam hal selera, biaya, kualitas, dan kriteria lainnya. Aspek analisis
Lima Kekuatan ini menunjukkan bahwa substitusi secara signifikan
mempengaruhi bisnis Burger King.
4. Tawar Pemasok Burger King (Weak force)

Pemasok mempengaruhi lingkungan industri restoran cepat saji melalui


variabel seperti harga dan kontrol pasokan. Dampak pemasok pada perusahaan
seperti Burger King dipertimbangkan dalam aspek analisis Lima Kekuatan ini.
Pemasok Burger King:

• Tingginya jumlah pemasok (weak force).

• Pasokan keseluruhan yang tinggi (weak force).

• Integrasi forward rendah (weak force).

Ada banyak pemasok yang bersaing untuk menyediakan produk mereka ke


perusahaan seperti Burger King. Sehubungan, ada banyak pasokan bahan baku
dan bahan. Kondisi ini membatasi pengaruh pemasok pada Burger King dan
perusahaan restoran makanan cepat saji lainnya. Selain itu, sebagian besar
pemasok di industri ini telah menurunkan integrasi, yang terkait dengan Burger
King. Berdasarkan aspek analisis Lima Kekuatan ini, kekuatan tawar menawar
pemasok adalah yang paling tidak menjadi perhatian Burger King.

5. Menawar Kekuatan Pelanggan Burger King / Pembeli (Strong Force)

Konsumen secara signifikan mempengaruhi kinerja Burger King dan


lingkungan industri restoran cepat saji. Aspek model Analisis Lima Kekuatan ini
mengeksplorasi pengaruh pelanggan terhadap perusahaan. Faktor eksternal utama
yang menyebabkan daya tawar kuat pelanggan Burger King adalah sebagai
berikut:

• Biaya pengalihan rendah (Strong Force).

• Ketersediaan pengganti tinggi (Strong Force).

• Kehadiran moderat organisasi konsumen (Strong Force).

Biaya pengalihan yang rendah sesuai dengan kemudahan pengiriman dari


Burger King ke perusahaan lain. Kondisi ini memberdayakan pelanggan untuk
membuat keputusan yang mempengaruhi bisnis Burger King. Selain itu, ada
banyak pengganti produk Burger King, sehingga lebih banyak konsumen lebih
banyak pilihan. Kehadiran organisasi konsumen, seperti the Consumers Union
dan Better Business Bureau, selanjutnya meningkatkan daya tawar pembeli.
Burger King harus mempertimbangkan tuntutan pelanggan sebagai salah satu
masalah bisnis utamanya, seperti yang ditunjukkan dalam aspek analisis Lima
Kekuatan ini.

 Berikut Perbandingan Antara Perusahaan McDonald’s dan Burger King

Perbandingan McDonald’s dan Burger King

Aspek McDonald’s Burger King


Ranking Terbesar pertama di dunia. Terbesar kedua di dunia.
Jumlah Restoran Total 32.466 restoran di 12.174 restoran di 76 negara
seluruh dunia. dan wilayah A.S.
Laba dari pendapatan 31 Des 2009 memperoleh 30 Juni 2010 $186,8 juta
$4,6 miliar untuk untuk pendapatan sebesar
pendapatan sebesar $ 22,7 $2,50 miliar.
miliar.
Pemasaran McDonald's selalu Burger King terus
menekankan pemasaran ke memasarkannya kepada para
keluarga dalam pria muda.
mengungguli "kehangatan"
dan "kompetensi" di benak
konsumen.
Menu sarapan dan 'Happy
Meals' yang berhasil
meningkatkan volume
penjualan McDonald's
sebesar 10%.
Rata-rata pendapatan Rata-rata pendapatan rata-rata pendapatan Burger
pertahun McDonald's mampu King yang hanya US$ 1,2
menembus US$ 2,4 juta. juta.
Pelayanan McDonald's lebih cepat Burger King menghabiskan
dengan catatan waktu waktu sekitar 198,48 detik
189,49 detik untuk melayani untuk melayani satu
satu pelanggan. pelanggan.
Biaya Promosi Biaya promosi McDonald's Biaya promosi Burger King
pada 2012 mampu yang hanya berjumlah
menembus US$787,5 juta. US$48,3 juta.
Produk Kentang Goreng Sebanyak 57% partisipan Dalam survei tersebut, hanya
survei menyatakan kentang 11% partisipan yang
goreng McDonald's jauh memilih kentang Burger
lebih enak daripada produk King.
makanan serupa di beberapa
restoran cepat saji lain.

 Dalam jangka Panjang perusahaan yang akan menang dari 2 perusahaan tersebut jika
dilihat dari beberapa aspek di atas menurut kami adalah McDonald’s. Karena dari
berbagai segi data diatas menunjukkan jika McDonald’s lebih unggul. Tetapi tidak
menutup kemungkinan jika Burger King yang merupakan sangiannya ini bisa untuk
menyusulnya ataupun berada di atasnya. Oleh karena itu jika McDonald’s tidak ingin
dirinya dilewati oleh pesaingnya maka dalam semua aspek baik itu produk,
pemasaran, promosi, dan lain sebagainya harus dapat dipertahankan dan juga
ditingkatkan. Perkembangan yang sangat pesat saat ini banyak mendorong perusahaan
untuk dapat terus berjalan dengan adanya inovasi yang sesuai dengan perkembangan
zaman tersebut. Jika McDonald’s ingin tetap menjadi restoran cepat saji no 1 didunia
maka harus mengikuti perkembangan zaman yang ada yaitu dengan menggunakan
teknologi yang sesuai dan memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang ada didalam
McDonald’s.
McDonald’s merupakan salah satu perusahaan waralaba (franchise) yang sangat
besar dan dikenali hampir seluruh dunia. Perusahaan ini bergerak di bidang makanan
cepat saji, dimana menu-menu makanan yang terkenal lezat dan berbagai macam jenis
dan juga ada yang berpaket. Perusahaan ini selalu menghadirkan inovasi produk
makanan yang menarik para konsumen. Perusahaan tersebut juga selalu melakukan
berbagai strateginya untuk tetap bertahan diantara pesaing yang sejenis. Dari data
diatas dapat kita simpulkan faktor internal perusahaan pada kekuatannya yang selalu
unggul ketimbang dengan kelemahannya. Karna tidak dapat dipungkiri bahwa
perusahaan tersebut masih tetap bisa mempertahankan posisi nya diantara banyaknya
pesaing.
 Kelebihan dan Kekurangan Antara McDonald dan Burger King

Kelebihan MCD Kekurangan MCD

- Tekstur daging lebih juicy dan enak - Ukuran burger lebih kecil

- Harga relatif lebih murah - Varian saus lebih sedikit

- Terjangkau untuk semua kalangan - Varian burger lebih sedikit

1. McDonald’s

2. Burger King

Kelebihan Burger King Kekurangan Burger King

- Memiliki lebih banyak varian - Harga relatif lebih mahal

- Terdapat beberapa varian saus untuk di - Daging kurang juicy


dalam burger

- Memiliki ukuran burger yang lebih besar - Cocok untuk kelas menengah ke atas

Kami menambahkan data terkait dengan kelebihan dan kekurangan dari


McDonald’ dan Burger King. Jika dilihat keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Dari data tabel diatas mengenai Burger King dan MCD
dapat diketahui kelebihan dan kekurangan keduanya. Burger King memiliki ukuran
yang lebih besar dan lebih mahal daripada McDonald’s, namun McDonald’s memiliki
daging dan rasa yang lebih baik daripada Burger King. Jika konsumen mengutamakan
ukuran, serta ingin memilih banyak varian, sebaiknya memilih Burger King. Tapi jika
konsumen tidak mempermasalahkan ukuran dan menginginkan daging yang lebih juicy
sebaiknya memilih McDonald’s.

Anda mungkin juga menyukai