KELAS :D
McDonald’s
Restoran ini didirikan oleh Richard & Maurice McDonald's pada tahun 1937 di
sebelah timur kota Pasadena. Saat itu McDonald's hanya merupakan restoran Drive In
yang pada waktu itu sedang berkembang pesat trend Drive In. Bangunan restorannya
berbentuk persegi delapan, dengan mengekspose ruangan dapurnya dan tidak memiliki
tempat duduk di bagian dalam restorannya. Kedua bersaudara tersebut kemudian berniat
untuk lebih mengembangkan restoran mereka, yang pada saat itu sudah cukup sukses dan
menguntungkan. Fokus pengembangannya adalah pada kecepatan pelayanan yang
diharapkan akan meningkatkan volume pembelian konsumen. Konsep utama yang
diterapkan adalah kecepatan, harga terjangkau dan volume. Restoran ini juga telah
memiliki logo sendiri yaitu The Golden Arch. Logo ini dirancang oleh George Dexter
yang merupakan seorang perancang neonsign. Logo ini memiliki warna kuning terang dan
berbentuk simple, mudah diingat dan jugasecara tidak langsung mencerminkan huruf “M”
dari McDonald's. Pada saat itu, terjadi persaingan ketat pada bisnis Drive In dan
McDonald's bersaudara ini mengalami kesulitan dalam berorganisasi dan menggerakkan
yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha mereka. Dan saat itulah mereka bertemu
dengan seseorang yang bernama Ray Kroc. Ray Kroc lah yang membantu McDonald's
bersaudara untuk mengembangkan usaha tersebut. Jadi tidak benar jika selama ini orang
menganggap bahwa Ray Kroc lah yang mendirikan McDonald's untuk pertama kalinya.
Restoran McDonald's–nya yang pertama bukanlah McDonald's yang pertama. Ray Kroc
kemudian melakukan pengembangan restoran melalui konsep fast food.
Pada sekitar tahun 1955 Ray Kroc mulai menjual waralaba McDonald's dan untuk
pertama kalinya perusahaan fast food (siap saji) di San Bernandino, California
menggunakan sistem franchise (waralaba). Sistem waralaba ini muncul dalam suatu
bentuk yang mirip dengan yang kita saksikan sekarang, yaitu sebuah rancangan
permasalahan yang disusun dengan seksama dan didokumentasikan secara lengkap dengan
perjanjian-perjanjian mendetail antara perusahaan dalam hal ini adalah McDonald's
dengan perusahaan yang akan berliansi. Jadi selama tahun 1950-an hingga tahun 1960-an,
produk-produk burger McDonald's yang merupakan produk-produk fast food,
didistribusikan dengan cara penjualan langsung. Bisnis waralaba McDonald's ini mulai
menyebar ke berbagai daerah dan negara bagian. Untuk itu Kroc menerapkan prosedur
operasi standar (Standart Observation Checklist) untuk pembuatan hamburger dengan
spesifikasi yang diduga sangat ketat, yaitu lemak dibawah 19%, berat 1,6 ounce, diameter
3,873 inch, dan onion 0,23 ounce. Selain memperlakukan pewaralaba secara strategis,
Kroc juga memberikan suatu sistem operasi kepada partner-partner barunya. Sistem inilah
yang memberikan kepastian semua produk yang disajikan adalah sama. Untuk itulah
profesionalisme harus diterapkan. Dalam paradigma yang baru setiap operator dan
pewaralaba bertindak seperti seorang manajer pabrik yang harus menerapkan manajemen
professional.
Maka pada tahun 1961, Kroc meluncurkan program pelatihan yang kemudian
dinamakan sebagai Hamburger University di restoran yang baru yaitu di Elk Village,
Illinois. Di sana para pewaralaba dan operator dididik dalam cara-cara ilmiah dalam
menjalankan restoran yang sukses dan dilatih dalam aspek-aspek operasi McDonald's
berupa mutu, pelayanan, kebersihan dan nilai (Quality, Service, Cleanliness, and Value).
Hingga tahun 1960 Ray Kroc telah membuka 200 restoran di seluruh Amerika Serikat.
Dan pada tahun 1961, Ray Kroc telah membeli saham perusahaan dari McDonald's
bersaudara dengan hampir senilai US$ 3.000.000,00. Perusahaan fast food McDonald's ini
terus mengembangkan jaringan waralabanya di lebih dari 60 negara. Dan saat ini
McDonald's Corporation Bersama dengan franchise dan cabang-cabangnya telah
berjumlah lebih dari 14.000 restoran. McDonald's melayani lebih dari 22 juta orang setiap
harinya atau sekitar 14.000 tamu setiap menitnya. Tidak diragukan lagi kalau hal ini
menjadikan McDonald's sebagai organisasi bergerak di bidang makanan yang terbesar di
dunia.
Burger King
Burger King merupakan salah satu restoran cepat saji yang menyajikan hamburger
sebagai menu utamanya. Burger King didirikan pada tahun 1945 oleh James Mc Lamore
dan David Edgerton dan berpusat di Miami-Dade Country, Florida, Amerika Serikat.
Sebelumnya Burger King adalah sebuah cabang dari restoran yang bernama Insta-Burger
King yang didirikan oleh Keith J. Kramer dan Matthew Burns.
Pada tahun 1955 Burger King telah beroperasi di 40 lokasi di seluruh Amerika. Tahun
1961 Burger King menjual lisensi franchise-nya kepada pengusaha di Amerika Serikat dan
pada saat itu juga nama restoran berubah menjadi Burger King Corporation. Pada tahun
1963 Burger King mulai melakukan ekspansi ke luar Amerika dan membuka cabang
restoran untuk pertama kalinya di San Juan, Puerto Rico. Namun pembukaan gerai di
Puerto Rico tidak mendapat tanggapan yang serius di dunia internasional. Tanggapan ini
justru muncul ketika dibuka cabang restoran Burger King di Kanada tahun 1969. Setelah
pembukaan cabang di Kanada, restoran ini mulai diminati ke benua lainnya seperti, di
Eropa dengan Madrid sebagai kota pertamanya pada tahun 1972, Asia Timur pada tahun
1982 dan termasuk Negara lain yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan serta
Indonesia.
2. Burger King
a. Faktor Politik:
Burger King adalah salah satu rantai makanan terbesar di dunia. Pada tahun
2014, Burger King Worldwide bergabung dengan Tim Hortons, dan perusahaan
induk baru dibentuk Restaurant Brands International. Karena kantor pusat
perusahaan induk berlokasi di Kanada, ia menikmati tarif pajak perusahaan yang
lebih rendah atas laba luar negeri. Keuntungan luar negeri Burger King tunduk
pada undang-undang perpajakan Federal AS, yang mengamanatkan pajak setelah
repatriasi juga mengakibatkan pajak berganda. Dengan demikian, Burger King
kini dapat menikmati penghematan pajak. Merek terus memperluas tokonya di
pasar Asia seperti Cina dan India. Di India, telah mengajukan kasus merek
dagang. Ada kasus sendi di mal dengan nama atau logo yang sama,
mempengaruhi bisnisnya. Dengan demikian, peristiwa ini mempengaruhi kinerja
keuangan bisnis. Selain itu, Brexit dapat berdampak pada rantai pasokan,
keuangan, pajak, hukum, dan sisi perdagangan dari operasi Burger King di
Inggris, dan Uni Eropa. Hal yang sama telah dinyatakan sebagai risiko dalam
laporan tahunan Restaurant Brands International.
b. Faktor Ekonomi:
Karena ini adalah merek global, itu dipengaruhi oleh beberapa faktor
ekonomi. Dampak Covid-19 dan penguncian yang diakibatkannya telah
mengakibatkan penurunan pendapatan global. Burger King juga menghadapi
risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan perubahan suku bunga.
Perusahaan mencoba meminimalkan risiko ini dengan melakukan diversifikasi
geografis dan menggunakan derivatif, strategi ini mungkin tidak selalu efektif
sepenuhnya dan dapat mempengaruhi kinerja bisnis. Karena memiliki model
bisnis yang dipimpin waralaba, itu juga padat karya. Biaya tenaga kerja dan tren
kenaikan upah jangka panjang di pasar berkembang dan pasar maju berpotensi
mempengaruhi profitabilitas bisnis. Selain itu, ia menghadapi risiko dari serikat
pekerja yang mempengaruhi operasi sehari-harinya. Ia melihat peluang luar biasa
di India dan terus memperluas tokonya. Hingga September 2020, perseroan
memiliki 260 gerai. Burger King India Ltd. datang dengan IPO pada tahun 2020.
IPO itu bernilai Rs. 810 crore.
c. Faktor Sosial:
Banyak faktor sosial yang menentukan bisnis Burger King. Ketika
pembatasan akibat penguncian yang disebabkan Covid-19 dicabut atau dikurangi
secara bertahap, konsumen masih khawatir tentang aturan jarak sosial dan
keamanan makanan. Oleh karena itu, mereka perlu memastikan bahwa makan di
luar aman bagi orang-orang. Misalnya, di Italia, ia berencana untuk
memperkenalkan aplikasi untuk tiga restorannya di Milan, yang memungkinkan
pengguna untuk memeriksa apakah restoran itu ramai kapan saja. Meningkatkan
kesadaran kesehatan masyarakat menimbulkan tantangan baru bagi Burger King.
Beberapa produknya mengandung kafein, produk susu, gula, alergen, dll.
Makanan ini dapat menimbulkan risiko kesehatan. Juga, di AS dan Inggris ada
peningkatan kesadaran akan risiko kesehatan, seperti obesitas. Ada juga tren yang
berkembang menuju makanan vegan di banyak negara. Dengan demikian, hal ini
dapat menyebabkan meningkatnya perubahan selera dan preferensi konsumen,
sehingga mengurangi penjualan di masa mendatang.
d. Faktor Teknologi:
Burger King memulai layanan The Traffic Jam Whopper di Meksiko. Di
kota-kota sering terjadi kemacetan yang sangat panjang. Rantai menciptakan
layanan di mana komuter dapat memesan makanan di aplikasi King, melalui
perintah suara. Kemudian pengendara sepeda mengantarkan makanan di tengah
kemacetan. Perusahaan juga menggunakan data waktu nyata untuk memahami
konsentrasi lalu lintas dan memperingatkan restoran lokal untuk memastikan
pengiriman yang cepat. Pada minggu pertama, ini menghasilkan peningkatan
pesanan sebesar 60%. Burger King meluncurkan desain restoran baru yang
disebut sebagai "Restoran Masa Depan". Restoran-restoran ini akan memiliki
komponen yang mendukung teknologi. Ini termasuk pengiriman tepi jalan, Pick
Up Locker, Drive-Thru dan dapur gantung dan ruang makan. Misalnya, pesanan
pengiriman dapat diambil dari loker makanan berkode yang menghadap ke luar
restoran. Hal ini memungkinkan makanan untuk dipindahkan dari dapur untuk
mengambil loker.
b. Burger King
Bisnis Burger King berada di bawah pengaruh faktor eksternal. Model analisis
Lima Kekuatan menganggap faktor-faktor yang paling berpengaruh signifikan
terhadap bisnis. Di lingkungan industri makanan cepat saji / fast food, intensitas Lima
Angkatan di Burger King adalah sebagai berikut:
Pasar restoran cepat saji jenuh dengan perusahaan dengan ukuran berbeda.
Burger King juga harus mempertimbangkan beragam perusahaan dalam hal jenis
produk, fokus pasar, dan karakteristik lainnya. Selain itu, persaingan persaingan
sangat kuat karena biaya pengalihan yang rendah, yang sesuai dengan kemudahan
nasabah dalam mentransfer dari Burger King ke perusahaan lain. Aspek analisis
Lima Kekuatan ini menunjukkan bahwa persaingan merupakan perhatian utama
bisnis Burger King.
2. Ancaman Peserta Baru atau Entri Baru (Moderate Force)
Sekali lagi, biaya pengalihan yang rendah menunjukkan bahwa mudah bagi
konsumen untuk mentransfer dari Burger King ke perusahaan baru (pendatang
baru). Namun, pendatang baru menghadapi kerugian biaya moderat karena
perusahaan besar seperti Burger King mendapatkan keuntungan dari skala
ekonomi yang tidak dimiliki banyak perusahaan baru. Selain itu, biaya usaha
yang moderat dapat menimbulkan tantangan finansial bagi pendatang baru.
Berdasarkan aspek analisis Lima Kekuatan ini, ancaman pendatang baru
merupakan masalah besar dalam bisnis Burger King.
Pengganti secara teknis bersaing dengan produk Burger King. Aspek model
Analisis Lima Kekuatan ini menentukan pengaruh substitusi di lingkungan
industri restoran makanan cepat saji. Dalam kasus Burger King, faktor eksternal
berikut yang berkontribusi pada ancaman substitusi yang kuat:
Dalam jangka Panjang perusahaan yang akan menang dari 2 perusahaan tersebut jika
dilihat dari beberapa aspek di atas menurut kami adalah McDonald’s. Karena dari
berbagai segi data diatas menunjukkan jika McDonald’s lebih unggul. Tetapi tidak
menutup kemungkinan jika Burger King yang merupakan sangiannya ini bisa untuk
menyusulnya ataupun berada di atasnya. Oleh karena itu jika McDonald’s tidak ingin
dirinya dilewati oleh pesaingnya maka dalam semua aspek baik itu produk,
pemasaran, promosi, dan lain sebagainya harus dapat dipertahankan dan juga
ditingkatkan. Perkembangan yang sangat pesat saat ini banyak mendorong perusahaan
untuk dapat terus berjalan dengan adanya inovasi yang sesuai dengan perkembangan
zaman tersebut. Jika McDonald’s ingin tetap menjadi restoran cepat saji no 1 didunia
maka harus mengikuti perkembangan zaman yang ada yaitu dengan menggunakan
teknologi yang sesuai dan memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang ada didalam
McDonald’s.
McDonald’s merupakan salah satu perusahaan waralaba (franchise) yang sangat
besar dan dikenali hampir seluruh dunia. Perusahaan ini bergerak di bidang makanan
cepat saji, dimana menu-menu makanan yang terkenal lezat dan berbagai macam jenis
dan juga ada yang berpaket. Perusahaan ini selalu menghadirkan inovasi produk
makanan yang menarik para konsumen. Perusahaan tersebut juga selalu melakukan
berbagai strateginya untuk tetap bertahan diantara pesaing yang sejenis. Dari data
diatas dapat kita simpulkan faktor internal perusahaan pada kekuatannya yang selalu
unggul ketimbang dengan kelemahannya. Karna tidak dapat dipungkiri bahwa
perusahaan tersebut masih tetap bisa mempertahankan posisi nya diantara banyaknya
pesaing.
Kelebihan dan Kekurangan Antara McDonald dan Burger King
- Tekstur daging lebih juicy dan enak - Ukuran burger lebih kecil
1. McDonald’s
2. Burger King
- Memiliki ukuran burger yang lebih besar - Cocok untuk kelas menengah ke atas