Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arin Kurniawati

NIM : 030894183
Makul : EKMA4214/Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Berikut ini adalah penjelasan mengenai 4 level integrasi:


a. Keterkaitan Administratif
Keterkaitan administratif merupakan level integrasi paling rendah. Pada level
ini perhatian fungsi sumber daya manusia difokuskan pada aktivitas sehari-
hari. Eksekutif SDM tidak memiliki waktu atau kesempatan mengambil
strategi isu-isu SDM keluar organisasi. Meskipun di sini ada fungsi
perencanaan bisnis strategik perusahaan, namun tanpa ada masukan apapun
dari departemen SDM. Dengan demikian, pada level integrasi ini,
departemen SDM terpisah secara sempurna dari komponen proses
manajemen strategik apa pun, baik pada formulasi strategik maupun pada
implementasi strategik. Departemen SDM hanya melakukan pekerjaan-
pekerjaan adminsitratif yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan bisnis
inti perusahaan.
b. Keterkaitan Satu Arah (One-Way)
Pada pertalian level ini, fungsi perencanaan bisnis strategik perusahaan
mengembangkan rencana strategik dan kemudian mereka informasikan
mengenai rencana tersebut kepadafungsi SDM. Pada level ini organisasi
melaksanakan manajemen SDM strategik, yaitu peran fungsi SDM mendesain
sistem dan/atau program yang mengimplementasikan rencana strategik.
Walaupun pada keterkaitan satu arah ini mengakui pentingnya SDM dalam
mengimplementasikan rencana strategik, namun integrasi ini menghindarkan
perusahaan untuk mempertimbangkan isu-isu SDM ketika menyusun
formulasi rencana strategik. Pada level integrasi ini sering menghasilkan
rencana strategik tetapi tidak bisa diimplementasikan oleh perusahaan
secara berhasil.
c. Keterkaitan Dua Arah (Two-Way)
Pada keterkaitan dua arah ini memungkinkan adanya pertimbangan isu-isu
SDM selama proses formulasi strategi. Integrasi ini terjadi dalam tiga
langkah berurutan. Pertama, tim perencana strategik menginformasikan
kepada fungsi SDM mengenai berbagai macam strategi yang sedang
dipertimbangkan oleh perusahaan. Kemudian eksekutif SDM menganalisis
implikasi SDM dari berbagai macam strategi tersebut dan mengemukakan
hasil analisis tersebut kepada tim perencana strategik. Akhirnya, setelah
keputusan strategik diambil perencana strategik mengirimkannya kepada
eksekutif SDM yang akan mengembangkan programnya untuk
mengimplementasikan putusan strategik tersebut. Fungsi perencana
strategik dan fungsi SDM saling ketergantungan dalam keterkaitan dua arah.
d. Keterkaitan Integratif
Keterkaitan integratif adalah pertalian yang dinamis dan banyak segi dan
berbasis pada kontinyuitas daripada interaksi sekuensial. Dalam banyak
kasus, eksekutif SDM merupakan anggota integral dari tim manajemen
senior. Perusahaan dengan keterkaitan integratif memiliki fungsi SDM yang
telah menyatu dengan proses formulasi dan implementasi strategi. Dengan
demikian dalam manajemen SDM strategik, fungsi SDM terlibat baik dalam
proses formulasi maupun implemetasi strategi. Eksekutif SDM memberi
informasi mengenai kapabilitas SDM perusahaan kepada perencana strategik
dan kapabilitas tersebut biasanya merupakan fungsi langsung dari praktik-
praktik SDM. Informasi tentang kapabilitas SDM tersebut membantu manajer
puncak dalam memilih strategi terbaik, karena mereka dapat
mempertimbangkan mengenai seberapa baik masing-masing alternatif
strategik akan dapat diimplementasikan. Sekali pilihan strategik ditentukan,
maka peran SDM berubah ke pengembangan dan penyelarasan praktek-
praktek SDM yang akan memberi perusahaan karyawan-karyawan yang
memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi.

Sumber : BMP EKMA4214/Modul 2 Halaman 2.43-2.44

2. Analisis Jabatan Berbasis Tugas


Pengertian tugas menurut Mathis dan Jackson (2001) adalah aktivitas pekerjaan
yang khusus dan dapat identifikasi yang mencakup gerakan-gerakan yang dapat
diamati, Untuk pekerjaan yang tetap berdasarkan tugas, proses analisis jabatan
dapat dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Analisis jabatan yang
berdasarkan pada tugas akan lebih memperjelas apa yang dilakukan secara
spesifik pada suatu pekerjaan. Selanjutnya dalam pengembangan deskripsi
jabatan, tugas digunakan untuk mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan dan
membuat daftar fungsi pekerjaan.
Proses analisis jabatan berdasarkan pendekatan tugas dikemukakan oleh
Dessles dalam lswanto (2007) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Langkah 1 : Mengidentifikasi untuk apa informasi yang akan disampaikan
dalam suatu jabatan dan menentukan apa dan bagaimana data akan
dikumpulkan.
 Langkah 2 : Mengkaji informasi dasar yang relevan seperti bagan organisasi,
bagan proses dan deskripsi  jabatan.
 Langkah 3 : Memilih tugas-tugas yang mewakili jabatan dalam organisasi
untuk dianalisis.
 Langkah 4 : Menganalisis jabatan yang sebenamya melalui pengumpulan
data pada tugas-tugas tertentu, persyaratan perilaku, kondisi kerja, sifat
manusia dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas.
 Langkah 5 : Mengkaji informasi dengan pemegang jabatan. Informasi
analisis jabatan perlu diverifikasi dengan pelaksana tugas termasuk
supervisinya.
 Langkah 6 : Mengembangkan deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan
sebagai tindak lanjut dari proses analisis jabatan.

Sumber : BMP EKMA4214/Modul 4 Halaman 4.6-4.7

Anda mungkin juga menyukai