Anda di halaman 1dari 26

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

BAB I PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dan membantu menentukan ketaatannya terhadap
peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur
pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada entitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
entitas dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan
dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah daerah untuk
kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggung-jawaban entitas dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan pemerintah daerah
pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan
apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran
tersebut.
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan balk
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik di Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Pacitan
pada khususnya dan Pemerintah Kabupaten Pacitan pada umumnya dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-
undangan
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakna dalam
kegiata-kegiatan di SKPD dalam kerangka Pemerintah Kabupaten Pacitan serta hasil yang
telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaiamana SKPD di Pemerintah Kabupaten Pacitan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan konidisi SKPD di Pemerintah
Kabupaten Pacitan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannnya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SKPD di Pemerintah
Kabupaten Pacitan , apakah mengalamai kenaikan atau penuruanan, sebagai akibat kegiatan
yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut , laporn keuangan SKPD di Pemerintah Kabupaten
Pacitan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset, kewajiban dan ekuitas
dana.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan di Puskesmas Pemerintah Kabupaten Pacitan
adalah:
1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur
Keuangan Negara.
2. Undang-Unang tentang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Negara/Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
10.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informas. Keuangan Daerah.
11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah keduakalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengeioldan
Barang Milik Daerah.
13.Peraturan Menteri Dalam Negev Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
14.Peraturan Menten Dalam Negev Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan layanan Umum
Daerah.
15.Peraturan Daerah... Nomor... Tahun.... tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
16.Peraturan Bupati/Walikota... Nomor... Tahun... tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi.

C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab II : PROFIL PUSKESMAS
A. Gambaran Umum Puskemas
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola Puskesmas
Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi
Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
BAB II
PROFIL PUSKESMAS

A. Gambaran Umum Puskesmas Jeruk


1. Latar Belakang
Pelayanan bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelaynan kesehatan kepada
masyarakat adalah Pusat Kesehtan Masyarakatat (Puskesmas). Puskesmas merupajkan
lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk
memberikan pelayanan kesehattan kepada seluruh masyrakat , karena pembangunan dan
penyelenggaraan kesehatan di Puskesmas perlu diarahkan pada tujuan nasioaonal bidang
kesehatan. Tidka mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk sealu dibenaho agar
bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untu masyarakat. Mengingat bahwa
sebuah negara akan bisa m,enjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.

Adanya desentralisasi dan otonomi daerah memberlakukan Peraturan Undang


Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sednagkan, Peraturan terkait Badan
Layanan Umum Daerah diatur dalam Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Layanan Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemenntahan. Peraturan perundangan tersebut
mendasari terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memangkas ketidakefisienan
pengambilan keputusan dalam organisasi publik di daerah. Peraturan tersebut mendorong
fleksibilitas perangkat daerah yang tugas dan fungsi memberikan pelayanan masyarakat
untuk mengelola keuangannya sendiri dan mengembangkan kegiatan operasionalnya dalam
bidang pelayanannya. Pola pengelolaan yang dimaksud adalah Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah.

Puskesmas yang pada awalnya hanya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) di Dinas Kesehatan di Iingkungan Kabupaten/Kota kini dapat diajukan statusnya
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan lebih fleksibel termasuk membuat Puskesmas harus
melakukan banyak penyesuaian khususnya dalam pengelolaan keuangan maupun
penganggarannya, termasuk penentuan biaya.

Puskesmas yang telah menjadi BLUD menggunakan standar pelayanan minimal


yang ditetapkan oleh Bupati Pacitan sesuai dengan kewenangannya, harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan esetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan. Standar pelayanan minimal tersebut harus
memenuhipersyaratan, yaitu:
a. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang
menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLUD;
b. Terukur, merupakan kegiatanyang pencapaiannya dapat dinilai dengan standar yang
telah ditetapkan;
c. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat pencapaiannya,
rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
d. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat
dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
e. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah
ditetapkan.

Puskesmas yang telah menjadi BLUD dapat memungut tarif kepada masyarakat
sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan
yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan. Tarif layanan diusulkan oleh kepala puskesmas kepada
Bupati/Walikota melalui kepala SKPD Dinas Kesehatan sesuai dengan kewenangannya, dan
kemudian ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Tarif layanan
yang diusulkan dan ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut ini:
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan
b. Daya beli masyarakat;
c. Asas keadilan dan kepatutan; dan
d. Kompetisi yang sehat.

Berdasarkan Pasal 31 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah penerapan BLUD diutamakan pelayanan
kesehatan, maka Puskesmas didorong untuk menerapkan BLUD.

2. Sejarah Puskesmas Jeruk


Puskesmas Jeruk adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Pacitan yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di sebagian wilayah
kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, Puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas
Kesehatan Kabupaten Pacitan, Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sistem kesehatan penting
dalam mendukung tercapainya ritian pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting
tersebut antara lain:
a. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di
wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pemeliharaan pembangunan berwawasan
kesehatan. Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan
b. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini puskesmas
berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan elengarakan dan memantau pelaksanaan serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
c. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Perundang-undangan bidang kesehatan mengenai


standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupatenkota, telah ditetapkan indikator
kineria dan target pembangunan kesehatan yang mencakup pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar
biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas Jeruk berdiri di tanah seluas 34.489 km2, mulai beroperasi tahun dan yang
dilaksanakan hanya sebagian program, antara lain: pengobatan umum dan KIA atau KB
(karena personil yang terbatas yang waktu itu tidak sampai orang). Saat ini luas bangunan
Puskesmas m2 terdiri dari dua lantai. Lantai pertama untuk ruang pelayanan terhadap
masyarakat, lantai kedua untuk ruang pertemuan dan administrasi.
3. Visi dan Misi
Visi Puskesmas Jeruk sesuai visi Kepala Daerah adalah: " Terwujudnya Masyarakat
wilayah Puskesmas Jeruk yang Mandiri untuk hidup sehat, sejahtera, dan bahagia "

Misi Puskesmas Jeruk adalah:


1. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Pelayanan serta Daya Saing SDM.
3. Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor.
Motto Puskesmas Jeruk
" Bersama Menuju Sehat "
Janji Layanan Puskesmas
Dengan pengabdian yang tulus dan Tata Nilai “Manis”, Puskesmas Jeruk melayani
sepenuh hati dan menjalin kerjasama lintas sektor yang berwawasan masyarakat demi
terwujudnya Kecamatan Jeruk sehat dan sejahtera

Budaya Kerja/Tata Nilai


“MANIS”
1. Mudah Dijangkau
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Jeruk Mudah dijangkau oleh masyarakatdibuktikan
dengan letak Puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan yang tersebar di wilayah
kerja.
2. Aman
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan mengutamakan standarKeamanan dan
Keselamatan petugas dan pasien.
3. Nyaman
Memberikan pelayanan kesehatan dengan memeperhatikan kenyamanan dari pengguna
layanan dengan fasilitas ruang tunggun yg nyaman, tersedia fasilitas Toilet dan
Kebutuhan air minum gratis bagi pengunjung.
4. Inovatif
Dalam Bekerja Selalu Berinovasi memperbaiki mutu pelayanan sesuai dengan harapan
dan kebutuhan masyarakat.
5. Senyum, sapa, salam, sopan, santun
Memberikan pelayanan dengan senyum,sapa,salam,sopan,dan satun dalam bekerja.
4. Kegiatan Utama Puskesmas
Sebagai suatu unit pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Pacitan
serta sesuai dengan tupoksi dari Puskesmas, dimana Puskesmas mengemban tugas sebagai
pelayanan umum kepada masyarakat yang tercermin dalam kegiatan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang bersifat preventif dan pelayanan khusus berupa kegiatan Upaya
Kesehatan Perorangan yang bersifat kuratif. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil;
b) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin;
c) Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir;
d) Pelayanan Kesehatan Balita;
e) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f) Pelayanan kesehatan pada usia produktif
g) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
h) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i) Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j) Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
k) Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
l) Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus).
b. Upaya Kesehatan Perorangan
a) Pendaftaran
b) Pelayanan Pemeriksaan umum
c) Pelayanan KIA/KB bersifat UKP
d) Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
e) Pelayanan Imunisasi
f) Pelayanan laboratorium sederhana
g) Pelayanan kefarmasian
h) Klinik Sanitasi
i) Pelayanan konsultasi
j) Pelayanan Persalinan
k) Pelayanan Kegawatdaruratan

5. Jumlah Pegawai

PTT/Tenaga
Jenis Tenaga Standart Riil Kesenjangan PNS
Kontrak
Dokter Umum 2 1 1 1 -
Dokter Gigi 1 1 - 1 -
Perawat 8 10 +2 4 4
Bidan 7 9 +2 7 2
Nutrisionis 2 1 1 - 1
Promkes 1 2 +1 1 1
Analis Laborat 1 2 +1 1 1
Asisten Apoteker 1 1 - 1
Kesling 1 2 +1 1 1
Administrasi 2 8 +6 6 2
Cleaning Servise - - - - -
Total 26 37 23 12

6. Alamat dan Letak Puskesmas


Puskesmas Jeruk terletak di Jl. Raya Purwantoro-Jeruk Desa Jeruk Kecamatan Bandar
Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur
a. Jarak Puskesmas Jeruk dengan:
 Wilayah Kerja Desa terjauh yaitu 8,3 km
 RSUD dr. Darsono Pacitan 31 km
 RSUD dr. Harjono Ponorogo 26 km
 Puskesmas Bandar 6, 4 km
b. Wilayah kerja Puskesmas Jeruk berbatasan dengan:
 Sebelah Utara : Kecamatan Kismantoro, Jawa Tengah dan Kabupaten
Ponorogo
 Sebelah Timur : Kecamatan Kismantoro, Jawa Tengah
 Sebelah Selatan : Kecamatan Nawangan
 Sebelah Barat : Kecamatan Nawangan, Jawa Timur
c. Wilayah kerja Puskesmas Jeruk ada 4 Desa :
1) Desa Jeruk
2) Desa Bangunsari
3) Desa Tumpuk
4) Desa Watupatok

5) Sarana Penunjang di wilayah kerja


a) Sarana Pendidikan
- PAUD Taman kanak-kanak (TK)
- Sekolah Dasar (SD/ MI)
- Sekolah Menengah Pertama (SMP/ MTs) Sekolah Menengah Atas (SMA)
- Pondok Pesantren
b) Tempat-tempat umum
- Pasar
- Supermarket Mini
- Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
- Terminal
c) Sarana kesehatan
- Dokter Praktek Swasta
- Bidan Praktek Swasta
d) Sarana Ibadah
- Masjid
- Mushola
e) Perkantoran
d. Karakteristik Wilayah
Puskesmas Jeruk terletak di daerah perbukitan dengan ketinggian rata-rata 947 meter
diatas permukaan laut dan 100 % merupakan dataran tinggi. Luas wilayah kerja Puskesmas
Jeruk secara keseluruhan adalah 34.489 km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :
e. Sebelah Utara : Kecamatan Kismantoro, Jawa Tengah dan Kabupaten
Ponorogo
f. Sebelah Timur : Kecamatan Kismantoro, Jawa Tengah
g. Sebelah Selatan : Kecamatan Nawangan
h. Sebelah Barat : Kecamatan Nawangan, Jawa Timur

Wilayah kerja Puskesmas Jeruk terdiri dari 4 desa, yaitu:


1. Desa Jeruk dengan ketinggian desa dari permukaan laut 947 m
2. Desa Bangunsari dengan ketinggian desa dari permukaan laut 700 m
3. Desa Tumpuk dengan ketinggian desa dari permukaan laut 650 m
4. Desa Watupatok dengan ketinggian desa dari permukaan laut 660 m

i. Data Kependudukan
Dari ke empat desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas Jeruk tersebut memiliki luas
wilayah 34.489 Km² dengan Jumlah penduduk pada tahun 2019 sebesar 20.866jiwa yang terdiri
dari 10.102(48,41%) jiwa laki – laki dan 10.764(51,58 %)jiwa perempuan. Rata – rata penduduk
per rumah tangga adalah 3 orang.
Jumlah Penduduk
NO. GOL. UMUR
Laki - laki Perempuan Jumlah
1 0 – 12 bulan 303 295 598
2 1 – 4 tahun 503 445 948
3 5 – 9 tahun 638 666 1304
4 10 – 14 tahun 768 622 1.390
5 15 – 19 tahun 723 642 1.365
6 20 – 24 tahun 641 638 1.279
7 25 – 29 tahun 587 611 1.198
8 30 – 34 tahun 504 578 1.118
9 35 – 39 tahun 665 745 1.410
10 40 – 44 tahun 764 808 1.572
11 45 – 49 tahun 799 839 1.638
12 50 – 54 tahun 743 835 1.578
13 55 – 59 tahun 704 750 1.454
14 60 – 64 tahun 598 634 1.232
15 65 tahun ke atas 1.216 1.503 2.719
Jumlah 10.102 10.764 20.866

No. Desa Jumlah Penduduk


1. Jeruk 7.596
2. Bangunsari 4.538
3. Tumpuk 4.993
4. Watupatok 3.773
Jumlah 20.900

No. Pendidikan Jumlah

1. Tidak/belum sekolah 882


2. Tidak / belum tamat SD 1581
3. Tamat SD sederajad 8151
4. Tamat SLTP sederajad 8535
5. Tamat SLTA sederajad 1335
6. Tamat akademi 174
7. Tamat Perguruan Tinggi 124
8. Tidak Pernah Sekolah 118
Jumlah 20.900

No. Agama Jumlah

1. Islam 20.900
2. Katolik 0
3. Protestan 0
4. Hindu 0
5. Budha 0

JUMLAH 20.900

No Jumlah Jeruk Bangunsari Tumpuk Watupatok Jumlah

1 KK 2.224 1.639 1.586 1.409 6.858

2 KS 2.016 1509 1356 1121 6.002

3 KK Miskin 332 260 230 196 1018

4 Ibu Hamil 87 52 57 44 240

JUMLAH 4.659 3.460 3.229 2770 14.118


Sasaran
Ibu Ibu Anak
No Desa Neonat Bayi 0-11 Lansi
Ibu Hamil Bersa Menyu Balita Sekol
us Bln a
lin sui ah
1 Jeruk 87 87 269 80 178 450 1.483 1.221
2 Bangunsari 52 52 161 48 107 269 886 734
3 Tumpuk 57 57 177 52 117 296 975 805
4 Watupatok 44 44 133 40 89 223 737 608
JUMLAH 240 240 740 220 491 1.238 4.081 3.368

Data Dasar Kesehatan Sekolah


NO URAIAN SD MI SMP MTs SMA SMK MA
1 Jumlah Sekolah 17 2 3 2 2 0 0
2 Jumlah Sekolah UKS 17 2 3 2 1 0 0
3 Jumlah Sekolah punya SK. TP
UKS 17 2 1 0 0 0 0
Sekolah dg Pelayanan Minimal 8 2 0 0 0 0 0
Sekolah dg Pelayanan Standar 5 0 1 0 0 0 0
Sekolah dg Pelayanan Optimal 3 0 0 0 0 0 0
Sekolah dg Pelayanan Paripurna 1 0 0 0 0 0 0
4. Jumlah Semua Murid
a. Laki - laki 928 98 244 44 33 0 0
b. Perempuan 875 78 230 56 25 0 0
5 Jumlah Murid Kls I-VII-X
a. Laki - laki 170 13 81 16 12 0 0
b. Perempuan 150 20 69 19 12 0 0
9 Jumlah Sekolah yg Punya Kader 17 2 3 2 1 0 0
10 Jumlah Kader Terlatih di Sekolah 158 0 72 0 0 0 0
11 Jumlah Guru UKS 17 2 3 2 2 0 0
12 Jumlah Sekolah dg Kamar Mandi 17 2 3 2 1 0 0
13 Jumlah Sekolah dg Air Bersih 17 2 3 2 1 0 0
14 Jumlah Sekolah dg SPAL 9 2 1 0 0 0 0
15 Jumlah Sekolah dg Kantin 7 0 3 2 1 0 0
16 Jumlah PONPES yg Ada 0 0 0 0 0 0 0
17 Jumlah PONPESyg dibina 0 0 0 0 0 0 0
18 Jumlah Santri Husada 0 0 0 0 0 0 0
19 Jumlah Sekolah dg UKS KIT 9 0 1 0 0 0 0
STRUKTUR ORGANISASI DAN SUSUNAN PENGELOLAA PUSKESMAS JERUK
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa asumsi yang
mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi diangg sebagai mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporani keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan
antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini
adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada entitas untuk menyusun anggaran dan
melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan
aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas
kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program kegiatan yang telah ditetapkan.

2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut keberadaannya dan
tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.

3. Keterukuran Dalam Satuan Uang


Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan
satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran
dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.

B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dalam
laporan realisasi anggaran dan basis akrual pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam
neraca.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti pendapatan diakui saat kas diterima oleh kas
daerah atau bendahara penerimaan, serta belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah
atau bendahara pengeluaran. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan
menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa
perhitungan anggaran tergantung pada selisish realisasi penerimaan pendapatan dengan
pengeluaran belanja.
Basis acrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatata
pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan entitas, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah.
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos
dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai
perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah atau
bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah daerah. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas oleh bendahara penerimaan
atau pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netto (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran/ Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja diakui pada saat
terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran atau Rekening Kas Umum Daerah.

1. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas diterima oleh bendahara
penerimaan/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal.
2. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk
wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang dikelompokkan
menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D,
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi,
Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
3. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan supplies yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalm rangka
kegiatan pemerintahan

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan inventarisasi fisik.


Inventarisasi fisik terhadap persediaan dapat berupa penghitungan, pengukuran atau
penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah suatu persediaan.
Berdasarkan jumlah tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk
dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan pada setiap akhir periode
akuntansi.

4. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat Iebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap diklasifikasikan
berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset
tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi slap
dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik,
dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan Iainnya yang nilainya signifikan dan masa
manfaatnya Iebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi slap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan oerasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jarin an yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi slap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap Iainnya mencakup aset tetap yangdiperolehtidakdapatdikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap di pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua betas) bulan
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai
wajar pada saat perolehan.

5. Pengeluaran Setelah Perolehan


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang
dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

6. Ekuitas
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
a. Ekuitas Dana Lancar
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Cadangan Piutang dan Cadangan
Persediaan. Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara investasi jangka panjang, aset
tetap dan aset lainnya dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini antara lain terdiri dari :
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang.
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya.
d. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang.
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk
tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN POS-POS LAPORAN REALISASI
1. Pendapatan
Puskesmas Jeruk Pemerintah Kabupaten/Kota Pacitan memiliki pendapatan senilai Rp
1.512.025.790 Pendapatan tersebut merupakan Pendapatan Ali Daerah yang terdiri dari:
a. Pendapatan Retribusi Daerah
b. BOK
c. JKN
Pendapatan retribusi daerah senilai Rp 75.000.000 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 20XX
Pendapatan Asli Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Daerah
Pendapatan Retribusi 75.000.000 64.854.800 86%
Daerah
Jumlah 75.000.000 64.854.800 86%

Pendapatan retribusi daerah adalah retribusi pelayanan kesehatan berupa penerimaan yang
berasal dari pungutan atas pelayanan kesehatan yang diberikan secara langsung kepada
masyarakat yang mebutuhkan.
d. Lain-lain Pendaatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp. 1.437.025.790
Lain lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berupa BOK dan JKN
2. Belanja
Puskesmas Jeruk Pemerintah Kabupaten/Kota Pacitan memiliki belanja senilai Rp.
1.127.102.199,35 Belanja tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
Belanja Tidak Langsung berupa gaji PNS adalah sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2020
Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Belanja Pegawai 20.750.000
Jumlah
Selanjutnya rincian Belanja Langsung adalah sebagai berikut:
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2020
No Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Belanja Pegawai 20.750.000
2 Belanja Barang 1.065.160.199,35
dan Jasa
3 Belanja Modal 41.192.000
Jumlah 1.127.102.199,35

Belanja Modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang daerah yang
memiliki masa ekonomi lebih dari satu tahun anggaran, yang terdiri dari tanah, peralatan, mesin,
jalan, irigasi , jaringan, bangunan dan aset lainnya yang diakategorikan menambah aset daerah.

Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 2020 mencapai nilai total Rp.
41.192.000 Rinciannya dapat dijelaskan meallui tabel sebagai berikut ini:

Tabel Realisasi Anggaran Belanja Modal Tahun 2020


No Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Belanja Modal
Tanah
2 Belanja Modal 41.192.000
Peralatan dan
Mesin
3 Belanja Modal
Gedung dan
Bangunan
4 Belanja Modal
Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
5 Belanja Modal
Aset Tetap
Lainnya
Jumlah 41.192.000
B. PENJELASAN POS-POS NERACA
1. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari saldo uang tunai dan simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan Puskesmas. Puskesmas Pemerintah
Kabupaten/Kota memiliki saldo kas sebesar Rp. 34.957.876,7 per 31 Desember 2020.

2. Piutang
Piutang merupakan tagihan Puskesmas kepada pihak lain sehubungan dengan transaksi
di masa yang lalu. Puskesmas Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai piutang senilai Rp. 0 per
31 Desember 2020.

3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang untuk dijual
ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan di Puskesmas
Pemerintah Kabupaten/Kota adalah persediaan obat senilai Rp... per 31 Desember 2020.

4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di Puskesmas Pemerintah Kabupaten/Kota senilai Rp. 85.400.000
per 31 Desember 2020. Aset tetap Puskesmas Pemerintah Kabupaten/Kota Pacitan terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp. 85.400.000 Untuk aset tetap tanah
tahun 2020 Puskesmas Pemerintah Kabupaten/Kota tidak ada penambahan ataupun
penghapusan.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp. 0 terdiri dari:

c. Jalan Irigasi Jaringan


Nilai Jalan Irigasi jaringan adalah senilai Rp. 0

d. Konstruksi dalam pengerjaan


Nilai konstruksi dalam pengerjaan adalah senilai Rp. 0

e. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2020 adalah Rp0.
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang disusutkan selama masa manfaat aset yang berssangkutan selain untuk Tanah dan
Konstruksi dalam Pengerjaan.

5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp...

6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di Puskesmas Pemerintah Kabupaten/Kota . merupakan Utang
Perhitungan Pihak Ketiga senilai Rp. 0

7. Ekuitas
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 2020 sebesar Rp. 1.902.691.672 Ekuitas Dana merupakan
kekayaan bersih UPTD Puskesmas

C. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL (LO)


1. Pendapatan Jumlah Pendapatan LO Puskesmas Jeruk per 31 Desember 2020 sebesar Rp...
dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Pendapatan LO Puskesmas Jeruk


Per 31 Desember 2020
Pendapatan Jumlah (Rp)
Retribusi Daerah Rp64.854.800
Lain-lain pendapatan Asli Daerah yang Sah
JKN Rp607.151.199
BOK Rp455.096.200
Jumlah Rp1.127.102.199

a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp... berasal dari Retribusi PelayananKesehatan
Masyarakat (PAD).
- Sebesar Rp... Pendapatan Non Kapitasi.
- Sebesar Rp... Pendapatan Pasien Kamkesda/Lainnya
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Kapitasi) sebesar Rp... berasal dari
Pendapatan Dana Kapitasi JKN.
2. Beban
Jumlah beban Puskesmas Jeruk per 31 Desember 2020 sebesar Rp 0. Beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan
ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban
UPTD PuskesmasJeruk per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai Puskesmas sebesar Rp0 yang terdiri dari Beban Pegawai Tidak Langsung
dan Beban Pegawai Langsung seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel Beban Puskesmas Jeruk


Per 31 Desember 2020

Beban Pegawai Jumlah (Rp)


Beban Pegawai Tidak Langsung 0
Beban Pegawai Langsung 0

Jumlah 0

b. Beban Barang dan Jasa


Beban Barang dan Jasa sebesar Rp0. setelah dikoreksi dengan Beban Persediaan
Puskesmas Jeruk per 31 Desember 2020 sebesar Rp0

c. Beban Penyusutan dan Amortisasi


Beban Penyusutan dan amortisasi Puskesmas Jeruk per 31 Desember 2020 sebesar Rp0

d. Beban Penyisihan Piutang Lain-lain


Beban Penyisihan Piutang lain-lain merupakan beban untuk mencatata estimasi atas resiko
kemungkinan piutang tidak tertagih yang ditentukan oleh kualitas piutang berdasarkan umur
piutang dan upaya penagihan dalam suatu periode. Jumlah beban penyisihan Piutang per
31 Desember 2020 sebesar Rp0.

e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain Puskesmas Jeruk per 31 Desember 2020 sebesar Rp0.
D. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas akhir Puskesmas Jeruk per 31 Desember 2020 menunjukkan surplus sebesar Rp0
Perubahan tersebut dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp0 nilai RK PPKD sebesar Rp..
koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp... koreksi persediaan GFK sebesar Rp0 dan koreksi lainnya
sebesar Rp 0
Rincian Perubahan Ekuitas PuskesmasJeruk Per 31 Desember 2020 terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas Puskesmas Jeruk.
Per 31 Desember 2020

Puskesmas...
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2020-1 Dan 31 Desember 2020
Uraian 2020-1 (Rp) (2020)
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit LO
Koreksi Lebih (Kurang)
Ekuitas
RK PPKD
Koreksi Aset Tetap
Koreksi Persediaan GFK
Koreksi Lainnya
Ekuitas Akhir
BAB V
PENUTUP

Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek keuangan
Tahun Anggaran 2020 yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah yang disempurnakan oleh Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan
Kebijakan Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai