Dis 4
Dis 4
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak, manakala WP
berpendapat bahwa jumlah rugi fiskal, jumlah pajak terutang dan pemungutan pajak oleh pihak ketiga
ternyata tidak sebagaimana mestinya, atau WP tidak menyetujui atas penerbitan suatu Surat Ketetapan
Pajak (SKP)
WP dapat mengajukan permohonan keberatan pajak kepada Dirjen Pajak atas suatu :
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
4. Surat ketetapan pajak Nihil (SKPN)
Surat pengajuan keberatan dibuat secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai
dengan alasan-alasan yang jelas.
Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
diterimanya SPPT atau SKP, kecuali karena kondisi force majeure.
Keberatan atas besarnya pajak terhutang pada SKP harus diajukan untuk tiap-tiap
obyek pajak dengan surat keberatan tersendiri pada tiap tahun pajak.
Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim SKP atau sejak tanggal
pemotongan atau pemungutan pajak, kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu
tersebut tidak apat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. Apabila WP mengajukan
permohonan keberatan atas SKP, WP wajib melunasi pajak yang masih ahrus dibayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir pemeriksaan, sebelum surat keberatan
disampaikan. Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal surat
permohonan keberatan diterima, harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan oleh WP.
Keputusan Dirjen pajak dapat berupa mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau
menambah besar nya jumlah pajak yang masih harus dibayar.
Apabila jangka waktu 12 bulan telah terlampaui, dirjen pajak tidak memberi suatu keputusan maka
keberatan yang diajukan WP dianggap dikabulkan.
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=584