DI SUSUN OLEH
Nama : ANGELICA.G.YESUALDUS
NIM : P2012003
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
bimbingan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Perawatan Luka
Perineum Post Partum Di Ruang Kebidanan RS Bahkti Rahayu”.
Adapun laporan ini dibuat sebagai tugas praktek KDPK 1. Saya mengakui bahwa
penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat di
perlukan untuk membangun dan memberikan saya sebuah masukan untuk dapat menjadi
yang lebih baik lagi di hari esok.
Semoga laporan yang saya buat dengan sederhana ini dapat berguna bagi para
pembaca sekalian
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat
meluas keberbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Infeksi masih menyumbangkan angka
kematian ibu pada masa nifas jika infeksi tidak tertangani akan menimbulkan komplikasi
seperti infeksi pada kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir, infeksi ini tidak bisa
dibiarkan karena menyebabkan kematian pada ibu nifas.
Masa Nifas (puerpurium) adalah masa dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Salah satu infeksi yang terjadi pada masa nifas
adalah infeksi pada luka jahitan, perawatan luka bekas jahitan penting dilakukan karena
luka bekas jahitan jalan lahir ini bila tidak dirawat dapat menjadi pintu masuk kuman dan
menimbulkan infeksi, ibu menjadi panas, luka basah dan jahitan terbuka, bahkan ada
yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir (vagina). Karenanya penting dilakukan
perawatan luka perineum agar tidak terjadi infeksi, komplikasi bahkan kematian ibu post
partum.
B. TUJAN
Mendiskripsikan penerapan perawatan luka perineum pada ibu postpartum dengan
pemenuhan kebutuhan belajar.
C. MANFAAT
Dapat mengetahui tentang bagaimana perawatan luka perineum bagi ibu post partum
yang baik dan benar sesuai SOP yang ada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan
penjahitan. (Hamilton, 2002).
2. Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara
vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang
dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan
robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi
lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat
dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai
keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini
lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).
Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :
1. Episiotomi medial
2. Episiotomi mediolateral
1. Tuberositas ischii
C. Lingkup Perawatan
D. Waktu Perawatan
1. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut,
untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum
ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
1. Indikasi
Pada ibu nifas yang memiliki jahitan pada perineum (episiotomi) atau pada wanita
yang tidak bisa melakukannya sendiri.
2. Kontra Indikasi
Pada wanita yang mengalami menstruasi
2. Obat – Obatan
a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon
inflamasi normal.
b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum
pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan
setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
3. Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan
luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi
insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat
terjadi penipisan protein-kalori.
4. Sarana Prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum
akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam
menyediakan antiseptik.
5. Budaya Dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya
kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu
yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.
Jam : 09 : 06 WIT
Ruang : Kebidanan
Jam : 00 : 45 WIT
1. Data Subyektif
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 24 Tahun
Agama : Kristen
Alamat : Tuni
b. Identitas Suami
Nama : Tn.D
Umur: 26 Tahun
Pekerjaan :
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum = Baik
Kesadaran = Composmentis
TTV
TD : 110/80 mmHg ,
S : 34,9 C
N : 70x/menit,
R : 24x/menit
Adanya Fruktur Derajat 1 ( 4 jahitan )
D = 150cc
TFU = 1 jari dibawa pusar
Kontraksi uterus baik