NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)
1 dari 4
EKSI4311
2 PT Krida Bangsa merupakan entitas yang didirikan di Indonesia dan menggunakan tahun fiskal 30
yang berakhir tanggal 31 Desember. Mata uang fungsional PT Krida Bangsa adalah Rupiah
Indonesia (IDR). Tahun 2020, Apple.Co yang berada di Malaysia membeli kepemilikan PT Krida
Bangsa. Pada tanggal 5 Juni 2020, PT Krida Bangsa membeli barang dagangan secara kredit
dengan mata uang Ringgit Malaysia senilai RM 9.000 dari Apple.Co. Pembayaran oleh PT Krida
Bangsa dilakukan pada tanggal 30 Desember 2020. Kurs pada tanggal 5 Juni 2020 dan 30
Desember 2020 masing-masing adalah RM 1 = IDR 3.200 dan RM 1 = IDR 3.500. Berikut ini adalah
Neraca Saldo dalam RM:
Nama Akun RM
Kas 7.800
Piutang Usaha 7.735
Persediaan 19.550
Aset Tetap 23.700
Utang Usaha 7.880
Modal Saham 25.200
Saldo Laba 18.660
Penjualan 19.900
HPP 9.906
Beban Gaji dan Upah 3.753
Rata-rata 3.130
Pertanyaan:
a) Bagaimanakah PT Krida Bangsa mencatat pembelian barang dagangan pada tanggal 5 Juni
2020 dan mencatat pembayaran faktur pada tanggal 30 desember 2020?
b) Jika 5 Juni 2020 PT Krida Bangsa memutuskan untuk menandatangani kontrak standarisasi
dengan melakukan pembayaran simpanan marjin (margin deposit) atau uang muka kepada
spekulator di pasar uang, maka transaksi ini dapat digolongkan menjadi transaksi derivatif.
Menurut Anda, jenis transaksi derivatif apakah ini? Jelaskanlah!
c) Buatlah Neraca Saldo dalam mata uang Rupiah PT Krida Bangsa per 31 Desember 2020 dan
Laporan Perubahan modal PT Krida Bangsa jika diketahui deviden dibagikan oleh PT Krida
Bangsa pada tanggal 1 September 2020!
2 dari 4
EKSI4311
Jakarta – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) konsisten melakukan lindung nilai tukar (hedging) rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS) guna menekan kerugian akibat fluktuasi kurs.
Strategi ini dipilih karena produsen baja milik pemerintah itu masih memiliki ruang yang cukup untuk
hedging.
“Sebanyak 50 persen dari transaksi penjualan perseroan yang sekitar US$ 100-US$ 130 juta per
bulan di-hedging,” jelas Presiden Direktur Krakatau Steel Irvan K Hakim kepada Investor Daily di
Jakarta, Kamis (16/9).
Irvan mengatakan, perseoan optimistis standar operasional prosedur (SOP) transaksi hedging bagi
lembaga negara yang baru diluncurkan oleh Kementerian Keuangan, akan mampu memberikan
dasar hukum yang lebih baik.
Dia berpendapat, pada dasarnya transaksi hedging adalah bentuk pengelolaan risiko, dan ada
biaya yang harus ditanggung. Implementasi aturan ini sangat bergantung pada analisa dan
perkiraaan saat menentukan spot rate dolar AS ketika hedging dilakukan.
Sementara itu, Direktur Keuangan Krakatau Steel Sukandar mengatakan, saat ini perseroan masih
memiliki ruang yang cukup untuk hedging. Perseroan memiliki hak beli forward dolar AS terhadap
rupiah sekitar US$ 40 juta. “Hak beli ini untuk lindung nilai atas penjualan Krakatau Steel dalam
rupiah,” jelas dia.
Menurut Sukandar, dalam trsansaksi hedging, perseroan memiliki perjanjian foreign exchange line
dengan sejumlah bank yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk (BRI), serta sejumlah bank asing.
Sepanjang semester I-2014, Krakatau Steel mencatat rugi bersih hingga US$ 88,67 juta. Padahal,
pada periode yang sama tahun lalu, emiten dengan kode saham KRAS ini masih membukukan
laba senilai Rp10,63 juta.
Adapun pendapatan Krakatu Steel sepanjang semester I-2014 tercatat US$ 909,19 juta atau turun
22 persen dibandingkan perolehan sebelumnya US$ 1,10 miliar. Rugi bersih yang dialami
perseroan disebabkan oleh berbagai hal. Pemicu rugi yang signifikan adalah rugi akibat selisih kurs
naik menjadi US$11,46 juta dari rugi sebelumnya sekitar US$4,26 juta. Selain itu, pos rugi dari
entitas asosiasi juga melonjak drastis dari US$2,98 juta menjadi US$42,26 juta.
Selain melakukan hedging, Krakatau Steel juga berencana memangkas beban perusahaan hingga
sekitar US$ 173 juta pada tahun ini untuk menekan kerugian. pemangkasan beban itu meliputi
pemangkasan anggaran beban pokok penjualan, harga pokok penjualan, dan beban lainnya.
Sementara itu, perseroan juga terus berusaha memaksimalkan aset yang dimiliki. Melalui anak
perusahaannya, PT Krakatau Daya Listrik dan PT Krakatau Posco Energy, emiten baja ini
menargetkan produksi 720 megawatt (MW) listrik sendiri. Aliran listrik itu bakal dimanfaatkan untuk
mendukung operasional Krakatau Steel Group.
3 dari 4
EKSI4311
Saat ini, Krakatau tengah menjajaki fasilitas pinjaman senilai US$ 250 juta kepada lembaga
pembiayaan ekspor (export credit agency/ECA) asal Jerman. Pinjaman ini rencananya bakal
digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik baja lembaran canai (hot strip mill) baru yang
ditargetkan beroperasi pada tahun 2017. Pabrik tersebut ditaksir bakal menelan investasi US$ 482
juta.
Menurut Sukandar, perseroan menargetkan bisa mengantongi fasilitas kredit tersebut paling cepat
pada kuartal IV-2014. Perseroan telah menandatangani kontrak pembangunan pabrik hot strip mill
baru dengan konsorsium kontraktor pada 4 Juli 2014. Konsorsium ini terdiri dari SMS Siemag AG
dengan PT Krakatau Engineering.
Rencananya, sisa kebutuhan pendanaan pabrik akan berasal dari sisa perolehan aksi penawaran
umum perdana (initial public offering/IPO) saham perseroan pada tahun 2010 yang sebesar Rp
928,3 miliar. Dana tersebut telah dikonversi ke denominasi dolar menjadi US$ 105,6 juta.
Sumber:
https://www.beritasatu.com/archive/217987/tekan-rugi-krakatau-steel-konsisten-lakukan-hedging
Pertanyaan:
a) Menurut anda, jenis lindung nilai (hedging) apa yang dilakukan oleh PT Krakatau Steel?
Uraikan penjelasan anda sesuai dengan jenis lindung nilai yang anda berikan!
b) Berdasarkan kasus diatas, aktivitas lindung nilai apa yang dilakukan? Uraikanlah!
Untuk memotivasi para eksekutif agar meningkatkan harga pasar sahamnya pada 1 Januari 2020,
PT Buana Ceria menetapkan program yang biasa disebut dengan ESOP, yakni executive stock
options program dengan memberi kepada setiap orang dari 4 eksekutifnya 110 lembar opsi saham.
Opsi ini memberi hak untuk membeli 25 lembar saham biasa (yang diterbitkan oleh PT Buana
Ceria) dengan harga eksekusi Rp160.000 per lembar. Diketahui bahwa nilai wajar selembar opsi
pada tanggal hibah adalah Rp 4.000. Hak itu diberikan hanya apabila eksekutif masih bekerja
sampai dengan 31 Desember 2024 dan dapat mulai dieksekusi pada 1 Januari 2025 dan berakhir
pada 31 Desember 2025.
Pertanyaan:
a) Menurut anda, apakah perjanjian kerjasama tersebut adalah pengaturan bersama sesuai
dengan PSAK 66? Jelaskan berdasarkan bagan penilaian pengendalian bersama!
b) Termasuk dalam klasifikasi bentuk pengaturan bersama apa yang sesuai dengan isi perjanjian
kerjasama di atas?
c) Sebutkanlah siapa yang menentukan klasifikasi dan dasar klasifikasi tersebut?
d) Jelaskan kategori opsi saham yang diberikan PT Buana Ceria! Kapan pengakuan bebannya?
Berapa beban kompensasi tersebut!
4 dari 4