POSYANDU REMAJA
Disusun oleh:
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa srotm dan stress karena remaja mengalami banyak
tantangan baik dari diri mereka sendiri (biopsychososial factor) ataupun lingkungan
(environmental factors). Apabila remaja tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi
berbagai tantangan tersebut, mereka dapat berakhir pada berbagai masalah kesehatan yang
begitu kompleks sebagai akibat dari perilaku berisiko yang mereka lakukan.
Dari adanya perubahan fisik yang dialami oleh remaja itu akan menimbulkan
serangkaian perubahan psikologis yang akan menyertakan perkembangan fisik seorang
remaja. Tingginya emosi dan mayoritas remaja mengalami yamg tidak stabilan akibat upaya
penyesuaian dari pada pola perilaku baru dan harapan social yamg baru. Hal-hal yang baru
ini ada yang mudah diterima dan dipenuhi, ada pula yang dengan susah payah atau malah
menimbulkan hambatan dan kesulitan. Sering kali malah menjadi banyak hal negative yang
sangat meresahkan misalnya terjadinya pergaulan bebas kalangan remaja. Dampak pergaulan
bebas ini mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti berkembangnya penyakit menular
seksual (PMS).
Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja selalu kita temukan di media massa, salah
satu wujud kenakalan remaja adalah tauran yang dilakukan oleh para pelajar, penggunaan
narkoba dan seks bebas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI pada tahun
2012 ada 3,8juta sampai 4,2juta pengguna narkoba, 50-60 persennya adalah Remaja. Data
dari komnas anak pada tahun 2011 ada 330 kasus tawuran yang menyebabkan 82 anak
meninggal dunia. Lembaga pengawas kepolisian (IPW) mencatat aksi brutal yang dilakukan
geng motor dikawasan Jakarta telah menewaskan sekitar 60 orang setiap tahunnya Base line
surpey yang dilakukan BKKBN LDFE UI pada tahun 2010 indonesia terjadi 2,4juta kasus
aborsi pertahun dan sekitar 20% dilakukan oleh remaja.
Dilihat dari begitu banyaknya remaja yang belum menemukan tempat bernaung yang
baik maka dirasakan perlu untuk membangun sebuah tempat yang bisa menjadi wadah atau
media yang membahas secara menyeluruh tentang perubahan yang terjadi pada remaja dan
bagaimana cara menyikapimya sehingga remaja mampu membentuk benteng pertahanan
pribadi dan bida menyikapi pengaruh – pengaruh yang merugikan.
Pos pelayanan terpadu atau posyandu merupakan bagian dari pembangunan kesehatan
yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya adalah pembangunan kesehatan
untuk mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang dikelola dan diselenggarakan
untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan. Posyadu remaja
sendiri bukanlah hal yang baru. Diberbagai daerah terutama di Pulau Jawa telah banyak
didirikan posyandu remaja agar bisa memilih dan belajar lebih baik tentang perubahan fisik
dan psikis yang dialaminya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendekatkan askes dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan bagi remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
posyandu remaja
b. Meningkatkan Pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS)
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja
d. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan nafza
e. Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
f. Mendorong remaja untuk melakukan aktivitas fisik
g. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan remaja
C. Manfaat
1. Bagi Remaja
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang meliputi: kesehatan reproduksi
remaja, masalah kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan nafza, gizi,
aktifitas fisik, pencegahan penyakit tidak menular (PTM), pencegahan kekerasan
pada remaja
b. Memperdiaokan remaja untuk memeiliki keterampilan hidup sehat melalui PKHS
c. Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan remaja
2. Petugas Kesehatan
a. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat terutama remaja
b. Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan spesifik sesuai dengan
keluhan yang dialami nya
3. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemsyarakatan lainnya
a. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas, pokok, fungsi (topoksi) masing-masing sector
4. Keluarga dan Masyarakat
a. Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak yang mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat
b. Membantu keluarga dan masyrakat dalam membentuk anak yang memiliki
keterampilan hidup sehat
c. Membantu keluarga dan masyrakat dalam membentuk anak yang memiliki
keterampilan social yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
A. Pembentukan
Posyandu Remaja dibentuk oleh masyarakat desa/keluarahan dengan tujuan
untuk mendekatakan pelayanan kesehtan untuk remaja, terutama Pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), pelayanan kesehatan reproduksi remaja, maslalah
kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan nafza, gizi, aktifitas fisik,
pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), dan pencegahan kekerasan pada remaja.
Pendirian posyandu remaja ditetapkan dengan keputusan kepala desa/lurah.
Pembentukan posyandu remaja bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Langkah-langkah
pembentukan posyandu remaja dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan petugas kesehatanagar
bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam
upaya untuk meningkatkan layanan secara professional, pimpinan Puskesmas
harus memberikan motivasi dan keterampilan kepada para petugas Puskesmas
sehingga mampu bekerja bersama untuk kepentingan masyarakat. Untuk ini, perlu
dilakukan berbagai orientasi/sosialisasi/pelatihan dengan melibatkan seluruh
petugas puskesmas.
2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat dan pemangku
kepentingan khususnya komunitas remaja dan tokoh masyarakat, agar dapat
mendukung penyelenggaraan Posyandu Remaja. Untuk itu perlu dilakukan
berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan
Desa/Kelurahan, maka pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau
mengikut sertakan Forum Peduli Kesehatn Kecamatan. Dukungan yang di
harapkan dapat berupa moril. Finansial dan material, seperti
kesepakatan/persetujuan masyarakat tentang bantuan yang akan diberikan berupa
dana, tempat penyelenggaraan atau peralatan Posyandu Remaja.
3. Survei Mawas Diri (SMD)
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat melalui temuan
sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan oleh
masyarakat dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintahan
desa/kelurahan, dan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk).
SMD dilakukan satu kali (1x) diawal pembentukan Posyandu Remaja. Untuk itu
sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat yang
dinilai mampu melakukan SMD seperti guru, anggota pramuka, kelompok
daawisma-PKK, anggota karang taruna, siswa atau kalangan pendidikan lainnya
yang ada di desa/kelurahan. Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan
responden, metode wawancara sederhana, penyusunan dan pengisian daftar
pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan data dengan cara wawancara
dilakuakan terhadap sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) kepala keluarga yang
terpilih secara acak dan bertempat tinggal dilokasi yang akan dibentuk posyandu.
Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat
yang ada di desa/kelurahan.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Insiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang mendukung
pembentukan Posyandu atau Form Peduli Kesehatan Kecematan (jika telah
terbentuk). Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi
pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang mendukung.
Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar urutan masalah
prioritas dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan
kegiatan utama Posyandu Remaja. Jika masyakat menetapkan masalah dan upaya
kesehatan lain di luar kegiatan utama Posyandu Remaja, masalah dan upaya
kesehatan tersebut tetap dimasukkan dalam daftar urutan.
5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Remaja
Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu Remaja dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut :
a. Pembentukan Posyandu Remaja dilakukan melalui MMD berdasarkan
SMD
b. Pemilihan pengurus dan Kader Posyandu Remaja
Pemilihan pengurus dan kader Posyandu Remaja dilakukan melalui
pertemuan khusus dengan melibakan komunitas remaja setempat serta
mengundang para tokoh dan anggota masyarakat. Undangan dipersiapkan
oleh puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/ Lurah. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria
yang berlaku.
c. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Remaja
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengurus dan kader terpilih perlu
diberikan sosialisasi dan orientasi/pelatihan. Sosialisasi ditujukan kepada
Pengurus Posyandu Remaja dan orientasi/pelatihan ditujukan kepada
Kader Posyandu Remaja, yang keduanya dilaksanakan oleh puskesmas
sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan
sosialisasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action)
Posyandu Remaja yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan, pelaksana dan pembagian tugas, sarana dan prsarana
yang diperlukan.
d. Posyandu Remaja
Pengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi dan pelatihan,
selanjutnya mengorganisasikan diri ke dalam wadah Posyandu Remaja.
Kegiatan utama Posyandu Remaja yakni PKHS, kesehatan reproduksi
remaja, gizi remaja, aktifitas fisik, kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan Napza, penyakit tidak menular, pencegahan dan
penanganan kekerasan pada remaja. Peresmian Posyandu Remaja
dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan
daerah, tokoh serta anggota masyarakat setempat.
e. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Remaja
Setelah Posyandu Remaja resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan Posyandu Remaja yang berlaku. Secara berkala kegiatan
Posyandu Remaja dipantau oleh puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai
masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu Remaja secara
lintas sektoral.
B. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu Remaja ditetapkan oleh Musyawarah Masyarakat desa
(MMD) Pada saat pembentukan Posyandu Remaja. Struktur organisasi tersebut
bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesui dengan kebutuhan, kondisi,
permasalahn dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari
pembina, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara serta anggota yang terdiri dari
kader dan kesehatan remaja dan seluruh remaja diwilayah terkait dibawah binaan
kepala desa/lurah setempat.
2. Pengelola Posyandu
Pengelola posyandu remaja adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra
pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih bersedia mampu dan memiliki waktu
serta kepedulian terhdap pelayanan kesehatan remaja.
C. Tugas dan Wewenang
1. pemimpin kelompok (Leader)
a. menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
b. mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. menjelaskan mengenai rumah sehat
d. mempasilitasi setiap anggota untuk mengajukan pendapat dan memberikan
umpan balik
e. sebagai role model
f. memotifasi setiap anggota untuk mengikuti kegiatan
g. menetralisis bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2. Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)
a. Mendampingi leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses
terapi
3. Fasilitator
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b. Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota yang kurang aktif
c. Memfokuskan kegiatan mengenai rumah sehat
d. Membantu mengoordinasi anggota kelompok
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama
kegiatan berlangsung
c. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
D. Susunan Kegiatan
1. Susunan Kepanitiaan
H. Metode
a. Ceramah (Penjelasan pengertian, ciri-ciri, manfaat dan pentingnya rumah sehat)
I. Langkah Kegiatan
a. Prainteraksi
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Perkenalkan nama dan nama panggilan perawat
3) Menanyakan nama dan nama panggilan klien
4) Menanyakan kabar dan perasaan klien saat ini
5) Kontrak
c. Kerja
1) Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu rumah sehat
2) Jika semua sudah paham, perawat menjelaskan terkait pengertian kesehatan
rumah sehat, manfaat, ciri-ciri dan pentingnya rumah sehat.
d. Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan klien setelah mengikuti pendidikan
kesehatan
b) Perawat menanyakan pengertian rumah sehat dan manfaatnya
c) Perawat meminta peserta untuk menjelaskan tentang rumah sehat
2) Tindak lanjut
Perawat meminta klien untuk perawatan rumah sehat
3) Kontrak
a) Menyepakati pendidikan kesehatan yang akan datang bagi klien yang
terlibat
b) Menyepakati waktu dan tempat bagi klien yang terlibat