Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

POSYANDU REMAJA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Stase Keperawatan Komunitas

Disusun oleh:

Profesi Ners Angkatan XIII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN (UMS)

Jalan Raya Industri Pasir Gombong, Jababeka-Cikarang

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa srotm dan stress karena remaja mengalami banyak
tantangan baik dari diri mereka sendiri (biopsychososial factor) ataupun lingkungan
(environmental factors). Apabila remaja tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi
berbagai tantangan tersebut, mereka dapat berakhir pada berbagai masalah kesehatan yang
begitu kompleks sebagai akibat dari perilaku berisiko yang mereka lakukan.

Serangkaian perubahan yang dialami oleh remaja itu akan menyertai


perkembangannya. Ketika seorang remaja menagalami masa puber, remaja membutuhkan
lebih banyak lagi stimulus yang mempengaruhinya. Seperti perubahan dalam segi fisik, yaitu
dikatakan bahaw remaja disibukan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual
mengenai gambaran tubuh maereka seperti perubahan suara, pertumbuhan tinggi badan,
pertumbuhan buah dada, menstrulasi dan mimpi basah.

Dari adanya perubahan fisik yang dialami oleh remaja itu akan menimbulkan
serangkaian perubahan psikologis yang akan menyertakan perkembangan fisik seorang
remaja. Tingginya emosi dan mayoritas remaja mengalami yamg tidak stabilan akibat upaya
penyesuaian dari pada pola perilaku baru dan harapan social yamg baru. Hal-hal yang baru
ini ada yang mudah diterima dan dipenuhi, ada pula yang dengan susah payah atau malah
menimbulkan hambatan dan kesulitan. Sering kali malah menjadi banyak hal negative yang
sangat meresahkan misalnya terjadinya pergaulan bebas kalangan remaja. Dampak pergaulan
bebas ini mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti berkembangnya penyakit menular
seksual (PMS).

Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja selalu kita temukan di media massa, salah
satu wujud kenakalan remaja adalah tauran yang dilakukan oleh para pelajar, penggunaan
narkoba dan seks bebas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI pada tahun
2012 ada 3,8juta sampai 4,2juta pengguna narkoba, 50-60 persennya adalah Remaja. Data
dari komnas anak pada tahun 2011 ada 330 kasus tawuran yang menyebabkan 82 anak
meninggal dunia. Lembaga pengawas kepolisian (IPW) mencatat aksi brutal yang dilakukan
geng motor dikawasan Jakarta telah menewaskan sekitar 60 orang setiap tahunnya Base line
surpey yang dilakukan BKKBN LDFE UI pada tahun 2010 indonesia terjadi 2,4juta kasus
aborsi pertahun dan sekitar 20% dilakukan oleh remaja.

Dilihat dari begitu banyaknya remaja yang belum menemukan tempat bernaung yang
baik maka dirasakan perlu untuk membangun sebuah tempat yang bisa menjadi wadah atau
media yang membahas secara menyeluruh tentang perubahan yang terjadi pada remaja dan
bagaimana cara menyikapimya sehingga remaja mampu membentuk benteng pertahanan
pribadi dan bida menyikapi pengaruh – pengaruh yang merugikan.

Pos pelayanan terpadu atau posyandu merupakan bagian dari pembangunan kesehatan
yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya adalah pembangunan kesehatan
untuk mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang dikelola dan diselenggarakan
untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan. Posyadu remaja
sendiri bukanlah hal yang baru. Diberbagai daerah terutama di Pulau Jawa telah banyak
didirikan posyandu remaja agar bisa memilih dan belajar lebih baik tentang perubahan fisik
dan psikis yang dialaminya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mendekatkan askes dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan bagi remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
posyandu remaja
b. Meningkatkan Pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS)
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja
d. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan nafza
e. Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
f. Mendorong remaja untuk melakukan aktivitas fisik
g. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan remaja
C. Manfaat

1. Bagi Remaja
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang meliputi: kesehatan reproduksi
remaja, masalah kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan nafza, gizi,
aktifitas fisik, pencegahan penyakit tidak menular (PTM), pencegahan kekerasan
pada remaja
b. Memperdiaokan remaja untuk memeiliki keterampilan hidup sehat melalui PKHS
c. Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan remaja
2. Petugas Kesehatan
a. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat terutama remaja
b. Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan spesifik sesuai dengan
keluhan yang dialami nya
3. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemsyarakatan lainnya
a. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas, pokok, fungsi (topoksi) masing-masing sector
4. Keluarga dan Masyarakat
a. Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak yang mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat
b. Membantu keluarga dan masyrakat dalam membentuk anak yang memiliki
keterampilan hidup sehat
c. Membantu keluarga dan masyrakat dalam membentuk anak yang memiliki
keterampilan social yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pelaksanaan Posyandu Remaja


1. Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat.
2. Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah proses pemberian informasi
kesehatan kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus
dan berkesinambungan mengikuti perkembangan kloien, serta proses membantu
klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengerahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau ( aspek sikap atau attitude),
dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
tindakan atau practice).
3. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola untuk masyarakat dari bimbingan petugas
puseksmas, lintas sector dan lembaga terkait lainnya.
4. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan bersama masyrakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memperdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyrakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kesehatan angka
kematian ibu dan anak.
5. Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggrakan bersama masyarakat
termasuk remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memperdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh
pelayanan kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
ketrampilan hidup sehat remaja.
6. Pelayanan kesehatan remaja diposyandu adalah pelayanan kesahatan yang peduli
remaja, mencakup upaya promotif dan preventif meliputi: Pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa
dan pencegahan penyalahgunaan Nafza, gizi, aktivitas fisik, pencegahan penyakit
tidak menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja.
7. Remaja menurut peraturan mentri kesehatan nomor 25 tahun 2014 adalah
kelompok usia 10 tahun sampai berusia 18 tahun.
8. Kader kesehatan remaja yang dimaksud adalah remaja yang dipilih atau secara
sukarela mengajukan diri dan dilatih unyuk ikut melksanakan upaya pelyanan
kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman sebaya, warga, serta masyrakat.
B. Tujuan Kegiatan Posyandu Remaja
1. Memberikan pengetahuan dan pelatihan agar terbentuknya relawan atau kader
posyandu remaja yang bisa memberikan pelayanan kesehatan seperti
pemeriksaan tensi, berat badan, pemeriksaan kadar HB, pemeriksaan dan
konsultasi kesehatan reproduksi remaja, konsultasi psikologi dan makanan
bergizi.
2. Meningkatkan hubungan harmonis antara remaja antar kampung/RT/RW dan
antar desa.
3. Menciptakan wadah generasi muda di masing-masing desa sebagai wadah
pembinaan dan memahami pentingnya gaya hidup sehat
4. Menciptakan generasi muda yang siap bersaing di era globalisasi
5. Menjadi wadah positif untuk menyalurkan bakat dan minat remaja dalam
pengembangan diri
C. Sasaran
1. Sasaran Kegiatan Posyandu remaja:
Remaja usia 10-18 tahun, laki-laki dan perempuan dengan tidak memandnag status
pendidikan dan perkawinan termasuk remaja dengan disabilitas
2. Sasaran Petunjuk Pelaksanaan
a. Petugas kesehatan
b. Pemerintah desa atau kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, orgnisasi
kemsyarakatan lainnya
c. Pengelola program remaja
d. Keluarga dan masyarakat
e. Kader kesehatan remaja
D. Fungsi Posyandu Remaja
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyrakat dalam alih informasi dan ketrampilan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat
remaja
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang mencakup upaya
promotif dan preventif, meliputi: Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS),
kesehatan reproduksi remaja, pencegahan penyalahgunaan Npza, gizi, aktifitas
fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada
remaja.
3. Sebagai surveilans dan pemantauan kesehatan remaja di wilayah sekitar

BAB III

PEMBENTUKAN DAN PERORGANISASIAN POSYANDU REMAJA

A. Pembentukan
Posyandu Remaja dibentuk oleh masyarakat desa/keluarahan dengan tujuan
untuk mendekatakan pelayanan kesehtan untuk remaja, terutama Pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), pelayanan kesehatan reproduksi remaja, maslalah
kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan nafza, gizi, aktifitas fisik,
pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), dan pencegahan kekerasan pada remaja.
Pendirian posyandu remaja ditetapkan dengan keputusan kepala desa/lurah.
Pembentukan posyandu remaja bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Langkah-langkah
pembentukan posyandu remaja dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan petugas kesehatanagar
bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam
upaya untuk meningkatkan layanan secara professional, pimpinan Puskesmas
harus memberikan motivasi dan keterampilan kepada para petugas Puskesmas
sehingga mampu bekerja bersama untuk kepentingan masyarakat. Untuk ini, perlu
dilakukan berbagai orientasi/sosialisasi/pelatihan dengan melibatkan seluruh
petugas puskesmas.
2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat dan pemangku
kepentingan khususnya komunitas remaja dan tokoh masyarakat, agar dapat
mendukung penyelenggaraan Posyandu Remaja. Untuk itu perlu dilakukan
berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan
Desa/Kelurahan, maka pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau
mengikut sertakan Forum Peduli Kesehatn Kecamatan. Dukungan yang di
harapkan dapat berupa moril. Finansial dan material, seperti
kesepakatan/persetujuan masyarakat tentang bantuan yang akan diberikan berupa
dana, tempat penyelenggaraan atau peralatan Posyandu Remaja.
3. Survei Mawas Diri (SMD)
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat melalui temuan
sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan oleh
masyarakat dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintahan
desa/kelurahan, dan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk).
SMD dilakukan satu kali (1x) diawal pembentukan Posyandu Remaja. Untuk itu
sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat yang
dinilai mampu melakukan SMD seperti guru, anggota pramuka, kelompok
daawisma-PKK, anggota karang taruna, siswa atau kalangan pendidikan lainnya
yang ada di desa/kelurahan. Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan
responden, metode wawancara sederhana, penyusunan dan pengisian daftar
pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan data dengan cara wawancara
dilakuakan terhadap sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) kepala keluarga yang
terpilih secara acak dan bertempat tinggal dilokasi yang akan dibentuk posyandu.
Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat
yang ada di desa/kelurahan.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Insiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang mendukung
pembentukan Posyandu atau Form Peduli Kesehatan Kecematan (jika telah
terbentuk). Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi
pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang mendukung.
Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar urutan masalah
prioritas dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan
kegiatan utama Posyandu Remaja. Jika masyakat menetapkan masalah dan upaya
kesehatan lain di luar kegiatan utama Posyandu Remaja, masalah dan upaya
kesehatan tersebut tetap dimasukkan dalam daftar urutan.
5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Remaja
Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu Remaja dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut :
a. Pembentukan Posyandu Remaja dilakukan melalui MMD berdasarkan
SMD
b. Pemilihan pengurus dan Kader Posyandu Remaja
Pemilihan pengurus dan kader Posyandu Remaja dilakukan melalui
pertemuan khusus dengan melibakan komunitas remaja setempat serta
mengundang para tokoh dan anggota masyarakat. Undangan dipersiapkan
oleh puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/ Lurah. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria
yang berlaku.
c. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Remaja
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengurus dan kader terpilih perlu
diberikan sosialisasi dan orientasi/pelatihan. Sosialisasi ditujukan kepada
Pengurus Posyandu Remaja dan orientasi/pelatihan ditujukan kepada
Kader Posyandu Remaja, yang keduanya dilaksanakan oleh puskesmas
sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan
sosialisasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action)
Posyandu Remaja yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan, pelaksana dan pembagian tugas, sarana dan prsarana
yang diperlukan.
d. Posyandu Remaja
Pengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi dan pelatihan,
selanjutnya mengorganisasikan diri ke dalam wadah Posyandu Remaja.
Kegiatan utama Posyandu Remaja yakni PKHS, kesehatan reproduksi
remaja, gizi remaja, aktifitas fisik, kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan Napza, penyakit tidak menular, pencegahan dan
penanganan kekerasan pada remaja. Peresmian Posyandu Remaja
dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan
daerah, tokoh serta anggota masyarakat setempat.
e. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Remaja
Setelah Posyandu Remaja resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan Posyandu Remaja yang berlaku. Secara berkala kegiatan
Posyandu Remaja dipantau oleh puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai
masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu Remaja secara
lintas sektoral.
B. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu Remaja ditetapkan oleh Musyawarah Masyarakat desa
(MMD) Pada saat pembentukan Posyandu Remaja. Struktur organisasi tersebut
bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesui dengan kebutuhan, kondisi,
permasalahn dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari
pembina, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara serta anggota yang terdiri dari
kader dan kesehatan remaja dan seluruh remaja diwilayah terkait dibawah binaan
kepala desa/lurah setempat.
2. Pengelola Posyandu
Pengelola posyandu remaja adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra
pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih bersedia mampu dan memiliki waktu
serta kepedulian terhdap pelayanan kesehatan remaja.
C. Tugas dan Wewenang
1. pemimpin kelompok (Leader)
a. menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
b. mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. menjelaskan mengenai rumah sehat
d. mempasilitasi setiap anggota untuk mengajukan pendapat dan memberikan
umpan balik
e. sebagai role model
f. memotifasi setiap anggota untuk mengikuti kegiatan
g. menetralisis bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2. Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)
a. Mendampingi leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses
terapi
3. Fasilitator
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b. Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota yang kurang aktif
c. Memfokuskan kegiatan mengenai rumah sehat
d. Membantu mengoordinasi anggota kelompok
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama
kegiatan berlangsung
c. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
D. Susunan Kegiatan
1. Susunan Kepanitiaan

Pembimbing : 1. Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep.,


M.Kep., Sp.Kep.Kom
2. Ns. Aprilina Sartika, S.Kep., M.Kes
3. Ns. Beatrix Elizabeth, S.Kep., M.Kep
4. Ns. Ika Juita Giyaningtyas, S.Kep.,
M.Kep
Ketua Pelaksana : Suci Dewi Utami
Sekretaris : 1. Devi Ayu Anggraeni
2. Maya Novita
Bendahara : Nurfadilah
Seksi Acara : 1. Bayu Tri Harryana
2. Iqbal Rizki Ananda
Seksi Kegiatan : 1. Ahmad Maulana
2. Siti Ning Setiyowati
Seksi Konsumsi : 1. Wulandari
2. Chatrine Caroline
Seksi Logistik : 1. Amay Aria
2. Syamsul Hudo
3. Iwan Setiawan
4. Melisa Ayu Lestari
Seksi Dokumentasi : 1. Heni Wulandari
2. Arfan Dadi
Seksi Ilmiah : 1. Ade Putri Andani
2. Leyla Suri Handayani
3. Marjaya
4. Muhammad Yazid Bustomi
Seksi Humas : 1. Andriansyah
2. Nur Asiah
E. Waktu dan Tempat Kegiatan
1. Hari/tanggal :
2. Jam :
3. Tempat :
F. Peraturan Kegiatan
1. Tata tertib pelaksanaan pendidikan kesehatan rumah sehat
a. Peserta bersedia mengikuti pendidikan kesehatan sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara pendidikan kesehatan dimulai
c. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, selama kegiatan pendidikan
kesehatan berlangsung
d. Jika ingin mengajukan/ menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
e. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari kegiatan
f. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara pendidikan kesehatan
selesai
g. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan pendidikan kesehatan
telah habis, sedangkan kegiatan belum selesai, maka leader akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu pendidikan kesehatan
kepada anggota.
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses pendidikan kesehatan
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat pendidikan kesehatan
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan tempat tanpa pamit
1) Panggil nama klien
G. Alat
a. Proyektor
b. Power point
c. Pengeras suara
d. Media (leaflet)

H. Metode
a. Ceramah (Penjelasan pengertian, ciri-ciri, manfaat dan pentingnya rumah sehat)
I. Langkah Kegiatan
a. Prainteraksi
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Perkenalkan nama dan nama panggilan perawat
3) Menanyakan nama dan nama panggilan klien
4) Menanyakan kabar dan perasaan klien saat ini
5) Kontrak
c. Kerja
1) Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu rumah sehat
2) Jika semua sudah paham, perawat menjelaskan terkait pengertian kesehatan
rumah sehat, manfaat, ciri-ciri dan pentingnya rumah sehat.
d. Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan klien setelah mengikuti pendidikan
kesehatan
b) Perawat menanyakan pengertian rumah sehat dan manfaatnya
c) Perawat meminta peserta untuk menjelaskan tentang rumah sehat
2) Tindak lanjut
Perawat meminta klien untuk perawatan rumah sehat
3) Kontrak
a) Menyepakati pendidikan kesehatan yang akan datang bagi klien yang
terlibat
b) Menyepakati waktu dan tempat bagi klien yang terlibat

J. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses posyandu remaja berlangsung, khususnya pada
tahap kerja dan tahap terminasi. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan posyandu remaja. Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
formulir evaluasi yang terlampir. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien
posyandu remaja pada catatan proses keperawatan tiap klien.

Anda mungkin juga menyukai