Anda di halaman 1dari 32

FINAL SOSIOLOGI PEMBANGUNAN DAN KETERBELAKANGAN

EKONOMI PEMBANGUNAN DAN KETERBELAKANGAN NEGARA

CHRISTIAN BL DE ROZARI
(4519022003)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Final ini yang berjudul
“Ekonomi Pembangunan dan Keterbelakangan Negara.”
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memberi
pengertian dan penjelasan tentang ekonomi, pembangunan, ekonomi
pembangunan, keterbelakangan, negara dan keterbelakangan Negara. saya
menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya nantikan demi
kesempurnaan hasil kerja ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian ekonomi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)..........3
B. Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli..........................................................3
C. Pengertian Ekonomi Pembangunan.................................................................6
D. Paradigma Ekonomi Pembangunan.................................................................7
E. Nilai Inti Dan Tujuan Pembangunan...............................................................8
F. Pembangunan Ekonomi, Ekonomi Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi
............................................................................................................................11
G. Pembangunan Ekonomi Dunia......................................................................14
H. Konsep Pembangunan...................................................................................17
I. Krisis Pembangunan Indonesia.......................................................................17
J. Keterbelakangan Dan Pembangunan..............................................................18
BAB III..................................................................................................................28
PENUTUP.............................................................................................................28
A. Kesimpulan....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya, kemajuan yang dimaksudkan terutama adalah
kemajuan material. Maka pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan
yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi.
Pembangunan meliputi dua unsur pokok; pertama, masalah materi yang mau
dihasilkan dan dibagi, dan kedua, masalah manusia yang menjadi pengambil
inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Bagaimanapun juga, pembangunan
pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia; manusia yang
dibangun adalah manusia yang kreatif, dan untuk bisa kreatif ini manusia harus
merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut. Pembangunan tidak hanya
berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material; pembangunan
harus menciptakan kondisi-kondisi manusia bisa mengembangkan kreatifitasnya.
Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan masyarakat untuk meningkatkan
ekonominya melalui peningkatan pendapatan serta pembangunan sosial, politik,
dan kebudayaan. Dalam arti lain pembangunan ekonomi adalah proses
peningkatan pendapatan perkapita dalam periode yang panjang.
Negara Terbelakang adalah negara yang tidak mampu berdiri sendiri karena
tidak memiliki sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan menstabilkan tingkat
perekonomian negaranya sehingga dapat mempengaruhi keadaan kehidupan
masyarakat di negaranya. Selain itu, negara terbelakang memiliki tingkat
kemiskinan yang tinggi dan terjadi hampir di seluruh wilayah negaranya.
Menurut Paul Hoffman, menggambarkan keadaan suatu negara terbelakang
dalam suatu ungkapan sebagai berikut: setiap orang dapat memahami suatu negara
terbelakang apabila ia melihatnya. Ia adalah suatu negara yang ditandai oleh
kemiskinan, kota yang dipadati oleh pengemis dan penduduk desa yang sulit
untuk mencari nafkah di kampung halamannya sendiri. Ia adalah suatu negara

1
yang jarang memiliki suatu industri, sering kali dengan persediaan tenaga dan
listrik yang tidak memadai. Negara seperti itu biasanya tidak memiliki jalan raya
dan jalan kereta api yang cukup, pemerintah belum dapat memberikan pelayanan
yang memadai dan komunikasi yang ada biasanya buruk. Rumah sakit dan
lembaga pendidikan tinggi juga sangat sedikit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pembangunan?
2. Apa pengertian Pembangunan Ekonomi?
3. Apa pengertian Keterbelakangan?
4. Pengertian Keterbelakangan Negara?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Penjelasan Dan Pengertian Tentang Pembangunan.
2. Untuk Mengetahui Penjelasan Penjelasan Dan Pengertian Tentang
Pembangunan Ekonomi.
3. Untuk Mengetahui Penjelasan Penjelasan Dan Pengertian Tentang
Keterbelakangan.
4. Untuk Mengetahui Penjelasan Penjelasan Dan Pengertian Tentang
Keterbelakangan Negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ekonomi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis bahwa ilmu
ekonomi merupakan cabang ilmu yang tertuju pada asas-asas produksi,
distribusi, pemakaian barang atau kekayaan, Kekayaan yang di maksud adalah
termasuk uang, perdagangan atau segala perindustrian. Juga hal-hal yang
berkaitan dengan pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya.
Selain itu, menurut KBBI ilmu ekonomi juga berkaitan dengan
perekonomian negara. Maksud dari perekonomian disini yaitu segala aturan
atau tata cara dalam berekonomi (perindustrian dan perdagangan).

B. Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli

Selain Secara umum Ekonomi ada juga definisi dari para Ahli Mau itu dari luar
negeri maupun di indonesia itu sendiri, Berikut beberapa definisi dari para Ahli :
1. Menurut Aristoteles
Aristoteles berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah suatu cabang yang
bisa digunakan melalui dua jalan yaitu adanya kemungkinan untuk dipakai
dan kemungkinan untuk ditukarkan dengan barang. (Nilai pemakaian dan
nilai pertukaran).

2. Menurut Adam Smith


Ilmu ekonomi menurut Adam Smith, merupakan ilmu sistematis yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Menurut M. Manullang
Menurut M. Manullang ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana memenuhi keinginan manusia atau masyarakat demi
tercapainya kemakmuran. Kemakmuran adalah kondisi dimana manusia
bisa memenuhi kebutuhannya, baik berupa barang atau jasa.

3
4. Menurut Von Neumann dan Mogenstern
Ilmu ekonomi adalah disiplin ilmu yang sangat disayangkan apabila
digunakan secara tidak ilmiah. Sebab para tokoh terkemuka nya sibuk
mengurusi solusi untuk masalah yang terjadi pada zaman itu.

5. Menurut Richard G. Lipsey


Richard G. Lipsey mengutarakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari pemanfaatan sumber daya yang langka guna media yang tidak
terbatas.

6. Menurut Khursid Ahmad


Ilmu ekonomi adalah sebuah usaha sistematis untuk memahami
permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungan dengan
permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.

7. Menurut Abraham Maslow


Abraham Maslow berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang
berguna untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hidup manusia.
Permasalahan disini tentunya berupa masalah tentang perekonomian sesuai
prinsip dan teori yang efektif serta efisien.

8. Menurut John Stuart Mill


John Stuart Mill, seorang filsuf empiris yang terkenal di Inggris
berpendapat bahwa ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu praktis atau sains
praktikal yang mempelajari tentang seluk beluk penagihan dan pengeluaran.
Juga tentang kegiatan produksi dan distribusi kekayaan.

9. Menurut Amwal
Menurut amwal, ilmu ekonomi adalah ilmu untuk menentukan sebuah
keputusan yang efektif. Keputusan ini diambil guna mengelola sumber daya
yang ada. Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan individu atau
masyarakat.

4
10. Menurut Suherman Rosyidi
Filsuf asal indonesia Suherman Rosyidi mengatakan, pengertian ilmu
ekonomi adalah cabang ilmu pengetahuan yang sungguh-sungguh
memberikan pengetahuan.

Pengetahuan disini maksudnya segala yang berkaitan dengan gejala-gejala


yang timbul di lingkungan masyarakat. Gejala-gejala tersebut timbul akibat
sejumlah perbuatan manusia itu sendiri.

Perbuatan manusia ini adalah upaya-upaya mereka dalam rangka


memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain usaha untuk mencapai kemakmuran
hidup manusia.

11. Menurut Louis Cantori


Terdapat kemiripan pendapat antara louis Cantori dengan Khursid Ahmad
yang menilai ilmu ekonomi dari sudut pandang Islam. Louis Cantori
berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang didasari atas segi Islam.
Yaitu mengenai masalah yang menjamin berputarnya harta yang dimiliki
oleh manusia.

Sampai mencapai suatu titik dimana manusia tersebut akan


memaksimalkan seluruh fungsi hidupnya hanya sebagai hamba Allah sang
pencipta. Yang mana untuk mencapai kesejahteraan di dunia maupun di
akhirat nanti.

12. Menurut Hermawan Kertajaya


Pengertian ilmu ekonomi menurut Hermawan adalah sebuah wadah yang
didalamnya terdapat sektor-sektor industri yang sudah melekat.

13. Menurut Gregori Mankiw


Ilmu ekonomi menurutnya, adalah sebuah cabang ilmu yang di dalamnya
memperlajari tentang bagaimana cara masyarakat dalam mengelola sumber
daya yang langka.

5
14. Menurut Penson
Ilmu ekonomi yaitu sebuah ilmu yang mempelajari mengenai sebuah
kesejahteraan material pada setiap diri manusia. Kesejahteraan material ini
dapat berupa barang atau jasa.

15. J. B. Say
Ilmu ekonomi adalah sebuah kajian ilmu yang di dalamnya terdapat
berupa peraturan yang bisa saja mengatur kekayaan seseorang.

Demikian beberapa definisi atau pengertian ilmu ekonomi secara umum


dan menurut para ahli. Ilmu ekonomi memang tidak asing lagi dalam
kehidupan masyarakat, karena segala transaksi terjadi atas adanya ekonomi.
Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa dijadikan bahan dalam
pembelajaran.

C. Pengertian Ekonomi Pembangunan

Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan masyarakat untuk


meningkatkan ekonominya melalui peningkatan pendapatan serta
pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan. Dalam arti lain pembangunan
ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan perkapita dalam periode yang
panjang. Konsep pembangunan ekonomi mencakup empat unsur penting, yaitu:
a. Pembangunan merupakan sebuah proses Konsep ini diartikan bahwa
dalam ada suatu tahap yang harus dijalani bagi seluruh masyarakat atau
rakyatnya. Sama halnya dengan individu yang baru lahir, tidak langsung
menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui setiap tahap
pertumbuhan. Setiap tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil,
makmur, dan sejahtera haruslah dilalui.
b. Pembangunan merupakan Kenaikan Pendapatan Per kapita Pembangunan
merupakan bentuk usaha dalam rangka peningkatan income percapita
setiap negara. Dalam pencapaiannya maka diperlukan keaktifan dan
keterlibatan seluruh masyarakat, pemerintah, unsur lain yang terdapat
dalam suatu negara. Dengan kenaikan pendapatan perkapita maka
kesejahteraan masyarakat akan tercapai.

6
c. Kenaikan Pendapatan Per kapita pada Jangka Panjang Ketika income per
capita relatif meningkat dalam jangka Panjang, artinya perekonomian
dianggap mengalami perkembangan. Tentunya kenaikan pendapatan
perkapita tidak selamanya harus menunjukkan kenaikan disaat muncul hal-
hal diluar perkiraan seperti adanya musibah, bencana alam, masalah
konflik dan kekacauan politik sehingga perekonomian mengalami resesi
atau kemunduran. Meskipun hal tersebut hanya sementara, namun yang
terpenting secara rata-rata perekonomian mengalami peningkatan setiap
tahun.
d. Penyempurnaan Sistem Kelembagaan Perbaikan sistem kelembagaan
dapat dilihat dari dua sisi yaitu perbaikan di sisi aturan main atau “rule of
the games” pada peraturan formal dan non formal serta perbaikan di sisi
organisasi sebagai “pemain” dari aturan yang dibuat tersebut.
Pengertian pembangunan dimaknai dari tiga hal penting berikut yaitu suatu
proses perubahan yang terjadi secara continue atau berkelanjutan, adanya
kenaikan pendapatan per kapita dan kenaikannya harus terus berlangsung
dalam kurun waktu yang panjang. Dalam buku “Economics for Development
World: An Introduction” dikemukakan bahwa pembangunan ekonomi
merupakan bagian dari pembangunan (Todaro, 2010). Adapun makna dari
pembangunan sebagai suatu proses multi-dimensi yang didalamnya terjadi
suatu “structural change” dari sikap, mental, sosial, institusi termasuk target
capaian pembangunan seperti percepatan pertumbuhan dan masalah
kemiskinan.

D. Paradigma Ekonomi Pembangunan

Pembangunan ekonomi dilihat dari sudut pandang tradisional melihat


pembangunan sebagai kenaikan pendapatan saja. Hal ini merupakan suatu
jebakan paradigma sebab jika hanya menggunakan indikator ini maka
pembangunan ekonomi tidak seperti harapan. Peningkatan pertumbuhan
ekonomi dinegara berkembang tidak disertai perubahan dari sisi kualitas hidup

7
rakyatnya. Hal ini yang berlangsung di beberapa negara berkembang. Hanya
Sebagian kecil masyarakat yang menikmati dan merasakan pembangunan,
bukan pada lapisan masyarakat miskin yang ada. Kualitas hidup masyarakat
miskin tidak berubah menjadi lebih baik.
Pembangunan ekonomi bukan hanya dapat menciptakan penambahan
output atau kekayaan masyarakat atau meningkatkan perekonomian saja,
namun juga memberi kesempatan bagi masyarakat dalam melakukan pilihan
secara lebih luas, masyarakat diberi kebebasan untuk memilih kesenangan yang
lebih. Artinya akan semakin banyak pilihan barang pemuas kebutuhan dan
kesempatan bagi seseorang dalam memilih kesenangan mereka. Dengan
demikian adanya pembangunan ekonomi dapat memperkecil jurang atau gap
diantara negara berkembang dan negara maju.

E. Nilai Inti Dan Tujuan Pembangunan

Berdasarkan uraian mengenai konsep pembangunan, setidaknya ada


beberapa hal penting yang melekat dalam sebuah pembangunan, diantaranya:
adanya perubahan transformasi (transformation), kemajuan (progress),
pertumbuhan (growth), modernisasi (moderniation) dan pembangunan
(development). Perubahan itu dapat saja terjadi tanpa adanya pembangunan,
begitupun pertumbuhan dapat terjadi tanpa adanya pembangunan.
menurut Goulet (1971; Todaro & Smith, 2011), terdapat tiga nilai dasar
atau tiga komponen nilai yang difungsikan sebagai konsep dasar dan sebagai
pedoman dalam memaknai sebuah arti pembangunan sesungguhnya. Tiga nilai
itu antara lain :
a. “Kecukupan (sustenance)” Sustenance memiliki arti kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar (basic need) atau kebutuhan penunjang
kelangsungan hidup yang meliputi sandang (pakaian), pangan (makan),
papan (tempat tinggal), pendidikan, kesehatan, keamanan serta
komunikasi. Jika dari basic need atau kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi
maka akan menimbulkan kondisi “keterbelakangan absolut”. Keberhasilan
pembangunan ekonomi ini merupakan prasyarat bagi membaiknya kualitas

8
kehidupan. Kecukupan ini mencakup penyediaan barang dan layanan dasar
yang diperlukan dalam menunjang kehidupan manusia pada tingkat
terendah yang merupakan kebutuhan dasar.
b. Harga diri (self esteem) Harga diri merupakan suatu kemampuan
seseorang menjadi seorang insan atau pribadi. Harga diri sebagai bagian
dari suatu kehidupan yang baik dan melibatkan perasaan serta bentuk
penghormatan terhadap diri sendiri. Bentuk harga diri ini dapat disebut
sebagai otentisitas, martabat, identitas, penghargaan, pengakuan maupun
kehormatan. Perbedaan sifat dan bentuk harga diri ini menjadikan
masyarakat di negara berkembang menjadi bingung sebab mereka merasa
memiliki harga diri yang rendah Ketika bersosialisasi langsung dengan
masyarakat maju dan modern yang mempunyai perekonomian dan
teknologi yang sudah maju. Hal ini terjadi sebab ukuran yang universal
dari keberhargaan diukur dari kemakmuran nasional. Bahkan Goulet
(1971) menyebutkan bahwa “Pembangunan telah dilegitimasi sebagai
tujuan karena merupakan hal yang penting, bahkan mungkin merupakan
cara yang sangat berharga untuk meraih harga diri”.
c. Kebebasan (freedom) Kebebasan dimaknai bukan hanya dari sisi politik
atau ideologi saja, melainkan juga mencangkup hak dan keleluasaan diri
dari di rampasnya kondisi materil kehidupan, penjajahan sosial atas
manusia, alam dan kebodohan maupun keyakinan yang bersifat
dogmatik, yang menyatakan bahwasanya kemiskinan itu adalah nasib
yang telah di gariskan Tuhan. Pembangunan diartikan juga adanya suatu
pilihan yang luas bagi masyarakat. Amartya Sen dalam bukunya
Development as Freedom menyebut pembangunan sebagai kebebasan.
Menurut penekanan Arthur Lewis mengenai pertumbuhan dan
kebebasan. Ia memberikan kesimpulan bahwa tidak selamanya
pertumbuhan ekonomi itu akan meningkatkan kadar kebahagiaan, akan
tetapi pertumbuhan ekonomi itu akan memberikan banyak pilihan untuk
manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sejumlah negara
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemudian ditandai

9
dengan pendapatan yang tinggi seperti Cina, Arab Saudi, Singapura serta
Malaysia ternyata mampu menghadirkan tingkat yang setara dalam hal
kebebasan manusia.
Penjelasan tersebut dapat dipahami bahwasanya pembangunan merupakan
hal nyata yang memiliki bentuk fisik dan mental (state of mind) dari suatu
masyarakat, negara, dengan melalui kombinasi tertentu seperti proses sosial,
ekonomi dan lembaga dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Untuk
tercapainya komponen yang baik tersebut, maka pembangunan harus memiliki
tujuan. Proses pembangunan pada dasarnya harus memiliki tiga tujuan inti,
menurut Todaro (2010) yaitu :
a. Peningkatan pasokan ketersediaan serta perluasan saluran distribusi
berbagai kebutuhan dasar.
b. Meningkatkan standar kelayakan hidup, tidak saja dari sisi penerimaan
namun penyediaan lahan pekerjaan, pendidikan dan Kesehatan yang
berkualitas maupun peningkatan nilai-nilai kultur dan kemanusiaan.
c. Memberikan pilihan ragam ekonomi dan sosial bagi setiap individu
sehingga mereka terbebas dari setiap perbudakan dan ketidakmandirian.
Pembangunan juga dapat dilihat dari sisi lain, yakni adanya peningkatan
kapasitas dalam mempengaruhi kehidupan di masa depan. Bryant dan White
(Effendy, 1989) melihat pembangunan dari empat aspek.
a. Pembangunan harus menekankan pada peningkatan kapasitas (capacity),
yaitu meningkatkan kemampuan pada apa yang harus dilakukan
b. Pembangunan harus menekankan pada pemerataan (equity),
memperhatikan ketidakmerataan pada sekelompok masyarakat
c. Pembangunan diartikan adanya pelimpahan kekuasaan juga kewenangan
(empowerment) pada rakyat dalam porsi yang lebih besar
d. Adanya keberlanjutan (sustainable) dan “interdependensi” diantara setiap
negara.

10
F. Pembangunan Ekonomi, Ekonomi Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi

Di dalam pembahasannya ilmu ekonomi selalu ada kaitannya dengan


efisiensi dan alokasi kelangkaan (scarcity) dari sumber daya seperti: tenaga
kerja, modal, dan teknologi yang erat kaitannya untuk menghasilkan produk
secara optimal. Dalam Ekonomi pembangunan tidak selamanya berbicara
mengenai alokasi sumber daya, tetapi berbicara juga mengenai kebijakan
pemerintah baik ekonomi maupun non ekonomi. Hal itu melibatkan variabel
ekonomi makro seperti pendapatan, investasi, kesempatan kerja dan gabungan
faktor-faktor non-ekonomi seperti sumber daya efisien, perbaikan institusi
(Lembaga), usaha perbaikan diri, nilai-nilai sikap ekonomi dan politik yang di
lakukan oleh publik dan swasta untuk mempercepat dan memperbesar tingkat
skala hidup.
Ekonomi pembangunan (Development Economics) didefinisikan sebagai
"Bidang studi di dalam suatu ilmu ekonomi yang di dalamnya mempelajari
tentang permasalahan ekonomi di negara berkembang dan kebijakan yang
perlu dilaksanakan agar dapat mewujudkan pembangunan ekonomi" (Sukirno,
2017). Dalam buku "Economics Development, Theory, History and Policy"
dijelaskan bahwasanya pembangunan ekonomi dahulu di definisikan sebagai
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat
mengalami kenaikan dalam kurun waktu yang panjang (Meier & Baldwin,
1957). Dalam uraian tersebut terdapat tiga unsur : Pertama, pembangunan
ekonomi merupakan sebuah proses; Kedua, upaya peningkatan pendapatan
perkapita dan ketiga, kenaikan pendapatan per kapita harus berjalan dalam
waktu jangka panjang. Ukuran perkembangan dengan menggunakan
pendapatan per kapita mengandung kelemahan di dalamnya, di antaranya:
pertama, sulitnya mengukur tingkat kesejahteraan karena sifatnya yang
subyektif; kedua, dalam perhitungannya kurang dalam memperhatikan sisi
pemerataan pendapatan; ketiga, pendapatan perkapita ini belum mampu
menggambarkan mengenai pengangguran.
Walaupun demikian, karena tidak adanya indikator lain yang lebih tepat
atau cocok, maka data pendapatan perkapita masih digunakan oleh ahli

11
ekonomi dengan memiliki dua tujuan: pertama, memberikan gambaran secara
kasar mengenai tingkat kemajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi yang
di capai pada suatu tahun; kedua membandingkan tingkat kemakmuran yang
telah di capai oleh berbagai negara di dunia. Pakar atau ahli ekonomi
pembangunan dan pakar perencanaan ekonomi pembangunan dalam
memberikan definisi pembangunan ekonomi ini terjadi evolusi di dalam
pemikiran mereka. Lalu lahir definisi pembangunan ekonomi yang
dikemukakan oleh Michael P. Todaro dalam bukunya *Economics for
Development World; An Introduction to Principles Problem and Polecies for
Development* yakni, multidimension process yang melibatkan di dalamnya
sebuah transformasi sosial ekonomi.
Proses multidimensi yang melekat dalam Pembangunan ekonomi
mencakup juga berbagai aspek dan kebijakan yang komprehensif, baik segi
ekonomi maupun segi non-ekonomi. Di suatu negara keberhasilan
pembangunan ekonomi di tampilkan kedalam tiga nilai pokok menurut Todaro
& Smith (2011), yakni :
a. Berkembang atau berprosesnya kemampuan individu masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya (sustenance).
b. Rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia mengalami
peningkatan.
c. Masyarakat sudah dapat meningkatkan kemampuan dalam hal memilih
(freedom from seritude) yang dimana hal tersebut salah satu dari hak asasi
manusia.
Menurut Todaro dalam sasaran pembangunan itu minimal harus ada
seperti : Kebutuhan Pokok, meningkatnya taraf hidup, dan memperluas
jangkauan pilihan ekonomi dan sosial. Dalam memenuhi capaian sasaran
pembangunan, diperlukannya strategi pembangunan ekonomi yang dimana
strategi itu di arahkan kepada : Meningkatkan output nyata/ produktivitas yang
tinggi yang terus menerus meningkat.
a. Produktivitas tinggi dan terus mengalami peningkatan sehingga output
nyata meningkat.

12
b. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang cukup dapat mempengaruhi
pengangguran, sehingga mengalami penurunan dan tingkat penggunaan
tenaga kerja dapat maksimal.
c. Mengurangi dan memberantas kesenjangan d. Perubahan sosial, sikap
mental, dan tingkah laku masyarakat dan lembaga pemerintah.
Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang di tambah
dengan suatu perubahan. Literatur ekonomi pada umumnya mengartikan
pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang di gambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu yang apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya (sukirno, 2017). Pertumbuhan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu kenaikan GDP atau GNP tanpa
melihat apakah peningkatan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau
perbaikan sistem kelembagaan atau tidak. Secara umum, pertumbuhan
ekonomi ini dapat digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi di negara
maju. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi untuk melihat perkembangan
ekonomi di negara sedang berkembang.
Pembangunan ekonomi dapat diwujudkan jika salah satu syaratnya
terpenuhi, yakni ketika tingkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari tingkat
pertambahan penduduk. Dalam proses pembangunan peningkatan pertumbuhan
ekonomi harus mampu di imbangi dengan pertumbuhan penduduk. Namun
demikian, cakupan pembangunan tidak sekedar sampai pada proses
menghasilkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga hal lainnya seperti perubahan
penggunaan sumber daya produktif untuk kegiatan ekonomi, distribusi
kekayaan di antara pelaku ekonomi dan penduduk serta perubahan dalam
kerangka kelembagaan dalam masyarakat secara luas.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli bahwa secara prinsip pertumbuhan
berbeda dari pembangunan. Pertumbuhan lebih melihat dari aspek kuantitas
serta variabel-variabel ekonomi yang digunakan untuk meningkatkan tujuan
hasil (output) dalam suatu kegiatan ekonomi. Sedangkan pembangunan lebih
melihat dari sisi kualitas sebagai proses merealisasikan potensi manusia.

13
Perbedaan lainnya adalah dalam proses pembangunan hal yang perlu
ditingkatkan adalah jumlah produksi serta kelompok masyarakat atau individu
yang terlibat, sedangkan dalam pertumbuhan yang di tingkatkan hanya jumlah
besaran produksi tanpa memandang bagaimana sebaran dan kontribusi
kelompok masyarakat atau individu yang terlibat. Karenanya, pembangunan
sebagai cara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kearah lebih baik
tentunya harus memiliki implikasi tertentu, antara lain:
a. Peningkatan kapasitas (capacity) untuk mengembangkan kompetensi
menuju suatu perubahan
b. Adanya rasa keadilan (equity)
c. Memberikan kuasa dan wewenang (empowerment)
d. Jaminan akan adanya keberlanjutan pembangunan (sustainable
development)
Dalam paradigma lama tradisional perbedaan antara negara maju dan
berkembang adalah dari sisi pendapatannya, namun pendapatan atau tepatnya
pertumbuhan ekonomi bukanlah ukuran yang tepat dalam memaknai sebuah
pembangunan. Karena pertumbuhan ekonomi masih menyisakan masalah
pembangunan lainnya seperti kemiskinan, ketimpangan, pengangguran dan lain
sebagainya. Perkembangan selanjutnya muncul pandangan baru yang melihat
pembangunan secara multidimensi. Pembangunan ekonomi juga harus
memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar manusia maupun aspek lain
seperti pembangunan berkelanjutan, perhatian terhadap alam dan lingkungan
maupun memperhatikan sisi kelembagaan sehingga kesejahteraan masyarakat
dapat tercapai.

G. Pembangunan Ekonomi Dunia


Pembangunan ekonomi mulai di perhatikan sejak berakhirnya Perang
Dunia Kedua yaitu abad ke-19. Abad ke-19 negara-negara yang merdeka mulai
membenahi perekonomiannya untuk mengejar ketertinggalan. Negara-negara
yang tertinggal mulai berbenah dan memperbaiki negaranya dan pembangunan
ekonomi menjadi perhatian yang utama serta menjadi kebutuhan yang

14
mendesak bagi negara-negara tersebut. Teori pembangunan ekonomi di dasari
oleh tiga pilar yaitu pertumbuhan ekonomi, bantuan luar negeri dan
perencanaan (Kuncoro 1997).
Menurut Purnamasari (2019) ada beberapa variable yang menyebabkan
kurangnya perhatian beberapa negara terhadap pembangunan ekonomi sebelum
perang dunia kedua, yaitu:
1. Masih adanya penjajahan, dimana penjajahan ini mengutamakan
keuntungan untuk negara penjajah dan tidak memperhatikan ekonomi
negara yang dijajah. Negara penjajah hanya mengeksploitasi kekayaan
negara jajahannya untuk bahan baku produksi di negara penjajah. Hal ini
juga terjadi untuk negara Indonesia, dimana negara penjajah membawa
hasil bumi Indonesia ke negaranya dan penjajahlah yang menguasai
perdagangan.
2. Kurangnya perhatian dari para pejabat ataupun pimpinan dan masyarakat
negara terjajah. Perhatian yang kurang terhadap isu pembangunan
ekonomi negara sendiri membuat pertumbuhan ekonomi menjadi
tertinggal.
3. Teori mengenai pembahasan pembangunan ekonomi dikalangan para
cendekiawan seperti ahli ekonomi, ahli sosial, dan ahli dibidangnya masih
minim. Untuk ahli-ahli ekonomi barat sudah memusatkan perhatian untuk
teori mengenai pembangunan ekonomi dan sudah menganalisis depresi
ekonomi serta pengangguran.
Negara-negara Eropa mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi dari pertumbuhan penduduknya pada tahun 1820-an (Amerika Utara,
Australia dan New Zealand). Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi
menunjukkan bahwa negara tersebut tergolong negara maju, dimana sesudah
Perang Dunia II taraf kemakmuran mereka mencapai tingkat yang sangat tinggi
(Sukirno 2007). Negara-negara yang terjajah (India, Indonesia, Ghana dan
negara lainnya) dan negara yang memiliki pemerintahan sendiri (China dan
Thailand) pembangunan ekonomi tidak berjalan. Untuk negara Amerika Latin
tidak jauh berbeda pertumbuhan ekonomi dengan negara-negara di Asia dan

15
Afrika.
Berbagai studi empiris dilakukan mengenai sejarah perkembangan
ekonomi di berbagai negara. Pada bab ini akan dibahas tentang pembangunan
ekonomi dunia. Perkembangan perekonomian tiap-tiap negara berbeda,
perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan tingkat pertumbuhan antara
negara sedang berkembang dan negara maju. Menurut (Purnamasari 2019) ada
beberapa faktor yang mendukung pentingnya tinjauan yang mendalam terhadap
aspek-aspek pembangunan ekonomi oleh beberapa negara yaitu:
1. Negara-negara berkembang memiliki keinginan untuk mengejar
ketertinggalan mereka. Negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan
penduduk yang lebih tinggi di bandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi,
sehingga terjadi masalah jumlah Penduduk yang tinggi dan sulit diatasi
sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk yang miskin.
Untuk mengatasi persoalan tersebut dibutuhkan pembangunan ekonomi.
2. Negara-negara maju memiliki keinginan untuk membantu negara-negara
berkembang termasuk negara bekas jajahannya. Beberapa negara maju
memberikan bantuan kepada negara berkembang dalam rangka
mendukung pertumbuhan perekonomian negara yang dibantu. Negara
maju tersebut pasti memiliki maksud tertentu dengan memberikan
bantuan, salah satu tujuannya adalah dukungan politik.
3. Pembangunan ekonomi di dukung untuk mencegah munculnya paham
komunisme. Setelah Perang Dunia II berakhir ada transformasi dalam
perpolitikan, dimana mulai muncul negara-negara berpaham komunis.
Paham komunis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Para ekonom
menyoroti kekurangan dari paham komunis ini yaitu terjadinya monopoli
pemerintahan, ini akan menjadikan tata politik negara hanya dikuasai oleh
kelompok tertentu. Paham tersebut akan membatasi hak setiap warga
negara dan tidak ada kebebasan Hak Asasi setiap individu.
4. Pemberian bantuan oleh negara maju ke negara berkembang bertujuan
untuk mempererat hubungan antar negara sehingga meningkatkan
hubungan ekonomi juga.

16
H. Konsep Pembangunan

pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan


masyarakat dan warganya, kemajuan yang dimaksudkan terutama adalah
kemajuan material. Maka pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan
yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi.
Pembangunan meliputi dua unsur pokok; pertama, masalah materi yang
mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua, masalah manusia yang menjadi
pengambil inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Bagaimanapun juga,
pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia;
manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif, dan untuk bisa kreatif ini
manusia harus merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut. Pembangunan
tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material;
pembangunan harus menciptakan kondisi-kondisi manusia bisa
mengembangkan kreatifitasnya.
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi
masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati
tata masyarakat yang dicita- citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal
yang perlu diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan
(change), tarikan antara keduanya menimbulkan dinamika dalam
perkembangan masyarakat.

I. Krisis Pembangunan Indonesia

Masalah yang terjadi pada masyarakat Indonesia pada pertengahan tahun


1998, yang pertama dipicu dari krisis ekonomi kemudian berkembang menjadi
berbagai krisis lainnya, sehingga akhirnya sampai pada krisis kepercayaan.
Fenomena ini memuat dua dimensi permasalahan : secara internal orang tidak
lagi percaya kepada berbagai bentuk penguasaan atas diri dan masyarakatnya,
dan secara eksternal orang tidak percaya lagi kepada masyarakat Indonesia.
Clyde Kluckhohn (1961) membuat suatu kerangka orientasi sistem nilai
budaya, yaitu sebagai konsep yang menerangkan dasar-dasar sistem nilai

17
budaya tentang masalah pokok dari kehidupan manusia yang sifatnya
universal. Secara umum Kluckhohn menggambarkan bahwa dari masalah dasar
sistem nilai budaya itu sekurangnya mencirikan tiga bentuk masyarakat, (1)
masyarakat tradisional, (2) masyarakat transisional, dan (3) masyarakat
modern.

J. Keterbelakangan Dan Pembangunan

Menurut Frank (1984) keterbelakangan merupakan hasil dari kontak yang


diadakan oleh negara-negara berkembang dengan negara-negara maju. Kontak
dengan negara-negara maju tidak menularkan nilai-nilai modern yang
dibutuhkan pembangunan, tetapi sebaliknya dia membutuhkan suatu
kolonialisme didalam negeri yang dilakukan oleh kaum elite dari negara-
negara berkembang yang bekerja sama dengan kaum pemodal dari luar negeri
dan mengeksploitir rakyat miskin dinegeri tersebut.
1. Keterbelakangan
Berdasarkan pandangan teori modernisasi dan teori dependensi dalam
menganalisis fenomena keterbelakangan, nampak memiliki asumsi yang
berbeda, sehingga diperlukan suatu definisi keterbelakangan. Untuk
memberikan definisi keterbelakangan memang agak sulit, namun cara
yang dipakai dengan melihat terjadinya kemiskinan, kebodohan, wabah
penyakit, maldistribusi pendapatan nasional, lemahnya adminisrasi,
tiadanya organisasi sosial. Oleh karena adanya kesulitan mendefinisikan
tentang keterbelakangan maka Simon Kuznets dalam M.L Jhingan
(2014:9-10) mengusulkan tiga definisi tentang keterbelakangan.
Pertama, istilah itu dapat berarti kegagalan memanfaatkan secara
penuh potensi produktif dengan menggunakan tingkat pengetahuan
teknologi yang ada atau suatu kegagalan yang bersumber pada perlawanan
lembaga-lembaga sosial.
Kedua, ia dengan dapat berarti keterbelakangan dalam kinerja
(performance) ekonomi dibandingkan dengan beberapa negara ekonomi
terkemuka pada masanya.

18
Ketiga, dapat berarti kemiskinan ekonomi, dalam arti kegagalan
untuk menyediakan biaya hidup yang memadai dan harta benda yang
memuaskan sebagian terbesar penduduk.
Berdasarkan definisi tentang keterbelakangan, maka dalam
mendiskusikan masalah negara sedang berkembang saat ini telah
mencerminkan unsur-unsur ketiga definisi tersebut. Pada umumnya
ketakutannya timbul karena kemiskinan harta benda. Hal itu dipertajam
lagi oleh kenyataan ketertinggalan mereka dibanding dengan negara-
negara lain yang ekonomi lebih maju,dan biasanya hal tersebut dianggap
sebagai masalah sosial yang timbul lantaran kegagalan lembaga-lembaga
sosial,bukan karena kelangkaan pengetahuan teknologi. Dengan melihat
keterbelakangan yang dapat memengaruhi kehidupan kemanusiaan, maka
seorang etikawan bernama Denis Goulet dalam bukunya yang berjudul
The Cruel Chice, menekankan dampak keterbelakangan terhadap kondisi
kemanusiaan. Menurut Goulet dalam Bryant dan White (1987:19) bahwa
perasaan yang umum terdapat dalam keterbelakangan ialah rasa tidak
berdaya secara individu maupun kelompok apabila berhadapan dengan
penyakit atau kematian, kebingungan dan ketidaktahuan pada saat orang
terbata-bata dan meraba-raba untuk memahami perubahan, penyerahan
nasib kepada manusia- manusia lain yang keputusannya menentukan apa
yang bakal terjadi, ketidakberdayaan menghadapi kelaparan dan bencana
alam. Kemiskinan kronis adalah neraka yang kejam dan orang tidak dapat
mengetahui betapa kejamnya neraka itu semata-mata dengan menatap
kemiskinan.
Untuk keluar dari keterbelakangan sebagaimana yang dijelaskan oleh
Goulet maka sesungguhnya ketika itu mulailah muncul terminologi
pembangunan (development). Kata pembangunan (development)
diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Amerika Serikat Harry S.
Truman dalam pidato pelantikannya pada tanggal 20 Januari 1949.Ia
menyatakan bahwa Amerika Serikat mempunyai tanggung jawab baru
untuk kawasan belum berkembang yang memerlukan pembangunan,

19
seperti Amerika Selatan, Asia, Afrika dan semua negara bekas jajahan.
Negara-negara tersebut merupakan negara terbelakang yang ketika itu baru
memproklamirkan kemerdekaannya.
Paul Hoffman (Jhingan,2014:15) melukiskan suatu negara yang
terbelakang ditandai oleh kemiskinan, kota yang dipadati oleh pengemis,
penduduk desa yang mencari nafkah dikampung halamannya sendiri,
jarang memiliki industri dan seringkali persediaan tenaga dan listrik yang
tidak memadai. Pemerintah belum dapat memberikan pelayanan yang
memadai dan komunikasi yang ada biasanya buruk serta sebagian besar
penduduk buta huruf.
Negara-negara Negara-negara yang terbelakang atau negara kurang
berkembang tersebut kemudian dikenal dengan sebutan "negara dunia
ketiga". Pada perkembangan selanjutnya istilah dunia ketiga digunakan
untuk menyebut semua negara yang masuk dalam kategori "negara
berkembang" (develoving country) (Jamaludin,2016:74). Menurut Ratna
Sukmayani dkk dalam Adon Nasrullah Jamaludin (2016:75) disebutkan
beberapa ciri utama negara berkembang, diantaranya :
a. sebagian besar penduduk ( >70% ) bekerja pada sektor pertanian.
b. industrinya berlatar belakang agraris, terutama memanfaatkan hasil
kehutanan, pertanian, dan perikanan ( industri sektor pertama dan
sektor kedua ).
c. tenaga pertanian mengandalkan tenaga kerja manusia.
d. luas lahan garapan relatif sempit dengan teknologi yang sederhana
sehingga hasilnya tidak maksimal.
e. pendapatan per kapita rendah.
f. angka kelahiran dan kematian masih tinggi.
g. tingginya angka pengangguran karena besarnya jumlah penduduk dan
terbatasnya lapangan pekerjaan.
h. pendidikan formal tersebar secara tidak merata dengan kualitas yang
buruk.
i. kelebihan jumlah penduduk yang menyebabkan tidak terjangkau atau

20
tidak meratanya pelayanan sosial.
j. kedudukan dan peran wanita sangat terbatas dan cenderung dipandang
sebagai kelas dua.
2. Konsep Pembangunan.
Untuk memulai memperbaiki kehidupan masyarakat di dunia
ketiga atau negara berkembang yang mengalami keterbelakangan, maka
mulailah diadopsi kata "pembangunan". Pembangunan menjadi kekuatan
baru yang disosialisasikan kepada masyarakat untuk dapat diyakini
mengubah nasib jutaan masyarakat miskin yang masih terbelakang.
Para sarjana mempunyai pandangan sendiri dalam memahami
pembangunan. Secara filosofis, pembangunan sering diartikan sebagai satu
proses yang sistemik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan
yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang bagi pencapaian aspirasi
setiap warga yang paling humanistik (Warjio,2016:3). Dalam
perkembangannya Perserikatan Bangsa-bangsa telah mengemukakan
banyak definisi pembangunan, salah satunya definisi yang diterima baik
diluncurkan pada tahun 1975 yang yang menyatakan bahwa pembangunan
bukanlah konsep yang statis; pembangunan terus menerus berubah.
(Nugroho,2014:95). Beberapa kualitas pembangunan ditunjukkan oleh
Michael Todaro dalam Bryant dan White (1987:1) bahwa pembangunan
adalah proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting
dalam struktur sosial, sikap-sikap rakyat dan lembaga-lembaga nasional
dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan
(inequality) dan pemberantasan kemiskinan absolut. Todaro menjelaskan
bahwa pembangunan mengandung tiga nilai utama:
1) Menunjang Kelangsungan Hidup; kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar. Semua orang mempunyai kebutuhan-
kebutuhan dasar tertentu uuntuk memungkinkan kehidupan.
Kebutuhan-kebutuhan penunjang kelangsungan hidup ini meliputi
pangan, papan, kesehatan dan rasa aman.
2) Harga Diri; kemampuan untuk menjadi seorang manusia, suatu

21
pribadi. Komponen universal kedua dari suatu kehidupan yang baik
ialah harga diri, perasaan layak dan menghormati diri sendiri, tidak
menjadi alat orang-orang lain demi tujuan orang lain itu semata-mata.
3) Kemerdekaan dari Penjajahan dan Perbudakan; kemampuan untuk
memilih. Nilai universal ketiga yang harus merupakan bagian dari
makna pembangunan ialah konsep kebebasan. disini hendaknya tidak
difahami dalam makna politik atau ideologi,melainkan dalam
pengertian yang lebih mendasar mengenai kebebasan atau emansipasi
dari perampasan kondisi materil kehidupan,dari penjajahan sosial atas
manusia oleh alam, kebodohan, orang-orang lain, penderitaan,
lembaga-lembaga dan keyakinan-keyakinan dogmatik.
Berdasarkan sumbangan pemikiran dan kritik tentang
pembangunan seperti dipaparkan dimuka maka terdapat pandangan
lain yang didasarkan atas nilai-nilai tertentu. Hal ini menurut pendapat
Bryant dan White (1987:21) bahwa pembangunan mencakup
pengertian "menjadi" dan "mengerjakan". Perampasan, kesewenangan,
kemelaratan, dimanapun terjadi semuanya menandakan
keterbelakangan dan sangat penting untuk mengerjakan hal-hal
tertentu untuk mengurangi kemiskinan itu. Kemiskinan merendahkan
martabat manusia dan menggerogoti semangat serta kemampuannya;
dengan demikian perubahan haruslah memperhitungkan keunikan
individu. Untuk itu diusulkan agar pembangunan diartikan sebagai
peningkatan kemampuan orang untuk memengaruhi masa depannya.
Pembangunan sebagai suatu peningkatan kapasitas untuk
mempengaruhi masa depan mempunyai beberapa implikasi tertentu.
Pertama, memberikan perhatian terhadap "kapasitas", terhadap apa
yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga
guna membuat perubahan. Kedua, ia mencakup "keadilan"(equity),
perhatian yang berat sebelah kepada kelompok tertentu akan memecah
belah masyarakat dan mengurangi kapasitasnya. Ketiga, penumbuhan
kuasa dan wewenang, dalam pengertian bahwa hanya jika masyarakat

22
mempunyai kuasa dan wewenang tertentu maka mereka akan
menerima manfaat pembangunan.
Istilah development tersebar dan dipergunakan sebagai visi, teori,
dan proses yang diyakini rakyat dihampir semua negara khususnya di
dunia ketiga. Development merasuk secara misterius dan dimiliki oleh
hampir setiap orang karena diterjemahkan dengan bahasa lokal,
melalui pilihan kata yang sesuai, di masing-masing negara (Mansour
Fakih,1999:26). Kemudian lebih jauh dikatakan oleh Mansour Fakih
(1999:27) bahwa di Indonesia kata 'pembangunan' menjadi diskursus
yang dominan dan erat kaitannya dengan lahirnya orde baru. Kata
'pembangunan' selain menjadi semboyan juga di abadikan sebagai
nama pemerintahan orde baru. Hal itu bisa dilihat dari penamaan
kabinet sejak pemerintahan orde baru yang selalu dikaitkan dengan
kata 'pembangunan' meskipun kata 'pembangunan' sesungguhnya telah
dikenal dan dipergunakan sejak zaman orde lama. Istilah
pembangunan dipakai dalam bermacam-macam konteks dan sering
kali dipergunakan dalam konotasi politik dan ideologi tertentu. Ada
banyak kata yang memiliki makna sama dengan kata pembangunan,
seperti misalnya perubahan sosial, pertumbuhan, kemajuan dan
modernisasi. Dari kata tersebut hanya ada satu istilah yang memberi
makna perubahan ke arah positif, yaitu perubahan sosial.
Oleh karena itu uraian mengenai pengertian pembangunan akan
lebih jelas jika dilihat dari landasan berbagai teori mengenai
perubahan sosial. Menurut seorang pemikir Indonesia, Soedjatmiko
(Nugroho,2014:95) telah mengembangkan gagasan Perserikatan
Bangsa - Bangsa tentang pembangunan sebagai proses pembelajaran
dari tingkat kehidupan tertentu ke tingkat kehidupan selanjutnya yang
lebih baik. Pembelajaran adalah ketika masyarakat mengembangkan
kompetensi mereka secara individual dan secara kolektif, tidak hanya
untuk menyesuaikan dan beradaptasi tetapi juga untuk menciptakan
masa depan. Pembangunan adalah sebuah proses mempercepat

23
perubahan sosial di setiap negara yang kurang maju untuk mengejar
ketertinggalan agar menyamai pembangunan negara-negara maju.
Untuk negara-negara berkembang yang mengalami kemiskinan
maka definisi pembangunan lebih banyak dikaitkan dengan
pendekatan ekonomi. Menurut Ragnar Nurske bahwa pembangunan
harus menjadikan masyarakat berkembang secara ekonomi.
Penjelasan ekonominya bersifat komprehensif, logikanya sederhana
tetapi kuat: karena kemiskinan, mereka tidak dapat menabung, karena
tidak ada tabungan, tidak ada investasi, dan tidak ada investasi berarti
tidak ada lapangan kerja, dan oleh karenanya tidak ada pendapatan.
Tidak ada pendapatan berarti miskin. Negara memerlukan
pembangunan ekonomi untuk memberikan pekerjaan bagi orang-
orang agar memperoleh pendapatan. (Nugroho, 2014:101).
Secara umum permasalahan krusial yang dihadapi negara-negara
berkembang adalah kemiskinan, keterbelakangan dan kesenjangan.
Masalah - masalah tersebut merupakan warisan kolonial sebagai
konsekuensi dari negara baru merdeka. Pada tahap awal ketika
memulai pelaksanaan pembangunan maka konsep pembangunan yang
diterapkan adalah melalui pendekatan ekonomi. Pembangunan
ekonomi sebagai prioritas bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di negara-negara dunia ketiga.
Ketika negara-negara dunia ketiga melakukan pembangunan
ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan, nampaknya
hasil yang dicapai belum optimal menurunkan jumlah penduduk
miskin dan kesenjangan pun bukannya berkurang malah
bertambah.Menurut World Development Report 1982, 48,3 persen
penduduk dunia 1980 mempunyai GNP per kapita sebesar 300 dollar
Amerika Serikat atau kurang.Pada pihak lain 16,3 persen penduduk
dunia yang hidup di negara industri mempunyai GNP per kapita
sebesar 10.320 dollar.Dari angka tersebut menjelaskan betapa luasnya
kemiskinan di negara sedang berkembang. Kegagalan di beberapa

24
negara berkembang dalam pengentasan kemiskinan kemudian
muncullah upaya untuk mendefinisikan kembali tentang
pembangunan. Bahwa salah satu konsep pembangunan dipromosikan
oleh Amarty Sen adalah pembangunan sebagai kebebasan
(Development as Freedom). Pembangunan tidak hanya tentang
ekonomi semata, tetapi juga tentang aspek-aspek sosial yang
merupakan indikator inti karena pembangunan berarti membebaskan
manusia dari ketidakmampuan dan ketidakkompetenan mereka.
Gagasan Sen, kemudian menjadi gagasan yang diterima di seluruh
dunia, untuk meneguhkan bahwa pembangunan seharusnya berarti
pemberdayaan; pembangunan seharusnya berarti kebebasan;
pembangunan seharusnya berarti pembangunan sosial.
(Nugroho,2014:102).
Dengan memperhatikan pandangan tentang konsep pembangunan
yang banyak menjelaskan pendekatan ekonomi, ternyata belum
mampu menyelesaiakan masalah kemiskinan dan kesenjangan di
negara-negara berkembang, sehingga diperlukan optimisme untuk
membangkitkan semangat dalam pembangunan. Dengan semangat
yang dimiliki maka dalam pelaksanaan pembangunan hendaknya
berlandaskan kepada tiga komponen dasar yang merupakan nilai inti
pembangunan. Adapun ketiga nilai inti pembangunan adalah
(Jamaludin,2016:24):
Pertama, kecukupan, yaitu kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Kecukupan ini tidak hanya menyangkut makanan,
tetapi semua hal yang merupakan kebutuhan dasar manusia secara
fisik, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan dan keamanan. Apabila
salah satu dari kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, muncullah
ketebelakangan absolut. Fungsi semua kegiatan pembangunan pada
hakikatnya adalah menyediakan sebanyak mungkin perangkat dan
bekal untuk menghindari kesengsaraan dan ketidakberdayaan yang
diakibatkan oleh kekurangan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan

25
keamanan. Atas dasar itulah dinyatakan bahwa keberhasilan
pembangunan merupakan prasyarat bagi membaiknya kualitas
kehidupan. Tanpa kemajuan ekonomi secara berkesinambungan,
realisasi potensi manusia, baik individu maupun keseluruhan
masyarakat tidak mungkin berlangsung.
Kedua, jati diri dan harga diri sebagai manusia. Kehidupan yang
serba lebih baik, yaitu adanya dorongan dari dalam diri untuk maju,
menghargai diri sendiri, merasa diri pantas (able) dan layak untuk
melakukan sesuatu, terangkum dalam jati diri (self - esteem).
Ketiga, kebebasan dari perbudakan/penindasan. Tata nilai ketiga
sebagai nilai-nilai hakiki pembangunan adalah konsep " kebebasan
atau kemerdekaan. Kebebasan ini diartikan secara luas sebagai
kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh
pengejaran aspek-aspek materil dalam kehidupan serta bebas dari
perasaan perbudakan sosial sebagai manusia terhadap alam.
Kebebasan dari kebodohan dan ketergantungan terhadap pihak asing.
Kebebasan merangkum pilihan-pilihan yang luas bagi masyarakat dan
anggotanya secara bersama-sama untuk memperkecil paksaan/tekanan
dari luar, dalam usaha untuk mencapai tujuan sosial yang dinamakan
dengan " pembangunan ".
Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembangunan, baik secara fisik maupun nonfisik yang dimiliki oleh
masyarakat melalui beberapa gabungan proses sosial, ekonomi dan
institusional, mencakup usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik. Apa pun komponen- komponen khusus untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik ini, pembangunan dalam semua masyarakat
harus mempunyai tiga sasaran, yaitu:
(1). meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian /
pemerataan bahan-bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa
hidup, seperti makanan, perumahan, kesehatan dan perlindungan;
(2). mengangkat taraf hidup, termasuk menambah dan mempertinggi

26
penghasilan, penyediaan lapangan kerja yang memadai,
pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih besar
terhadap nilai- nilai budaya dan manusiawi, dan bukan hanya
untuk memnuhi kebutuhan materil, melainkan juga untuk
mengangkat kesadaran akan harga diri, baik secara individu
maupun nasional;
(3) memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi seluruh
masyarakat dengan cara membebaskan mereka dari sikap- sikap
budak dan ketergantungan, tidak hanya dalam hubungannya
dengan orang lain dan negara lain, tetapi juga dari sumber-sumber
kebodohan dan penderitaan manusia (Jamaludin,2016:25).

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi di atas saya menyimpulkan bahwa Ekonomi Pembangunan
Dan Keterbelakangan Negara sangatlah berhubungan dimana Ekonomi
pembangunan dan pembangunan dalam bidang apapun itu berfungsi sebagai
Cara agar sebuah negara bisa mengatasi dan keluar dari keterbelakangan yang
di alami oleh negara-negara berkembang dan masyarakat masyarakat di dunia
ketiga.
Ekonomi pembangunan maupun pembangunan itu sendiri sangat begitu
penting untuk di pelajari karena dapat membantu memberikan pengetahuan
atau konsep dalam mengatasi keterbelakangan yang sedang terjadi pada
berbagai negara berkembang.

28
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Fitri , Sinaga, Roeskani, Asyari, Soeyatno, Rahmah Farahdita, Silitonga,


Dikson, Solikin, Akhmad, Hubbansyah, Aulia Keiko, Siregar, Robert Tua,
Maulina, Dessy, Kusumaningrum, Ria, Sahamony, Nur Fitriyani, Litriani,
Erdah, Ladjin, N. (2022). Ekonomi Pembangunan (R. Kusumaningrum (ed.);
623rd ed.). Widina Bhakti Persada Bandung.
http://repo.iainbukittinggi.ac.id/388/1/EKONOMI PEMBANGUNAN 1
CETAK.pdf

Moeis, S. (2009). Pembangunan Masyarakat di Indonesia Menurut Pendekatan


Teori Modernisasi dan Teori Dependensi. Jurnal Universitas Pendidikan
Indonesia,1(1),17. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._

SEJARAH/195903051989011-SYARIF_MOEIS/MAKALAH__7.pdf

NAIN, U. (2017). Sosiologi Pembangunan Desa. Jurnal Institut Pemerintahan


Dalam Negeri, 1(1), 324. http://eprints.ipdn.ac.id/236/

Sakinah, T. (2021). Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut para Ahli. Tirto.Id, 1 of 5.


https://www.stiepasim.ac.id/pengertian-ilmu-ekonomi-menurut-para-ahli/

29

Anda mungkin juga menyukai