Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN

INDERA PENDENGARAN

A. Pendahuluan
Dalam rangka menurunkan prevalensi ketulian, Departemen Kesehatan
telah menyusun kebijakan - kebijakan di bidang Kesehatan Indera
Pendengaran yaitu: Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan
(Renstranas PGP Ketulian) dan Pedoman Manajemen Kesehatan Indera
tingkat Provinsi dan Kabupaten /Kota. Kegiatan Penanggulangan Gangguan
Pendengaran dan Ketulian di Provinsi dan Kabupaten /Kota sesuai dengan
rekomendasi WHO akan diprioritaskan pada 4 penyakit penyebab gangguan
pendengaran dan ketulian yaitu OMSK, Presbikusis, Gangguan
pendengaran akibat bising /Noise Induce Hearing Loss (NIHL) dan Tuli
congenital. Namun demikian adanya prioritas tersebut tidak mengabaikan
penyakit lain penyebab ketulian yang spesifik di wilayah tersebut. Kegiatan
pelayanan kesehatan Indera Pendengaran dilaksanakan oleh Puskesmas
sebagi sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan Balai Kesehatan
Indera Masyarakat (BKIM) dan RSU sebagai sarana rujukan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja dan mempunyai fungsi sebagai
1). Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
2). Pusat pemberdayaan masyarakat,
3). Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam mencapai Visi: Kecamatan Sehat, Puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan wajib yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta KB, upaya perbaikan gizi
masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya
pengobatan. Selain itu sesuai dengan masalah daerah setempat dapat
dilaksanakan upaya kesehatan pengembangan. Kesehatan Indera
Pendengaran termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan Puskesmas
yang dapat diintegrasikan dengan upaya kesehatan wajib.
Agar program kesehatan Indera Pendengaran ini dapat dikelola baik
dari aspek manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan
kepada masyarakat yang mencakup promotif, preventif, dan kuratif, maka
diperlukan suatu pedoman pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di
Puskesmas.

B. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
terwujud derajat kesehatan yang optimal di wilayah kerja Puskesmas
Pesaguan. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, di mana Kesehatan Indera
Pendengaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas SDM.
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2000 terdapat 250 juta (4,2%)
penduduk dunia menderita gangguan pendengaran, di mana sepertiganya
terdapat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hasil survey Nasional
Kesehatan Indera tahun 1994-1998 di 7 Provinsi didapatkan prevalensi
ketulian 110,4%, gangguan pendengaran 16,8% (masukan P/L, umur).
Penyebab terbanyak dari morbiditas telinga adalah serumen prop (3,6%), dan
OMSK (3,1%) di samping gangguan pendengaran lainnya yaitu presbikusis
(2,6%), ototoksisitas (0,3%), tulimendadak (0,2%), dan tuna rungu (0,1%).

C.Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan Indera Pendengaran masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan dan
kader
b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk
memelihara kesehatan dalam menanggulangi gangguan pendengaran
dan ketulian
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran
kepada masyarakat
d. Meningkatnya temuan kasus gangguan pendengaran secara dini
e. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran
masyarakat

C. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran didalam gedung.
2. Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran diluar gedung.

E. Cara melaksanakan kegiatan


1. Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:
a. Penyuluhan kesehatan Indera Pendengaran
b. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian
melalui rawat jalan pengobatan dan pada unit-unit pelayanan
lainnya
c. Pemeriksaan dan tindakan medis masalah gangguan pendengaran
d. Merujuk kasus -kasus gangguan pendengaran dan ketulian
kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

2. Pelayanan di luar gedung Puskesmas


Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran tersebut adalah:
a. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat anak sekolah,
kelompok pekerja yang berisiko terhadap gangguan pendengaran
dan lain-lain
b. Penjaringan kasus -kasus gangguan pendengaran dan ketulian di
masyarakat dan sekolah oleh kader, dokter kecil, guru UKS, dan
petugas kesehatan yang sudah dilatih
c. Pengobatan kasus-kasus gangguan pendengaran dan pertolongan
pertama pada kedaruratan telinga dapat dilakukan oleh dokter
dari perawat Puskesmas
d. Rujukan kasus ke Puskesmas atau fasilitas yang lebih tinggi

F. Sasaran
1. Sasaran Primer :
a. Bayi
b. Balita
c. Anak usia sekolah /remaja
d. Usia produktif
e. Ibu hamil
f. Pekerja industri
g. Usia lanjut
2. Sasaran sekunder
a. Tenaga kesehatan
b. Kader
c. Tokoh masyarakat
d. Guru

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


1. Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di dalam gedung
dilaksanakan setiap hari pada setiap pasien yang memiliki masalah
kesehatan indera Pendengaran.
2. Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran di luar gedung.
a. Penyuluhan kesehatan gangguan pendengaran pada anak sekolah
dilaksanakan pada bulan Agustus.
b. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran pada anak
sekolah dilaksanakan pada bulan Agustus.
H. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara
berkala untuk melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang telah dicapai. Telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan
dan hasil yang telah dicapai Puskesmas dibandingkan dengan rencana
kegiatan dan standar pelayanan. Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk
kinerja Puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu dan biaya serta
masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan
kegiatan.
Telahaan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan
Puskesmas. Sebagai tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya
pemecahan masalah dan diuraikan dalam bentuk rencana kegiatan
bulanan /triwulan yang akan datang. Pada akhir tahun saat
mengadakan evaluasi kegiatan.

I. Pencatatan, Pelaporan,dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen
informasi melalui kegiatan pencatatan, komponen pelaporan, dan
komponen analisis dan evaluasi.
1. Pencatatan Program Kesehatan Indera Pendengaran
2. Pelaporan Program Kesehatan Indera Pendengaran
3. Analisis dan Evaluasi

Ketapng , 2020

Kepala Puskesmas Pesaguan Pemegang PROGRAM

Hj. R O H A N A DESI SUSANTI


NIP. 19670313 198811 2 002 NIP.

Anda mungkin juga menyukai