Anda di halaman 1dari 9

Materi :

PENGENALAN HIV dan AIDS

A. Pengertian HIV dan AIDS


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. Jangka waktu
antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit HIV umumnya orang
dewasa memakan waktu rata-rata 6 -10 tahun.Virus HIV akan masuk ke
dalam sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan
menurun jumlahnya.Akibatnya system kekebalan tubuh menjadi lemah dan
penderita mudah terkena berbagai penyakit .
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang
berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk
melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus,dan penyakit.AIDS
melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain.
Ketika individu sudah tidak lagi memiliki system kekebalan tubuh,maka
semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh,maka semua penyakit dapat
masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi opportunistik).Oleh karena itu
system kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah,maka penyakit yang tadinya
tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS dimasyarakat digolongkan
kedalam 2 kategori yaitu :
1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita
AIDS positif).
2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis
(penderita AIDS negatif).
Proses HIV menjadi AIDS :
1. Tahap awal
HIV memasuki tubuh, tidak ada tanda-tanda khusus, belum dapat diketahui
dari tes HIV, berkisar 1 sampai 3 bulan (periode jendela).
2. Tahap kedua
HIV berkembang biak dalam tubuh,bisa diketahui melalui tes HIV, berkisar 5
sampai 10 tahun (masa laten).
3. Tahap ketiga
System kekebalan tubuh menurun, gejala AIDS mulai timbul, berkisar 1 bulan
4. Tahap akhir
AIDS system kekebalan tubuh tidak dapat melawan berbagai penyakit , dan
juga penderita makin lemah kondisinya.
B. Tanda dan gejala HIV-AIDS
Kehilangan nafsu makan, mual,muntah, kandidiasis oral dan esofagus, dan diare
kronis. Pada pasien dengan AIDS, efek diare dapat menurunan berat badan
yang mendalam (lebih dari 10% dari berat badan),ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit ,kelemahan, dan ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan hidup
sehari-hari.Candidiasis oral,kandidiasis adalah infeksi jamur, terjadi pada hampir
semua pasien dengan kondisi AIDS.Umumnya infeksi ini ditandai dengan
bercak krem-putih di rongga mulut.
1. Gejala-gejala utama AIDS :
 Demam berkepanjangan sampai 3 bulan
 Diare kronis sampai lebih dari 1 bulan
 Penurunan berat badan>1/10 berat badan semula dalam 3 bulan
2. Gejala-gejala minor AIDS :
 Batuk kronis lebih dari 1 bulan
 Infeksi pada mulut dan tenggorokan
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Muncul herpes zoster berulang
 Bercak-bercak gatal diseluruh tubuh
3. Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER)
2008 :
a. Fase awal
 Tidak ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi
 kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala,
sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
 Dapat menularkan virus kepada orang lain.
b. Fase lanjut
 Penderita bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih.
 Penderita mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran
kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat
badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
 Terjadi sekitar 10 tahun atau lebih
 Gejala yang lebih berat mulai timbul
 Berakhir pada penyakit yang disebut AIDS
C. Penularan HIV-AIDS
HIV ditularkan dalam cairan tubuh yang mengandung HIV atau terinfeksi CD4 +
(atau CD4) T limfosit. Cairan ini termasuk darah,air mani, cairan vagina, cairan
ketuban, dan air susu ibu.
Cara penularan HIV-AIDS melalui 3 cara :
1. Transmisi seksual
Penularan HIV-AIDS dengan cara transmisi seksual paling sering
terjadi.Penularanya terjadi melalui hubungan seks (homoseksual dan
heteroseksual) melalui mani(semen),cairan vagina dan serviks.
2. Transmisi non seksual.Terbagi menjadi 2 cara :
a. Transmisi parental
Penggunaan jarum suntik dan alat suntik (alat tindik) yang telah
terkontaminasi.
b. Transmisi Transplasental
 Penularan dari ibu HIV+ke bayi (berisiko 50%)
 Penularan dapat terjadi waktu hamil,melahirkan,menyusui.
3. Penularan masa prenatal
HIV yang ditularkan dari ibu ke bayi melalui 3 cara:
a.Dalam uterus (lewat plasenta)
b.Sewaktu persalinan
c.Melalui air susu ibu
Media penularan HIV :
Cairan tubuh yang menjadi media penularan adalah darah,mani,cairan
vagina dan air susu ibu (ASI).HIV dalam jumlah yang cukup dan berpotensi
untuk menginfeksi orang lain dapat ditemukan pada :
 Darah
 Air mani
 Cairan vagina
 Pengidap HIV
HIV menular melalui darah terjadi dengan cara :
 Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
 Alat tindik telinga
 Alat tato atau alat tusuk yang tercemar HIV
 Transfusi darah yang mengandung HIV
HIV menular melalui cairan tubuh lain dari ibu hamil ke janin melalui:
 Palsenta
 Melalui darah dan cairan saat melahirkan bayi
 Melalui ASI ketika menyusui dan
 Melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV secara genital
 Oral dan anal
HIV tidak menular melalui kegiatan sosial seperti :
 Gigitan serangga
 Bersalaman,bersentuhan
 Berpelukan bahkan berciuman
 Menggunakan peralatan makan bersama
 Tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi HIV
D.Pencegahan HIV-AIDS
 Mengurangi jumlah pasangan dan melakukanya dengan satu orang.
 Selalu gunakan kondom lateks; jika alergi terhadap lateks, gunakan kondom
perempuan(nonlatex).
 Jangan menggunakan kembali kondom.
 Hindari hubungan anal karena praktek ini dapat melukai jaringan.
 Hindari pengguna-anal intercourse ("fisting").
 Jangan menelan air seni atau air mani.
 Terlibat dalam seks nonpenetrative seperti pijat tubuh, sosial berciuman (kering)
masturbasi, fantasi, dan film seks.
 Menginformasikan calon mitra seksual dan menggunakan obat bagi penderita
HIV.
 Memberi tahu pasangan kalau terkena atau positif HIV.
 Jangan berbagi jarum, pisau cukur, sikat gigi, mainan seks, atau berbagi darah.
 Jika positif HIV, tidak boleh menyumbangkan darah, plasma,organ tubuh, atau
sperma.
Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang :
1. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Pendek
Upaya pencegahan AIDS jangka pendek adalah dengan cara memberikan
informasi kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran virus
AIDS (HIV), sehingga dapat diketahui langkah-langkah pencegahannya.
Ada 3 pola penyebaran virus HIV :
1. Melalui hubungan seksual
2. Melaui darah
3. Melaui ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya
Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan Seksual :
HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbukti berperan
dalam penularan AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah.HIV dapat
menyebar melalui hubungan seksual pria ke wanita, dari wanita ke pria dan dari
pria ke pria. Setelah mengetahui cara penyebaran HIV melaui hubungan seksual
maka upaya pencegahan adalah dengan cara :
 Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini sangat efektif, namun
tidak mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan kebutuhan biologis.
 Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia
dan tidak terinfeksi HIV (homogami)
 Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
 Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi tertular AIDS.
 Tidak melakukan hubungan anogenital.
 Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan
kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah :
Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS. Penularan AIDS
melalui darah terjadi dengan cara :
a. Transfusi darah yang mengandung HIV.
b. Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas pakai
orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik.
c. Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap
virus HIV.

Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah adalah:


 Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan
memeriksa darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab
memerlukan biaya yang tingi serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di
Indonesia masih rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji
petik.
 Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor
darah. Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahi kode etik,
maka darah yang dicurigai harus di buang.
 Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara baku setiap
kali habis dipakai.
 Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus
disterillisasikan secara baku.
 Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan kebiasaan
penyuntikan obat ke dalam badannya serta menghentikan kebiasaan
mengunakan jarum suntik bersama.
 Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)
 Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu :
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada
janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, pada
waktu persalinan dan sesudah bayi di lahirkan.
Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan
agar ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.
2. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang
Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar adalah karena
hubungan seksual, terutama dengan orang asing. Kasus AIDS yang menimpa orang
Indonesia adalah mereka yang pernah ke luar negeri dan mengadakan hubungan
seksual dengan orang asing.
Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk mencegah merajalelanya AIDS
adalah merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan kegiatan yang meningkatkan
norma-norma agama maupun sosial sehingga masyarakat dapat berperilaku seksual
yang bertanggung jawab.
Yang dimaksud dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab adalah :
a. Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
b. Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia dan tidak
terinfeksi HIV (monogamy).
c. Menghindari hubungan seksual dengan wanita-wanita tuna susila.
d. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai lebih dari satu
mitra seksual.
e. Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin.
f. Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
g. Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
h. Tidak melakukan hubungan anogenital.
i. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual.
Daftar pustaka

Ardhiyanti,Yulrina.2013.Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV.Jakarta:EGC

Brunner & Suddart. 2008.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta;EGC

Mills, John & Luce,John M.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Teks Lamaranku
    Teks Lamaranku
    Dokumen2 halaman
    Teks Lamaranku
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat
  • Surat Pengunduran Diri
    Surat Pengunduran Diri
    Dokumen1 halaman
    Surat Pengunduran Diri
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat
  • LEMBARAN PENGESAHAN Gadar 2
    LEMBARAN PENGESAHAN Gadar 2
    Dokumen1 halaman
    LEMBARAN PENGESAHAN Gadar 2
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat
  • Leflet Hiv
    Leflet Hiv
    Dokumen2 halaman
    Leflet Hiv
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat
  • LP TBC
    LP TBC
    Dokumen21 halaman
    LP TBC
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat
  • HIV Dan AID S
    HIV Dan AID S
    Dokumen18 halaman
    HIV Dan AID S
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen24 halaman
    Dokumen
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat
  • Dokumen (11
    Dokumen (11
    Dokumen54 halaman
    Dokumen (11
    Achmad Zulfan Fauzi
    Belum ada peringkat