HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit HIV umumnya orang dewasa memakan waktu rata-rata 6 -10 tahun.Virus HIV akan masuk ke dalam sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya.Akibatnya system kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah terkena berbagai penyakit . AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus,dan penyakit.AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki system kekebalan tubuh,maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh,maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi opportunistik).Oleh karena itu system kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah,maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya. Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS dimasyarakat digolongkan kedalam 2 kategori yaitu : 1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita AIDS positif). 2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis (penderita AIDS negatif). Proses HIV menjadi AIDS : 1. Tahap awal HIV memasuki tubuh, tidak ada tanda-tanda khusus, belum dapat diketahui dari tes HIV, berkisar 1 sampai 3 bulan (periode jendela). 2. Tahap kedua HIV berkembang biak dalam tubuh,bisa diketahui melalui tes HIV, berkisar 5 sampai 10 tahun (masa laten). 3. Tahap ketiga System kekebalan tubuh menurun, gejala AIDS mulai timbul, berkisar 1 bulan 4. Tahap akhir AIDS system kekebalan tubuh tidak dapat melawan berbagai penyakit , dan juga penderita makin lemah kondisinya. B. Tanda dan gejala HIV-AIDS Kehilangan nafsu makan, mual,muntah, kandidiasis oral dan esofagus, dan diare kronis. Pada pasien dengan AIDS, efek diare dapat menurunan berat badan yang mendalam (lebih dari 10% dari berat badan),ketidakseimbangan cairan dan elektrolit ,kelemahan, dan ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.Candidiasis oral,kandidiasis adalah infeksi jamur, terjadi pada hampir semua pasien dengan kondisi AIDS.Umumnya infeksi ini ditandai dengan bercak krem-putih di rongga mulut. 1. Gejala-gejala utama AIDS : Demam berkepanjangan sampai 3 bulan Diare kronis sampai lebih dari 1 bulan Penurunan berat badan>1/10 berat badan semula dalam 3 bulan 2. Gejala-gejala minor AIDS : Batuk kronis lebih dari 1 bulan Infeksi pada mulut dan tenggorokan Pembengkakan kelenjar getah bening Muncul herpes zoster berulang Bercak-bercak gatal diseluruh tubuh 3. Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) 2008 : a. Fase awal Tidak ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Dapat menularkan virus kepada orang lain. b. Fase lanjut Penderita bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih. Penderita mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek. c. Fase akhir Terjadi sekitar 10 tahun atau lebih Gejala yang lebih berat mulai timbul Berakhir pada penyakit yang disebut AIDS C. Penularan HIV-AIDS HIV ditularkan dalam cairan tubuh yang mengandung HIV atau terinfeksi CD4 + (atau CD4) T limfosit. Cairan ini termasuk darah,air mani, cairan vagina, cairan ketuban, dan air susu ibu. Cara penularan HIV-AIDS melalui 3 cara : 1. Transmisi seksual Penularan HIV-AIDS dengan cara transmisi seksual paling sering terjadi.Penularanya terjadi melalui hubungan seks (homoseksual dan heteroseksual) melalui mani(semen),cairan vagina dan serviks. 2. Transmisi non seksual.Terbagi menjadi 2 cara : a. Transmisi parental Penggunaan jarum suntik dan alat suntik (alat tindik) yang telah terkontaminasi. b. Transmisi Transplasental Penularan dari ibu HIV+ke bayi (berisiko 50%) Penularan dapat terjadi waktu hamil,melahirkan,menyusui. 3. Penularan masa prenatal HIV yang ditularkan dari ibu ke bayi melalui 3 cara: a.Dalam uterus (lewat plasenta) b.Sewaktu persalinan c.Melalui air susu ibu Media penularan HIV : Cairan tubuh yang menjadi media penularan adalah darah,mani,cairan vagina dan air susu ibu (ASI).HIV dalam jumlah yang cukup dan berpotensi untuk menginfeksi orang lain dapat ditemukan pada : Darah Air mani Cairan vagina Pengidap HIV HIV menular melalui darah terjadi dengan cara : Penggunaan jarum suntik yang tidak steril Alat tindik telinga Alat tato atau alat tusuk yang tercemar HIV Transfusi darah yang mengandung HIV HIV menular melalui cairan tubuh lain dari ibu hamil ke janin melalui: Palsenta Melalui darah dan cairan saat melahirkan bayi Melalui ASI ketika menyusui dan Melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV secara genital Oral dan anal HIV tidak menular melalui kegiatan sosial seperti : Gigitan serangga Bersalaman,bersentuhan Berpelukan bahkan berciuman Menggunakan peralatan makan bersama Tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi HIV D.Pencegahan HIV-AIDS Mengurangi jumlah pasangan dan melakukanya dengan satu orang. Selalu gunakan kondom lateks; jika alergi terhadap lateks, gunakan kondom perempuan(nonlatex). Jangan menggunakan kembali kondom. Hindari hubungan anal karena praktek ini dapat melukai jaringan. Hindari pengguna-anal intercourse ("fisting"). Jangan menelan air seni atau air mani. Terlibat dalam seks nonpenetrative seperti pijat tubuh, sosial berciuman (kering) masturbasi, fantasi, dan film seks. Menginformasikan calon mitra seksual dan menggunakan obat bagi penderita HIV. Memberi tahu pasangan kalau terkena atau positif HIV. Jangan berbagi jarum, pisau cukur, sikat gigi, mainan seks, atau berbagi darah. Jika positif HIV, tidak boleh menyumbangkan darah, plasma,organ tubuh, atau sperma. Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang : 1. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Pendek Upaya pencegahan AIDS jangka pendek adalah dengan cara memberikan informasi kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran virus AIDS (HIV), sehingga dapat diketahui langkah-langkah pencegahannya. Ada 3 pola penyebaran virus HIV : 1. Melalui hubungan seksual 2. Melaui darah 3. Melaui ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan Seksual : HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbukti berperan dalam penularan AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah.HIV dapat menyebar melalui hubungan seksual pria ke wanita, dari wanita ke pria dan dari pria ke pria. Setelah mengetahui cara penyebaran HIV melaui hubungan seksual maka upaya pencegahan adalah dengan cara : Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini sangat efektif, namun tidak mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan kebutuhan biologis. Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan tidak terinfeksi HIV (homogami) Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi tertular AIDS. Tidak melakukan hubungan anogenital. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah : Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS. Penularan AIDS melalui darah terjadi dengan cara : a. Transfusi darah yang mengandung HIV. b. Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik. c. Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap virus HIV.
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah adalah:
Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan memeriksa darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di Indonesia masih rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik. Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah. Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah yang dicurigai harus di buang. Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara baku setiap kali habis dipakai. Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus disterillisasikan secara baku. Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan kebiasaan penyuntikan obat ke dalam badannya serta menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik bersama. Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable) Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu : Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah bayi di lahirkan. Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil. 2. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar adalah karena hubungan seksual, terutama dengan orang asing. Kasus AIDS yang menimpa orang Indonesia adalah mereka yang pernah ke luar negeri dan mengadakan hubungan seksual dengan orang asing. Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk mencegah merajalelanya AIDS adalah merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan kegiatan yang meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga masyarakat dapat berperilaku seksual yang bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab adalah : a. Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali. b. Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia dan tidak terinfeksi HIV (monogamy). c. Menghindari hubungan seksual dengan wanita-wanita tuna susila. d. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai lebih dari satu mitra seksual. e. Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin. f. Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin g. Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS. h. Tidak melakukan hubungan anogenital. i. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual. Daftar pustaka
Ardhiyanti,Yulrina.2013.Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV.Jakarta:EGC