Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM IPA

Acara 7. PENCEMARAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

Nama : Nadyatus Sholihah (1820600008)

Semester : IV

Kelompok : 4 (Empat)

Anggota Kelompok : Asna Maulina Nihayah (1820600019)

Zakaria Dafa Nugroho (1820600010)

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2022
PERCOBAAN 7
PENCEMARAN LINGKUNGAN

I. TUJUAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi efek pemcemaran terhadap makhluk hidup dan
lingkungannya.

II. DASAR TEORI


2.1 Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan hidup menurut undang-undang Lingkungan
Hidup No.32 tahun 2009, yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan. Sumber pencemaran adalah setiap kegiatan yang
membuang bahan pencemar. Bahan pencemar tersebut dapat berbentuk
padat, cair, gas atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu kedalam
lingkungan, baik melalui udara, air maupun daratan pada akhirnya akan
sampai pada manusia.
Air adalah sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan makhluk
hidup yang merupakan senyawa sederhana H2O, dan tidak ada satupun
makhluk hidup yang berada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di
alam, air berputar dalam daur atau siklus hidrologi, dan jumlah air selalu
tetap, karena didalamnya berlaku hukum kekekalan massa yaitu jumlahnya
selalu tetap. Air yang terdapat di alam, didalamnya terlarut berbagai macam
zat-zat yang terlarut dalam air yang banyak berguna bagi kehidupan, tetapi
beberapa macam zat yang terlarut dalam air bersifat racun bagi makhluk
hidup, walaupun sebenarnya beracun atau tidak beracun tergantung dari
kadar zat tersebut. Apabila dalam air terlarut ada zat yang beracun atau zat
lain yang mengganggu peruntukkan air maka air tersebut dikatakan tercemar.
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup
mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun
fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi
terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Manusia
merupakan satu-satunya komponen Lingkungan Hidup biotik yang
mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan
lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan hidupnya ini dengan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan
masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan
lingkungan yang tercemar akibat berbuatannya ini menjadi keadaan
lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi
terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat mecegah
terjadinya pencemaran.
Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah
peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat
merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur
maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia.
Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini,
maka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat
dibagi menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu pencemaran tanah, pencemaran
udara, dan pencemaran air. Perubahan keadaan bahan kimia yang tersebar
dalam ketiga medium fisik lingkungan ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup manusia dan
mahluk hidup lainnya.

2.2 Sumber-sumber pencemaran


Bahan kimia yang tersebar dalam lingkungan fisik ini ada yang
bermanfaat dan sangat diperlukan kehadirannya dalam jumlah sebanyak
mungkin, ada yang berguna dalam kadar tertentu ada pula yang betul-betul
bersifat sebagai racun dan berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan
maupun tumbuh-tumbuhan. Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam
lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar.
Sebagai sumber utama terjadinya pencemar adalah:
1. Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas
gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
2. Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
a. Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan
kendaraan bermotor.
b. Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
c. Proses-proses dalam pabrik.
d. Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas.

2.3 Jenis-jenis pencemaran lingkungan


A. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia.Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi dan lain-lain juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap
kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat
mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya
yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah
terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya
seperti logam berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah
tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Air yang sudah tercemar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
1. Adanya perubahan suhu air
Air biasanya digunakan sebagai pendingin untuk mesin-mesin di pabrik. Air
pendingin ini akan menjadi hangat karena menyerap panas dari mesin-mesin
tersebut dan jika dibuang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat.
Kondisi ini akan mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan di air. Jika demikian yang terjadi,
maka kehidupan tumbuhan dan hewan air akan terganggu, bahkan mati.
2. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
Air yang bersih dengan mudah dapat dilihat dari keadaan fisiknya, yaitu tidak
berwarna, berbau dan berasa. Limbah dari industri dan sumber lainnya
seringkali berupa bahan orgaik dan anorganik yang dapat larut dalam air.
Karena itu, warna air berubah dengan adanya bahan-bahan pencemar
tersebut.
3. Adanya endapan dan bahan terlarut
Limbah industri dapat pula berupa limbah padat yang tidak larut dalam air.
Limbah tersebut kemudian mengendap di dasar air atau melayang-layang di
dalam air bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya. Endapan dan bahan
terlarut tersebut dapat menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat
diperlukan oleh mikroorganisme dalam air untuk melakukan fotosintesis.
4. Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan alam menguraikan bahan-bahan pencemar yang
dibuang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka
mikroorganisme juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara
organisme-organisme tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu
mikroba pembawa penyakit.

B. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan,
atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia.Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara,
panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal, regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah
contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi
tertentu. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %),
Oksigen (21,94 %), Argon (0,93 %), karbon dioksida (0,032 %), dan lain-lain.
Jika ke dalam udara tersebut masuk atau dimasukkan zat asing yang
berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan normal tadi, maka
dikatakan bahwa udara tersebut telah tercemar. Berdasarkan uraian tadi,
maka yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuk atau
dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang
menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari keadaan
normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Banyak sekali bahan-bahan atau zat-zat yang
mencemari udara, namun yang paling banyak berpengaruh dalam
pencemaran udara adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx),
Belerang Oksida (SOx), Hidro Karbon (HC), Partikel (Partikulate) dan lain-
lain.

C. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
kedalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah
serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).

Pencemaran daratan terjadi jika ada bahan-bahan asing, baik organic


maupun anorganik, yang menyebabkan daratan rusak. Akibatnya,
daratan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia.
Padahal jika daratan tersebut tidak mengalami kerusakan kerusakan, maka
dapat digunakan untuk mendukung kehidupan manusia seperti untuk
pertanian, peternakan, kehutanan, permukiman dan lain-lain. Sebelum
adanya perkembangan kemajuan teknologi dan industri, manusia hanya
membuang sampah atau limbah yang bersifat organik. Sampah atau limbah
tersebut dapat dengan mudah diurai oleh mikroorganisme, sehingga menjadi
bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Lama kelamaan,
dengan beragamnya kebutuhan manusia dan berkembangnya berbagai
jenis industri, maka sampah yang dihasilkan juga semakin bervariasi.
Sampah yang dibuang ke daratan tidak hanya berupa sampah organik
tetapi juga anorganik. Sampah anorganik sulit untuk diurai atau dipecah oleh
mikroorganisme, sehingga memerlukan waktu yang sangat lama untuk
hancur dan menyatu kembali dengan alam.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat dan Bahan yang digunakan :
3.1 Kegiatan 1
a. 4 buah gelas air mineral
b. 4 ekor ikan kecil
c. Stopwatch
d. Air
e. Bahan zat pencemar (Deterjen, larutan sabun mandi, Obat nyamuk cair)
3.2 Kegiatan 2
a. 7 buah gelas air mineral
b. 7 ekor ikan kecil
c. Stopwatch
d. Deterjen

IV. PROSUDER PERCOBAAN


Cara Kerjanya yaitu :
4.1 Kegiatan 1
1. Siapkan 4 buah gelas air mineral
2. Isi setiap toples dengan: air bersih, larutan sabun mandi, larutan
deterjen, obat nyamuk cair
3. Masukkan 4 ekor ikan kecil pada masing-masing gelas air mineral
(nyalakan stopwatch)
4. Amati keadaan ikan setiap 2 menit. Catat dalam tabel pengamatan

4.2 Kegiatan 2
1. Sediakan larutan deterjen 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,10% serta
kontrol yang berupa akuades/air ledeng / PDAM. Simpan cairan dengan
gelas air mineral yang telah di beri label.
2. Menyediakan larutan sebagai berikut :
 Larutkan 1 sendok teh detergen bubuk ke dalam 300 ml air, beri
label 100%
 Ambil 150 ml larutan detergen 100% kemudian tambahkan air
hingga 300 ml, beri label 50%
 Ambil 150 ml larutan detergen 50% kemudian tambahkan air hingga
300 ml, beri label 25%
 Ambil 150 ml larutan detergen 25% kemudian tambahkan air hingga
300 ml, beri label 12,5%
 Ambil 150 ml larutan detergen 12,5% kemudian tambahkan air
hingga 300 ml, beri label 6,25%
 Ambil 150 ml larutan detergen 6,25% kemudian tambahkan air
hingga 300 ml, beri label 3,10%
3. Masukkan 1 ekor ikan kecil pada masing-masing gelas air mineral yang
sudah diberi label (nyalakan stopwatch)
4. Amati keadaan ikan setiap 2 menit. Catat dalam tabel pengamatan

V. DATA / HASIL PERCOBAAN


5.1 Tabel Pengamatan

Kegiatan 1

Keadaan ikan
Waktu
(detik) Air bersih Larutan Deterjen Obat nyamuk Larutan sabun
cair mandi cair
30 sehat dan sehat dan bergerak sehat dan sehat dan
bergerak lincah lincah bergerak lincah bergerak lincah

60 sehat dan sehat dan bergerak Mulai melemah sehat dan


bergerak lincah lincah bergerak lincah

90 sehat dan Berenang Berenang sehat dan


bergerak lincah melambat melambat bergerak lincah

120 sehat dan Berenang sangat Berenang Berenang


bergerak lincah lambat, insang melambat melambat
berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak
150 sehat dan Berenang sangat Semakin Berenang
bergerak lincah lambat, insang melemah melambat
berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak
180 sehat dan Tidak bergerak dan Berenang sangat Berenang
bergerak lincah dalam kedaan kritis lambat, insang melambat
dan terjadi berdarah,
perubahan pada mengeluarkan
ekor ikan yang fases dan mulai
memutih dengan tidak bergerak,
warna kulit pudar berkeadaan kritis
210 sehat dan Tidak bergerak Ikan mati Berenang sangat
bergerak lincah akan tetapi masih lambat, insang
hidup dan berlendir berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak,
keadaan mulai
kritis

240 sehat dan Tidak bergerak Ikan mati Berenang sangat


bergerak lincah akan tetapi masih lambat, insang
hidup dan berlendir berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak,
keadaan mulai
kritis

270 sehat dan Ikan mati Ikan mati Berenang sangat


bergerak lincah lambat, insang
berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak,
keadaan mulai
kritis

300 sehat dan Ikan mati Ikan mati Semakin


bergerak lincah melemah,
namun masih
hidup

Kegiatan 2

Keadaan ikan
Waktu
(detik) I II III IV V VI Kontrol

30 Kondisi hidup Kondisi hidup Kondisi hidup Sehat dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan
dan melemah dan melemah dan melemah bergerak lincah bergerak bergerak bergerak
lincah lincah lincah
60 Berenang mulai Kondisi hidup Kondisi hidup Sehat dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan
melambat dan melemah dan melemah bergerak lincah bergerak bergerak bergerak
lincah lincah lincah
90 Berenang mulai Masih hidup Masih hidup dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan
melambat dan aktif aktif bergerak lincah bergerak bergerak bergerak
lincah lincah lincah
120 Berenang mulai Masih hidup Masih hidup dan Kondisi hidup Sehat dan Aktif bergerak Sehat dan
melambat dan aktif aktif dan melemah bergerak bergerak
lincah lincah
150 Berenang Berenang mulai Berenang mulai Kondisi hidup Kondisi Aktif bergerak Sehat dan
sangat lambat, melambat melambat dan melemah hidup dan bergerak
insang melemah lincah
berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak

180 Berenang Berenang mulai Berenang mulai Berenang mulai Kondisi Aktif bergerak Sehat dan
sangat lambat, melambat melambat melambat hidup dan bergerak
insang melemah lincah
berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak

210 Tidak bergerak Berenang Berenang sangat Berenang mulai Berenang Aktif bergerak Sehat dan
dan dalam sangat lambat, lambat, insang melambat mulai bergerak
kedaan kritis insang berdarah, melambat lincah
dan terjadi berdarah, mengeluarkan
perubahan mengeluarkan fases dan mulai
pada ekor ikan fases dan mulai tidak bergerak
yang memutih tidak bergerak
dengan warna
kulit pudar

240 Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Berenang Berenang Berenang Sehat dan
akan tetapi dan dalam dan dalam sangat lambat, mulai mulai bergerak
masih hidup kedaan kritis kedaan kritis dan insang melambat melambat lincah
dan berlendir dan terjadi terjadi berdarah,
perubahan perubahan pada mengeluarkan
pada ekor ikan ekor ikan yang fases dan mulai
yang memutih memutih dengan tidak bergerak
dengan warna warna kulit pudar
kulit pudar

270 Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Berenang Berenang Sehat dan
akan tetapi akan tetapi akan tetapi dan dalam sangat mulai bergerak
masih hidup masih hidup masih hidup dan kedaan kritis lambat, melambat lincah
dan berlendir dan berlendir berlendir dan terjadi insang
perubahan berdarah,
pada ekor ikan mengeluark
yang memutih an fases dan
dengan warna mulai tidak
kulit pudar bergerak

300 Ikan mati Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak Masih hidup Sehat dan
akan tetapi akan tetapi dan dalam bergerak bergerak
masih hidup masih hidup dan kedaan kritis dan dalam lincah
dan berlendir berlendir dan terjadi kedaan kritis
perubahan dan terjadi
pada ekor ikan perubahan
yang memutih pada ekor
dengan warna ikan yang
kulit pudar memutih
dengan
warna kulit
pudar

Keterangan :

Label 1 = 100 % Label 4 = 12,5% kontrol = Aqaudes

Label 2 = 50 % Label 5 = 6,25%

Label 3 = 25% Label 6 = 3,10%

5.2 Gambar Pengamatan


 Kegiatan 1
Air Bersih

Deterjen

Obat Nyamuk (soffel)


Sabun Mandi Cair

 Kegiatan 2
Larutan 100%

Larutan 50%

Larutan 25%
Larutan 12,5%

Larutan 6,25%

Larutan 3,10%

Kontrol (Aquades)
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1 ANALISIS
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian praktikum yang kami
lakukan di rumah, Ikan tersebut mengalami kemunduran atau kematian
secara perlahan saat dimasukan ke dalam air yang sudah teremar karena
berada di air yang telah tercampur dengan mediator sederhana pada
percobaan pertama menggunakan Air bersih, sabun cair, obat nyamuk cair
(soffel), deterjen dengan menggunakan perbandingan air 300 ml yang
ditambahkan bahan-bahan yang tercemar 1 sendok teh ,selanjutnya
percobaan kedua menggunakan Deterjen sebagai limbah pencemar
sederhana, praktikum ini dilakukan secara bertahap dalam waktu yang
ditentukan selama 30 detik, 60 detik, 90 detik, 120 detik, 150 detik, 180 detik,
210 detik, 240 detik, 270 detik, dan 290 detik. pada saat percobaan kedua
perbandingan disetiap gelas aqua berbeda, yaitu menggunakan larutan
deterjen 1 sendok dengan perbandingan air 300 ml, pada gelas pertama
diberi label 100%, gelas kedua diberi label 50%, gelas ketiga diberi label
25%, gelas keempat diberi label 12,5%, gelas kelima diberi label 6,25%,
gelas keenam diberi label 3,10%.
Semakin banyak bahan kimia seperti sabun mandi cair, soffel, dan
deterjen yang di campurkan di air sebagai bahan mediator sederhana
perkembangan Ikan yang ada di dalamnya akan menjadi kurang aktif dan
lama-kelamaan akan mengalami kemunduran bahkan jika terlalu lama akan
mengakibatkan Ikan tersebut mati. Jadi lingkungan terutama air yang
tercemar akan mengakibatkan air tidak layak digunakan dan dikonsumsi oleh
masyarakat karena jika air tersebut terus menerus dikonsumsi akan
mengakibatan gangguan pada manusia terutama pada system pencernaan
manusia sehingga alangkah baiknya dihindari mengonsumsi air yang telah
tercemar.

6.2 PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah kami lakukan dapat diperoleh bahwa pada
percobaan pertama dengan air yang tercampur deterjen pada waktu 30 detik
ikan masih bergerak aktif, saat menit pertama (60 detik) ikan masih bergerak,
namun sedikit melemah, pada menit kedua (120 detik) keadaan ikan berenag
sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases, dan mulai tidak
bergerak. Pada saat menit ketiga (180 detik) keadaan ikan mulai tidak
bergerak dan dalam keadaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor ikan
yang memutih dengan warna kulit pudar. Pada menit ketiga (240 detik),
keadaan ikan tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir. Pada
menit keempat (300 detik) keadaan ikan sudah mati, hal tersebut
dikarenakan larutan air tersebut telah tercemar. saat air tercampur dengan
obat nyamuk cair keadaan ikannya lebih cepat melemah bahkan pada menit
ketiga pun, keadaan ikannya semakin melemah dan tidak bergerak, pada
saat menit keempat ikan tersebut mati. Pada saat air tercampur dengan
sabun mandi cair, pada menit pertama keadaan ikan masih hidup dan
bergerak aktif, pada menit kedua sampai menit ketiga keadaan ikan semakin
melemah dan berenang melambat, saat menit keempat keadaan ikan
berenag sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases, dan mulai
tidak bergerak, keadaan ikan mulai kritis, pada menit kelima keadaan ikan
semakin melemah, dan maih hidup. Semakin tinggi tingkat pencemaran air
akan mengakibatkan populasi yang hidup di dalam air yang tercemar daya
hidupnya aan semakin menurun bahkan hal tersebut akan semakin tidak baik
dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kematian dan sifat air itu
pun tidak layak untuk digunakan lagi.
Seperti yang sudah dipraktekan bahwa semakin banyak bahan kimia
yang tercemar di dalam air maka dapat merusak ekosistem didalamnya,
seperti yang terlihat pada penelitian ikan mengalami proses kematian secara
perlahan di mulai menurunnya kesadaran bahkan lemas, semakin lemas
bahkansampai mengeluarkan darah di bagian ingsan ikan, sampai
memudarnyawarna kulit pada ikan dan menghasilkan lendir,jikalau semakin
banyak bahan yang tercemar maka semakin cepat pula kematin ikan tersebut
bahkan menimbulkan terputusnya populasi ikan di air dan lebih parahnya
dapat merusak ekosistem dalam air yang telah tercemar.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan deterjen setelah dilakukan
pengamatan sebanyak satu kali dengan konsentrasi deterjen berbeda
dihasilkan data bahwa pada label 100% saat 30 detik keadaan ikan masih
hidup dan bergerak aktif, pada menit pertama sampai kedua keadaan ikan
semakin melambat berenang, pada menit ketiga keadaan ikan Berenang
sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases dan mulai tidak
bergerak, pada menit keempat keadaan ikan tidak bergerak, warna kuit
memudar, dan berlendir, pada menit kelima keadaan ikan sudah mati. Pada
label 50% dan 25 %, saat menit pertama keadaan ikan masih hidup dan
bergerak aktif, saat menit kedua keadaan ikan semakin melambat berenang,
saat menit ketiga keadaan ikan berenang sangat lambat, insang berdarah,
mengeluarkan fases dan mulai tidak bergerak, saat menit keempat keadaan
ikan tidak bergerak dan dalam kedaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor
ikan yang memutih dengan warna kulit pudar, saat menit kelima keadaan
ikan tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir. Pada label 12,5%
dan 6,25% saat menit pertama keadaan ikan masih hidup dan bergerak aktif,
saat menit kedua keadaan ikan kondisi masih hidup dan melemah, saat menit
ketiga keadaan ikan berenang mulai melambat, saat menit keempat
berenang sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases dan mulai
tidak bergerak, saat menit kelima keadaan ikan tidak bergerak dan dalam
kedaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor ikan yang memutih dengan
warna kulit pudar. Pada label 3,10% saat menit pertama keadaan ikan masih
hidup dan bergerak lincah, saat menit kedua keada sampai menit ketiga
keadaan ikan masih aktif bergerak, saat menit keempat sampai kelima
keadaan ikan berenang mulai melambat, dan keadaan ikan masih hidup.
Pada percobaan pertama dan kedua dengan percobaan pertama
menggunakan sabun cair, soffel, dan deterjen sedangkan ]pada percobaan
kedua menggunaka ]deterjen dengan kosentrasi yang berbeda. Pada soffel
atau obat nyamuk merupakan zat pencemaran air, terbukti dengan
percobaan menggunakan ikan, ikan mengalami proses kematian tercepat
dibandingkan dengan ikan yang terendam di air larutan sabun cair dan
deterjen. Pada sabun cair membutuhkan waktu cukup lama untuk mengalami
kontraksi air yang tercemar. pada percobaan kedua dengan menggunakan
deterjen terbukti bahwa deterjen merupakan zat pencemaran air terbesar
dengan pengujian pada ikan, dikarnakan deterjen bersifat panas sehingga
ikan tidak mampu untuk menyesuaikan diri agar tidak mengalami kerusakan
langsung pada tubuh ikan,sedangkan larutan control digunakan sebagai
bahan pembanding dari percobaan satu dan dua dengan keadaan ikan yang
masih hidup dan aktiv begerak. Jika ikan mati dalam larutan control itu artinya
didalam larutan control terdapat bahan yang telah tercampu dengan air tanpa
kita sadari sehingga dapat mengakibatkan ikan mati secara tragis didalam
gelas plastic,jika zat pencemar ini semakin banyak setiap harinya maka lama
kelamaan pasti akan merusak ekosistem yang berada di dalam ait tersebut.
Hal lain yang harus kita ketahui yaitu proses pencemaran dapat terjadi
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bahan tercemaran
tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan
manusia, hewan dan tumbuhan ataupun mengganggu keseimbangan
ekologis baik air, udara mapun tanah sepeti contoh praktikum yang telah
kami lakukan adalah contoh pencemaran secara langsung. Proses tidk
langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudra air maupun tanah
sehingga menyebaban pencemaran.
Pencemaran yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa
gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan diraakan setelah
jangka wktu tertentu, sebeenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk
mengatasi pencemaaran, maka pencemaran berada di alam secara tetap
attau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia material,
hewan, tumbuhan dan ekosistem, padahal hal tersebut terjadi karna
kebiasaan manusia sendiri yang tanpa disadari, sehingga dampak yang
ditimbulkan akan merusak lingkungan.
Adapun langkah untuk mengatasi pencemaran lingkungan yaitu
pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya
mengurangi pencemaran dari sumbernya untuk mencegah dampak
lingkungan yang lebih berat di lingkungan yang terdekat misalnya dengan
mengurangi jumlah pemakaian bagan kimia dan sampah yang susah di urai,
sampah yang dihasilkan semisal sampah padat atau sampah cair, kemudian
dapat digunakan kembali ( reuse ) dan daur ulang (recycle). Langkah
pengendalian sangatlah penting untuk menjaga lingungan tetap bersih
terutama pencemaran air dan kesehatan manusia. Pengendalian dapat
berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan
pengunaan teknologi untuk mengatasi maasalah lingkungan. Untuk
permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon dan
pencemaran global diperlukan kerja sama semua pihak dan kesadaran
masyarakat sendiri.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan mengenai ”pencemaran lingkungan”yang telah
kami lakukan dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi tingkat pencemaran
air dilingkungan semakin besar pula dampak negatif yang dirasakan oleh
lingkungan manusia, hewan dan ekosistem lain. Semakin lama populasi
berada dalam air yang tecemar maka akan mengakibatkan populasi tersebut
terserang penyakit atau bahkan mati atau hancur.
Factor yang mempengaruhi kondisi ikan setelah dimasukan ke dalam air
yang tercemar yaitu jenis ikan dan besar atau kecilnya ikan tersebut.
Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya
kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Untuk mengetahui
tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang
terlarut.
Proses pencemaran dapat terjadi dalam dua tahap yaitu, langsung
berdampak meracuni dan tidak secara langsung yaitu beberapa zat kimia
bereaksi di tanah, air, dan udara sehingga menyebabkan penemaran.

7.2 SARAN
Dalam kehidupan sehari-hari lngkungan sangat hal yang bukan asing di
telinga kita oleh karna itu lingkungan haruslah kita kita jaga dan lestarikan
supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia, hewan tumbuhan
dan abiotik lainnya. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak
memperhatikaan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat
kehidupan.
Alangakah baiknya dari percobaan yang telah kami lakukan para mahasiswa
dapat mengembangkan metode-metode tersebut dengan dilakukannya
sebijak mungkin.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Mobinta Kusuma,M.Pd, Yuni Arfiani,M.Pd.Buku DIKTAT PRAKTIKUM ILMU
PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Nuryati dkk.2003,dasar-dasar ilmu pencemaran.jurnal ilmu pertanian vol.10
No.2, 2003:63-69
Ahmad Cecep Sofyan. 2010. Macam-macam Pencemaran Lingkungan &
Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan.
Raharjo. 2005. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal
Hanafiah,kemnas A.2007.dasar-dasar ilmu tanah;erlangga;Jakarta
Raharjo. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.
Apridani, Afri yuni 2011.Pengaruh kadar deterjen dalam air.
IX. JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa fungsi larutan control? Jelaskan!
Jawaban :
Fungsi larutan kontrol, yaitu Sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan
deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan kontrol adalah larutan yang paling
baik untuk tempat berkembangnya ikan karena pada larutan tersebut tidak
mengandung deterjen.
2. Apa kesimpulan anda jika ikan mati pada larutan kontrol ?
Jawaban :
Jika ikan mati dalam larutan control itu artinya didalam larutan control
terdapat bahan yang telah tercampu dengan air tanpa kita sadari sehingga
dapat mengakibatkan ikan mati secara tragis didalam gelas plastic,jika zat
pencemar ini semakin banyak setiap harinya maka lama kelamaan pasti akan
merusak ekosistem yang berada di dalam ait tersebut.
3. Jelaskan pengaruh zat pencemar dalam ekosistem
Pengaruh zat pencemar terhadap ekosistem yaitu dapat mengakibatkan
keseimbangan ekosistem terganggu, air sungai yang tercemar oleh zat
berbahaya akan membuat ekosistem yang ada di sungai tersebut mati, dan
lingkungan disekitarnya juga akan tercemar. Serta dapat mengganggu
kesuburan tanah, kesehatan, merusak lapisan ]ozon, dan efek rumah kaca.

Tegal, 07 Juni 2022

NILAI PARAF DOSEN

(Nadyatus Sholihah)
LAMPIRAN

Alat dan Bahan yang digunakan

Kegiatan 1

Kegiatan 2

Proses memasukkan ikan kedalam air yang tercemar (Kegiatan 1)

Proses memasukkan ikan kedalam air yang tercemar (Kegiatan 2)

Anda mungkin juga menyukai