Disusun Oleh :
Semester : IV
Kelompok : 4 (Empat)
PENDIDIKAN IPA
2022
PERCOBAAN 7
PENCEMARAN LINGKUNGAN
I. TUJUAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi efek pemcemaran terhadap makhluk hidup dan
lingkungannya.
B. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan,
atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia.Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara,
panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal, regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah
contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi
tertentu. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %),
Oksigen (21,94 %), Argon (0,93 %), karbon dioksida (0,032 %), dan lain-lain.
Jika ke dalam udara tersebut masuk atau dimasukkan zat asing yang
berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan normal tadi, maka
dikatakan bahwa udara tersebut telah tercemar. Berdasarkan uraian tadi,
maka yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuk atau
dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang
menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari keadaan
normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Banyak sekali bahan-bahan atau zat-zat yang
mencemari udara, namun yang paling banyak berpengaruh dalam
pencemaran udara adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx),
Belerang Oksida (SOx), Hidro Karbon (HC), Partikel (Partikulate) dan lain-
lain.
C. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
kedalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah
serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
4.2 Kegiatan 2
1. Sediakan larutan deterjen 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,10% serta
kontrol yang berupa akuades/air ledeng / PDAM. Simpan cairan dengan
gelas air mineral yang telah di beri label.
2. Menyediakan larutan sebagai berikut :
Larutkan 1 sendok teh detergen bubuk ke dalam 300 ml air, beri
label 100%
Ambil 150 ml larutan detergen 100% kemudian tambahkan air
hingga 300 ml, beri label 50%
Ambil 150 ml larutan detergen 50% kemudian tambahkan air hingga
300 ml, beri label 25%
Ambil 150 ml larutan detergen 25% kemudian tambahkan air hingga
300 ml, beri label 12,5%
Ambil 150 ml larutan detergen 12,5% kemudian tambahkan air
hingga 300 ml, beri label 6,25%
Ambil 150 ml larutan detergen 6,25% kemudian tambahkan air
hingga 300 ml, beri label 3,10%
3. Masukkan 1 ekor ikan kecil pada masing-masing gelas air mineral yang
sudah diberi label (nyalakan stopwatch)
4. Amati keadaan ikan setiap 2 menit. Catat dalam tabel pengamatan
Kegiatan 1
Keadaan ikan
Waktu
(detik) Air bersih Larutan Deterjen Obat nyamuk Larutan sabun
cair mandi cair
30 sehat dan sehat dan bergerak sehat dan sehat dan
bergerak lincah lincah bergerak lincah bergerak lincah
Kegiatan 2
Keadaan ikan
Waktu
(detik) I II III IV V VI Kontrol
30 Kondisi hidup Kondisi hidup Kondisi hidup Sehat dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan
dan melemah dan melemah dan melemah bergerak lincah bergerak bergerak bergerak
lincah lincah lincah
60 Berenang mulai Kondisi hidup Kondisi hidup Sehat dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan
melambat dan melemah dan melemah bergerak lincah bergerak bergerak bergerak
lincah lincah lincah
90 Berenang mulai Masih hidup Masih hidup dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan Sehat dan
melambat dan aktif aktif bergerak lincah bergerak bergerak bergerak
lincah lincah lincah
120 Berenang mulai Masih hidup Masih hidup dan Kondisi hidup Sehat dan Aktif bergerak Sehat dan
melambat dan aktif aktif dan melemah bergerak bergerak
lincah lincah
150 Berenang Berenang mulai Berenang mulai Kondisi hidup Kondisi Aktif bergerak Sehat dan
sangat lambat, melambat melambat dan melemah hidup dan bergerak
insang melemah lincah
berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak
180 Berenang Berenang mulai Berenang mulai Berenang mulai Kondisi Aktif bergerak Sehat dan
sangat lambat, melambat melambat melambat hidup dan bergerak
insang melemah lincah
berdarah,
mengeluarkan
fases dan mulai
tidak bergerak
210 Tidak bergerak Berenang Berenang sangat Berenang mulai Berenang Aktif bergerak Sehat dan
dan dalam sangat lambat, lambat, insang melambat mulai bergerak
kedaan kritis insang berdarah, melambat lincah
dan terjadi berdarah, mengeluarkan
perubahan mengeluarkan fases dan mulai
pada ekor ikan fases dan mulai tidak bergerak
yang memutih tidak bergerak
dengan warna
kulit pudar
240 Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Berenang Berenang Berenang Sehat dan
akan tetapi dan dalam dan dalam sangat lambat, mulai mulai bergerak
masih hidup kedaan kritis kedaan kritis dan insang melambat melambat lincah
dan berlendir dan terjadi terjadi berdarah,
perubahan perubahan pada mengeluarkan
pada ekor ikan ekor ikan yang fases dan mulai
yang memutih memutih dengan tidak bergerak
dengan warna warna kulit pudar
kulit pudar
270 Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Berenang Berenang Sehat dan
akan tetapi akan tetapi akan tetapi dan dalam sangat mulai bergerak
masih hidup masih hidup masih hidup dan kedaan kritis lambat, melambat lincah
dan berlendir dan berlendir berlendir dan terjadi insang
perubahan berdarah,
pada ekor ikan mengeluark
yang memutih an fases dan
dengan warna mulai tidak
kulit pudar bergerak
300 Ikan mati Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak Tidak Masih hidup Sehat dan
akan tetapi akan tetapi dan dalam bergerak bergerak
masih hidup masih hidup dan kedaan kritis dan dalam lincah
dan berlendir berlendir dan terjadi kedaan kritis
perubahan dan terjadi
pada ekor ikan perubahan
yang memutih pada ekor
dengan warna ikan yang
kulit pudar memutih
dengan
warna kulit
pudar
Keterangan :
Deterjen
Kegiatan 2
Larutan 100%
Larutan 50%
Larutan 25%
Larutan 12,5%
Larutan 6,25%
Larutan 3,10%
Kontrol (Aquades)
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1 ANALISIS
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian praktikum yang kami
lakukan di rumah, Ikan tersebut mengalami kemunduran atau kematian
secara perlahan saat dimasukan ke dalam air yang sudah teremar karena
berada di air yang telah tercampur dengan mediator sederhana pada
percobaan pertama menggunakan Air bersih, sabun cair, obat nyamuk cair
(soffel), deterjen dengan menggunakan perbandingan air 300 ml yang
ditambahkan bahan-bahan yang tercemar 1 sendok teh ,selanjutnya
percobaan kedua menggunakan Deterjen sebagai limbah pencemar
sederhana, praktikum ini dilakukan secara bertahap dalam waktu yang
ditentukan selama 30 detik, 60 detik, 90 detik, 120 detik, 150 detik, 180 detik,
210 detik, 240 detik, 270 detik, dan 290 detik. pada saat percobaan kedua
perbandingan disetiap gelas aqua berbeda, yaitu menggunakan larutan
deterjen 1 sendok dengan perbandingan air 300 ml, pada gelas pertama
diberi label 100%, gelas kedua diberi label 50%, gelas ketiga diberi label
25%, gelas keempat diberi label 12,5%, gelas kelima diberi label 6,25%,
gelas keenam diberi label 3,10%.
Semakin banyak bahan kimia seperti sabun mandi cair, soffel, dan
deterjen yang di campurkan di air sebagai bahan mediator sederhana
perkembangan Ikan yang ada di dalamnya akan menjadi kurang aktif dan
lama-kelamaan akan mengalami kemunduran bahkan jika terlalu lama akan
mengakibatkan Ikan tersebut mati. Jadi lingkungan terutama air yang
tercemar akan mengakibatkan air tidak layak digunakan dan dikonsumsi oleh
masyarakat karena jika air tersebut terus menerus dikonsumsi akan
mengakibatan gangguan pada manusia terutama pada system pencernaan
manusia sehingga alangkah baiknya dihindari mengonsumsi air yang telah
tercemar.
6.2 PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah kami lakukan dapat diperoleh bahwa pada
percobaan pertama dengan air yang tercampur deterjen pada waktu 30 detik
ikan masih bergerak aktif, saat menit pertama (60 detik) ikan masih bergerak,
namun sedikit melemah, pada menit kedua (120 detik) keadaan ikan berenag
sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases, dan mulai tidak
bergerak. Pada saat menit ketiga (180 detik) keadaan ikan mulai tidak
bergerak dan dalam keadaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor ikan
yang memutih dengan warna kulit pudar. Pada menit ketiga (240 detik),
keadaan ikan tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir. Pada
menit keempat (300 detik) keadaan ikan sudah mati, hal tersebut
dikarenakan larutan air tersebut telah tercemar. saat air tercampur dengan
obat nyamuk cair keadaan ikannya lebih cepat melemah bahkan pada menit
ketiga pun, keadaan ikannya semakin melemah dan tidak bergerak, pada
saat menit keempat ikan tersebut mati. Pada saat air tercampur dengan
sabun mandi cair, pada menit pertama keadaan ikan masih hidup dan
bergerak aktif, pada menit kedua sampai menit ketiga keadaan ikan semakin
melemah dan berenang melambat, saat menit keempat keadaan ikan
berenag sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases, dan mulai
tidak bergerak, keadaan ikan mulai kritis, pada menit kelima keadaan ikan
semakin melemah, dan maih hidup. Semakin tinggi tingkat pencemaran air
akan mengakibatkan populasi yang hidup di dalam air yang tercemar daya
hidupnya aan semakin menurun bahkan hal tersebut akan semakin tidak baik
dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kematian dan sifat air itu
pun tidak layak untuk digunakan lagi.
Seperti yang sudah dipraktekan bahwa semakin banyak bahan kimia
yang tercemar di dalam air maka dapat merusak ekosistem didalamnya,
seperti yang terlihat pada penelitian ikan mengalami proses kematian secara
perlahan di mulai menurunnya kesadaran bahkan lemas, semakin lemas
bahkansampai mengeluarkan darah di bagian ingsan ikan, sampai
memudarnyawarna kulit pada ikan dan menghasilkan lendir,jikalau semakin
banyak bahan yang tercemar maka semakin cepat pula kematin ikan tersebut
bahkan menimbulkan terputusnya populasi ikan di air dan lebih parahnya
dapat merusak ekosistem dalam air yang telah tercemar.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan deterjen setelah dilakukan
pengamatan sebanyak satu kali dengan konsentrasi deterjen berbeda
dihasilkan data bahwa pada label 100% saat 30 detik keadaan ikan masih
hidup dan bergerak aktif, pada menit pertama sampai kedua keadaan ikan
semakin melambat berenang, pada menit ketiga keadaan ikan Berenang
sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases dan mulai tidak
bergerak, pada menit keempat keadaan ikan tidak bergerak, warna kuit
memudar, dan berlendir, pada menit kelima keadaan ikan sudah mati. Pada
label 50% dan 25 %, saat menit pertama keadaan ikan masih hidup dan
bergerak aktif, saat menit kedua keadaan ikan semakin melambat berenang,
saat menit ketiga keadaan ikan berenang sangat lambat, insang berdarah,
mengeluarkan fases dan mulai tidak bergerak, saat menit keempat keadaan
ikan tidak bergerak dan dalam kedaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor
ikan yang memutih dengan warna kulit pudar, saat menit kelima keadaan
ikan tidak bergerak akan tetapi masih hidup dan berlendir. Pada label 12,5%
dan 6,25% saat menit pertama keadaan ikan masih hidup dan bergerak aktif,
saat menit kedua keadaan ikan kondisi masih hidup dan melemah, saat menit
ketiga keadaan ikan berenang mulai melambat, saat menit keempat
berenang sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan fases dan mulai
tidak bergerak, saat menit kelima keadaan ikan tidak bergerak dan dalam
kedaan kritis dan terjadi perubahan pada ekor ikan yang memutih dengan
warna kulit pudar. Pada label 3,10% saat menit pertama keadaan ikan masih
hidup dan bergerak lincah, saat menit kedua keada sampai menit ketiga
keadaan ikan masih aktif bergerak, saat menit keempat sampai kelima
keadaan ikan berenang mulai melambat, dan keadaan ikan masih hidup.
Pada percobaan pertama dan kedua dengan percobaan pertama
menggunakan sabun cair, soffel, dan deterjen sedangkan ]pada percobaan
kedua menggunaka ]deterjen dengan kosentrasi yang berbeda. Pada soffel
atau obat nyamuk merupakan zat pencemaran air, terbukti dengan
percobaan menggunakan ikan, ikan mengalami proses kematian tercepat
dibandingkan dengan ikan yang terendam di air larutan sabun cair dan
deterjen. Pada sabun cair membutuhkan waktu cukup lama untuk mengalami
kontraksi air yang tercemar. pada percobaan kedua dengan menggunakan
deterjen terbukti bahwa deterjen merupakan zat pencemaran air terbesar
dengan pengujian pada ikan, dikarnakan deterjen bersifat panas sehingga
ikan tidak mampu untuk menyesuaikan diri agar tidak mengalami kerusakan
langsung pada tubuh ikan,sedangkan larutan control digunakan sebagai
bahan pembanding dari percobaan satu dan dua dengan keadaan ikan yang
masih hidup dan aktiv begerak. Jika ikan mati dalam larutan control itu artinya
didalam larutan control terdapat bahan yang telah tercampu dengan air tanpa
kita sadari sehingga dapat mengakibatkan ikan mati secara tragis didalam
gelas plastic,jika zat pencemar ini semakin banyak setiap harinya maka lama
kelamaan pasti akan merusak ekosistem yang berada di dalam ait tersebut.
Hal lain yang harus kita ketahui yaitu proses pencemaran dapat terjadi
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bahan tercemaran
tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan
manusia, hewan dan tumbuhan ataupun mengganggu keseimbangan
ekologis baik air, udara mapun tanah sepeti contoh praktikum yang telah
kami lakukan adalah contoh pencemaran secara langsung. Proses tidk
langsung yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudra air maupun tanah
sehingga menyebaban pencemaran.
Pencemaran yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa
gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan diraakan setelah
jangka wktu tertentu, sebeenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk
mengatasi pencemaaran, maka pencemaran berada di alam secara tetap
attau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia material,
hewan, tumbuhan dan ekosistem, padahal hal tersebut terjadi karna
kebiasaan manusia sendiri yang tanpa disadari, sehingga dampak yang
ditimbulkan akan merusak lingkungan.
Adapun langkah untuk mengatasi pencemaran lingkungan yaitu
pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya
mengurangi pencemaran dari sumbernya untuk mencegah dampak
lingkungan yang lebih berat di lingkungan yang terdekat misalnya dengan
mengurangi jumlah pemakaian bagan kimia dan sampah yang susah di urai,
sampah yang dihasilkan semisal sampah padat atau sampah cair, kemudian
dapat digunakan kembali ( reuse ) dan daur ulang (recycle). Langkah
pengendalian sangatlah penting untuk menjaga lingungan tetap bersih
terutama pencemaran air dan kesehatan manusia. Pengendalian dapat
berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan
pengunaan teknologi untuk mengatasi maasalah lingkungan. Untuk
permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon dan
pencemaran global diperlukan kerja sama semua pihak dan kesadaran
masyarakat sendiri.
7.2 SARAN
Dalam kehidupan sehari-hari lngkungan sangat hal yang bukan asing di
telinga kita oleh karna itu lingkungan haruslah kita kita jaga dan lestarikan
supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia, hewan tumbuhan
dan abiotik lainnya. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak
memperhatikaan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat
kehidupan.
Alangakah baiknya dari percobaan yang telah kami lakukan para mahasiswa
dapat mengembangkan metode-metode tersebut dengan dilakukannya
sebijak mungkin.
(Nadyatus Sholihah)
LAMPIRAN
Kegiatan 1
Kegiatan 2